Teknik Dasar: Teknik Sadap

itu hanya tampaknya sajalah yang meyakinkan sebagai data, sebab bahan yang ada sangat terbatas. Oleh karena keterbatasan tersebut maka perlu adanya pembantu bahasa atau informan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pembantu bahasa atau informan apabila perlu dimanfaatkan seoptimal mungkin dengan pemegang kontrol tetap pada peneliti. Dalam tahap penyediaan data, peneliti menggunakan metode simak dan metode cakap.

1. Metode Simak

Peneliti menggunakan metode simak karena memang dilakukan dengan menyimak yaitu dengan menyimak penggunaan bahasa kedhaton . Di dalam menggunakan metode simak, peneliti menggunakan teknik dasar dan teknik lanjutan. Pada teknik dasar, peneliti menggunakan teknik sadap, sedangkan pada teknik lanjutan, peneliti menggunakan teknik simak libat cakap, teknik simak bebas libat cakap, teknik rekam, dan teknik catat.

a. Teknik Dasar: Teknik Sadap

Pada prektiknya penyimakan atau metode simak diwujudkan dengan penyadapan. Untuk mendapatkan data, peneliti pertama-tama harus menyadap pembicaraan seseorang atau beberapa orang. Kegiatan menyadap itu dipandang sebagai teknik dasarnya dan dapat disebut teknik sadap Sudaryanto, 1993:133. Teknik Sadap digunakan untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti menggunakan teknik penyadapan pembicaraan resmi yang dilakukan tanpa diketahui oleh pembicara dan yang diajak bicara dengan menggunakan alat rekam yang tersembunyi. Menurut Ibrahim 1995: 297 bahwa situasi wawancara tatap muka memaksa timbulnya reaksi pada diri informan yang mengganggu data yang sedang dikumpulkan. Teknik sadap tersebut digunakan pada waktu pengamatan atau observasi di lapangan. Peneliti melakukan observasi langsung dengan cara mengikuti acara- acara resmi keraton yang masih menggunakan bahasa kedhaton. Pada acara Grebeg Besar, sebelum acara dimulai terlebih dahulu diadakan upacara keprajuritan yang didahului dengan dhawuhdalem ‘perintah dari raja’ yang dilakukan oleh utusan kepada panglima prajurit, dengan perintah sebagai berikut; 2 Utusan : Kangjeng Raden Arya Tumenggung Wirantodiningrat timbalandalem,......pakenira kadhawuhan hambudhalake hajaddalem Pareden ing Garebeg Besar taun Alip 1939, tekan surambi Mesjid kaya adat. Tindakna : ‘Kangjeng Raden Arya Tumenggung Wirantodiningrat panggilanmu,....kamu mendapat perintah untuk memberangkatkan acara Gunungan semacam sesaji berbentuk kerucut berukuran besar pada Garebeg Besar acara adat pada bulan Zulhijjah atau bulan terakhir tahun Alip 1939, sampai di depan serambi masjid seperti biasanya. Laksanakan’ Panglima : Nun kula.....Sendika. : ‘Ya saya...........Siap laksanakan’ Pada observasi yang telah dilakukan yaitu dengan mendatangi peristiwanya, kehadiran peneliti di lokasi sudah menunjukkan peran yang paling pasif, sebab kehadirannya sebagai orang asing diketahui oleh orang yang sedang diamati Sutopo, 2002: 65.

b. Teknik Lanjutan I: Teknik Simak Libat Cakap