KTR itu sampai sekarang tidak maksimal jalannya. 1 informan mengatakan bahwa kebijakan KTR di daerah yang juga memiliki kontroversi, kalau namanya sebuah
kebijakan itu kan punya dampak, dampak positif dan dampak negatif, 1 informan lain mengatakan bahwa KTR, tidak bisa membuat itu semuanya, yang ada hanyalah
kesadaran terhadap diri sendiri, keluarga bahwa merokok itu bahaya bagi kesehatan. 1 informan mengatakan bahwa KTR di daerah-daerah yang juga memiliki kontroversi,
secara bertahap ketergantungan pada kontribusisumbangan dari perusahaan rokok harus kian diminimalisir, 1 informan lain mengatakan KTR di daerah-daerah itu
bagus, namun kontroversi itu lebih besar biaya yang dikeluarkan untuk biaya untuk berobat dikarenakan rokok itu dibandingkan sumbangan yang dihasilkan dari rokok.
4.3.7 Distribusi tentang Persepsi Informan terhadap Kebijakan Kawasan
Tanpa Rokok di Kota Medan serta Persepsi terhadap Usulan Tersebut Tabel 4.10 Persepsi Informan terhadap Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di
Kota Medan serta Persepsi terhadap Usulan Tersebut Informan
Pernyataan
1 Usulan terhadap Perda itu bagus. Namun sekarang pansus yang
dibentuk belum ada ketuanya. Harusnya cepat dibentuk siapa ketua, kan gitu. Sehingga ketika sudah ada ketuanya, sudah ada pimpinan
pansus baru bisa bergerak. Sekarang pansus belum ada lokomotifnya.
2 Ya itukan hanya dalam pembahasan. Kita kan sudah menyampaikan
dalam pandangan umum tentang KTR ini. Iya masing-masing fraksi itu kan mewakili dari pada aktivitas masyrakat. Tentu setelah kita
memberikan pandangan-pandangan itu, masih ada dalam sebuah pembahasan. Itu lah pembahasan untuk mencapai dalam sebuah
kesimpulan Perda KTR itu kan? Memang dalam pembahasan itu kan memakan waktu kan? Dengan membutuhkan beberapa bulan kan?
Makanya dari fraksi PKS, salah satu fraksi yang mengusulkan jaraknya itu paling jauh 10 m, ada 50 m, kita 100 m kan? Ya itu lah
nanti membedakan sudut pandang masing-masing farksi itu nanti. Pansus itu kan nati mewakili masing-masing fraksi. Ya disitulah
nanti yang berhak memutuskan itu. Tentu juga nanti kesepakatan itu nanti berapa jaraknya yang nati pansus yang memutuskan itu.
Tapikan
sekarang kita
kan masih
memberikan tahap
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
pemandangannya makanya kalau PKS memberikan pandangan itu 100 m.
3 Betul, itu lagi bahasan Ranperda namanya. Sudah saya bilang dari
awal bahwa saya akan menyambut baik dan saya ikut dalam hal pansus dari pada KTR. Sangat-sangat mendukung, bukan setuju saja.
4 Itu lah tadi saya sampaikan. Usulan tadi kita terima dengan baik, kan
gitu? Sebelum ini kita sahkan tentunya kita akan meminta pertanggungjawaban
pemerintah Kota
Medan dalam
hal pengawasannya KTR ini, sama penyediaan tempat-tempat KTR.
Apakah di mall atau dimana. Memang harus kondusif. Kalau ini belum mampu dia laksanakan tentunya secara pribadi, secara DPR
kan tidak mungkin kita melaksanakan mensahkan perda itu. Karena mensahkan perda butuh biaya, cost yang sangat tinggi. Kita lagi
mempersiapkan
meminta pemerintah
Kota Medan
untuk menjalankan pengawasannya tempat-tempat KTR ini. Kalau dia
mampu ya bagus. 5
Kawasan tanpa rokok ini perlu dibahas dengan pengkajian yang mendalam dan komprehensif. Terhadap usulan itu sangat setuju
karena dapat merawat lingkungan kota serta meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan.
6 Harus dibuat segera dan ini kawasan-kawasan daerah, tempat-tempat
publik itu, semuanya dipakai untuk orang dilarang merokok. Oohh setuju, itu kan kebijakan yang meminimalisir yang bisa dilakukan.
Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat, semua informan setuju terhadap kenijakan kawasan tanpa rokok. 1 informan mengatakan bahwa usulan terhadap KTR
di Kota Medan bagus, namun sampai sekarang pansus belum dibuat, 2 informan lain mengatakan bahwa usulan KTR di Kota Medan masih dalam pembahasan. 1
informan mengatakan bahwa usulan KTR di Kota Medan diterima dengan baik, namun lagi mempersiapkan meminta pemerintah Kota Medan untuk menjalankan
pengawasannya. 1 informan lain mengatakan bahwa usulan KTR di Kota Medan sangat setuju sehingga perlu dibahas dengan pengkajian yang mendalam dan
komprehensif. 1 informan mengatakan bahwa usulan KTR di Kota Medan setuju daan harus segera dibuat.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
4.3.8 Distribusi tentang Persepsi Informan terhadap Komitmen Informan sebagai Pembuat Kebijakan
Tabel 4.11 Persepsi Informan terhadap Komitmen Informan sebagai Pembuat Kebijakan
Informan Pernyataan
1 Saya mendorong supaya itu segera dibahas dan disahkan oleh dewan.
2 Ya kalau kita kan DPR itu kan hanya membuat kebijakan, sebuah
aturan. Tentukan dalam aturan itukan ada sangsi-sangsi itu kan untuk menindak ekseskusi dalam sangsi itu sendiri. itukan juga kembali
kepada ranah pengawasan hukumkan? Makanya hukum atau pidananya ya sangsi itukan sudah diatur disitu. Mekanismenya
bagaimana
orang merokok
sembarangan, tidak
dikawasan dibolehkan, bagaimana orang yang menjual itu, nanti akan diatur
sangsinya, tapi supaya siapa nanti eksekusinya itu nanti kepala daerah. Kalau nanti menyangkut masalah perdagangan itu nantikan
Disperindag nya, tentu eksekusi paksanya siapa? Satpol PP. Kalau nanti menyangkut masalah pidana yang menyangkut merugikan
orang lain, itu juga bisa masuk ke ranah hukum, berdasarkan Perda yang ada itu. Ya sekarang nanti tentang pelanggaran itu, ya itu
domainnya sudah ke eksekutif bukan ke dewan lagi. Kita hanya membuat dan mengesahkan. Ternyata nanti ada pelanggaran kita
sudah mengatur sangsinya. Maka penempatan eksekusinya itu kembalikan pada ranahnya masing-masing tadi. Kalau menyangkut
masalah penjualan itu Disperindag perdagangan, merekalah nanti yang mempunyai hak untuk membatasi itu, melarang atau menindak.
Kalau menyangkut tentang pidana yang bisa merugikan orang lain, membuat orang tidak nyaman dan sebagainya, karena mereka
berdasarkan itu, tindaklah. Perda itu kan mengikat pelanggaran- pelanggaran secara umum. Tinggal nanti kategorinya itukan kemana,
gitu kan? Itu domain mereka, kita gak punya hak itu, kita hanya punya hak untuk merancang dan memutuskan itu. Apabila terjadi
pelanggaran, ya wilayahnya nanti kesitu yang harus dikejar tadi itu. Ini sudah ada perdanya, ini sudah ada orang keberatan kenapa tidak
dilakukan eksekusi atau penindakan. Itu mereka bukan kita lagi, bukan DPR, kita hanya mengawasi, mengingatkan , tindak itu, tapi
pelakunya mereka bukan kita.
3 Kalau saya membuat sanksi yang tegas kepada ahli hisap kita ini,
harus ada sangsinya. Ya tentu sebelum kita membuat keputusan untuk perda tentang kawasan tanpa asap rokok ini perlu kita
sosialisasi, perlu kita juga mensosialisasikan diri, perlu juga kita memanggil pihak-pihak yang berkompeten tentang kawasan tanpa
rokok ini.
4 Komitmen dalam arti apa? Kalau saya sebagai perokok apabila KTR
selesai dibuat saya akan mematuhi perdanya. Dimana dilarang
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
merokok saya tidak akan merokok, dimana boleh merokok saya akan merokok disana, itu komitmen. Masa’ perda yang kita buat kita
langgar lagi. 5
Memastikan agar aturan ini secepat mungkin dapat direalisasikan. 6
Komitmen itu ya ketika ini sudah menjadi perda ya harus ditegakkan sama-sama lah. Harus disosialisasikan, sma-sama kita awasi, apakah
nanti Perda ini bisa dilaksanakan atau tidak.
Berdasarkan tabel di atas, dapat telihat, 1 informan mengatakan bahwa mendorong supaya segera dibahas dan disahkan oleh dewan, 1 informan lain
mengatakan bahwa memastikan agara aturan ini secepat mungkin dapat direalisasikan. 1 informan mengatakan bahwa DPR hanya mengawasi dan mengingat
kan tetapi yang pelakunya bukan DPR, 1 informan lain mengatakan bahwa harus disosialisasikan, sama-sama diawasi apakah nanti Perda ini bisa dilaksanakan atau
tidak. 1 informan mengatakan bahwa akan membuat sanksi yang tegas terhadap ahli hisap, serta 1 informan lain mengatakan bahwa akan mematuhi Perdanya.
4.3.9 Distribusi tentang Persepsi Informan terhadap Alasan Mengusulkan Ranperda Kawasan Tanpa Rokok di Kota Medan
Tabel 4.12 Persepsi Informan terhadap Alasan Mengusulkan Ranperda
Kawasan Tanpa Rokok di Kota Medan
Informan Pernyataan
7 kalau ditanya alasannya yang pasti mengetahui orang Dinas
Kesehatan. Karena yang mengusulkan perda itu unit kerja bukan bagian hukumnya. Bagian hukumnya itu hanya meneruskan usulan
dari SKPD, dimasukkan dalam Prolegda bagian hukum dilanjutkan ke mekanisme selanjutnya yaitu DPR. Itu dia, kalau masalah alsan
melalui unit kerjanya nanti SKPD.
8 Fakta menunjukkan dampak yang sudah ada dari rokok itu sangat
jelek, dari sisi kesehatan angka-angka penyakit, dari sisi sosial seperti baby smoker. Kalau kita lihat sendiri jeleknya. Jadi ya kita
mengajukan itu selain memang sudah ada juga anjuran WHO, Depkes, juga secara pribadi kita merasakan dampak jeleknya
sehingga kita merasa perlu untuk mengusulkan, mengajukan Perda KTR ini.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat, 1 informan mengatakan bahwa yang lebih mengetahui alasan terhadap usulan tersebut adalah Dinas Kesehatan, sementara
1 informan lainnya mengatakan bahwa alasan terhadap usulan tersebut adalah fakta yang menunjukkan serta secara pribadi merasakan dampak jeleknya sehingga perlu
untuk mengusulkan dan mengajukan Perda KTR ini.
4.3.10 Distribusi tentang Persepsi Informan terhadap Alur Proses dalam mengajukan Ranperda Kawasan Tanpa Rokok
Tabel 4.13 Persepsi Informan terhadap Alur Proses dalam mengajukan
Ranperda Kawasan Tanpa Rokok
Informan Pernyataan
7 Kalau mekanisme ranperda ini dimulai dari SKPD terkait yang
memutuskan. SKPD terkait itu mengusulkannya ada dasar dia membuat suatu peraturan itu. Ya kalau lihat alasan kesehatan,
kemudian SKPD itu membuat suatu naskah akademik, kajian guna dari suatu ranperda itu. Jika hasil kajiannya itu sudah tercapai maka
digadang keperaturan. Itu lah namanya peraturan daerah, dalam rancangan. Pindah dari SKPD kemudian setelah disusun itu tidak
serta merta harus dimasukkan kebagian hukum atau diuji publik kan ranperdanya itu melalui pembahasan-pembahasan. Nanti sosialisasi
setelah itu selesai kemungkinannya dibarengin dengan sosialisasi ranperda itu, maka disampaikanlah kebagian hukum Pemko Medan.
Kemudian bagian hukum meneruskannya ke dewan melalui Prolegda melalui pengantar surat walikota, bapak walikota atau dengan
Prolegdanya. Prolegda ini disampaikan sebelum APBD disahkan. Itu berdasarkan Mendagri 53 tahun 2011 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah. Setelah sampai di dewan, disitulah dilakukan pembahasan. Ada lagi mekanisme dewan, misalnya Prolegda yang
kita sampaikan disetujui oleh DPR melalui Baleg namanya, Badan Legislasi. Kemudian ditetapkanlah sebagai pembahasan untuk
pembahasan Ranperda tadi di DPR. Ketika itu melakukan pembahasan, maka yang pertama kali itu ada pengantar dari kepala
daerah, pidato pengantar atas usulan Ranperda itu. Kemudian setelah pengantar itu maka masuklah tahap kedua di DPR itu mekanisme
pemandangan umum fraksi, atas dasar pengantar kepala daerah, setelah mekanisme pemandangan fraksi itu kemudian pemerintah
daerah menjawab pemandangan fraksi DPR itu dalam satu nota
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
jawaban pidato kepala daerah, setelah itu barulah dibentuk pansus, pansus tentang Ranperda KTR. Ketika pansus itu berjalan maka
akhirnya nanti
disetujuilah finalisasi
pansus itu.
Pansus merekomendasikan supaya diajukan ke Banmus. Banmus melakukan
menetapkan hari persetujuan utama Ranperda itu. Setelah Ranpeda itu disetujui oleh DPR, maka Ranperda itu dikembalikan kepada
pemerintah daerah, diundangkan dan dimasukkan ke dalam berita daerah. Di dalam lembaran-lembaran daerah, kalau itu Perda. Kalau
berita daerah itu peraturan walikota, pemerintah daerah kalau dia diundangkan. Karena dia Ranperda KTR ini tidak termasuk salah satu
ranperda untuk dievaluasi maka dia secara langsung diundangkan setelah ditetapkan dia langsung diundangkan.
Mengapa tidak Perwali? Karena tadi itu. Karena kalau dilihat dari hirarki bagan perundang-undangan di pasal 17 Undang-Undang No.
11 tahun 2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan itu jelas hirarkinya Perda itu lebih tinggi dan dibawahnya Perwal.
Untuk tingkat daerah itu Perdalah yang merupakan dasar urutan hirarki tadi itu daripada Perwal. Kenapa di Perdakan? Karena ini
mengikat penduduk-penduduk Kota Medan yang disetujui oleh wakil rakyat itu di DPR. Kalau dia Perwal, dia memang mengikat penduduk
Kota Medan tapikan tanpa melalui mekanisme DPR dan kekuatan dalam suatu peraturan itu lebih kuat. Dua-dua kuat, maksudnya lebih
berwibawa Perda itu ketimbang Perwal, karena dia ada wakil rakyat ikut menyetujui suatu peraturan itu. Karena dia mengikat penduduk
Kota Medan, mengatur penduduk Kota Medan, alangkah baiknya suatu peraturan itu ditetapkan dalam peraturan daerah. Kecuali dia
sifatnya urgent. Kalau dia urgent, dia bisa melalui peraturan walikota dan suatu saat mungkin akan ditingkatkan dengan Perda. Dia lihat
kebutuhannya juga. Mungkin kalau menurut saya, Perda KTR ini memang harus segera, bisa saja pemerintah kota melakukan ini
dengan peraturan walikota tetapi karena ini menyangkut hidup orang banyak lebih bagus dia ke DPR.
8 Saya pikir semua tempat seperti itu ya. Ada advokasi, sosialisasi, ada
secara tahapan formalnya, harus ada naskah akademis, harus ada survey tentang public opinion. Sekarang yang kita kerjakan ini survey
tentang angka-angka penyakit terkait dengan rokok ini diseluruh rumah sakit di Kota Medan yang belum selesai.
Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat, 1 informan mengatakan bahwa alur proses pengajuan ini terdapat dalam Mendagri 53 tahun 2011, sementara 1 informan
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
lain mengatakan bahwa harus ada advokasi, sosialisasi, ada tahapan secara formalnya, harus ada naskah akademis, serta survey tentang public opinion.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
BAB V PEMBAHASAN
Salah satu cara untuk pengendalian tembakau adalah kawasan tanpa rokok. Ini dianjurkan agar dapat menjaga para perokok aktif maupun perokok pasif, sehingga
para perokok pasif merasa nyaman dengan lingkungan yang segar tanpa asap rokok. Persepsi dari Anggota DPRD Kota Medan mengenai kebijakan kawasan tanpa
rokok yang akan di laksanakan di Kota Medan memiliki kaitan dengan keputusan yang akan mereka putuskan terhadap kebijakan ini. Persepsi Anggota DPRD ini
dalam pembuatan keputusan kawasan tanpa rokok ini dibutuhkan untuk melihat komitmen mereka tentang kebijakan tersebut apabila terealisasi sehingga nanti dapat
berjalan dengan baik dan sejauh mana kebijakan ini sudah berlangsung.
5.1 Persepsi Informan terhadap Rokok