P: kamu dari mana? Mt: wates kanjeng, kulon progo
P: maaf ya, saya agak batuk A5 Mt : iya kanjeng, tidak apa-apa
konteks tuturan: tuturan terjadi di Parentahageng ruang kerja keraton ketika penutursedang bercakap dengan mitra tutur di ruang kerja. Suasana tenang dan
ramah. Ketika sedang bercakap, penutur batuk-batuk dan penutur pun meminta maaf karena membuat tidak nyaman mitra tutur yang ada didepannya dengan
memberitahukan bahwa penutur sedang sakit batuk Cuplikan tuturan 7
P: bentar ya, saya nrima ini dulu. Ini ultah siapa saya tidak tahu, hehe A7
Mt: oh injih kanjeng.
konteks tuturan: tuturan terjadi di Parentahageneg ruang kerja keraton.Suasana tenang dan santaiPenutur sedang bercakap dengan mitra tutur.Ketika sedang
bercakap penutur mendapatkan sajian ulang tahun dari Abdi dalemPenutur pun menerimanya di depan mitra tutur
4.2.1.1 Wujud Basa-basi Linguistik
Wujud basa-basi linguistik tuturan di atas berupa hasil transkrip tuturan lisan basa-basi antara keluarga kesultanan dan masyarakat di lingkungan keraton
Yogyakarta yang meminta maaf. Berikut masing-masing wujud basa-basi linguistik tuturan yang meminta maaf tersebut.
a. Tuturan A1: “Maaf ya, yang pakai sandal sebaiknya ditaruh diluar”
b. Tuturan A3: “Maaf ya , saya ada rapat jadi tidak bisa lama”
c. Tuturan A5: “maaf ya, saya agak batuk”
d. Tuturan A7: “bentar ya, saya nrima ini dulu. Ini ultah siapa saya tidak
tahu”,
4.2.1.2 Wujud Basa-basi Nonlinguistik
Wujud basa-basi nonlinguistik tuturan yang meminta maaf dapat dilihat berdasarkan konteks yang melingkupi tuturan itu. Berikut uraian konteks sebagai
basa-basi nonlinguistik masing-masing tuturan yang meminta maaf.
Tuturan A1: Penutur melihat mitra tutur menggunakan sandal ketika
memberi salam dan memasuki ruang kerja keraton. Ketika melewati penutur, mitra tutur ditegur dengan halus oleh penutur dengan menunjukan arah tempat
menaruh sandal menggunakan jempol. Tuturan A3: Ketika mitra tutur meminjam buku dari penutur, penutur
mengutarakan keperluan yang akan dilakukan selanjutnya kepada mitra tutur.
Sehingga komunikasi terputus ketika memberikan buku pinjaman. Tuturan A5: Penutur edang bercakap dengan mitra tutur di ruang kerja.
Ketika sedang bercakap, penutur batuk-batuk dan penutur pun meminta maaf karena membuat tidak nyaman mitra tutur yang ada didepannya dengan
memberitahukan bahwa penutur sedang sakit batuk. Tuturan A7: Penutur sedang bercakap dengan mitra tutur. Ketika
sedang bercakap penutur mendapatkan sajian ulang tahun dari Abdi dalem sehingga penutur pun menerimanya di depan mitra tutur.
4.2.1.3 Penanda Basa-basi Linguistik
Penanda basa-basi linguistik tuturan yang memita maaf dapat dilihat berdasarkan nada, tekanan, intonasi, dan diksi. Berikut uraian masing-masing
penanda basa-basi linguistik tuturan yang meminta maaf. a.
Tuturan A1 dikatakan penutur dengan nada rendah ekspresi sungkan, tekanan sedang pada kata maaf, intonasi berita, serta pilihan kata dalam
tuturan tersebut menggunakan kata nonstandar yaitu kata fatis ya kata
tidak baku pakai.
b. Tuturan A3 dikatakan penutur dengan nada rendah ekspresi sungkan,
tekanan sedang pada kata maaf, intonasi berita, serta pilihan kata dalam
tuturan tersebut menggunakan kata nonstandar yaitu kata fatis.
c. Tuturan A5 dikatakan penutur dengan nada rendah ekspresi sungkan,
tekanan sedang pada kata maaf, intonasi berita, serta pilihan kata dalam tuturan tersebut menggunakan kata nonstandar yaitu kata fatis ya dan kata
tidak baku agak.
d. Tuturan A7 dikatakan penutur dengan nada rendah ekspresi sungkan,
tekanan sedang pada kata bentar, intonasi berita, sedangkan pilihan kata dalam tuturan tersebut menggunakan kata nonstandar yaitu kata fatis ya
dan kata tidak baku nrima. 4.2.1.4 Penanda Basa-basi Nonlinguistik
Penanda basa-basi nonlinguistik tuturan yang meminta maaf dapat dilihat pula berdasarkan konteks yang melingkupi tuturan itu. Adapun uraian konteks
meliputi penutur dan mitra tutur, situasi dan suasana. Berikut uraian konteks
masing-masing tuturan yang meminta maaf. Tuturan A1 yaitu tuturan terjadi pada pagi hari pukul 09.40 WIB di
dwanaura ruang kerja keraton. Suasana di ruangan tersebutramah dan santai. Penutur laki-laki dan merupakaan bangsawan keraton, mitra tutur juga seorang
laki-laki dan merupakan mahasiswa yang sedang melakukan penelitian di lingkunga keraton. Penutur menegur mitra tutur karena mitra tutur telah
melakukan kesalahan dengan memasuki ruangan menggunakan sandal. Penutur menegur dengan menepatkan dirinya pada posisi yang salah dengan meminta
maaf terlebih dahulu sebelum menegur mitra tutur. Dalam tuturan tersebut
terdapat bahasa tubuh penutur dengan menunjukan arah tempat menaruh sandal. Tuturan A3 yaitu tutuan terjadi pada pagi hari pukul 11.15 WIB di
Parentahageng ruang kerja keraton. Suasana di ruang tersebut ramah dan santai. Saat itu penutur sedang bertemu dengan mitra tutur. Mitra tutur bermaksud
meminjam buku kepada penutur, namun karena penutur tidak bisa berlama-lama untu berbincang penutur hanya meminjami buku kepada mitra tutur dan segera
berpamitan. Penutur merupakan bangsawan keraton dan mitra tutur merupakan mahasiswa yang sedang melakukan penelitian di empat tersebut. Peutur
memberitahukan bahawa akan ada kegiatan lain yang akan dilakukan penutur sehingga penuturpun meminta izin untuk segera meninggalkan tempat tersebut.
Penutur merasa sungkan kepada mitra tutur karena tidak bisa berlama-lama di
tempat tersebut. Tuturan A5: tuturan terjadi pagi hari 09.15 WIB di Parentahageng
ketika penutur sedang berbincang dengan mitra tutur. Suasana di ruang tersebut tenang dan santai. Saat itu sedang bercakap dengan mitra tiutur. Ketika sedang
bercakap-cakap tiba-tiba penutur batuk-batuk dan penutur pun meminta maaf karena membuat tidak nyaman mitra tutur yang ada didepannya dengan
memberitahukan bahwa penutur sedang sakit batuk. Penutur merupakan bangsawan keraton dan mitra tutur merupakan mahasiswa yang sedang
melakukan penelitian di empat tersebut. Penutur memberitahu mitra tutur bahawa
penutur sedang tidak enak badan. Penutur merasa sungkan kepada mitra tutur
karena ketika sedang berbincang penutur sempat batuk beberapa kali Tuturan A7 yaitu tuturan terjadi paa siang hari pukul 10.30 WIB di
Parentahageng ruang kerja keraton ketika penutur bertemu dengan mitra tutur untuk wawancara terkait dengan penelitian. Setelah penutur menjelaskan tentang
maksud kedatanganya penutur sejenak menghentikan komunikasi karena penutur menerima makanan. Penutur merupakan bangsawan keraton dan mitra tutur
merupakan mahasiswa yang sedang melakukan penelitian di ingkup keraton. Penutur sejenak menghentikan pembicaraan dan beralih menerima sajian ulang
tahun dari Abdi dalem. Penutur merasa sungkan kepada mitra tutur karena menghentikan percakapan dengan mitra tutur dengan tuturan basa-basinya.
4.2.1.5 Maksud Basa-basi Berbahasa yang Meminta maaf