Prinsip Dasar Kawasan Tanpa Rokok KTR

2.6.1 Prinsip Dasar Kawasan Tanpa Rokok KTR

Komitmen politis dari para penentu kebijakan daerah sangat diperlukan dalam pengembangan dan penerapan KTR. Prinsip-prinsip dasar pengembangan KTR adalah sebagai berikut : 1. Prinsip 1 Paparan asap rokok tidak memiliki batas aman. Racun yang terkandung dalam asap rokok yang kemudian masuk ke dalam tubuh secara kumulatif akan tersimpan dan menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, sehingga semua tempat kerja yang tertutup termasuk kendaraan umum dan tempat-tempat umum tertutup harus bebas dari asap rokok. Dan intinya semua orang harus bebas dari asap rokok orang lain untuk melindungi kesehatannya. 2. Prinsip 2 Apabila seluruh ruangan tertutup di dalam gedung maka 100 ruangan harus bebas dari asap rokok, dan kawasan tanpa rokok merupakan upaya yang efektif. Dan apabila dalam ruangan tertutup tidak memiliki sistem ventilasi atau saringan udara yang mampu menghilangkan racun asap rokok, maka ruangan merokok di dalam gedung tidak dibenarkan. 3. Prinsip 3 Pengembangan KTR memerlukan peraturan yang berbentuk legislasi yang dapat mengikat secara hukum. Kebijakan yang bersifat secara sukarela dan tidak memiliki sangsi hukum yang kuat tidak efektif untuk memberikan perlindungan 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD kepada masyarakat. Peraturan UUPerda yang efektif adalah peraturan yang sederhana, jelas dan mudah untuk diterapkan. 4. Prinsip 4 Memerlukan berbagai perencanaan yang baik dan sumber daya yang memadai agar tercapainya keberhasilan dalam penerapan dan penegakan KTR. 5. Prinsip 5 Mulai dari proses pengembangan, pelaksanaan dan penegakan hukum, komponen masyarakat secara aktif perlu dilibatkan. Untuk menjamin kepatuhan terhadap peraturan serta memberikan dukungan terhadap masyarakat umum, maka dibutuhkan peranan yang sangat penting dari lembaga masyarakat termasuk lembaga swadaya masyarakat dan organisasi profesi. 6. Prinsip 6 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan peraturan, penegakan hukum, dan dampak dari KTR. Monitoring dilakukan juga terhadap intervensi dari berbagai pihak termasuk industri rokok terhadap pelaksanaan KTR Kemenkes, 2010.

2.6.2 Langkah-Langkah Pengembangan KTR

Dokumen yang terkait

Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (Suatu Studi terhadap Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Simalungun Periode 2009-2014)

0 56 76

Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Terhadap Kinerja Eksekutif di Kota Medan

3 64 152

Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (Suatu Studi Terhadap Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Simalungun Periode 2009-2014)

0 22 77

Hubungan Wakil dengan yang Diwakili (Studi Perbandingan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara Periode 1999-2004 dengan Periode 2004-2009)

1 45 101

Hak Recall Partai Politik Terhadap Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Dalam Korelasinya Dengan Pelaksanaan Teori Kedaulatan Rakyat.

8 114 110

Minat Menonton anggota Dewan Perwakilan Daerah Tapanuli Selatan terhadap Berita Politik Di Metro TV ( Studi Korelasi Tentang Tayangan Berita Politik Dan Minat Menonton Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tapanuli Selatan Terhadap Metro TV )

1 39 143

PROSES PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DI KOTA MEDAN TAHUN 2013

0 0 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi 2.1.1 Pengertian Persepsi - Persepsi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan Tentang Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di Kota Medan Tahun 2013

0 0 41

Persepsi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan Tentang Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di Kota Medan Tahun 2013

0 0 8

Persepsi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan Tentang Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di Kota Medan Tahun 2013

0 0 14