Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Media Blog Dalam Mata Pelajaran Geografi Di SMA Nusantara.

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA BLOG DALAM MATA

PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA NUSANTARA

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI-A SMA NUSANTARA)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Disusun Oleh Lutfi

NIM: 109015000046

JURUSAN PENDIDIKAN IPS

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014


(2)

(3)

(4)

(5)

iv ABSTRAK

Lutfi (109015000046). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Media Blog Dalam Mata Pelajaran Geografi Di SMA Nusantara. Skripsi, Program Studi Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Latar belakang penelitian ini adalah pembelajaran masih berpusat pada guru, lebih banyak guru hanya menggunakan metode ceramah, dan tidak menggunakan media pembelajaran. Siswa kurang antusias ketika pelajaran geografi, mereka sering mengantuk di dalam kelas. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa, maka cara yang digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan media blog.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan media blog. Penelitian ini dilakukan di SMA Nusantara. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Reseach) dengan sampel berjumlah 34 siswa kelas XI SMA. Instrumen yang digunakan berupa RPP, lembat observasi, lembar wawancara dan tes hasil belajar geografi.

Hasil penelitian diperoleh bahwa aktivitas belajar siswa mengalami perubahan yang signifikan dan rata-rata N-Gain pada siklus I 0,33 dan meningkat menjadi 0,52 pada siklus II. Berdasarkan hasil tersebut dapat dibuktikan bahwa penggunaan media blog efektif dalam meningkatkan hasil belajar geografi.

Kata Kunci : Media Blog, Hasil Belajar


(6)

v

ABSTRACT

Lutfi ( 109015000046 ) . Improving Student Results By Using The Media Blog In Geography Lesson Nusantara High School . Thesis , Geography Program , Department of Education Social Sciences ( IPS ) , Tarbiyah and Teaching Science Faculty , State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta .

The background of this research is still teacher centered learning , more teachers are using the lecture method only , and using instructional media . Students were less

enthusiastic when geography lesson , they often sleepy in class . This leads to low student learning outcomes , the means used to overcome these problems is to use the media blog . This study aims to improve student learning outcomes using the blog medium . This research was conducted in Nusantara High School . The method used in this research is Classroom Action Research ( Classroom Action Reseach ) with sample amounts to 34 students of class XI SMA. Instrumen used in the form of lesson plans , lembat observation , questionnaire and test results to learn geography .

The results showed that students' learning activities change significantly and the average N - gain in the first cycle increased to 0.33 and 0.52 in the second cycle . Based on these results it can be proven that the use of the blog medium is effective in improving learning outcomes geography .


(7)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat, taufik, hidayah, nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian pendidikan ini dengan baik. Salawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya.

Penelitian ini dilakukan guna memenuhi persyaratan kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidkan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan IPS Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penulisan penelitian pendidikan ini, penulis menyadari sepenuhnya masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki.Namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya penelitian pendidikan ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun penelitian pendidikan ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada:

1. Ibu. Nurlena Rifa’I, M.A, Ph.D Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan IPS, beserta seluruh staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

3. Bapak. Moch. Noviadi Nugroho, M.Pd, sebagai pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan ilmu dan waktunya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian pendidikan ini.

4. Bapak. Drs. H. Syaripulloh, M.Si, sebagai dosen Penasihat Akademik yang banyak membantu serta membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan di Universitas ini.

5. Para dosen yang mengajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya yang mengajar di Jurusan Pendidikan IPS. Penulis mengucapkan banyak terima kasih.

6. Kepada seluruh staf perpustakaan umum dan fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta penulis mengucapkan banyak terima kasih. 7. Bapak. Syafiuddin, M.Pd selaku kepala SMA Nusantara beserta para stafnya,


(8)

vii

kasih juga kepada seluruh dewan guru dan para siswa/siswi SMA Nusantara yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, tapi tidak mengurangi rasa terima kasih dan rasa hormat saya.

8. Kepada orang tua, serta adik-adikku tersayang, terima kasih atas segala doa, perhatian, motivasi dan kasih sayang.

9. Kepada sahabat-sahabat Wahyu Dwijayanto (Dj), Ajami Solihin (Jamong), Agus Suherman (Cikal), Al-Masih (Landolo), Akbar Fauzi (Kober), Halikin (Jorge), Iqbal Munajat (Ibel) , Abduh Abdurrohman, Fadli Yajid (pajid), Abdul Ajiz (Gagap), Bianda. Yang telah memberikan motivasi, waktu, tenaga, dan kesempatan untuk membantu menyelesaikan skripsi ini.

10.Kepada teman-teman seperjuangan di Jurusan Pendidikan IPS angkatan 2009 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Wahyu Dwijayanto, Abduh Abdurrohman, Abdul Aziz, Akbar Fauzi, mahbub, Anjayudin, Halikin, dll.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan adalah semata-mata keterbatasan ilmu yang penulis miliki.

Jakarta, 8 Januari 2014 Penulis


(9)

viii DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan... i

Halaman Pernyataan... ii

Abstraksi... iii

Kata Pengatar... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel... ix

Daftar Lampiran... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 6

C. Pembatasan Masalah... 6

D. Perumusan Masalah... 6

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian... 6

BAB II KAJIAN TEORI A. DESKRIPSI TEORI……... 8

1. Hakikat Media pembelajaran... 8

a. Pengertian Media Pembelajaran………..…...8

b. Fungsi Media Pendidikan………...10

c. Pemilihan Media Pengajaran………...13

d. Macam macam Media Pembelajaran………...16

2. Hakekat Blog………...18

a. Pengertian Blog………...18

b. Kelebihan dan Kekurangan Blog………...19

3. Hakekat Hasil Belajar... 20

a. Pengertian Belajar………....….. 20

b. Pengertian Hasil Belajar………... 22

c. Factor yang Mempengaruhi Hasil Belajar………...22

d. Prinsip-prinsip Belajar………...24

4. Pelajaran Geografi...25

a. Pengertian Pelajaran Geografi………...25

b. Pengertian Geografi………...26

B. Penelitian yang Relevan... .28


(10)

ix

D. Hipotesis Tindakan... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat, Waktu dan Sumber Data Penelitian...31

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian...33

C. Subjek Atau Partisipan Yang Terlibat Dalam Penelitian……… ...34

D. Peran dan Posisi Peneliti dan Penelitian... 34

E. Tahapan Intervensi Tindakan...35

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan...36

G. Instrumen Pengumpulan Data...36

H. Teknik Pemeriksaan Keterpecayaan………...37

I. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis………...41

J. Tindak Lanjut………...41

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Penelitian... ...43

1. Penelitian Pendahuluan... ...43

2. Analisis Refleksi Awal dan Rencana Tindakan... ...45

3. Penelitian Siklus I……... ...46

4. Penelitian Siklus II……….………...60

B. Pembahasan Hasil Temuan... ...66

C. Keterbatasan Peneliti... ...67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... ...68

B. Saran... ...68

DAFTAR PUSTAKA...70

LAMPIRAN – LAMPIRAN...72.

DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Kalender Kegiatan Penelitian... ...31

Tabel 3.2 Rentang Nilai Indeks Kesukaran Soal... 38


(11)

x

Tabel 4.2 nilai N-Gain Siklus II……... ...55

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 RPP Siklus I…………...72

Lampiran 2 RPP Siklus II……...76

Lampiran 3 Materi Biosfer………...…81

Lampiran 4 Soal Uji Coba………...97

Lampiran 5 Kunci Jawaban Soal Uji Coba...104

Lampiran 6 preTest………...105

Lampiran 7 PostTest……..………...108

Lampiran 8 Nilai Siswa………...…111

Lampiran 9 Hasil Nilai N-Gain Siklus I………...113

Lampiran 10 Hasil Nilai N-Gain Siklus II...115

Lampiran 11 Lembar Observasi...117

Lampiran 12 Lembar Observasi...119

Lampiran 13 Uji Validitas……….…………...121

Lampiran 14 Reliabilitas Tes………....…………...…124

Lampiran 15 Tingkat Kesukaran……….………...…………...…126

Lampiran 16 Daya Pembeda………..………...128

Lampiran 17 Rekap Analisis Butir….………...130

Lampiran 18 Foto Dokumentasi Kegiatan………...133


(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk Allah SWT, telah dikaruniai kemampuan-kemampuan dasar yang bersifat rohaniah dan jasmaniah, agar dengannya manusia mampu mempertahankan hidup serta memajukan kesejahteraannya. Kemampuan dasar manusia tersebut dalam sepanjang sejarah pertumbuhannya merupakan modal dasar untuk mengembangkan kehidupannya di segala bidang. Sarana utama yang dibutuhkan untuk pengembangan kehidupan manusia tidak lain adalah pendidikan.

Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa atau negara sebagian besar ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan di negara itu sendiri.

Negara Indonesia termasuk salah satu negara berkembang yang giat-giatnya melaksanakan program pembangunan. Seiring dengan lajunya pembangunan, maka faktor pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting karena dalam pelaksanaannya membutuhkan tenaga-tenaga ahli yang cakap dan terampil tersebut, tiada lain harus melalui pendidikan. Oleh karena itu pendidikan merupakan salah satu alat untuk mencapai suksesnya pembangunan dan Pendidikan di Indonesia sendiri diharapkan mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berwawasan yang membentuk peradaban manusia yang bermartabat.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 Ayat tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.1

Undang – undang diatas jelas mengantarkan peserta didik menuju manusia yang memiliki potensial secara menyeluruh. Tentunya untuk mencapai itu semua atau terealisasinya pendidikan yang sesuai dengan harapan Undang-undang di atas melibatkan berbagai pihak, terutama guru. Sejatinya guru yang diharapkan adalah guru yang

1

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1 (Bandung: Citra Umbara, 2006), hal. 71-72


(13)

mempunyai keahlian di bidangnya, dan bukan guru yang mempunyai latar belakang yang berbeda.

Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya, adalah misi pendidikan yang menjadi tanggung jawab profesional setiap guru.Pengembangan kualitas manusia ini menjadi suatu keharusan, terutama dalam memasuki era globalisasi dewasa ini, agar generasi muda kita tidak menjadi korban dari globalisasi itu sendiri. Pendidikan yang berorientasi pada kualitas ini menghadapi berbagai tantangan yang tidak dapat dikejar dengan cara-cara lama yang dipakai dalam sekolah-sekolah kita. Ibarat mengejar mobil yang melaju dengan kecapatan tinggi di atas tol dengan delman.

Berbicara pembangunan suatu negara, pastinya sangat ditentukan oleh tingkat kualitas pendidikan. Jika kualitas pendidikan rendah, maka sangat sulit suatu negara untuk membangun suatu peradaban. Karena pendidikan yang berkualitaslah yang membentuk manusia yang berkompetensi. Kompetensi intelektual, kompetensi jasmaniah, dan kompetensi rohaniah, sehingga dengan kompetensi yang dimiliki tersebut dapat membangun peradaban bagi bangsa dan negara yang didiaminya. Maka tidak heran jika setiap negara berlomba-lomba dalam meningkatkan kualitas pendidikannya.

Dengan berbagai kebijakan dan undang-undang dibuat dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Sebagai contoh, Negara Indonesia sendiri dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikannya dibuatnya Undang-Undang dijadikan titik pencapaian yang harus dihasilkan dalam proses pendidikan.

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, Pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung

jawab”2

Undang-Undang yang tersebut di atas akan terwujud apabila peran guru sebagai tenaga pengajar dalam proses pembelajaran telah dilaksanakan secara maksimal. Guru harus mempunyai berbagai potensi dalam pelaksanaan pengajaran, penguasaan materi pelajaran, penggunaan metode, media dan tehnik pendekatan yang bervariasi dalam proses pengajaran,

2

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 4


(14)

karena hal tersebut merupakan hal yang sangat penting sekali agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Selain itu, kemampuan guru menguasai metode, media, maupun tehnik dalam pengajaran juga berfungsi sebagai meningkatkan motivasi maupun hasil belajar peserta didik, juga merangsang agar peserta didik lebih aktif dan kritis dalam proses pembelajaran.

Guru masa depan adalah “guru yang memiliki kemampuan dan keterampilan dana

bagaimana dapat menciptakan hasil pembelajaran secara optimal. Selanjutnya memiliki kepekaan dalam membaca tanda-tanda zaman, serta memiliki wawasan intelektual dan

berpikiran maju, tidak pernah merasa puas dengan ilmu yang ada padanya”.3

Pada hakekatnya pembelajaran adalah “proses interaksi antara peserta didik dengan

lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang

datang dari dalam individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan”.4

Guru sebagai pengajar bertugas memberikan pengajaran di dalam kelas. Ia mengumpulkan pelajaran agar murid memahami dengan baik semua pengetahuan yang telah disampaikan. Guru sebagai pembimbing berkewajiban memberikan bantuan kepada murid agar mereka mampu menemukan masalahnya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, mengenal diri sindiri dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Selain itu guru juga dikatakan sebagai manejer dalam kelas di mana dia bertanggungjawab atas semua perencanaan, proses dan hasil belajar siswa.5

Guru sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar memiliki tugas yang tidak mudah karena ia merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap pencapaian proses belajar mengajar. Oleh Karena itu, guru dituntut untuk memiliki sejumlah kemampuan, keterampilan di dalam bidangnya, serta memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas.Banyak sekali jenis kemampuan, keterampilan dan keahlian yang harus dimiliki guru yang profesional, karena guru merupakan fasilitator maupun motivator bagi siswa.

Berbagai masalah yang muncul dari pengalaman mengajar mengharuskan para pendidik mencari solusinya. Di antara berbagai masalah tersebut adalah masalah media pembelajaran. Seorang guru dituntut untuk pintar dalam memilih media pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran dikelas, yang dapat mengaktifkan

3

Isjoni, Saatnya Pendidikan Kita Bangkit, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hal. 77-78

4

E.Mulyasa. Kurikulum tingkat Satuan pendidikan; suatu panduan praktis, (Bandung, PT remaja Rosdakarya, 2003), h. 255

5


(15)

kegiatan belajar siswa, serta agar siswa dapat memahami dan menguasai setiap konsep materi pelajaran.

Diperoleh hasil hasil observasi pra penelitian bahwa kenyataannya terdapat kendala-kendala yang dihadapi guru selama mengajar dan untuk itulah harus dicarikan pemecahan terhadap permaslahan tersebut. Diantara permasalahan yang ditemukan :Pertama, kondisi kelas yang kurang kondusif. Dari hasil pengamatan yang paling utama masalah yang diutarakan oleh guru adalah kondisi kelas yang kurang kondusif.Pada saat mengajar kebanyakan murid tidak memperhatikan guru yang sedang menerangkan, dan ini menyebabkan gurupun menjadi malas dalam mengajar. Metode yang dipakai ceramah diskusi yang dilakukan secara bergantian.Kedua, ketidak aktifan murid dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.Ini terlihat dalam observasi yang dilakukan, ketika guru mengajukan pertanyaan terkadang murid enggan menjawabnya.Dan bahkan murid tidak pernah mengawali untuk mengajukan pertanyaan atau merespon penjelasan materi pelajaran.

Ketiga, Hasil belajar yang rendah. Dari hal yang tersebut di atas membuat nilai hasil evaluasi akhir belajar siswa rendah. Inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan

belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. “Tujuan pengajaran tentu saja

akan dapat tecapai jika anak didik berusaha secara aktif mencapainya. Keaktifan anak didik disini tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan. Bila hanya fisik anak yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai”.6

Seorang pengajar tidak dapat menjadikan kerja mental peserta didik karena mereka harus secara bersama-sama mengerti apa yang mereka dengar dan lihat kekesatuan makna.

Ketidakmampuan guru dalam menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan penerapan metode maupun media pengajaran yang bervariatif sehingga tidak mampu menciptakan keaktifan anak didik pembelajaran, dan juga terciptanya kegiatan pembelajaran yang tidak menyenangkan bagi setiap anak didik. Guru masa depan adalah

“guru yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan kemampuan para siswanya melalui pemahaman, keaktifan, pembelajaran sesuai dengan kemajuan zaman dengan mengembangkan keterampilan hidup agar siswa memiliki sikap kemandirian, perilaku adaptif, koperatif, kompetitif dalam menghadapi tantangan, tuntutan kehidupan

sehari-hari”.7

6

Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zaid, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), hal. 38

7


(16)

Dengan latar belakang tersebut, penulis bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Media Blog dalam Mata Pelajaran Geografi di SMA Nusantara”.

B. Identifikasi Masalah

Dari masalah yang telah dijelaskan di atas maka dapat diidentifikasi masalahnya, yaitu: 1. Kondisi kelas yang kurang kondusif dalam kegiatan pembelajaran.

2. Ketidak aktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. 3. Hasil belajar siswa yang rendah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan Identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi ruang lingkup masalah agar pemecahanya berfokus dan jelas.Masalah yang diteliti adalah mengenai peningkatan hasil belajar siswa kelas XI-A SMA Nusantara dengan penggunaan media Blog.

D.Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan langkah yang paling penting dalam penelitian ilmiah. Perumusan masalah berguna untuk mengatasi kerancuan dalam pelaksanaan penelitian. Berdasarkan masalah yang dijadikan fokus penelitian, masalah pokok penelitian tersebut dirumuskan sebagai berikut :

“Bagaimanakah peningkatan hasil belajar dengan penggunaan Media Blog dalam pelajaran Geografi Siswa Kelas XI-A SMA Nusantara”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan penggunakan media blog pada Pelajaran Geografi kelas XI-A SMA Nusantara.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Adapun Manfaat Teoritis dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Memberikan informasi bagaimana cara mengatasi permasalahan yang ada dalam proses pembelajaran Geografi, terutama dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi melalui Penggunaan Media Blog


(17)

2. Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai blog.

3. Penelitian ini dapat memberikan informasi secara tertulis maupun sebagai referensi mengenai materi geografi.

b. Manfaat Praktis

Adapun Manfaat Praktis dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan sebagai salah satu alternatif membuat pembelajaran agar dapat terciptanya suasana pembelajaran yang efektif. 2. Bagi siswa

dapat memberikan suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat memberikan hasil belajar yang baik dan siswa lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini memberikan informasi bagaimana cara mengatasi permasalahan yang ada dalam proses pembelajaran Geografi, terutama dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi melalui Penggunaan Media Blog

4. Bagi UIN/Jurusan Pendidikan IPS

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi Jurusan tentang kajian permasalahan pendidikan kontemporer dan kekinian.


(18)

7 BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Hakikat Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam kaitan ini Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar media adalah manusia, materi, atau kejadiaan yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuaan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertiaan ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar-mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.8Istilah media adalah sarana-prasarana yang memudahkan pengajaran seperti Teknologi, baik Teknologi Modern maupun Teknologi tradisional yang memegang peranan penting dalam proses belajar-mengajar. Dengan Mengutip pandangan E. De

Corte, disini “media pengajaran” diartikan sebagai: “suatu sarana nonpersonal (bukan manusia) yang digunakan atau disediakan oleh tenaga pengajar, yang memegang peranan dalam proses belajar-mengajar, untuk mencapai tujuan instuksional”.

Akhir-akhir ini, juga kerap terdengar istilah “teknologi pendidikan” atau

teknologi pengajaran” dalam sumber-sumber literature yang membahas teknologi ini, ternyata istilah ini diartikan dengan lain-lain cara, yaitu :

1) Penggunaan aparatur elektro-mekanis dalam pengajaran, misalnya overhead projector, video tape recoder, slide proyektor.

2) Pengajaran melalui media elektronis –mekanis, misanya teaching machine menurut model Skinner, Komputer.

3) Model pengajaran teori pengajaran, dengan menerapkan data hasil penelitiaan dalam

berbagai cabang ilmu psikologi dan mengembangkan apa yang disebut “ pendekatan

system” (system approach).

8


(19)

4) Studi ilmiah mengenai penggunaan media dalam proses-belajar mengajar ( Educational Technology).9

Segala sesuatu alat yang digunakan dalam proses belajar pembajaran utuk menyalurkan ilmu pengetahuan yang dapat memotivasi anak agar dapat memcapai hasil yang baik secara optimal. Baik Papan Tulis, buku pelajaran, majalah, ensklopedi dan media audio visual seperti film sekalipun.

Sering kali kata “media” bahkan sering dikaitkan dan digantikan dengan istilah

alat bantu atau media komunikasi seperti dikemukakan oleh Hamalik (1986) di mana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu atau media komunikasi.

Istilah “Media” bahkan sering dikaitkan atau digantikan dengan kata “Teknologi”

yang berasal dari bahasa latin tekne, bahasa Inggris “art” dan “logos”bahasa Indonesia

yaitu ilmu. Erat hubunganya dengan istilah “ Teknologi”, kita juga mengenal kata

teknik. Teknik dalam bidang pengajaran lebih bersifat apa sesungguhnya terjadi di antara guru dan murid. Ia merupakan suatu strategi khusuanya. Dari uraian di atas

tampak jelas bahwa tampak jelas bahwa “teknologi” bukanlah hanya pembuatan

pesawat terbang model muktakhir dan sebagainya, tetapi melipat-lipat kertas jadi pesawat terbang mainanpun merupakan bentuk teknologi, karena itu merupakan keterampilan seni. Dari berbagai Definisi para ahli maka penulis menyimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan sarana dan prasana komunikasi yang dapat menyampaikan bahan pelajaran agar mendapatkan meningkatkan hasil belajar yang baik.

Berdasarkan Uraian beberapa batasan tentang media di atas, berikut ini akan dikemukan ciri-ciri umum media pendidikan secara umum tentang media pendidikan sebagai berikut :

1. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat,didengar, atau diaraba dengan panca indera.

2. Media Pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak) yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan siswa.

3. Media pendidikan terdapat pada visual dan audio.

9


(20)

4. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar, baik di dalam maupun di luar kelas.

5. Media pendidikan dipergunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

6. Sikap dan perbuatan, organisasi, strategi, dan manajamen yang berhubungan dengan penerapan suatau ilmu.10

Dari Berbagai definisi media pembelajaran merupakan alat komunikasi dengan perantara yang digunakan guru untuk proses pembelajaran yang tujuan adalah agar dapat memperkaya dan memperdalam proses belajar-mengajar di kelas, dengan menggunakan media interaksi antar guru, murid dan pembelajaran terjalin dengan baik. Media berfungsi sebagai alat pembangkit motivasi, memberikan orientas, memberikan ilustrasi, mengadakan evaluasi, pengajaran dapat berfungsi dalam keseluruhan proses belajar-mengajar, namun berperan sebagai komponen-komponen lain.

b. Fungsi Media Pendidikan

Dalam suatu proses belajar mengajar, dan unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua Aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang harus dikuasai setelah pembelajaran berlangsung, dalam konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan pembelajaran dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Sealain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat meningkatkan pemahaman.

10Azhar`Arsyad, Media….hal 6


(21)

Levie & lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media pembelajaran, khusus media visual yaitu :

a) Fungsi atensi media merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkosentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau teks materi pelajaran.

b) Fungsi efektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa misalnya informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. c) Fungsi Konitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang

mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaiaan tujuan untuk untuk memahami dan mengingat informasi pesan yang terkandung dalam gambar.

d) Fungsi Kompensatoris media pengajaran terlihat dari hasil penelitiaan bahwa media visual yang konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingat kembali. Dengan kata lain, dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.11

Nana Sudjana, merumuskan fungsi media pengajaran menjadi enam Kategori, sebagai berikut :

1) Penggunaan Media dalam proses belajar-mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar siswa mengajar yang efektif.

2) Penggunaan media pengajaran merupakan merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi pembelajaran.

3) Media pengajaran pengajaran dalam pengajaran, penggunaannya integral dengan tujuan dari isi pelajaran.

4) Penggunaan Media dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supanya lebih menarik perhatiaan siswa.

5) Penggunaan Media dalam pengajaran lebih diutmakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan oleh guru.

11


(22)

6) Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar-mengajar.12

Secara Umum Media mempunyai fungsi sebagai berikut :

(1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat Verbalistik (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

(2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya :

a) Objek yang terlalu bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film atau model.

b) Objek yang kecil dibantu dengan projector mikro,film bingkai.film, atau gambar. c) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timeplease

atau high speed photography.

d) Kejadian atu peristiwa yang terjadi dimasalalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film. Video, film bingkai, foto mupun secara verbal.

e) Objek yang terlalu komplek (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model,diagaram, dan lain-lain,

3) Penggunaan media pendidiakan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk :

a) Menimbulkan kegiatan belajar

b) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.

c) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menutup kemampuaan dan minatnya.

4) dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan siswa dan guru berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan pendidikan, yaitu dengan kemampuan dalam :

a) Memberikan perangsang yang sama b) Mempersamakan pengalaman c) Menimbulkan persepsi yang sama.

12


(23)

c. Pemilihan Media Pengajaran

Media pengajaran merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan belajar-mengajar, karena beraneka ragamnya media tersebut, maka masing-masing media mempunyai karekteristik yang berbeda-beda.Untuk itu perlu memilih dengan cermat dan tepat agar dapat digunakan secara tepat guna.

Di bawah ini dikemukakan beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media yang tepat.

1. Jenis kemampuan yang akan dicapai Sesuai dengan tujuan pengajaran. Sebagaimana diketahui, bahwa tujuan pengajaran itu menjangkau daerah konigif, afektif, dan psikomotor. Bila akan memilih media pengajaran, perlu dipertimbangkan beberapa jauh media tersebut ampuh mengembangkan kemampuan atau perilaku yang terkandung dalam rumusan tujuan yang akan dicapai.

2. Kegunaan dari berbagai jenis media itu sendiri setiap jenis media mempunyai nilai kegunaan sendiri-diri. Hal ini harus dijadikan bahan Pertimbangan dalam memilih jenis media yang digunakan.

3. Kemampuaan guru menggunakan sesuatu jenis media, hal itu tidak akan memberikan mamfaat yang optimum, jika guru tidak mampu menggunakan dengan baik. Oleh karena itu, kesederhanaan pembuatan dan penggunaaan media sering menjadiakan faktor penentu bagi guru dalam memilih media.

4. Keluwesan atau fleksibilitas dalam penggunaannya.

Dalam memilih media harus dipertimbangkan pula faktor keluwesan/ fleksibilitas, dalam arti seberapa jauh media tersebut dapat digunakan dengan praktis dalam berbagai situasi dan mudah dipindahkan dari suatu tempat-ketempat lain.

5. Kesesuaian waktu dan sarana pendukung dalam salah satu hambatan yang sering dialami dalam mengajar adalah kurang waktu yang tersedia, apalagi kalau kurikulum terlalu berat isinya. Salah satu faktor yang perlu pula yang dipertimbangkan dalam memilih media ialah seberapa jauh penggunaan media tersebut masih sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia bagi pengajaran yang bersangkutan.

6. Ketersediaan, acapkali media yang terbaik tidak tersedia sehingga guru memilih media yang lain kerena media tersebut sudah tersedia atau mudah menyediakannya. 7. Biaya, guru atau lembaga pendidikan biasanya mencari media yang murah atau


(24)

Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis yang perluh mendapatkan pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media adalah sebagai berikut :

a. Motivasi. Harus ada kebutuhan, minat atau keinginan untuk belajar dari pihak siswa sebelum meminta perhatiannya untuk mengerjakan tugas dan latihan.

b. Perbedaan individual. Siswa belajar dengan cara dan tingkat kecepatan yang berbeda-beda. Faktor-faktor seperti kemampuaan inteligensia, tingkat pendidikan, kepribadian, dan gaya belajar mempengaruhi kemampuan dan kesiapan untuk belajar.

c. tujuan pembelajaran. Jika siswa diberitahukan apa yang diharapkan mereka pelajari melalui media pembelajaran itu, kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran semakin besar.

d. Organisasi Isi. Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau keterampilan fisik yang akan dipelajari diatur dan diargonisasikan ke dalam urutan-urutan yang bermakna.

e. Persiapan yang sebelum belajar. siswa sebaiknya telah mengusai secara baik pelajaran dasar atau memiliki pengalaman yang diperlukan secara memadai yang mungkin merupakan persyarat untuk penggunaan media dengan sukses.

f. Emosi. Pembelajaran yang melibatkan emosi dan perasaan pribadi serta kecakapan amat berpengaruh dan bertahan.

g. Partisipasi. Agar pembelajaran berlangsung dengan baik, seorang siswa harus menginternalkan informasi, tidak sekedar diberitahukan.

h. Umpan balik. Hasil belajar dapat meningkat apabiala secara berkala siswa diinformasikan kemajuaan belajarnya.

i. Penguatan (reinforcement). Apabila siswa berhasil belajar didorong untuk terus belajar.

j. Latihan dan pengulangan. Sesuatu hal baru jarang sekali dapat dipelajari secara efektif hanya sekali jalan. Agar suatu pengetahuaan atau keterampilan harus sering diulang dan dilatih dalam berbagai konteks.

k. Penerapan. Hasil belajar yang diinginkan adalah meningkatkan kemampuan seseorang untuk menerapkan atau mentransfer hasil belajar pada masalah atau situasi baru.


(25)

d. Macam-Macam Media Pembelajaran.

Media yang telah dikenal dewasa ini tidak hanya terdiri dari dua jenis, tetapi sudah lebih dari itu. Klasifikasi bisa dilihat dari jenisnya, daya inputnya, dari bahan cara pembuatanya. Semua ini akan dijelaskan pada pembelajaran sebagai berikut :

Dilihat dari jenisnya ada beberapa jenis media, sebagai berikut : a) Media Auditif

Media auditif ini adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassatte recorder, piringan hitam, media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.

b) Media Visual

Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilakan gambar diam seperti strip (film bingkai), slides (film bingkai) foto,peta, gambar atau lukisan, dan cetakan. Adapula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, atau film bingkai. c) Media Audiovisual

Media visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua.

Media ini dibagi ke dalam : 1) Audiovisual Diam

Audiovisual diam merupakan media yang menyampaikan suara dan gambar diam seperti bingkai suara (sound slides), (film bingkai suara), dan cetak suara.

2) Audiovisual Gerak

Audiovisual gerak merupakan media yang menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan Video-cassette.

Pembagian ini dari media ini adalah :

a. Audiovisual murni, merupakan baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari sutu sumber seperti film,video-cassett, baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu sumber seperti film, Video-cassete.

b. Audiovisual tidak murni, merupakan unsur suara dan gambarnya berasal dari sumber berbeda, mislanya film bingkai suara unsur gambar yang bersumber dari slide proyektor dan unsur suaranya bersumber dari tape recorder.


(26)

Berbagai cara dapat digunakan untuk mengidentifikasi, atau mengklafikasikan media, Rudy dan Breth (1971) misalnya mengklafikasikan media ke dalam tujuh kelompok media, yaitu:

a) Media audio visual bergerak, merupakan media yang paling lengkap yaitu menggunakan kemampuan audio visual dan bergerak.

b) Media audio visual diam merupakan media kedua dari segi kelengkapan kemampuannya kareana ia memilki semua kemampuan yang ada pada golongan sebelum kecuali penampilan bergerak

c) Media visual gerak, memiliki kemampuan menampilkan suara disertai gerak titik linear, jadi tidak dapat menampilkan gerakan nyata secara utuh.

d) Media visual bergerak, memiliki kemampuan seperti golongan pertama kecuali penampilan suara.

e) Media visual diam, mempunyai kemampuan menyampaikan informasi secara visual tetapi tidak dapat menampilkan suara maupun bergerak.

f) Media audio, media yang hanya memanipulasikan kemampuan-kemampuan suara semata-mata.

g) Media cetak, merupakan media yang hanya mampu menampilkan informasi berupa huruf angka dan informasi-informasi verbal tertentu.

Dari ulasan di atas berbagai macam karakteristik media yang berbeda menunjukan perbedaan manfaat dan kelemahan masing-masing, bentuk interaksi antara media merupakan komponen yang sangat penting untuk mengeksperesikan strategi penyampaian.

Komponen ini sangat penting karena uraian strategi menyampaikan tidaklah lengkap tanpa memberikan gambaran tentang pengaruh yang ditimbulkan suatu media penting sekali untuk merangsang kegiatan belajar siswa sehingga hasil belajar tercapai dengan baik. Tersedianya suatu media penting karena sekali untuk merangsang kegiatan belajar siswa.

2.Hakekat Blog a. Pengertian Blog

Blog adalah singkatan dari web log yang merupakan sebuah website yang isinya dapat di update secara reguler. Selain itu, blog juga memungkinkan pengunjung untuk berkomentar. Blog juga dapat dipakai untuk banyak kegiatan, seperti untuk dijadikan


(27)

buku atau catatan harian online, maupun untuk menulis artikel seperti halnya koran digital. Pada umumnya blog berbasis teks, walaupun ada juga blog yang berbasis foto, berbasis video, audio, dan sebagainya.

Pengertian Blog Serta Fungsinya secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :

1. Blog Pribadi

Blog pribadi merupakan jenis blog yang paling sering anda jumpai, yang berfungsi sebagai catatan atau buku harian online seseorang.Dan blog pribadi tersebut merupakan jenis blog yang pertama kali muncul.


(28)

2. Blog Usaha

Blog usaha adalah blog yang berguna untuk melakukan komunikasi sebuah perusahaan dengan pelanggan atau konsumen, menawarkan jasa, atau informasi mengenai usaha yang sedang dijalankan. Blog usaha juga digunakan untuk keperluan penguatan merek, atau difungsikan untuk layanan kepada masyarakat sebagai sarana promosi.13

b. Kelebihan dan Kekurangan Blog 1. Kelebihan Blog:

a. Proses daftar mudah dan praktis

b. Bila Anda memiliki akun Gmail, maka secara otomatis Anda sudah terdaftar di blogger.com

c. Mendukung javascript dan flash (seperti widget dan adsense) d. Bisa digunakan dalam bahasa Indonesia (mensupport 41 bahasa)

e. File CSS dan HTML bisa diedit dan dimodifikasi sesuka Anda (bila mengerti) f. Bisa memiliki banyak blog dengan satu akun.

g. Navigasi admin sederhana dan mudah.

h. Bisa digunakan untuk meraup rezeki (support dengan program affilasi). i. Bisa gonta-ganti template (theme) sesuka hati dari hasil download template.

j. Upload gambar di blogger.com secara otomatis langsung masuk ke akun picasa Anda. k. Dapat membuat laman (halaman page)

l. Dapat memposting melalui E-mail dan MMS di Hp m. Bisa upload gambar dan video

n. Dapat membuat komunitas o. Terdapat daftar blog yang diikuti

2. Kekurangan Blog

a. Tampilan dashbor sangat sederhana b. Template bawaan sangat sedikit

c. Tidak ada tombol reply bawaan pada komentar (sehingga harus edit CSS atau HTML) d. Tidak ada tags (keyword) (Sehingga harus menambahkannya pada HTML atau CSS)

13

http://teknologi.kompasiana.com/internet/2013/01/15/pengertian-blog-serta-fungsinya-519896.html. Di unduh pada tanggal 02-07-2013 pukul 12:30


(29)

e. Dibuka di Hp terkadang sulit14 3. Hakekat Hasil Belajar a. Pengertian Belajar

Belajar secara sederhana dikatakan sebagai proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi harus secara relatif bersifat menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang sat ini nampak (immediate behavior), tetapi perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang (potential behavior). Oleh karena itu, perubahan-perubahan terjadi karena pengalaman. 15

Perubahan yang terjadi karena pengalaman ini membedakan dengan perubahan-perubahan lain yang disebabkan oleh kerusakan fisik, baik karena pengaruh obat-obatan berbahaya maupun kerena kecelakaan atau penyakit tertentu.

“Menurut Ausabel, belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi. Dimensi

pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan pada siswa, melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur-struktur kognitif yang telah ada.16

Belajar atau yang disebut juga dengan learning, adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman.17

Psikologi Daya berpendapat, bahwa belajar adalah melatih daya-daya yang dimiliki oleh manusia, dengan latihan tersebut akan terbentuk dan berkembang berbagai daya yang dapat berfungsi sebagaimana mestinya, seperti daya ingat, daya pikir, daya rasa, dan sebagainya.18

“Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam buku Educational Psycology: the Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.”19 Artinya, ketika

14

http://www.fikrishare.com/2011/03/kelebihan-dan-kekurangan-blog.html. Di unduh pada tanggal 04-07-2013 pukul 09:30

15

Zikri Neni Iska, Perkembangan Peserta Didik Perspektif Psikologi, (Jakarta: KiziBrothers, 2011), h. 65.

16

Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 110.

17

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algensindo: Bandung . 2004 h,28

18

Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 106.

19

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 13, h. 88.


(30)

seseorang melakukan proses belajar maka akan mengalami perubahan tingkah laku yang menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik, maupun psikis.

Surya menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.20

“Menurut Witherington menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam

kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk

keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.” 21

Maksudnya adalah perubahan tingkah laku yang terjadi dalam diri individu banyak sekali baik sifat maupun jenisnya, karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam individu merupakan perubahan dalam arti belajar. Seperti aspek-aspek kematangan, pertumbuhan, dan perkembangan tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa hanya melalui proses belajar seorang individu akan mengalami perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiiki seseorang.Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari prilakunya, baik prilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar.

Di sekolah hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata-mata pelajaran yang ditempuhnya. Tingkat penguasaan pelajaran atau hasil belajar dalam mata pelajaran tersebut di sekolah dilambangkan dengan angka-angka atau huruf, seperti angka 0-10 pada pendidikan dasar dan menengah dan huruf A, B, C, D pada pendidikan tinggi.22

Di sekolah, biasanya hasil belajar siswa dinyatakan dengan angka. Hasil belajar diukur melalui tes atau penilaian hasil belajar terhadap pengetahuan, kemampuan,

20

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h. 8.

21

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja, 2007), hal. 155.

22


(31)

kebiasaan, keterampilan, dan sikap siswa selama megikuti proses belajar dalam jangka waktu tertentu.

c. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor raw input (yakni faktor murid/anak itu sendiri) di mana tiap anak memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam:

a. Kondisi fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan capek,tidak dalam keadaan cacat jasmani, seperti kakinya atau tangannya (karena ini akan mengganggu kondisi fisiologis), dan sebagainya, akan sangat membantu dalam proses dan hasil belajar. Di samping kondisi yang umum tersebut, yang tidak kalah pentingnya dalam mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah kondisi panca indera, terutama indera penglihatan dan pendengaran.

b. Kondisi Psikologis

Di bawah ini faktor psikologis yang dianggap utama dalam mempengaruhi proses dan hasil belajar.

1) Minat 2) Kecerdasan 3) Bakat 4) Motivasi

Faktor environmental input (yakni faktor lingkungan), baik itu lingkungan alami ataupun lingkungan social. Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik/alam dan lingkungan sosial.

a. Lingkungan fisik/alami termasuk di dalamnya adalah seperti keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara, dan sebagainya. Belajar pada keadaan udara yang segar, akan lebih baik hasilnya dari pada belajar dalam keadaan udara yang panas dan pengap.

b. Lingkungan sosial yang lain, seperti suara mesin pabrik, hiruk pikuk lalu lintas, gemuruhnya pasar, dan sebagainya juga berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Karena itulah disarankan agar lingkungan sekolah didirikan di tempat yang jauh dari keramaian pabrik, lalu lintas dan pasar.

Faktor instrumental input, yang di dalamnya antara lain terdiri dari:

Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancangkan sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan


(32)

dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah dirancangkan. Faktor-faktornya yaitu:

a. Kurikulum

b. Program/bahan pengajaran c. Sarana dan fasilitas

d. Guru (tenaga pengajar)23 d. Prinsip-prinsip Belajar

Prinsip-prinsip belajar juga akan mendapatkan dan menemukan metode-metode mengajar yang jitu serta memilih secara lebih intelegen antara metode mengajar yang baru sehingga secara tepat dapat dapat mengarahkan kepadanya. Dengan demikian, teori dan metode mengajar yang sahih (valid) hendaknya berhubungan dengan sifat-sifat proses belajar kelas dan dengan faktor-faktor kognitif dan faktor-faktor sosial-afektif yang mempengaruhinya, sehingga kegiatan subject-matter dikalangan anak didik dapat dipermudah karenanya.

Sehubungan dengan prinsip-prinsip belajar dimaksud, Nasution, mengemukakan antara lain:

1. Agar seorang benar-benar belajar ia harus mempunyai suatu tujuan.

2. Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya dan bukan karena dipaksakan oleh orang lain.

3. Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesukaran dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga baginya.

4. Belajar itu harus terbukti dari perubahan tingkahlakunya.

5. Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula hasil-hasil sambilan atau sampingan. Misalnya ia tidak hanya bertambah terampil membuat soal-soal ilmu tetapi juga memperoleh minat yang lebih besar untuk bidang studi itu.

6. Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan. Learning by doing. The process of learning is doing, reacting, undergoing, experiencing. Prinsip ini sangat penting.

7. Seorang belajar sebagai keseluruhan, tidak dengan otaknya, atau secara intelektual saja tetapi juga secara sosial, emosional, etis, dan sebagainya.

8. Dalam hal belajar seorang memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain.

23


(33)

9. Untuk belajar diperlukan “insight”. Apa yang dipelajari harus benar-benar dipahami. Belajar bukan menghafal fakta logis lepas secara verbalistis.

10.Di samping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya, seorang sering mengejar tujuan-tujuan lain. Misalnya: Orang belajar main badminton, juga ingin menjadi juara, mencari keharuman dan nama baik sekolahnya dan sebagainya.

11.Belajar lebih berhasil, apabila usaha itu memberi sukses yang menyenangkan. 12.Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh pemahaman. 13.Belajar hanya mungkin kalau ada kemauandan hasrat untuk belajar. 24 4. Pelajaran Geografi

a. Pengertian Pelajaran Geografi

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Pemahaman seorang guru terhadap pengertian pembelajaran akan sangat mempengaruhi cara guru itu mengajar.

Berikut ini adalah pengertian dan definisi pembelajaran menurut beberapa ahli: 1. Knowles, Pembelajaran adalah cara pengorganisasian peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.

2. Slavin, Pembelajaran didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku individu yang disebabkan oleh pengalaman.

3. Woolfolk, Pembelajaran berlaku apabila sesuatu pengalaman secara relatifnya menghasilkan perubahan kekal dalam pengetahuan dan tingkah laku.

4. Crow, Pembelajaran adalah pemerolehan tabiat, pengetahuan dan sikap.

5. Rahil Mahyuddin, Pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang melibatkan ketrampilan kognitif yaitu penguasaan ilmu dan perkembangan kemahiran intelek. 6. Achjar Chalil, Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

7. Corey, Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara

disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus.

8. G.A.Kimble, Pembelajaran merupakan perubahan kekal secara relatif dalam

24

Abd Abror Rachman, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1993), cet 4, h. 91-92.


(34)

keupayaan kelakuan akibat latihan yang diperkukuh.

9. Munif Chatib, Pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi.25

b. Pengertian Geografi

Geografi berasal dari bahasa Yunani yaitu kata geographica. Geographica merupakan rangkaian dari 2 suku kata yaitu geo dan graphein, geo berarti bumi, Graphein berarti tulisan, gambaran, uraian. Sehingga secara harfiah geografi adalah penulisan atau penggambaran mengenai bumi.

Pengertian geografi berkembang sehingga tidak lagi sebatas pengertian secara harfiah seperti yang disebutkan di atas. Banyak ahli geografi yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian geografi. Berikut ini disajikan pendapat dari beberapa ahli tentang pengertian geografi.

1. Claudius Ptolomeaus, mengemukakan bahwa geografi adalah suatu penyajian dengan peta dari sebagian permukaan bumi yang menunjukan kenapmakan secara umum.

2. Carl Ritther, geografi adalah suatu telaah mengenai bumi sebagai tempat hidup manusia.

3. Huntington, menekankan pada iklim sebagai penentu kehidupan (faham diterminisme iklim). Pendapatnya mengatakan bahwa penduduk pada zone iklim sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat, sedang di daerah yang iklimnya sangat keras (gurun, kutub) dan iklimnya terlalu menyenangkan (tropis) perkembangan sosial budayanya sangat lambat.

4. Ferdinan Van Ricthffen, geografi adalah suatu studi tentang gejala-gejala dan sifat-sifat permukaan bumi serta penduduknya yang disusun berdasarkan letaknya dan mencoba menjelaskan hubungan timbal balik antara gejala-gejala dan sifat-sifat itu. 5. Ulmam, geografi adalah interaksi antar ruang

6. R. Bintarto, geografi adalah ilmu pengetahuan yang menjelaskan sifat bumi, menganalisis gejala-gejala alam dan penduduk, srta mempelajari kekhususan corak

25

Djogjacamp, Diunduh tahun 2014 7:30


(35)

dalam kehidupan dan berusaha mencari fungsi dan unsur-unsur yang terdapat dalam ruang dan waktu.26

26


(36)

B. Penelitian yang relevan

1. Ahsan Fahrudin, 06205244111, Universitas Negeri Yogyakarta, Peningkatan Kemandirian Dan Prestasi Belajar Bahasa Jawa Melalui Blog Sebagai Media Pembelajaran Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Candimulyo Magelang. Hasil penelitian ini adalah blog sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan kemandirian dan prestasi belajar siswa bahasa Jawa pada siswa kelas XI IPA-1 SMA Negeri 1 Candimulyo Magelang. Hal ini ditandai dengan peningkatan hasill prosentase angket respon siswa indikator kemandirian belajar siswa yang berupa motivasi sebelum tindakan hingga setelah tindakan siklus I yaitu dari 39,5% menjadi 66%, kemudian menjadi 83,5% pada siklus II. Berupa kedisiplinan sebelum tindakan hingga setelah tindakan siklus I yaitu dari 40% menjadi 68,25%, kemudian menjadi 86,5% pada siklus II. Berupa inisiatif dan kreatif sebelum tindakan hingga setelah tindakan siklus I yaitu dari 47,75% menjadi 60,5%, kemudian menjadi 81,75% pada siklus II. Berupa tanggung jawab sebelum tindakan hingga setelah tindakan siklus I yaitu dari 46,25% menjadi 71,5%, kemudian menjadi 82,25% pada siklus II. Peningkatan prestasi belajar dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata pretest sebelum menggunakan media blog sebesar 58,4, pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 66, kemudian pada siklus II mengalami peningkatan kembali menjadi 75,12. Selain itu, berdasarkan pengamatan selama penelitian berlangsung terdapat keberhasilan proses berupa peningkatan hasil indikator kemandirian belajar siswa yang berbentuk motivasi, kedisiplinan, inisiatif dan kreatif, serta tanggung jawab.27 2. Imam Baehaqi, 073711010, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,

Pemanfaatan Media Blog Pada Pembelajaran Kimia Materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XA MA NU Nurul Huda Mangkang. Penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap, yaitu prasiklus, siklus I dan siklus II dimana setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penilaian keaktifan peserta didik dalam pengelolaan pembelajaran diperoleh dari pengamatan observer saat pembelajaran. Hasil belajar kognitif peserta didik diperoleh dari tes evaluasi pada tiap akhir siklus. Hal ini dapat diketahui dari nilai peningkatan nilai ketuntasan belajar siswa dari segi kognitif yaitu dari 61% pada siklus I menjadi

27

Ahsan Fahrudin, NIM 06205244111, Peningkatan Kemandirian Dan Prestasi Belajar Bahasa Jawa Melalui Blog Sebagai Media Pembelajaran Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Candimulyo Magelang, Program Studi Bahasa Jawa Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta, 2012


(37)

83% pada siklus II dan dari segi afektif mengalami peningkatan dari 65,64% pada siklus I menjadi 77,14% pada siklus II. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan pemanfaatan pembelajaran melalui media blog, keaktifan dan hasil belajar peserta didik meningkat.28

C. Kerangka Berpikir

Pendidikan merupakan hal yang utama dan penting dalam kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup dalam segala bidang. Manusia dapat membina dan mengembangkan seluruh potensinya baik yang bersifat jasmani dan rohani secara efektif dan efisien. Dengan proses pendidikan mereka akan mampu mentransfer kebudayaannya, mengetahui baik dan buruk serta mampu membentuk kepribadiannya. Proses pendidikan dilalui dengan proses pembelajaran.

Pembelajaran merupakan sebuah proses kegiatan yang melibatkan dua pihak yaitu guru sebagai pengajar dan siswa sebagai orang yang belajar. Pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai oleh siswa sebagai subjek dan sekaligus objek. Seorang guru harus mampu menciptakan kondisi belajar yang efektif dan efisien sehingga tujuan tersebut dapat tercapai. Oleh sebab itu guru harus memahami komponen-komponen yang ada pada proses pembelajaran yang saling berhubungan secara timbal balik dan saling ketergantungan satu sama lain.

Tanpa disadari guru turut memberikan kontribusi terhadap faktor tersebut. Fakta yang sering terjadi di kelas di antaranya adalah strategi pembelajaran yang diterapkan guru masih konvensional dan kurangnya penggunaan media yang dapat memperjelas isi materi yang dipelajari dan menarik perhatian serta minat siswa.oleh sebab itu, diperlukan guru yang kreatif dalam memilih pendekatan, strategi, metode, serta media yang tepat dengan kondisi siswa, sehingga pembelajaran menjadi berkualitas, efisien, dan bermanfaat bagi siswa. Agar siswa lebih mudah dan termotivasi mempelajari gempa bumi dan tsunami maka perlu diberikan suatu upaya kreatif yang dilakukan oleh guru terhadap siswa.

28

Imam Baehaqi, NIM: (073711010), Pemanfaatan Media Blog Pada Pembelajaran Kimia Materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XA MA NU Nurul Huda Mangkang, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2012


(38)

Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru adalah dengan memanfaatkan blog sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan membantu siswa memahami materi pelajaran. Dengan begitu siswa mengalami proses pembelajaran yang menyenangkan dan pada akhirnya hasil belajar mereka bisa optimal.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berfikir, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran melalui Media Blogdapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(39)

28 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat, Waktu dan Sumber data Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Nusantara kelas XI-A. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.

Alasan penulis memilih SMA Nusantara kelas XI-A sebagai tempat penelitian adalah:

a. Sebagai tempat penulis menjalani Praktik Profesi Keguruan Terpadu sebagai pengajar bidang studi Geografi sehingga penulis cukup mengetahui kondisi sekolah tersebut.

b. Keadaan siswa yang masih kurang daya belajarnya, rendahnya motifasi belajar, pemahaman, serta nilai hasil belajar siswa rendah dalam mata pelajaran Geografi siswa kelas XI-A SMA Nusantara sehingga membuat penulis tertarik melakukan penelitian lebih lanjut di SMA Nusantara kelas XI-A.

c. Berdasarkan pengamatan penulis mengenai kondisi sekolah, penulis merasa tertarik untuk memberikan kontribusi positif bagi sekolah dan bagi para siswa di SMA Nusantara kelas XI-A

2. Waktu Penelitian

Proses penelitian dilakukan secara bertahap mulai dari perencanaan dan persiapan instrumen, uji coba instrumen penelitian yang dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013.


(40)

Tabel 3.1.

Kalender Kegiatan Penelitian

3. Sumber Data Penelitian.

Dalam hal ini peneliti mendapatkan sumber untuk menjadi landasan serta bantuan untuk memudahkan penulis, yaitu dengan :

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer yang diambil dari sumber pertama yaitu responden. Responden sebagai sumber data adalah para siswa kelas XI-A SMA Nusantara. Data Primer atau informasi utama diperoleh melalui Pre-Test dan Post Test, berupa sejumlah soal/pertanyaan tertulis, dan dengan menggunakan hasil observasi sebagai data utama dan juga didukung oleh hasil wawancara.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder menggunakan bahan yang bukan dari sumber pertama sebagai sarana untuk memperoleh data atau informasi untuk menjawab masalah yang diteliti. Data yang diperoleh berasal dari catatan-catatan, laporan hasil belajar siswa, atau dokumen yang berkaitan dengan penelitian dari sekolah yang terkait dan dari beberapa kepustakaan.

B. Metode Penelitian Dan Desain Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Clasroom Action Reaseach). Pelaksanaan dan penggunaan media blog dalam pelajaran geografi.

No Kegiatan Agustus September Oktober

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan izin penelitian 2. Mempersiapkan rencana

penelitian di kelas

3. Uji coba penelitian di kelas

4. Mempersiapkan angket 5. Penyebaran angket 6. Pengumpulan Data 7. Pengolahan Data


(41)

Siswa terlibat langsung dalam proses belajar mengajar. dengan demikian diharapkan hasil belajar siswa pada pelajaran Geografi meningkat.

Peneliti berusaha mengumpulkan, mengklasifikasi, menganalisis dan menginterpretasikan data mengenai penerapan media Blog pada pembelajaran Geografi siswa kelas XI-A SMA Nusantara, dilanjutkan observasi dan wawancara. Setelah diperoleh deskripsi data, kemudian penulis mengelola dan menganalisis data berdasarkan hasil dari Pre Test dan Post Test Siklus I dan II. Penulis juga dibantu dengan melakukan diskusi tambahan dengan kepala sekolah dan beberapa orang guru.

Pedoman yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah buku pedoman penulisan skripsi Tim Penyusun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penelitian tindakan kelas terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam dua siklus. Siklus Ini dapat berhenti jika telah tercapai tujuan pembelajaran >70, hal ini sesuai dengan KKM yang berlaku pada SMA Nusantara. Empat kegiatan utama yang ada pada tiap siklus, yaitu :

1. Perencanaan (planning)

Peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung. Peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi, dan soal pre test maupun pos test siklus 1 dan 2


(42)

2. Tindakan (acting)

Pada tahap tindakan ini peneliti melaksanakan apa yang telah direncanakan pada tahap perencanaan.

3. Pengamatan (observation)

Peneliti melakukan pengamatan pada siswa selama proses belajar mengajar berlangsung dengan lembar observasi.

4. Refleksi (Reflection)

Pada tahap ini peneliti beserta guru menganalisis data yang telah diperoleh dari kegiatan belajar yang dlaksanakan sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Hasil ini kemudian dianalisis dan akan digunakan untuk merencanakan tindakkan selanjutnya. C. Subjek Atau Partisipan Yang Terlibat Dalam Penelitian

Pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI-A SMA Nusantara. 34 Orang Siswa, yang merupakan objek dari penelitian ini. Alasan dipilihnya kelas XI-A SMA Nusantara sebagai Subyek karena karakteristik subyek cocok dengan judul penelitian. Karena pada kelas XI-A terdapat beberapa masalah seperti, siswa belum memahami materi ajar karena guru Geografi menggunakan media atau model pembelajaran konvensional dan dirasa siswa model pembelajaran tersebut membosankan, oleh karena itu peneliti melaksanakan penelitian dengan menggunakan media blog. Agar siswa merasakan suasana baru dalam proses pembelajaran. Sedangkan pihak yang terkait dalam penelitian tindakan kelas ini adalah guru Geografi.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Pada penelitian tindakan kelas peneliti mempunyai peranan tersendiri yaitu sebagai perancang kegiatan, melaksankan kegiatan, melakukan pengamatan, mengumpulkan data serta melaporkan hasil penelitian, pada jalannya proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan media blog. Penelitian dibantu oleh guru kelas XI-A yang bertindak sebagai observer.


(43)

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Kegiatan Pendahuluan

Observasi Awal

Pengamatan Proses Belajar Mengajar

Masalah yang ditemukan

1. Kondisi kelas yang kurang kondusif dalamkegiatan pembelajaran.

2. Ketidakaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

3. Hasil belajar yang rendah.

Siklus I

1. Tahap perencanaan penelitian, membuat lembar materi, lembarobservasi, wawncara,RPP dan membuat soal pretest dan postest.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Peneliti melaksankan belajar mengajar dengan materi pelajaran Geografi. b. Proses pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan media blog.

c. Memberikan soal pretest dan postest pada setiap siklus.

3. Tahap Pengamatan

a. Peneliti melakukan observasi dikelas selama proses belajar mengajar berlangsung.

4. Tahap Reflektif

a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah

Siklus II

1. Tahap perencanaan penelitian, membuat lembar materi, lembar observasi,

wawncara,RPP dan membuat soal pretest dsn

postest.

2. Tahap Pelaksanaan

d. Peneliti melaksankan belajar mengajar dengan materi pelajaran Geografi. e. Proses pelaksanaan pembelajarn dengan

media blog

f. Memberikan soal pretest dan postest pada setiap siklus.

3. Tahap Pengamatan

b. Peneliti melakukan observasi dikelas selama proses belajar mengajar berlangsung.

4. Tahap Reflektif Start

Start Start Start


(44)

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat meningkatkan hasil belajar dengan media blog. Penelitian akan dihentikan jika hasil belajar seluruh siswa sudah tercapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yaitu sebesar 70.

G. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: Lembar observasi, pedoman wawancara, test. Berikut Penjelasan instrument-instrumen tersebut :

1. Lembar Observasi

Observasi adalah “suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena baik dalam situasi yang

sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu”.29

Lembar observasi yang digunakan terdiri dari tes perbuatan berupa penilaian. Observasi dilakukan untuk mengadakan pencatatan mengenai aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara adalah “salah satu bentuk evaluasi jenis non tes yang dilakukan melalui pecakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung”.30 Wawancara pada saat observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di kelas. Wawancara setelah tindakan dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dengan menggunakan media blog. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran dan siswa sebelum dan sesudah penelitian.

29

Drs.Zainal Arifin, M.Pd, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur), ( Bandung : Remaja rosdakarya, 2009 ), hal. 153

30


(45)

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan diperlukan untuk mengamati seluruh kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung. Berbagai hasil pengamatan tentang aspek pembelajaran dikelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa, dan aspek lainnya yang pelu dicatat.

4. Tes (pre test dan post test)

Tes yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan media blog untuk mencapai KKM yang ditentukan sekolah. Tes tertulis berupa pre test dan post test pada Siklus I dan Siklus II. Pre test yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana pengusaan siswa terhadap bahan pengajaran yang akan diajarkan. Sedangkan post test yaitu tes yang diberikan pada setiap akhir program satuan pengajaran, tujuan post test adalah untuk mengetahui sampai dimana pencapaian siswa terhadap bahan pengajaran setelah mengalami suatu kegiatan pembelajaran.31 Soal-soal pre test dibuat sama dengan soal-soal post test.Tes tersebut dalam bentuk tes objektif jenis pilihan ganda sebanyak 20 soal. Tes ini diberikan kepada siswa kelas XI-A SMA Nusantara sebelum dan sesudah aktifitas pembelajaran dengan menggunakan media blog.

H. Teknik Pemeriksaan Keterpecayaan (Trusworthiness) Studi

Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden, yaitu orang-orang di luar sampel (subjek) yang telah ditetapkan, dalam hal ini di luar subjek yang sudah ditetapkan yakni kelas XII-B. Tes uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut dapat memenuhi syarat validitas dan reliabilitasnya atau tidak.

1. Uji Validitas

a. Uji Validitas Untuk Hasil Belajar

Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur.

Dalam Bahasa Indonesia “valid disebut dengan istilah sahih”. “Sebuah item tes dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. skor pada item

menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah”. 32

31

Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h.28

32


(46)

Dengan kata lain, dapat dikemukakan bahwa sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi. Dalam menghitung validitas instrumen tes hasil belajar siswa, peneliti menggunakan program anates dan jumlah butir soal yang valid sebanyak 20 soal dari 40 soal yang diuji coba di kelas XII-B.

2. Uji Reliabilitas33

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan hasil tes. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap. Untuk menghitung besarnya reliabilitas instrumen hasil belajar peneliti menggunakan anates ver 4.09 dan reliabilitas didapat sebesar 0,86 sehingga dapat disimpulkan instrument adalah reliable dan termasuk katagori tinggi.

Adapun criteria pengujian :

r11 : 0,91 – 1,00 = Sangat Tinggi r11 : 0,71-0,90 = Tinggi

r11 : 0,41-0,70 = Cukup r11 : 0,21-0,41 = Rendah

r11 : < 0,21 = Sangat Rendah

2. Taraf Kesukaran34

Untuk mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah, sedang, atau sukar digunakan rumus sebagai berikut :

P = B JS Keterangan :

P : Tingkat kesukaran untuk setiap butir soal

33

Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur), (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009 ), hal. 262

34

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Revisi ), ( Jakarta : Bumi Aksara, 2006 ), hal. 208


(47)

B : Jumlah siswa yang menjawab benar

JS : Jumlah siswa dari masing-masing kelompok yang menjawab soal

Tetapi untuk mencari tingkat kesukaran menggunakan program anates untuk pilihan ganda versi 4.09

Adapun Kriteria tingkat kesukaran soal :

Tabel 3.2. Rentang Nilai Indeks Kesukaran Soal Rentang Nilai

Indeks

Klasifikasi No. Soal

0,70 s/d 1,00 Soal mudah 7,9,12,13,28,12,13,28,30,35,37,38 0,30 s/d 0,70 Soal sedang 1,2,3,4,5,6,8,10,11,15,17,18,19,21

,22,24,25,26,27,29,32,33,36,39,40 0,00 s/d 0,30 Soal sukar 14,16,20,23,31,34,

3. Daya Pembeda35

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk mengetahui indeks diskriminasi digunakan rumus :

D =BA JA −

BB JB

= PA −PB Keterangan :

D : Daya Pembeda

BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawabenar

BB : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA : Banyak peserta kelompok atas

JB : Banyak peserta kelompok bawah

PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Adapun untuk menghitung daya pembeda dalam penelitian ini menggunakan program anates versi 4.09

35

Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur), (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009 ), hal. 263


(48)

Adapun criteria nya sebagai berikut :

Harga Daya Beda Keterangan Jumlah Soal

0,00-0,20 Buruk 14 Soal

0,21-0,40 Cukup 8 Soal

0,41-0,70 Baik 17 Soal

0,71-1,00 Baik Sekali 1 Soal

4. Skor N-Gain

Gain adalah selisih antara nilai post test dan pre test, N- gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru. Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan rumus Meltzer.

���� ∶ � � � −

Dengan kategori :

g tinggi : nilai ( g ) > 0.70 g sedang : 0.70 > ( g ) > 0.3 g rendah : nilai ( g ) < 0.3

I. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

Data yang diperoleh dari instrument penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif dari setiap siklus dan dengan menggunakan N-Gain untuk melihat selisih antara pre test dengan post test pada setiap siklus, untuk melihat perbedaan hasil belajar pada setiap siklus. Penelitian ini dianggap berhasil jika setelah dilakukan tindakan terjadi peningkatan hasil belajar diukur dengan ketentuan KKM mata pelajaran Geografi di SMA Nusantara.

Gain adalah selisih antara nilai pre test dan post test, gain menunjukan peningkatan atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru. Uji Normal Gain digunakan untuk mengindari bias pada penelitian dan menggunakan rumus Meltzer.

N – gain =Skor Protest – Skor Pretest Skor Maksimal – Skor Pretest Dengan kategorisasi perolehan:


(49)

g-tinggi : nilai (<g>)>0,70 g-sedang : nilai 0, 70-0,30 g-rendah : nilai (<g>)>0,30

Data yang diperoleh dari pengukuran normal gain ini dapat dijadikan acuan perhitungan non parametrik.

J. Tindak Lanjut

Setelah penelitian tindakan kelas tersebut selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan tercapai yaitu tercapainya KKM untuk seluruh siswa, maka penelitian akan diakhiri atau dihentikan. Penelitian yang dilakukan memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang, sehingga sangat diharapkan penelitian ini tidak hanya dilakukan pada kelas yang diteliti saja. Peneliti berharap agar pembaca dan juga guru dapat melanjutkan penelitian ini dan juga menerapkan media-media pembelajaran yang dapat membuat siswa semakin aktif sehingga meningkatkan keberhasilan belajar dan tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.


(50)

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A.

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

1. Penelitian Pendahuluan

Penelitian tindakan kelas ini di mulai dengan melakukan observasi awal di SMA Nusantara. Sebelum diadakan penelitian, penulis melakukan analisis kebutuhan terlebih dahulu. Dari analisis kebutuhan diperoleh gambaran mengenai situasi dan kondisi belajar tempat penelitian diadakan. Analisis kebutuhan kegiatan ini meliputi wawancara dengan guru mata pelajaran geografi, serta melakukan observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran geografi di kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, serta hasil belajar yang diperoleh selama proses pembelajaran geografi di SMA Nusantara kelas XI-A.

Peneliti melakukan wawancara dengan guru geografi, Siti Hajar, SPd. pada tanggal 3 Agustus 2013. Pukul 10.45, bertempat di ruang guru. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran geografi di kelas XI-A, dan mengetahui hasil belajar geografi siswa. Berdasarkan wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa metode pembelajaran geografi yang selama ini digunakan adalah dengan metode ceramah, demonstrasi, tanya jawab, serta pembelajaran lebih menitikberatkan pada pengerjaan tugas LKS yang banyak. Guru menganggap gaya belajar masing-masing siswa berbeda-beda sehingga membuat guru sukar menemukan metode pembelajaran yang tepat yang disukai oleh siswa. Selain itu sikap siswa cenderung pasif dalam belajar geografi sehingga kurang adanya interaksi antara guru dan siswa, yang berujung pada hasil belajar geografi siswa yang rendah. Kemudian guru pun jarang menggunakan media serta alat-alat yang menunjang dalam proses pembelajaran geografi, salah satu kendalanya adalah dana, karena dana yang dikeluarkan tidak berasal dari sekolah langsung, namun berasal dari uang guru sendiri.

Dari hasil wawancara ini, ditentukan kelas XI-A sebagai kelas yang cocok untuk diadakan penelitian, terkait dengan permasalahan hasil belajar siswa dalam pembelajaran geografi. Dalam pengamatan ini terlihat sikap siswa dari sebagian besar siswa di kelas kurang memiliki prestasi yang lebih dibandingkan dengan kelas lain. Hal ini terlihat dari hasil ulangan harian geografi siswa masih banyak yang dibawah KKM.


(51)

Dari hasil observasi sendiri dalam proses pembelajaran pada kenyataannya terdapat kendala-kendala yang dihadapi guru selama mengajar. di antara permasalahan yang

ditemukan : Pertama, kondisi kelas

yang kurang kondusif. Dari hasil pengamatan yang paling utama adalah kondisi kelas yang kurang kondusif, yang mengurangi daya konsentrasi siswa dalama belajar. Pada saat mengajar kebanyakan murid tidak memperhatikan guru yang sedang menerangkan, dikarenakan metode yang digunakan masih kovensional, yakni Metode dipakai ceramah serta pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersifat texst book, mengacu pada buku atau LKS.

Kedua, ketidak aktifan murid dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Ini terlihat dalam observasi yang dilakukan, ketika guru mengajukan pertanyaan terkadang murid enggan menjawabnya. Dan bahkan murid tidak pernah mengawali untuk mengajukan pertanyaan atau merespon penjelasan materi pelajaran. Dan dapat dikatakan seperti mendikte kan kalimat-kalimat, serta pembelajaran tidak berpusat pada siswa yang dapat mengaktifkan siswa, sehingga siswa merasa jenuh pada saat proses pembelajaran, karena siswa tidak dapat menemukan sendiri materi pokok serta kata kunci (key word) yang penting. Dan pada saat proses pembelajaran berlangsung ada beberapa orang siswa yang terlihat malas untuk belajar, hal ini ditunjukkan dengan sikap dan perilaku yang ditampilkan oleh siswa yang bersangkutan, seperti tidur di dalam kelas, bersenda gurau dengan teman, serta menunjukkan sikap yang antipati terhadap pembelajaran geografi.

Dari masalah yang tersebut di atas membuat nilai hasil evaluasi akhir belajar siswa rendah. Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar geografi masih tergolong rendah. Banyak siswa beranggapan bahwa mata pelajaran Geografi adalah mata pelajaran yang membosankan dan sulit dalam hal penghitungannya. Hal ini terbukti dengan hasil belajar yang diperoleh siswa tidak memuaskan.Atau dapat dikatakan hanya sebagian saja yang mencapai KKM yaitu sebesar 66. Pada saat proses pembelajaran berlangsung ada beberapa orang siswa yang terlihat malas untuk belajar, hal ini ditunjukkan dengan sikap dan perilaku yang ditampilkan oleh siswa yang bersangkutan, seperti tidur di dalam kelas, bersenda gurau dengan teman, serta menunjukkan sikap yang antipati terhadap pembelajaran geografi.

2. Analisis Refleksi Awal dan Rencana Tindakan a. Analisis Refleksi Awal

Berdasarkan permasalahan yang disebutkan di atas, maka peneliti melakukan analisis untuk mencarikan pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswa SMA Nusantara. Terutama


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

Keterampilan Bertanya Guru dalam Meningkatkan Aktivitas belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah At-taqwa 06 Bekasi.

1 10 196

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN GURU DALAM MENGGUNAKAN METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI MAN 1 BANDAR LAMPUNG

0 11 64

UPAYA GURU GEOGRAFI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA SWASTA KECAMATAN MEDAN SELAYANG TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 4 26

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA BUDI MURNI 2 MEDAN.

0 1 36

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA STELLARIUM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI :Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Geografi di MA Insan Mandiri Bandung.

2 5 42

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SOSIOLOGI.

0 0 43

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA DENGAN MEDIA ILUSTRASI KOMIK UNTUK MATA PELAJARAN EKONOMI DALAM RANGKA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016.

0 1 1

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN WEBPAGE MAKER DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PPKn SISWA KELAS VII DI SMPN 40 SEMARANG

0 2 42

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Pengembangan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Blog

0 0 10