commit to user
18
tanpa melakukan proses kognitif. Contoh produk keterlibatan rendah antara lain sikat gigi, pasta gigi, shampoo, deterjen, sabun mandi, sabun wajah, dan lain sebagainya.
Efek hirarki dari keterlibatan rendah pada produk sangat berbeda dari keterlibatan tinggi pada produk. Konsumen menjadi sadar dan percaya terhadap
produk secara pasif. Mereka membuat keputusan pembelian dengan sedikit informasi tentang merk lalu mengevaluasi merk setelah pembelian untuk menentukan tingkat
kepuasan. Jika evaluasi tehadap merk sangat kecil pada pada kondisi keterlibatan rendah,
lalu bagaimana konsumen itu membuat keputusan. Mereka mengikutai aturan sederhana dari keputusan bahwa prinsip mengikuti dari penghematan kognitif dengan
cara meminimalkan waktu dalam belanja dan pembuatan keputusan.
D. Prilaku Pembelian Tidak Direncanakan
Keputusan yang tidak direncanakan ini biasanya dibuat oleh inersia atau pembuatan keputusan terbatas. Ada dua alasan mengapa pembelian tidak
direncanakan dapat terjadi : · Waktu dan upaya yang terlibat dalam mencari alternatif diluar toko mungkin
bukan suatu masalah dan konsumen berbelanja kebanyakan berdasarkan ingatan.
· Konsumen mungkin mencari berbagai macam atau kesenangan baru dalam berbelanja.
commit to user
19
Hal-hal yang mempengaruhi terjadi pembelian tidak terencana seperti displays, posisi produk, pengemasan dan harga.
Tipe pembelian tidak terencana : · Pembelian dorongan murni dibuat dari berbagai kesenangan. Tipe dari
perilaku ini menggambarkan kedatangan dari aturan normal dari produk atau jasa yang dibeli.
· Efek pembelian sugesti dibuat dari produk baru berdasarkan rangsangan toko. · Dorongan terencana adalah perhatian konsumen untuk pergri ke toko tertentu
karena penjualan tetapi tidak terencana untuk membeli suatu produk. · Efek pembelian ingatan dibuat karena kebutuhan konsumen terhadap suatu
benda berarti tetapi tidak termasuk prioritas belanja pada toko. · Kategori produk terencana adalah konsumen yang merencanakan kategori
produk tertentu tetapi tidak merencanakan keputusan merek.
E. Promotion Strategy Strategi Promosi
Promotion Strategy, meliputi sekelompok aktivitas komunikasi yang saling berhubungan, strategi promosi mengkombinasikan periklanan, penjualan personal,
pemasaran langsung, dan hubungan masyarakat ke dalam program yang terintegrasi untuk melakukan komunikasi dengan pembeli sehingga berpengaruh terhadap
keputusan pembelian. Aktivitas komunikasi akan meningkatkan strategi promosi
commit to user
20
untuk menginformasikan pada orang-orang mengenai produk dan membujuk pembeli, distributor, dan masyarakat untuk membeli merk.
F. Sales Promotion Promosi Penjualan
Sales Promotion, aktivitas promosi penjualan menyediakan nilai lebih atau insentif bagi konsumen. Cakupan total dari promosi penjualan sulit untuk
diidentifikasi, karena aktivitas tercakup dalam departemen dan anggaran yang beragam. Ukuran dan cakupan promosi penjualan bahwa tanggung jawab dalam
mengatur promosi penjualan seharusnya diberikan pada satu orang eksekutif atau sekelompok eksekutif Kotler, 2000:685.
Mengacu pada Shimp 2003:469, sales promotion promosi penjualan tergantung pada beberapa insentif yang digunakan oleh pabrik untuk mengenalkan
barang kepada penyalur wholesalers, retailers, dan anggota saluran yang lain atau konsumen untuk membeli merk dan untuk mendorong tenaga penjual secara agresif
menjual barang tersebut. Retailer juga menggunakan rangsangan promosi untuk mendorong perilaku pembelian. Promosi penjualan lebih berorientasi jangka pendek
dan mampu mempengaruhi perilaku. Totten dan Block 1994 mengatakan bahwa istilah promosi penjualan
mengacu pada berbagai macam insentif penjualan dan teknik menghasilkan produk intermediate atau efek penjualan jangka pendek. Bentuk promosi penjualan dalam
penelitian ini meliputi sample, in-pack premium, price off, dan display.
commit to user
21
2. 3 Penelitian Terdahulu