commit to user
16
menarik konsumen. Thomas 1993, dalam Ndubisi, 2006 beragumentasi bahwa pentingnya perencanaan distribusi dan pembelanjaan promosi advertising, sales
promotion, sales force, dan sebagainya dapat mempengaruhi percobaan awal suatu merk.
B. Niat Pembelian
Niat Pembelian, menurut paradigma SOR, respon konsumen tergantung pada pendekatan atau penghindaran perilaku, sebagai konsekuensi dari tingkat afektif dan
kognitif. Berdasarkan perilaku tanggapan positif meliputi niat pembelian dan niat perlindungan Eroglu et al., 2003. Niat adalah keinginan dorongan psikologis yang
sangat kuat pada konsumen untuk melakukan suatu tindakan terhadap produk yang ditawarkan produsen, kemudian konsumen mencari informasi dan dilanjutkan
keinginan untuk membeli. Keinginan dalam tingkah laku mungkin merupakan fungsi dari image toko
dan nilai yang dirasakan. Image toko dan nilai yang dirasakan secara positip dapat mengubah keinginan konsumen untuk membeli produk, memiliki keinginan untuk
melindungi dan perilaku loyal terhadap produk Bloemer dan Ruyter, 1998, Hsu dan Liu, 1998.
C. Keterlibatan Rendah
Kebanyakan pembelian konsumen adalah tidak terlibat. Kebanyakan keputusan pembelian tidak melibatkan konsumen : subjek tidak pernah
commit to user
17
memperhatikan suatu produk, mereka tidak mempunyai kepentingan dari suatu produk, waluapun isu seperti rasial, perang, wajib militer mempengaruhi mereka,
tetapi produk tidak. Ada dua alasan para pemasar lebih berfokus pada keputusan pembelian dari
keterlibatan tinggi yaitu : · Sejak para pemasar sangat terlibat pada produknya, mereka mudah
mengasumsikan bahwa konsumen itu juga mempunyai keterlibatan yang tinggi.
· Memudahkan para pemasar untuk memahami dan mempengaruhi konsumen jika mereka berasumsi konsumen memakai proses kognitif dari evaluasi
merek. Pembuatan keputusan yang komplek mengasumsikan bahwa proses pemilihan
konsumen efek hirarki dimana konsumen berpikir sebelum mereka melakukan.
Para peneliti perilaku konsumen secara langsung member perhatian pada efek hirarki keterlibatan rendah. Hirarki ini menentuakan bahwa konsumen mungkin akan
bertindak tanpa berpikir dahulu. Daripada mencari informasi, konsumen akan menerima informasi secara pasif. Misalnya konsumen duduk di depan telivisi dan
melihat iklan, disini konsumen tidak benar-benar mengevaluasi iklan tersebut, hanya sekedar melihat tambahan dan konsumen hanya akan menyimpan sedikit informasi
commit to user
18
tanpa melakukan proses kognitif. Contoh produk keterlibatan rendah antara lain sikat gigi, pasta gigi, shampoo, deterjen, sabun mandi, sabun wajah, dan lain sebagainya.
Efek hirarki dari keterlibatan rendah pada produk sangat berbeda dari keterlibatan tinggi pada produk. Konsumen menjadi sadar dan percaya terhadap
produk secara pasif. Mereka membuat keputusan pembelian dengan sedikit informasi tentang merk lalu mengevaluasi merk setelah pembelian untuk menentukan tingkat
kepuasan. Jika evaluasi tehadap merk sangat kecil pada pada kondisi keterlibatan rendah,
lalu bagaimana konsumen itu membuat keputusan. Mereka mengikutai aturan sederhana dari keputusan bahwa prinsip mengikuti dari penghematan kognitif dengan
cara meminimalkan waktu dalam belanja dan pembuatan keputusan.
D. Prilaku Pembelian Tidak Direncanakan