Sedangkan Mohammad Surya menjelaskan bahwa pembelajaran adalah “suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
”.
5
Dari pendapat yang dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran penekanannya pada kegiatan belajar siswa yang telah dirancang
oleh guru melalui usaha yang terencana melalui prosedur dan metode tertentu agar terjadi proses perubahan perilaku bagi peserta didik.
2. Perencanaan Pembelajaran
Pembelajaran dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
a. Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Pembelajaran yang baik terjadi melalui suatu proses. Proses pembelajaran yang baik hanya bisa diciptakan melalui perencanaan yang baik dan tepat.
Perencanaan pembelajaranlah yang menjadi unsur utama dalam pembelajaran dan salah satu alat paling penting bagi guru. Guru yang baik akan selalu membuat
perencanaan untuk kegiatan pembelajarannya, maka tidak ada alasan mengajar di kelas tanpa perencanaan pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran menurut Ibrahim adalah secara garis besar perencanaan pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang
akan dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi dan bahan apa yang akan
disampaikan , bagaimana cara menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan.
6
Pengertian lain mengenai perencanaan pembelajaran dikemukakan oleh Toeti Sukamto yang mendefinisikan bahwa perencanaan pembelajaran sebagai
“usaha untuk mempermudah proses belajar mengajar maka diperlukan perencanaan
pembelajaran ”.
7
Sedangkan perencanaan pembelajaran menurut Nana Sudjana adalah kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu
pembelajaran PBM yaitu dengan mengkoordinasikan mengatur dan
5
Ibid., h. 4
6
Sugiyar, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima, 2009, h. 8
7
Ibid., h. 10
merespon komponen-komponen pembelajaran, sehingga arah kegiatan tujuan, isi kegiatan materi, cara penyampaian kegiatan metode dan
teknik, serta bagaimana mengukurnya evaluasi menjadi jelas dan sistematis.
8
Dari pendapat yang dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang saling
berhubungan antara unsur dan komponen lainnya yang terdapat dalam pembelajaran.
b. Fungsi Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran memiliki beberapa fungsi, antara lain sebagai berikut:
1 Fungsi Kreatif
Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang, akan dapat memberikan umpan balik yang dapat menggambarkan berbagai
kelemahan yang terjadi. Melalui umpan balik itulah guru dapat meningkatkan dan memperbaiki program.
2 Fungsi Inovatif
Suatu inovasi akan muncul jika kita memahami adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan itu hanya mungkin dapat
dipahami, jika kita memahami proses yang dilaksanakan secara sistematis.
3 Fungsi Selektif
Melalui proses perencanaan kita dapat menyeleksi strategi mana yang kita anggap lebih efektif dan efesien untuk dikembangkan. Fungsi
selektif ini juga berkaitan dengan pemilihan materi pelajaran yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.
4 Fungsi Komunikatif
Suatu perencanaan yang memadai harus dapat menjelaskan kepada setiap orang yang terlibat, baik kepada guru, pada siswa, kepala
sekolah bahkan kepada pihak eksternal seperti kepada orang tua dan masyarakat. Dokumen perencanaan harus dapat mengkomunikasikan
kepada setiap orang baik tentang tujuan dan hasil yang ingin dicapai, strategi atau rangkaian kegiatan yang dapat dilakukan
5 Fungsi Prediktif
Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, dapat menggambarkan apa yang akan terjadi setelah dilakukan suatu
treatment sesuai dengan program yang disusun. Melalui fungsi prediktifnya, perencanaan dapat menggambarkan berbagai kesulitan
yang akan terjadi. Di samping itu, fungsi prediktif dapat menggambarkan hasil yang akan diperoleh.
8
Asep Hery Hernawan, op. cit., h. 208