Karakteristik Profesionalisme Guru Profesionalisme Guru 1. Pengertian Profesionalisme Guru

13 sebagai cerminan teladan bagi peserta didiknya sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulallah saw. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah swt           “ Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu….” Qs. Al- Ahzab: 21. 17 Ayat di atas mengindikasikan bahwa Rasulallah saw merupakan guru bagi umatnya, karena keberhasilan beliau dalam mengajar dan mendidik lebih banyak menyentuh aspek perilaku yaitu keteladanan yang baik dari Rasul uswatun hasanah. Oleh sebab itu, guru PAI harus bisa menjadi uswatun hasanah bagi peserta didiknya karena secara sadar atau tidak, semua perilaku guru dalam proses pendidikan bahkan di luar konteks proses pendidikan, perilaku guru akan ditiru oleh siswanya. 18

3. Karakteristik Profesionalisme Guru

Guru dalam menjalankan tugasnya, selalu dihadapkan pada permasalahan baik menyangkut masalah pribadi maupun dengan pekerjaannya, akan tetapi seorang guru yang profesional akan mampu memposisikan dirinya dengan baik antara masalah pribadi dan pekerjaannya baik itu yang menyangkut masalahnya dengan peserta didik di kelas maupun dengan pihak sekolah serta hubungannya dengan masyarakat. Oleh sebab itu, seorang pendidik dalam menyandang profesinya harus menjaga nama baik almamater pendidikan dengan karakteristik pencitraan yang baik, tidak hanya baik di mata masyarakat akan tetapi yang terpenting adalah di mata peserta didik yang akan menjadikannya sebagai sosok guru teladan. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, karakter mempunyai pengertian sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang menjadi ciri khas 17 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan……., h, 420 18 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Integrasi dan Kompetensi, Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada, 2006, h.165 14 seseorang. 19 Sedangkan karakteristik adalah ciri-ciri khusus, mempunyai kekhususan sesuai dengan perwatakan tertentu. 20 Adapun menurut M. Yunus Abu Bakar, karakteristik guru adalah segala tindak tanduk atau sikap dan perbuatan guru baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. 21 Berikut adalah karakter akhlak kepribadian pendidik yang harus dimiliki oleh seorang gurupendidik menurut Cahyadi Takariawan sebagaimana yang dikutip oleh Heri Jauhari Muchtar adalah: 1. Berusaha menampilkan keteladanan yang maksimal di depan anak didik dan masyarakat secara umum dalam berbagai bidang kehidupan. 2. Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah melalui aktivitas ibadah lillahi wahdah karena Allah saja. 3. Menjaga kerapian, keindahan dan kebersihan dalam berpakaian atau berpenampilan secara umum. 4. Senantiasa berusaha untuk meningkatkan kepasitas keilmuan. 5. Melaksanakan syiar-syiar ubudiyah. 6. Menebarkan kasih sayang dan lemah-lembut kepada anakpeserta didik. 7. Menampilkan sikap kedewasaan dalam bermuamalah dengan anakpeserta didik. 8. Menampilkan kepribadian yang kuat, bersemangat tinggi, berdedikasi penuh keikhlasan. 9. Mendoakan anakpeserta didik di luar pengetahuan mereka tanpa sepengatahuan mereka, pen untuk kebaikan mereka dan keluarga mereka di dunia dan akhirat. 10. Senantiasa siap memperbaiki kekuarangan diri dalam berbagai hal. 22 Jadi karakteristik guru adalah segala tindak tanduk atau sikap dan perbuatan guru yang memiliki kematangan secara pribadi, emosi, intelektual, sosial dan sebagainya, yang mencerminkan akhlak islami baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Adapun berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 10, dijelaskan bahwa profesionalisme guru memiliki karakteristik yang meliputi empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, 19 Tim Reality, Kamus Terbaru Bahasa Indonesia, Surabaya: Reality Publisher, 2008, cet. I, h. 337 20 Tim Reality, KamusTerbaru,…….., h.337 21 M. Yunus Abu Bakar, dkk., Profesi Keguruan, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah: 2009, edisi, 1, h. 6 22 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, ……h.152-153 15 kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Hal ini sebagaimana yang dikutip oleh Wina Sanjaya bahwa kompetensi tersebut mencakup: a. Kompetensi pedagogik, merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi: 1 Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan. 2 Pemahaman terhadap peserta didik. 3 Pengembangan kurikulumsilabus. 4 Perancangan pembelajaran. 5 Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. 6 Pemanfaatan teknologi pembelajaran. 7 Evaluasi hasil belajar, dan 8 Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. b. Kompetensi kepribadian, sekurang-kurangnya mencakup kepribadian yang: 1 Mantap. 2 Stabil. 3 Dewasa. 4 Arif dan bijaksana. 5 Berwibawa, dan 6 Berakhlak mulia. 7 Menjadi tedalan bagi pesera didik dan masyarakat. 8 Secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri, dan 9 Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan. c. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi untuk: 1 Berkomunikasi lisan, tulisan danisyarat. 2 Menggunakan tekonologi komunikasi dan informasi secara fungsional, dan 3 Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tuawali peserta didik, 4 Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. d. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasan materi pelajaran secara luas dan mendalam. 23 Penjabaran lain mengenai kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam menjalani tugas keprofesiannya adalah: 23 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2008 Cet. I, h. 279-280 16 a. Kompetensi Pribadi Guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal. Oleh karena itu, pribadi guru sering dianggap sebagai model atau panutan yang harus digugu dan ditiru. Sebagai seorang model guru harus memiliki kompetensi yang berhubungan pengembangan kepribadian personal competencies diantaranya: 1. Kemampuan yang berhubungan dengan pengamalan ajaran agama sesuai dengan keyakinan agama yang dianutnya. 2. Kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar umat beragama. 3. Kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat. 4. Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru misalnya sopan santun dan tata krama. 5. Bersikap demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik. 24 b. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini merupakan kompetensi yang sangat penting, karena langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan. Oleh sebab itu, tingkat keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari kompetensi ini. Adapun beberapa kemampuan yang berhubungan dengan kompetensi ini diantaranya: 1. Kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya paham akan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler dan tujuan pembelajaran. 2. Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham tentang tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori-teori belajar dan sebagainya. 3. Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkannya. 4. Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi pembelajaran. 24 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum……., h.145 17 5. Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar. 6. Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran. 7. Kemampuan dalam menyusun program pembelajaran. 8. Kemampuan dalam melaksanakan unsur-unsur penunjang, misalnya paham akan administrasi sekolah, bimbingan dan penyuluhan. 9. Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk meningkatkan kinerja. 25 c. Kompetensi Sosial Kemasyarakatan Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan guru sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial, meliputi: 1. Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional. 2. Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarakat. 3. Kemampuan untuk menjalin kerja sama baik secara individual maupun secara kelompok. 26 Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 disebutkan bahwa: 1. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 2. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. 3. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan 4. Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tuawali peserta didik, dan masyarakat sekitar. 27 25 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum.…., h.145-146 26 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum….., h.146 27 Depdiknas, Himpunan Peraturan Perundang-undangan ……., h. 131-132 18 Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, maka fokus penelitian ini adalah mengenai profesionalisme guru yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik guru yaitu kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang dapat diukur melalui indikator keterampilan guru dalam mengajar, karena kompetensi tersebut merupakan salah satu jenis keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang guru agar dapat tercipta pembelajaran yang kreatif, profesional dan menyenangkan. Berikut adalah penjabaran indikator keterampilan guru terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran, sebagaimana menurut Turney yang dikutip oleh E. Mulyasa mengemukakan bahwa keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pengajaran adalah: 1. Keterampilan bertanya Diantara keterampilan bertanya yang harus dikuasai guru meliputi: a. Keterampilan bertanya dasar, mencakup pertanyaan yang jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan perhatian, pemindahan giliran, penyebaran pertanyaan, pemberian kesempatan berpikir, pemberian tuntutan. b. Keterampilan bertanya lanjutan, merupakan kelanjutan dari keterampilan dasar. Diantara keterampilan bertanya lanjutan yang harus dikuasai guru meliputi: pengubahan tingkat kognitif, pengaturan urutan pertanyaan, pertanyaan pelacak, mendorong terjadinya interaksi. 28 2. Keterampilan memberi penguatan, merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal dengan prinsip kehangatan, keantusiasan, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respon yang negatif. Penguatan secara verbal berupa kata-kata dan kalimat pujian seperti “bagus, tepat, bapak puas dengan hasil kerja kalian”, sedangkan secara nonverbal dapat dilakukan dengan gerakan mendekati peserta didik, sentuhan, acungan jempol dan kegiatan yang menyenangkan. 29 3. Keterampilan mengadakan variasi, merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran untuk mengatasi kebosanan peserta didik agar selalu antusias, tekun, dan penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat bagian yaitu: a. Variasi dalam gaya belajar Variasi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu: 1 Variasi suara rendah, tinggi, besar, kecil. 28 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional….., h. 70-76 29 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional….., h. 77-78 19 2 Memusatkan perhatian. 3 Membuat kesenyapan sejenak diam sejenak. 4 Mengadakan kontak pandang dengan peserta didik. 5 Variasi gerakan badan dan mimik. 6 Mengubah posisi, misalnya dari depan kelas, berkeliling di tengah kelas, dan ke belakang kelas, tetapi jangan mengganggu suasana pembelajaran. b. Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar Variasi ini dapat dilakukan sebagai berikut: 1 Variasi alat dan bahan yang dapat dilihat. 2 Variasi alat dan bahan yang dapat didengar. 3 Variasi alat dan bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi. 4 Variasi penggunaan sumber belajar yang ada di lingkungan belajar. c. Variasi dalam pola interaksi Variasi dalam pola interaksi dapat dilakukan sebagai berikut: 1 Variasi dalam pengelompokkan peserta didik seperti klasikal, kelompok besar, kelompok kecil dan perorangan. 2 Variasi tempat kegiatan pembelajaran seperti di kelas dan di luar kelas. 3 Variasi dalam pola pengaturan guru seperti seorang guru dan tim. 4 Variasi dalam pola pengaturan hubungan guru dengan peserta didik baik secara langsung tatap muka, dan melalui media. 5 Variasi dalam struktur peristiwa pembelajaran baik terbuka maupun tertutup. 6 Variasi dalam pengorganisasian pesan. 7 Variasi dalam pengelolaan pesan. d. Variasi dalam kegiatan Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dilakukan sebagai berikut: 1 Variasi dalam penggunaan metode pembelajaran. 2 Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar. 3 Variasi dalam pemberian contoh dan ilustrasi. 4 Variasi dalam interaksi dan kegiatan peserta didik. 30 4. Keterampilan menjelaskan, merupakan suatu aspek penting yang harus dimiliki guru mengingat sebagian besar pembelajaran menuntut guru untuk memberikan penjelasan. 31 5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran Membuka dan menutup pelejaran merupakan dua kegiatan rutin yang dilakukan guru untuk menilai dan mengakhiri pembelajaran, agar kegiatan tersebut memberikan sumbangan yang berarti terhadap pencapaian tujuan pembelajaran perlu dilakukan secara profesional. a. Membuka pelajaran, upaya yang dapat dilakukan guru adalah : 30 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional….., h. 78-80 31 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional….., h. 80 20 1 Menghubungkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan disajikan. 2 Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan garis besar materi yang akan dipelajari. 3 Menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan tugas- tugas yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. 4 Mendayagunakan media dan sumber belajar yang sesuai dengan materi yang disajikan. 5 Mengajukan pertanyaan baik yang mengetahui pemahaman peserta didik terhadap pelajaran yang telah lalu maupun untuk menjajagi kemampuan awal berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari. b. Menutup pelajaran, guru dapat melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1 Menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari. 2 Mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan dan keefektifan pembelajaran yang telah dipelajari. 3 Menyampaikan bahan-bahan pendalaman yang harus dipelajari dan tugas-tugas yang harus dikerjakan baik individu maupun kelompok sesuai dengan pokok bahasan yang telah dipelajari. 4 Memberikan post tes baik secara lisan, tulisan maupun perbuatan. 32 6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membimbing diskusi adalah sebagai berikut : a Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi. b Memperluas masalah atau urunan pendapat. c Menganalisis pandangan peserta didik. d Meningkatkan partisipasi peserta didik. e Menyebarkan kesempatan berpartisipasi. f Menutup diskusi. 33 7. Keterampilan mengelola kelas Keterampilan mengelola kelas memiliki komponen sebagai berikut : a Penciptaan dan pemeliharaan iklim yang optimal. b Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal. c Pengelolaan kelompok dengan cara: peningkatan kerjasama dan keterlibatan, menangani konflik dan memperkecil masalah yang timbul. d Menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah. 34 32 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional….., h. 83-84 33 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional….., h. 89 34 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional….., h. 91-92 21 8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dapat dilakukan dengan: a Mengembangkan keterampilan dalam pengorganisasian dengan memberikan motivasi dan membuat variasi dalam pemberian tugas. b Membimbing dan memudahkan belajar yang mencakup penguatan, proses awal, supervisi, dan interaksi pembelajaran. c Perencanaan penggunaan ruangan. d Pemberian tugas yang jelas, menantang dan menarik. 35 Berdasarkan penjelasan di atas, hal senada juga dikemukakan Wingkel sebagaimana yang dikutip oleh Hamzah B.Uno bahwa jenis keterampilan mengajar yang harus dikuasai guru adalah: 1. Keterampilan memberikan penguatan. 2. Keterampilan menjelaskan. 3. Keterampilan bertanya. 4. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran. 36 Berdasarkan pemaparan di atas, jelaslah bahwa tugas seorang guru tidaklah semudah yang dibayangkan karena untuk dikatakan sebagai guru yang profesional guru tersebut harus memiliki kemampuan dan keterampilan atau lebih dikenal dengan kompetensi. Diantara kompetensi tersebut meliputi kompetensi pedagogik, pribadi, sosial dan profesional. Adapun berbicara mengenai kompetensi guru, kompetensi profesional merupakan bagian yang sangat penting karena berkaitan langsung dengan kinerja guru yang ditampilkan dalam profesi keguruan, akan tetapi keempat kompetensi tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, guru yang memiliki profesionalisme adalah guru yang terampil dan memenuhi keempat kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik pribadi, profesional dan sosial, kemudian mampu menyusun strategi mengajar, menguasai bahan ajar serta mampu menyusun program maupun membuat penilaian hasil belajar yang tepat dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. 35 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional…..., h. 92 36 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi….., h. 168 22

B. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam