Uji Koefisien Determinasi Pengujian Hipotesis Penelitian

3. Hasil uji t untuk pemahaman mekanisme penatausahaan keuangan desa X3 diperolah t hitung sebesar 7,367 yang artinya lebih besar dari t tabel yaitu 1,983 serta nilai signifikansi 0,000 yang artinya lebih kecil dari α = 0,05. Karena t hitung t tabel dan sig 0,05 maka H3 diterima. Hal ini berarti bahwa pemahaman mekanisme penatusahaan keuangan desa X3 berpengaruh terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa Y. Secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 4.19. Tabel 4.19 Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis Sumber: Data primer yang diolah, 2016

4.2.6.3. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi R 2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti No. Hipotesis Uji t Kesimpulan T Sig 1 Bimbingan teknis berpengaruh terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa. 1,793 1,983 0,076 0,05 Hipotesis Ditolak 2 Pemahaman tugas pokok dan fungsi tupoksi dalam organisasi berpengaruh terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa 3,171 1,983 0,002 0,05 Hipotesis Diterima 3 Pemahaman mekanisme penatausahaan keuangan desa berpengaruh terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa. 7,367 1,983 0,000 0,05 Hipotesis Diterima kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Menurut Ghozali 2013, nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Berikut ini adalah hasil uji koefisien determinasi yang disajikan dalam Tabel 4.20. Tabel 4.20 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,830 a ,689 ,680 1,169 a. Predictors: Constant, TOTALPN, TOTALBT, TOTALPF Sumber : Data yang diolah, 2016 Berdasarkan Tabel 4.20 nilai koefisien determinasi adjusted R square sebesar 0,680. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen yaitu bimbingan teknis, pemahaman tugas pokok dan fungsi tupoksi dan pemahaman mekanisme penatausahaan keuangan desa dapat menjelaskan akuntabilitas pengelolaan keuangan desa sebesar 68 , sedangkan sisanya sebesar 32 100 -68 dijelaskan oleh faktor-faktor lain selain variabel independen tersebut.

4.3. Pembahasan

4.3.1. Pengaruh Bimbingan Teknis Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan

Keuangan Desa Bimbingan teknis bimtek adalah suatu kegiatan yang diperuntukkan untuk memberikan bantuan yang pada umumnya berupa nasehat dan tuntutan untuk menyelesaikan persoalanmasalah yang bersifat teknis. Tujuan bimbingan teknis adalah untuk menyelesaikan masalahkasus yang terjadi dan dihadapi oleh para pegawaipejabat sehingga penyelesainnya dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bimbingan teknis dalam penelitian ini menguji mengenai seberapa memadainya bimbingan teknis yang diselenggarakan oleh pemerintah provinsi maupun oleh pemerintah kabupaten dan juga untuk menguji seberapa memadainya ketersediaan tenaga pendamping dalam melakukan pembinaan pengelolaan keuangan desa. Hasil pengujian hipotesis pertama H1 menunjukkan bahwa bimbingan teknis X1 tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa Y yang dibuktikan nilai t hitung adalah sebesar 1,793 yang artinya lebih kecil dari t tabel yaitu 1,983 serta nilai signifikansi 0,076 yang artinya lebih besar dari α = 0,05. Hal yang dimungkinkan menjadi indikasi penyebab tidak berpengaruhnya bimbingan teknis terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan adalah kurang maksimalnya bimbingan teknis yang telah diselenggarakan oleh pemerintah provinsi maupun oleh pemerintah kabupaten. Hal ini diketahui dari kuesioner untuk bimbingan teknis yang bersifat semi terbuka dimana responden tidak hanya menjawab berdasarkan kategori yang disediakan Sangat Setuju, Setuju, Ragu-