Cuplikan tuturan 21
P : kinten-kinten saget mboten menawi tugas mekaten? Mt : insyaallah saget kanjeng
P : kula remen menawi kanca-kanca saget mbiantu, matur suwun D1
Mt : injih kanjeng
konteks tuturan: tuturan terjadi di Dwarapura ruang kerja keraton ketika penutur sedang berbincang dengan mitra tutur. Suasana tenang dan ramah.
Penutur meminta bantuan dan menjelaskan tugas yang akan diberikan kepada mitra tutur. mitra tutur pun menyanggupi permintaan penutur. Penutur pun
berjabat tangan dan tersenyum Cuplikan tuturan 22
Mt : permisi, apakah di sini boleh untuk merokok? P : oh iya-iya boleh boleh
Mt : terima kasih P : oh terimakasih kembali D2
konteks tuturan: tuturan terjadi di pelataran keraton diblakang tempat pementasan gamelan ketika penutur sedang duduk dan menikmati suara gamelan.
suasana santai dan ramah. Mitra tutur menghampiri penutur dan menaykan sesuatu. Mitra tutur mengucakapkan terima kasih atas jawaban dari penutur.
Penuturmerespons ucapan terima kasih dari mitra tutur 4.2.4.1 Wujud Basa-basi Linguistik
Wujud basa-basi linguistik tuturan di atas berupa hasil transkrip tuturan lisan basa-basi antara keluarga Kesultanan dan masyarakat di lingkungan
KeratonYogyakarta yang berterima kasih. Berikut masing-masing wujud basa- basi linguistik tuturan yang berterima kasih tersebut.
a. Tuturan D1: “kula remen menawi kanca-kanca saget mbiantu, matur
suwun” b.
Tuturan D2: “oh terimakasih kembali”
4.2.4.2 Wujud Basa-basi Nonlinguistik
Wujud basa-basi nonlinguistik tuturan yang simpati dapat dilihat berdasarkan konteks yang melingkupi tuturan itu. Berikut uraian konteks sebagai
basa-basi nonlinguistik masing-masing tuturan yang berterima kasih.
Tuturan D1: Penutur sedang berbincang dengan mitra tutur. Penutur
meminta bantuan dan menjelaskan tugas yang akan diberikan kepada mitra tutur. mitra tutur pun menyanggupi permintaan penutura. Penutur pun berjabat tangan
dan tersenyum. Tuturan D2: Penutur sedang duduk dan menikmati suara gamelan.
Mitra tutur menghampiri penutur dan menanyakan sesuatu. Mitra tutur mengucakapkan terima kasih atas jawaban dari penutur. Penutur merespons
ucapan terima kasih dari mitra tutur.
4.2.4.3 Penanda Basa-basi Linguistik
Penanda basa-basi linguistik tuturan yang berterima kasih dapat dilihat berdasarkan nada, tekanan, intonasi, dan diksi. Berikut uraian masing-masing
penanda basa-basi linguistik tuturan yang berterima kasih. a.
Tuturan D1 dikatakan penutur dengan nada rendah ekspresi sungkan, tekanan sedang pada pengucapan tuturan matur suwun, intonasi berita,
serta pilihan kata dalam tuturan tersebut menggunakan kata nonstandar yaitu kata fatis suwun.
b. Tuturan D2 dikatakan penutur dengan nada rendah eksresi sungkan,
tekanan sedang pada pengucapan tuturan terima kasih, intonasi berita, serta pilihan kata dalam tuturan tersebut menggunakan kata nonstandar
yaitu kata fatis oh.
4.2.4.4 Penanda Basa-basi Nonlinguistik
Penanda basa-basi nonlinguistik tuturan yang berterima kasih dapat dilihat pula berdasarkan konteks yang melingkupi tuturan itu. Adapun uraian konteks
meliputi penutur dan mitra tutur, situasi dan suasana. Berikut uraian konteks
masing-masing tuturan yang berterima kasih. Tuturan D1 yaitu tuturan terjadi pada pagi hari pukul 09.15 WIB di
Dwarapura ruang kerja keraton. Suasana di ruang tersebut tenang dan ramah. Pada saat itu penutur sedang berbincang dengan mitra tutur. Penutur meminta bantuan
dan menjelaskan tugas yang akan diberikan kepada mitra tutur. mitra tutur pun menyanggupi permintaan penutura. Penutur pun berjabat tangan dan tersenyum.
Penutur laki-laki dan merupakaan bangsawan keraton, mitra tutur juga dua orang peremuan dan merupakan masyarakat yang sedang diberikan arahan untuk
membantu G.K.R. Hemas. Tuturan penutur merespons tuturan dari mitra tutur dengan bahasa halus dan lebih sopan. Bahasa tersebut digunakan untuk
menanggapi salam dari mitra tutur walaupun penutur sudah mengetahui maksud dari tuturan mitra tutur.
Tuturan D2 yaitu tuturan terjadi di pelataran keraton di belakang tempat
pementasan gamelan yaitu pada pagi hari pukul 09.30. Suasana di tempat tersebut santai dan ramah. Saat itu penutur sedang duduk dan menikmati suara gamelan.
Mitra tutur menghampiri penutur dan menaykan sesuatu. Mitra tutur mengucakapkan terima kasih atas jawaban dari penutur. Penutur merespons
ucapan terima kasih dari mitra tutur. Penutur laki-laki dan merupakaan bangsawan keraton, sedangkan mitra tutur adalah wisatawan asing yang sedang berkunjung di
keraton dan merupakan masyarakat di lingkungan keraton Yogyakarta. Tuturan penutur merespons uturan dari mitra tutur dengan bahasa halus dan lebih sopan.
Bahasa tersebut digunakan untuk menanggapi tuturan dari mitra tutur walaupun penutur sudah mengetahui maksud dari tuturan mitra tutur.
4.2.4.5 Maksud Basa-basi Berbahasa yang Berterima kasih