komunikasi antara sesama pargonsi dan antara pargonsi dengan peserta juga tetap terlihat sebagai suatu fenomena kontinuitas dalam acara Gondang Naposo walaupun
dalam hal musik pengiring telah mengalami perubahan.
4.1.5. Fungsi Kesinambungan Budaya
Berbicara mengenai kebudayaan penulis mengacu pada salah satu pendapat yang mengatakan bahwa musik tradisional adalah salah satu identitas budaya dari
setiap etnis maupun sub-sub etnis Keunang 1990:12. Gondang Sabangunan yang
merupakan ensambel musik tradisional dari masyarakat Batak Toba juga adalah merupakan salah satu identitas budaya.
Musik tradisional Batak Toba erat kaitannya dengan kegiatan-kegiatan atau acara-acara yang berhubungan dengan budaya. Seperti halnya dalam acara Gondang
Naposo di desa Desagajah pada periode pertama yang melibatkan musik tradisional dalam hal ini Gondang Sabangunan sebagai salah satu bagian dari acara tersebut.
Gondang Sabangunan berfungsi untuk mengiringi tortor dalam acara Gondang Naposo, dimana manortor tidak akan dilaksanakan tanpa adanya musik
pengiring. Manortor bagi masyarakat Batak Toba juga merupakan salah satu budaya,. Menurut sejarahnya tortor berasal dari suara langkah kaki, karena bentuk rumah
Batak Toba yang berbentuk panggung dan terbuat dari kayu. Oleh karena itu, akan menimbulkan suara “tur-tur” jika ada orang yang berjalan di dalam rumah. Langkah
kaki tersebut kemudian diiringi dengan suara gondang yang kemudian menjadi
Universitas Sumatera Utara
manortor dan dikenal dengan kata tortor Hutasoit dalam Malau, 2007:2. Sehingga
dapat dikatakan bahwa tortor tidak dipisahkan dari musik pengiring. Dengan dilibatkannya Gondang Sabangunan dalam acara Gondang Naposo di
Desa Desagajah pada periode yang pertama, maka secara tidak langsung keterlibatan musik pengiring dalam hal ini Gondang Sabangunan dalam acara tersebut berfungsi
untuk menjaga kesinambungan budaya. Demikian halnya pada acara Gondang Naposo periode kedua, musik
pengiring yang telah mengalami perubahan dalam hal ini Sulkibta juga berfungsi untuk menjaga kesinambungan budaya. Dimana perilaku tortor dalam acara Gondang
Naposo tersebut tidak akan berlangsung tanpa adanya musik pengiring.
4.2. Bergantinya musik pengiring dalam Gondang Naposo sebagai fenomena perubahanan