commit to user 1
Keputusan tentang jenis produk, yaitu konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli atau menggunkan uangnya untuk tujuan lain.
2 Keputusan tentang bentuk produk, yaitu konsumen dapat mengambil
keputusan untuk membeli bentuk produk tertentu. Keputusan tersebut menyangkut ukuran, mutu dan corak.
3 Keputusan tentang mereka, yaitu konsumen dapat mengambil
keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. 4
Keputusan tentang penjualanya, yaitu konsumen mengambil keputusan dimana produk tersebut akan dibeli, misalnya di toko atau supermarket.
5 Keputusan tentang jumlah produk, yaitu konsumen dapat mengambil
keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibeli. Pembelian ini dilakukan bisa lebih dari satu unit.
6 Keputusan tentang waktu pembelian, yaitu konsumen dapat mengambil
keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. 7
Keputusan tentang cara pembayaran, yaitu konsumen mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayarn produk yang dibeli,
apakah secara tunai atau kredit.
d. Tipe-tipe Tingkah Laku Konsumen
Menurut Phillip Kotler dan Gary Armstrong 1997: 163 menyatakan bahwa ada beberapa tipe perilaku membeli konsumen berdasarkan keterlibatan
pembeli dalam membeli dan derajat perbedaan di antara beberapa merek, yaitu: 1
Perilaku Membeli yang Kompleks Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan
keterlibatan konsumen yang tinggi dalam pembelian dan perbedaan besar yang dirasakan di antara merek.
2 Perilaku Pembeli yang Mengurangi Ketidak cocokan
Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang
dirasakan di antara merek.
3 Perilaku Membeli Berdasarkan Kebiasaan
Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan konsumen yang rendah dan beberapa perbedaan yang
dirasakan di antara merek.
4 Perilaku Pembeli yang Mencari Keragaman
Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan konsumen yang rendah, tetapi perbedaan yang dirasakan
besar.
commit to user
e. Proses Keputusan Pembelian
Perilaku konsumen akan sangat menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka. Menurut Basu Swastha D dan Hani Handoko
1997: 106 menyatakan bahwa ada lima tahap dalam proses pengambilan keputusan dalam pembelian yaitu:
1 Menganalisa Kebutuhan dan Keinginan
Penganalisaan kebutuhan dan keinginan ini ditujukan untuk mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi
atau terpuaskan. Proses penganalisaan atau pengenalan kebutuhan dan keinginan adalah suatu proses yang kompleks.
2 Pencarian Informasi dan Penilaian Sumber-sumber
Tahap kedua dalam proses pembelian ini sangat berkaitan dengan pencarian informasi tentang sumber-sumber dalam menilainya, untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan yang dirasakan. Pencarian informasi dapat bersifat aktif atau pasif, internal atau eksternal.
Penilaian sumber-sumber pembelian yang diperoleh dari berbagai informasi berkaitan dengan lamanya waktu dan jumlah uang yang
tersedia untuk membeli. Dari penilaian sumber-sumber pembelian ini akan diperoleh beberapa alternatif pembelian yang dapat dilakukan
konsumen.
3 Penilaian dan Seleksi terhadap Alternatif Pembelian
Tahap ini meliputi dua tahap, yaitu menetapkan tujuan pembelian dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian
berdasarkan tujuan pembeliannya. Tujuan pembelian bagi masing- masing konsumen tidak selalu sama, tergantung pada jenis produk dan
kebutuhannya. Setelah tujuan pembelian ditetapkan, konsumen perlu mengidentifikasikan akternatif-alternatif pembeliannya.
4 Keputusan untuk Membeli
Keputusan untuk membeli di sini merupakan proses dalam pembelian yang nyata. Jadi setelah tahap-tahap di atas dilakukan, maka
konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Bila konsumen memutuskan untuk membeli, konsumen akan
menjumpai serangkaian keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara
pembayarannya.
5 Perilaku Sesudah Pembelian
Semua tahap yang ada di dalam proses pembelian sampai dengan tahap kelima adalah bersifat operatif. Bagi perusahaan, perasaan dan
perilaku sesudah pembelian juga sangat penting. Perilaku mereka dapat mempengaruhi penjualan ulang dan juga mempengaruhi
ucapan-ucapan pembeli kepada pihak lain tentang produk perusahaan.
commit to user Gambar 2. Model Lima Tahap Proses Membeli
Basu Swastha D, dkk, 1997: 106
B. Penelitian Terdahulu
Secara umum, penelitian-penelitian tentang brand equity juga pernah dilakukan antara lain:
1. Moech. Nasir, M. Farid Wajdi, Syamsudin, dan Hadi W 2004
Judul : Analisis Elemen-elemen Brand Equity untuk Menentukan Kekuatan dan Kelemahan Produk pada Produk Merek “Dagadu Djokdja”
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah elemen-elemen brand equity yang meliputi brand awareness kesadaran merek, brand association
asosiasi merek, perceived quality persepsi kualitas, brand loyalty loyalitas merek, dan other proprietary brand assets aset-aset merek lain. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini, untuk brand awareness, produk kaos oblong merek
Dagadu Djokdja berada pada top of mind diposisi kedua ada kaos oblong merek Hani Robert H R. Untuk brand association produk kaos oblong
merek Dagadu Djokdja memiliki brand image yang di dalamnya terkandung asosiasi-asosiasi yaitu, tahan lama berkualitas, model desain gambar sangat
variatif, harga terjangkau, memiliki banyak jenis dan tipe, dan memiliki ciri khas tertentu. Untuk perceived quality menunjukkan bahwa produk kaos
oblong merek Dagadu Djokdja memiliki importance yang lebih tinggi dari Menga-
nalisa Kebutuhan
dan Keinginan
Pencarian Informasi
dan Penilaian
Sumber- sumber
Penilaian Seleksi
terhadap Alternatif
Pembeli- an
Keputu- san untuk
Membeli Perilaku
Sesudah Pembeli-
an