c. Gaya hidup
Dalam penelitiannya Mayer Frantz 2004 mengemukakan bahwa konsumerisme berkorelasi negatif dengan rasa keterhubungan
manusia pada alam, sedangkan gaya hidup pro-lingkungan memiliki korelasi positif dengan rasa keterhubungan manusia pada alam.
d. Budaya,
Nilai budaya menjadi salah satu penentu dalam faktor ini karena nilai budaya merupakan cita-cita dan tujuan yang dilihat sebagai tuntunan
prinsip hidup seseorang. Schultz 2002 menemukan nilai budaya individual terasosiasi dengan sikap yang egoistik mengenai isu
lingkungan sedangkan nilai budaya yang fokus pada luar diri Budaya kolektif terasosiasi dengan altruistik dan sikap pro lingkungan
biospheric attitudes. Hal ini dikarenakan dalam budaya kolektif dimana hubungan sosial merupakan hal yang utama, menyebabkan orang dalam
budaya ini berusaha lebih keras untuk mencapai tujuan kelompok daripada tujuan individu. Keadaan ini akan mendorong individu dalam
budaya kolektif lebih suka untuk ikut serta bertindak dalam isu sosial dengan skala yang lebih luas seperti isu lingkungan Schultz, 2002.
Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang mendapatkan skor yang tinggi dalam pengukuran mengenai keterhubungan manusia pada alam
juga memiliki skor yang tinggi dalam pengukuran mengenai perilaku pro-lingkungan Mayer Frantz, 2009; Nisbet. Zelenski, Murphy
2009. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi Kamus Besar Bahasa Indonesia. Usia rata-rata orang Indonesia memasuki universitas
adalah 17-23. Arnett dalam Santrock, 2010 menjelaskan tahapan perkembangan dewasa awal adalah mereka yang berusia 18-25 tahun. Neff
2009 mengemukakan bahwa self-compassion dapat diukur mulai dari masa perkembangan remaja, umur yang dimulai dari 13 tahun. Mahasiswa termasuk
dalam dewasa awal sehingga Mahasiswa memenuhi syarat pengukuran. Dalam penelitian ini subjek adalah populasi mahasiswa psikologi Universitas Sanata
Dharma yang masih aktif kuliah. Syarat umur mahasiswa adalah 17-25 tahun dengan pertimbangan rata-rata usia masuk perguruan tinggi antara 17-23 tahun
dan usia perkembangan dewasa awal 18-25 tahun. Penelitian ini memilih subjek mahasiswa psikologi karena penelitian sebelumnya menunjukkan
bahwa rata-rata tingkat self-compassion mahasiswa psikologi cenderung rendah. Selain itu, penelitian mengenai keterhubungan manusia pada alam
dengan subjek mahasiswa psikologi belum pernah dilakukan.
D. Keterhubungan manusia pada alam, Self-compassion dan Mahasiswa
Psikologi
Keterhubungan manusia pada alam dan self-compassion mempunyai beberapa keterkaitan. Mayer Frants 2004 menemukan bahwa semakin
kuat rasa keterhubungan manusia dengan alam, maka semakin urung manusia PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melukai alam merusak karena dengan melukai alam dia melukai dirinya sendiri. Boleh dikata melukai diri sendiri perasaan maupun fisik sama
halnya melukai alam karena manusia juga bagian yang terintegrasi dengan alam. Maka seorang individu akan cenderung memperlakukan diri dengan
baik dan penuh kasih sayang terhadap diri sendiri. Sikap yang demikian merupakan salah satu dari komponen yang membentuk self-compassion yaitu
self-kindness kebaikan pada diri. Self-kindness merupakan sikap
memperlakukan diri dengan kasih sayang tanpa menghakimi, mencerca diri dan menyakiti diri sendiri Neff 2003a; 2003b.
Dalam prosesnya sikap yang demikian berlaku juga pada orang lain mengingat bahwa orang lain juga manusia yang merupakan bagian
terintegrasi dengan alam. Bentuk kesadaran ini akan membawa individu pada sudut pandang yang lebih luas dan positif terhadap orang lain Mayer
Frants, 2004. Individu akan menyadari bahwa semua manusia di dunia ini kurang lebih sama. Seorang individu akan cenderung melihat bahwa bukan
hanya dirinya yang mengalami pengalaman hidup yang negatif, orang lain pun mengalami keadaan yang kurang lebih sama sehingga, seseorang tidak
merasa sendiri. Sikap demikian disebut oleh Neff 2003a,. 2003b sebagai common humanity
rasa kemanusiaan. Neff 2003a., 2003b menjelaskan common humanity
dipahami sebagai bentuk kesadaran bahwa pengalaman diri negatif maupun positif merupakan bagian kecil dari pengalaman seluruh
umat manusia sehingga individu tidak merasa terisolasi dan tidak menghakimi orang lain karena orang juga mengalami hal yang sama.