Teori Kompetensi Landasan Teori

menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan dari lingkungan. Kesimpulan dari berbagai penjelasan di atas adalah bahwa pendidikan dan pelatihan pegawai merupakan suatu persyaratan pekerjaan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan, keahlian dan pengetahuan berdasarkan aktivitas kerja yang sesungguhnya terinci dan rutin agar dapat menjalankan dan meyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Bimbingan teknis yang diberikan pada apratur pemerintah desa merupakan salah satu bentuk pelatihan yang bertujuan agar aparatur desa dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan peraturan yang ada.

2.1.3. Teori Kompetensi

Menurut Boyatzis 1982 kompetensi didefinisikan sebagai kapasitas yang ada pada seseorang yang bisa membuat orang tersebut mampu memenuhi apa yang disyaratkan oleh pekerjaan dalam suatu organisasi sehingga organisasi tersebut mampu mencapai hasil yang diharapkan. Hutapea dan Thoha 2008:28, mengungkapkan bahwa ada tiga komponen utama pembentukan kompetensi yaitu pengetahuan yang dimiliki seseorang, kemampuan dan perilaku individu. 1. Pengetahuan Knowledge adalah informasi yang dimilki seseorang untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan bidang yang digelutinya tertentu. Pengetahuan seseorang turut menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan tugas yang dibebankan kepadanya, seseorang yang mempunyai pengetahuan yang cukup akan meningkatkan efisiensi pekerjaannya. Namun bagi seseorang yang belum mempunyai pengetahuan cukup, maka akan bekerja tersendat-sendat. 2. Keterampilan skill merupakan suatu upaya untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang diberikan instansi atau organisasi kepada seorang karyawan atau pegawai dengan baik dan maksimal. 3. Sikap attitude merupakan pola tingkah laku seorang karyawan atau pegawai di dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan peraturan yang ada. Apabila karyawan atau pegawai mempunyai sifat yang mendukung pencapaian tujuan organisasi, maka secara otomatis segala tugas yang dibebankan kepadanya akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Berhasil tidaknya pelaksanaan suatu sistem pengelolaan keuangan daerah sangat tergantung dari kompetensi para pengelolanya Warisno, 2009:3. Pengelola keuangan desa, khususnya dalam hal ini yaitu bendahara desa harus dapat memahami penatusahaan keuangan desa dengan baik dan benar karena suatu pemerintahan desa yang baik diperlukan sistem pengelolaan keuangan desa yang baik, transparan, akuntabel dan berkeadilan Maryunani, 2006:6. Pengelolaan keuangan desa yang baik tersebut dimaksudkan untuk mewujudkan ekonomi desa yang kuat dan mandiri

2.1.4. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa