Cuplikan tuturan 27
Mt : mekaten, mbok bilih niki sapun cekap sementen kula nyuwun pamit P : njih monggo, nderekaken F1
konteks tuturan: tuturan terjadi di Dwarapura ruang kerja keraton ketika penutur sedang bercakap dengan mitra tutu. Suasana tenang dan ramah. Mitra
tutur merasa sudah cukup berbincang dan mohon pamit. Penutur pun merespons dan bersalaman
Cuplikan tuturan 30
Mt : kanjeng, nuwunsewu badhe pamit P : oh njih-njih, monggo F4
Mt : matur suwun kanjeng
konteks tuturan: tuturan terjadi di Dwarapura ruang kerja keraton ketika penutur sedang sibuk membaca arsip Dwarapura. Suasana tenang dan santai.
Mitra tutur menghampiri penutur yang sedang duduk sibuk membaca. Penutur kaget dan langsung sepontan menjawab mitra tutur
4.2.6.1 Wujud Basa-basi Linguistik
Wujud basa-basi linguistik tuturan di atas berupa hasil transkrip tuturan lisan basa-basi antara keluarga kesultanan dan masyarakat di lingkungan keraton
Yogyakarta yang menerima. Berikut masing-masing wujud basa-basi linguistik tuturan yang menerima tersebut.
a. Tuturan F1: “njih monggo, nderekaken”
b. Tuturan F4: “oh njih-njih, monggo”
4.2.6.2 Wujud Basa-basi Nonlinguistik
Wujud basa-basi nonlinguistik tuturan yang menerima dapat dilihat berdasarkan konteks yang melingkupi tuturan itu. Berikut uraian konteks sebagai
basa-basi Nonlinguistik masing-masing tuturan yang menerima.
Tuturan F1: Penutur sedang bercakap dengan mitra tutur. Mitra tutur
merasa sudah cukup berbincang dan mohon pamit. Penutur pun merespons dan bersalaman
Tuturan F4: Penutur sedang sibuk membaca arsip Dwarapura. Mitra
tutur menghampiri penutur yang sedang duduk sibuk membaca. Penutur kaget dan langsung sepontan menjawab mitra tutur.
4.2.6.3 Penanda Basa-basi Linguistik
Penanda basa-basi linguistik tuturan yang menerima dapat dilihat berdasarkan nada, tekanan, intonasi, dan diksi. Berikut uraian masing-masing
penanda basa-basi linguistik tuturan yang berterima kasih. a.
Tuturan F1 dikatakan penutur dengan nada rendah ekspresi menghargai, tekanan sedang pada pengucapan tuturan njih monggo, intonasi berita,
serta pilihan kata dalam tuturan tersebut menggunakan kata nonstandar yaitu kata fatis njih.
b. Tuturan F4 dikatakan penutur dengan nada rendah ekspresi menghargai,
tekanan sedang terdapat pengucapan tuturan oh njih-njih monggo, intonasi berita, serta pilihan kata dalam tuturan tersebut menggunakan kata
nonstandar yaitu kata fatis njih
4.2.6.4 Penanda Basa-basi Nonlinguistik
Penanda basa-basi nonlinguistik tuturan yang menerima dapat dilihat pula berdasarkan konteks yang melingkupi tuturan itu. Adapun uraian konteks meliputi
penutur dan mitra tutur, situasi dan suasana. Berikut uraian konteks masing-
masing tuturan yang menerima. Tuturan F1 yaitu tuturan terjadi pada siang hari pukul 09.20 WIB di
Parentahageng ruang kerja keraton. Suasana di ruang tersebut tenang dan ramah. Tuturan terjadi ketika penutur sedang duduk didalam ruang kerja. Mitra tutur
datang dengan membawa beberapa surat. Penutur pun menerima surat tersebut. Penutur laki-laki dan merupakaan bangsawan keraton, mitra tutur juga merupakan
laki-laki dan merupakan mahasiswa yang sedang melakukan penelitian di lingkungan keraton. Tuturan penutur menggunakan bahasa halus dan lebih sopan.
Bahasa tersebut digunakan untuk merespons tuturan mitra tutur ketika menyerahkan surat ijin penelitian.
Tuturan F4 yaitu tuturanterjadi di Dwarapura pada siang hari pukul
10.40. Suasana di ruangan tersebut tenang dan santai. Saat itu penutur sedang sibuk membaca arsip Dwarapura. Mitra tutur menghampiri penutur yang sedang
duduk sibuk membaca. Penutur kaget dan langsung sepontan menjawab mitra tutur. Penutur laki-laki dan merupakaan bangsawan keraton, mitra tutur juga
merupakan laki-laki dan merupakan mahasiswa yang sedang melakukan penelitian di lingkungan keraton. Tuturan penutur menggunakan bahasa halus dan
lebih sopan. Bahasa tersebut digunakan untuk merespons tuturan mitra tutur ketika menyerahkan surat ijin penelitian
4.2.6.5 Maksud Basa-basi Berbahasa yang Menerima