Teknik Lanjutan I: Teknik Simak Libat Cakap Teknik Lanjutan II: Teknik Simak Bebas Libat Cakap Teknik Lanjutan III: Teknik Rekam

muka memaksa timbulnya reaksi pada diri informan yang mengganggu data yang sedang dikumpulkan. Teknik sadap tersebut digunakan pada waktu pengamatan atau observasi di lapangan. Peneliti melakukan observasi langsung dengan cara mengikuti acara- acara resmi keraton yang masih menggunakan bahasa kedhaton. Pada acara Grebeg Besar, sebelum acara dimulai terlebih dahulu diadakan upacara keprajuritan yang didahului dengan dhawuhdalem ‘perintah dari raja’ yang dilakukan oleh utusan kepada panglima prajurit, dengan perintah sebagai berikut; 2 Utusan : Kangjeng Raden Arya Tumenggung Wirantodiningrat timbalandalem,......pakenira kadhawuhan hambudhalake hajaddalem Pareden ing Garebeg Besar taun Alip 1939, tekan surambi Mesjid kaya adat. Tindakna : ‘Kangjeng Raden Arya Tumenggung Wirantodiningrat panggilanmu,....kamu mendapat perintah untuk memberangkatkan acara Gunungan semacam sesaji berbentuk kerucut berukuran besar pada Garebeg Besar acara adat pada bulan Zulhijjah atau bulan terakhir tahun Alip 1939, sampai di depan serambi masjid seperti biasanya. Laksanakan’ Panglima : Nun kula.....Sendika. : ‘Ya saya...........Siap laksanakan’ Pada observasi yang telah dilakukan yaitu dengan mendatangi peristiwanya, kehadiran peneliti di lokasi sudah menunjukkan peran yang paling pasif, sebab kehadirannya sebagai orang asing diketahui oleh orang yang sedang diamati Sutopo, 2002: 65.

b. Teknik Lanjutan I: Teknik Simak Libat Cakap

Teknik simak libat cakap atau ”teknik SLC” digunakan untuk mendapatkan data dengan teknik sadap dan peneliti berpartisipasi dalam pembicaraan dan menyimak pembicaraan sehingga terlibat langsung dalam dialog. Teknik ini menggunakan diri peneliti sebagai alatnya, yaitu untuk dilibatkan langsung dalam membentuk dan memunculkan calon data.

c. Teknik Lanjutan II: Teknik Simak Bebas Libat Cakap

Teknik simak bebas libat cakap atau ”teknik SBLC”merupakan kelanjutan dari teknik di atas tetapi peneliti tidak terlibat langsung dalam pembicaraan. Peneliti hanya sebagai pemerhati yang dengan penuh minat tekun mendengarkan apa yang dikatakan dan bukan apa yang dibicarakan oleh orang- orang yang hanyut dalam proses berdialog. Dalam hal ini ”dialog” digunakan dalam arti yang seluas-luasnya, yang pada pokoknya melibatkan dua pihak yang berklaku sebagai pembicara dan mitra wicara, baik secara berganti-ganti maupun tidak, baik yang lebih bersifat komunikasi dua arah dan timbal balik, sehingga bersifat imbal wicara maupun yang lebih bersifat kontak satu arah. Penutur sumber data secara obyektif diandaikan tidak menyadari bahwa tuturannya disadap oleh peneliti dan dijadikan data penelitian Sudaryanto, 2002:135.

d. Teknik Lanjutan III: Teknik Rekam

Teknik rekam dilakukan pada waktu peneliti menggunakan teknik SLC atau teknik SBLC sekaligus dapat pula dilakukan perekaman dengan menggunakan alat perekam MPEG 4 atau sejenis alat perekam dalam bentuk telepon genggam sehingga tidak menimbulkan kecurigaan dan tidak mengganggu kewajaran proses kegiatan pertuturan yang terjadi. Dalam praktiknya, kegiatan merekam itu atau setidak-tidaknya tujuan merekam itu cenderung selalu dilakukan tanpa sepengetahuan penutur sumber data atau pembicara.

e. Teknik Lanjutan IV: Teknik Catat