permohonan ijin untuk memulai acara Gondang tersebut. Selanjutnya parhata kembali meminta kepada pargonsi untuk memainkan gondang sebagai permohonan
ijin kepada khalayak ramai atau hadirin yang hadir dengan kata-kata sebagai berikut:
“mauliate ma di hamu amang pargonsi nami Nunga di alu-aluhon amang tu ompu ta na parjolo
Nuaeng alu-aluhon amang ma muse tu si tuan na torop.” Artinya:
“Terimakasih kepada bapak pemusik kami Telah bapak elu-elukan kepada roh nenek moyang
Sekarang elu-elukanlah
lagi kepada khalayak ramaihadirin yang hadir.” Selanjutnya
pargonsi memainkan gondang yang sama seperti sebelumnya untuk mengelu-elukan kepada khalayak ramai sebagai pemberitahuan dan
permohonan ijin untuk memulai acara Gondang tersebut.
3.3.4.2. Acara Manortor
Setelah tahap demi tahap pembukaan selesai dilakukan, tibalah saatnya untuk memulai acara manortor. Pada bagian ini orang tua, naposo dan seluruh undangan
yang hadir akan manortor menurut kelompok sesuai urutan pada saat mendaftar kepada panitia. Sebelum peserta dan undangan manortor, orang tua dari panitialah
yang akan manortor untuk mengawali acara ini. Pada saat orang tua dari pantia Hasuhuton manortor untuk mengawali acara
manortor ini, gondang yang diminta adalah Gondang Mula-mula, Gondang Somba- somba, Gondang Liat-liat, Gondang Pasu-pasu, Gondang Hasahatan. Sedangkan
Universitas Sumatera Utara
pada saat orang tua maupun naposo dari undangan manortor, urutan gondang yang diminta sedikit berbeda yaitu Gondang Mula-mula, Gondang Liat-liat, Gondang
Sappe-sappe dan Gondang Hasahatan. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai urutan Gondang dan bentuk gerakannya.
1. Gondang mula-mula Gondang Mula-mula merupakan wujud rasa hormat para peserta yang
diwakili oleh si peminta gondang kepada Tuhan dan sesamanya serta untuk mengemukakan kepercayaan bahwa segala sesuatu yang ada di bumi ini memiliki
asal mula. Gerakan tortor pada saat Gondang Mula-mula antara kaum laki-laki dan
kaum perempuan berbeda. Gerakan tortor untuk kaum laki-laki adalah dengan mengangkat kedua telapak tangan keatas namun tidak melebihi kening lalu kedua
telapak tangan dirapatkan namun tidak sampai bersentuhan dan jari-jari tangan direnggangkan.
Sedangkan gerakan tortor untuk kaum perempuan yaitu dengan merapatkan kedua telapak tangan dan mengangkat sampai posisi tepat di depan dada atau
dibawah dagu seperti posisi menyembah. Selanjutnya daun kaki diangkat dan diturunkan sesuai dengan irama dari musik gondang yang dimainkan dan diikuti
dengan gerakan sembah berirama oleh kedua telapak tangan. 2. Gondang Somba-somba
Dalam kebudayaan masyarakat Batak Toba, Gondang Somba-somba bertujuan untuk mengekspresikan rasa hormat kepada Sang Pencipta dan kepada
Universitas Sumatera Utara
hadirin yang hadir. Berbeda dengan tujuan Gondang Somba-somba pada masa dulu yaitu bertujuan untuk mengekspresikan rasa hormat kepada kekuatan supranatural
Malau 2007:5.
Gerakan tortor somba untuk laki-laki yaitu kedua tangan di angkat dan telapak tangan dirapatkan kemudian ditaruh dikening dengan posisi sembah dan
kepala agak menunduk. Sedangkan gerakan tortor untuk kaum perempuan yaitu dengan merapatkan kedua telapak tangan dan mengangkat sampai posisi tepat di
depan dada atau dibawah dagu seperti posisi menyembah dan kepala agak menunduk. Selanjutnya daun kaki diangkat dan diturunkan sesuai dengan irama dari musik
gondang yang dimainkan dan diikuti dengan gerakan sembah berirama oleh kedua telapak tangan.
Gambar 5 Posisi gerakan pada saat Gondang Somba-somba
Universitas Sumatera Utara
3. Gondang Liat-liat Pada saat Gondang Liat-liat seluruh peserta akan manortor sambil
mengelilingi tempat atau lokasi manortor sebanyak tiga kali.
Gambar 6. Rombongan orang tua berkeliling pada saat Gondang Liat-liat
4. Gondang Pasu-pasu Gondang Pasu-pasu adalah gondang untuk memberikan pasu-pasuberkat.
Gondang Pasu-pasu hanya dilakukan oleh orang tua dari panitia hasuhuton kepada naposo. Proses memberi berkat ini dilakukan dengan cara mengusap bagian kepala
dari para naposo serta meletakkan ujung ulos yang dikenakan orang tua ke bahu dari para naposo. Dalam upacara adat Batak Toba, sebagai contoh upacara pernikahan
Universitas Sumatera Utara
gerakan tortor seperti ini biasa dilakukan oleh pihak hula-hula terhadap pihak boru. Hal ini mengandung arti bahwa pihak hula-hula akan selalu melindungi pihak
borunya. Sehingga dengan kata lain, kita dapat melihat sistem kekerabatan pada masyarakat Batak Toba yaitu “Dalian Na Tolu” dalam proses dan urutan manortor
pada acara ini.
Gambar 7 Posisi gerakan pada saat Gondang Pasu-pasu
5.Gondang Sappe-sappe Gondang Sappe-sappe adalah gondang untuk menyampaikan Silua dari setiap
kelompok peserta yang manortor kepada panitia. Pada bagian ini gerakan tortor sedikit lebih bebas, biasanya para peserta akan manortor secara menyebar di sekitar
lokasi tempat manotor.
Universitas Sumatera Utara
Gambar.8. Posisi gerak pada Gondang Sappe-sappe
Yang pertama berkesempatan untuk manortor adalah para orang tua dari panitia atau Hasuhuton. Setelah para orang tua dan para naposo yang menjadi panitia
berkumpul, parhata menyampaikan kepada pargonsi bahwa acara manortor akan segera dimulai. Kemudian parhata meminta kepada pargonsi untuk memainkan
repertoar Gondang pembukaan atau Gondang Mula-mula dengan kata-kata sebagai berikut:
“Ale amang panggual pargonsi nami Nunga sae be mambuat tua ni Gondang on
Saonari naeng dimulai hami ma manortor Antong bahen amang ma Gondang Mula-mula i
Ala marmula do sude na di tano on.” Artinya:
Universitas Sumatera Utara
“Wahai bapak pemain musik kami Telah selesai acara memohon tuah untuk Gondang ini
Sekarang kami akan memulai acara manortor Oleh karena itu mainkanlah Gondang pembukaan
Karena semua yang ada di bumi mempunyai asal mula.” Kemudian
pargonsi memainkan repertoar Gondang Mula-mula atau gondang pembukaan. Pada saat gondang dimainkan para orang tua dan naposo panitia
manortor ditempat masing-masing dalam waktu yang tidak terlalu lama, karena Gondang Mula-mula adalah merupakan penyampaian rasa hormat dan pemberitahuan
kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwasanya para orang tua dan naposo ingin memulai untuk manortor.
Setelah Gondang Mula-mula selesai, kemudian dilanjutkan kembali oleh
parhata dengan meminta kepada pargonsi untuk memainkan Gondang Somba-somba dengan kata-kata sebagai berikut:
“mauliate ma di hamu amang pargonsi nami Nunga dibahen hamu Gondang Mula-mula i
Saonari bahen amang majo Gondang Somba Asa di somba hami Amatta Debata dohot naliat nalolo.”
Artinya: “Terimakasih kepada bapak pemusik kami
Telah bapak
mainkan Gondang Mula-mula itu
Sekarang mainkanlah dulu Gondang Somba Agar kami menyembah Tuhan dan para hadirin.”
Pargonsi memainkan repertoar Gondang Somba-somba kemudian para orang tua dan muda-mudi manortor. Setelah selesai Gondang Somba-somba, parhata
kembali melanjutkan dengan meminta pargonsi untuk memainkan Gondang Liat-liat dengan kata-kata sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
“ mauliate ma di hamu amang pargonsi nami Nunga dibahen amang be Gondang Somba i
Saonari naeng mangaliat nama hami Antong bahen amang ma Gondang Liat-liat i
Asa liat gabe liat horas.” Artinya:
“Terimakasih kepada bapak pemusik kami Telah
bapak mainkan
Gondang Somba itu Sekarang kami ingin berkelilingmengitari tempat ini
Untuk itu mainkanlah dulu Gondang Liat-liat itu Agar selamat sampai ke tujuan.”
Pargonsi memainkan repertoar Gondang Liat-liat. Pada saat Gondang Liat- liat dimainkan, para orang tua dan muda-mudi manortor sambil mangaliatmengitari
tempat acara gondang sebanyak kurang lebih tiga kali putaran. Setelah Gondang Liat- liat selesai dimainkan, kembali parhata meminta gondang yaitu Gondang Pasu-pasu
dengan kata-kata sebagai berikut: “mauliate ma di hamu amang pargonsi nami
Nunga dibahen amang be Gondang Liat-liat i Saonari naeng di pasu-pasu hami nama ianakkon nami on
Antong bahen amang ma Gondang Pasu-pasu i Anggiat hatop jumpang si rokkap ni tondi na
Jala anggiat sahat sude sinakkap ni roha na.” Artinya:
“Terimakasih kepada bapak pemusik kami Telah
bapak mainkan
Gondang Liat-liat itu Sekarang kami ingin memberkati anak-anak kami
Untuk itu mainkanlah Gondang Pasu-pasu itu Semoga anak-anak kami ini cepat dapat jodoh
Dan dapat tercapai semua apa yang dicita-citakan.” Pada
saat Gondang Pasu-pasu dimainkan para orang tua manortor sambil
berjalan kearah muda-mudi untuk memberikan pasu-pasuberkat. Setelah orang tua selesai memberkati, maka mereka kembali pada posisi semula. Selanjutnya para
Universitas Sumatera Utara
muda-mudi selaku anak-anak manortor mendatangi para orang tua untuk marsombamenyembah sebagai wujud dari rasa hormat mereka. Setelah semua muda-
mudi selesai marsombamenyembah kepada orang tua, mereka kembali ke posisi semula dan selesailah Gondang Pasu-pasu.
Seluruh rangkaian
gondang dan tortor telah selesai dilakukan, kemudian parhata meminta kepada pargonsi untuk memainkan Gondang Hasahatan Sitio-tio
sebagai tanda bahwa mereka telah selesai manortor dengan kata sebagai berikut: “mauliate ma di hamu amang pargonsi nami
Nunga dibahen hamu be sude gondang pangidoan nami Saonari bahen amang ma Gondang Hasahatan na i.”
Artinya: “Terimakasih kepada bapak pemusik kami
Telah bapak mainkan semua gondang yang kami minta Sekarang
mainkanlah Gondang Hasahatan itu.”
Musik dimainkan dan para orang tua dan para muda-mudi manortor di tempat masing-masing. Tortor hasahatan merupakan penghujung dari suatu upacara adat
Batak Toba. Hasahatan berasal dari kata “sahat” yang berati sampai. Hasahatan berarti seluruh permintaan dan permohonan telah disampaikan kepada Tuhan dengan
harapan agar semua permohonan tersebut dapat dikabulkan. Akhir dari Gondang Hasahatan ditandai dengan mengucapkan kata “horas” sebanyak tiga kali dan sambil
mengangkat ujung ulos keatas.
Setelah para orang tua dan muda-mudi dari hasuhuton selesai manortor, acara
selanjutnya diserahkan sepenuhnya kepada naposo atau panitia. Namun para orang tua tetap melakukan pemantauan guna menghindari acara gondang tersebut
Universitas Sumatera Utara
melenceng dari aturan dan etika kesopanan. Pada kesempatan inilah para orang tua memberikan kesempatan kepada anak-anak mereka untuk bergembira. Di sini juga
para muda-mudi akan belajar dan di matangkan bagaimana “manortor” dan “maminta gondang” secara runtut.
Rombongan pertama yang datang untuk manortor adalah rombongan orang tua atas nama “Natua-tua Ni Huta” . Karena acara telah diserahkan kepada naposo,
maka yang berperan adalah naposo. Beberapa orang dari naposo membagikan ulos kepada seluruh anggota rombongan dan memberikan “pinggan” atau piring yang
berisi beras. Pinggan tersebut berfungsi untuk meletakkan uangSilua
16
yang merupakan sumbangan dari peserta untuk panitia.
Gambar 9. Silua
16
Silua adalah sumbanganpersembahan berupa uang yang disampaikan dengan cara manortor.
Universitas Sumatera Utara
Yang menjadi
parhata dalam rombongan ini adalah Oppu Hellen Gultom. Setelah semua peserta berbaris pada posisinya, parhata meminta kepada pargonsi
untuk memainkan gondang dengan kata-kata sebagai berikut: “Ale amang panggual pargonsi nami
Dison ro do hami sian natua-tua ni huta laho mangadopi acara Gondang Naposo on
Jadi saonari naeng manortor nama hami Antong bahen amang ma Gondang Mula-mula i
Ala marmula do sude na adong ditano on.” Artinya:
“Wahai bapak pemusik kami Disini kami datang atas nama natua-tua ni huta
Guna menghadiri
acara Gondang Naposo ini
Jadi sekarang kami ingin memulai manortor Oleh karena itu mainkanlah dulu Gondang Mula-mula itu
Karena semua yang ada di dunia ini memiliki asal mula.”
Musik dimainkan para orang tua dan naposo pun manortor ditempat masing- masing. Selesai Gondang Mula-mula dimainkan, parhata meminta kepada pargonsi
untuk memainkan Gondang Liat-liat dengan kata-kata sebagai berikut: “mauliate ma amang pargonsi nami
Nunga dibahen amang Gondang Mula-mula i Saonari bahen amang ma Gondang Liat-liat i asa mangaliat hami
Laguna anakkonki da hamoraon di ahu.” Artinya:
“terima kasih bapak pemusik kami Telah
bapak mainkan
Gondang Mula-mula Sekarang mainkanlah dulu Gondang Liat-liat supaya kami berkeliling
Lagunya anakku adalah harta yang paling berharga dalam hidupku.”
Pada saat musik dimainkan, rombongan manortor mengelilingi lokasi acara gondang sebanyak tiga kali dengan di pandu oleh dua orang naposo dari panitia. Pada
Universitas Sumatera Utara
saat inilah bagi ketua rombongan atau anggota dari rombongan yang ingin menyumbang mulai mengeluarkan uangnya dan menyematkannya di sela-sela jemari
dari anggota rombongan yang sedang manortor. Setelah mangaliat sebanyak tiga kali, rombongan kembali ke barisan semula.
Parhata kembali melanjutkan acara dengan meminta Gondang Sappe-sappe atau gondang untuk menyampaikan siluasumbangan. Sumbangan tersebut
merupakan wujud dari sikap tolong menolong yang dapat mempererat rasa persaudaraan sesama orang Batak yang ada di Desa Desagajah. Sebelum gondang
dimainkan, parhata meminta kepada pargonsi untuk memainkan gondang dengan kata-kata sebagai berikut:
“Mauliate ma amang pargonsi nami Nunga di bahen hamu be Gondang Liat-liat i
Saonari naeng pasahaton nami ma silua nami on Antong bahen amang ma Gondang Sappe-sappe i
Laguna Anak Medan.” Artinya:
“Terimakasih bapak pemusik kami Telah
bapak mainkan
Gondang Liat-liat Sekarang kami akan menyampaikan sumbangan kami
Untuk itu mainkanlah Gondang Sappe-sappe itu Lagunya
anak Medan.”
Ketika Gondang Sappe-sappe dimainkan, para naposopanitia mulai manortor
ketengah lapangan untuk manjalo-jalo silua meminta-minta sumbangan dari para rombongan yang sedang manortor. Pada bagian ini para naposo manortor dengan
dengan cara mangelekmembujuk agar siluasumbangan tersebut segera di serahkan
Universitas Sumatera Utara
kepada panitia. Setelah siluasumbangan telah diserahkan maka para orang tua beserta para naposo pun kembali ke tempat semula, dan Gondang Sappe-sappe pun
selesai dimainkan.
Gambar 10. Posisi gerakan manjalo-jalo silua pada saat Gondang Sappe-sappe
Rangkaian dari
acara manortor oleh rombongan natua-tua ni huta telah
selesai, namun sebelum dimainkan Gondang Hasahatan, parhata meminta kepada pargonsi untuk memainkan lagu dengan judul Gadis Melayu. Pada dasarnya ini
bukanlah merupakan bagian baku dari urutan gondang, melainkan hanya sebuah tambahanselingan. Ini adalah merupakan salah satu bentuk perubahan dalam
repertoar yang dimainkan untuk mengiringi tortor dalam Gondang Naposo, untuk
Universitas Sumatera Utara
pembahasan lebih dalam mengenai hal ini dapat dilihat pada BAB selanjutnya. Pada bagian ini orang tua dan naposo dapat menarimanortor sepuasnya. Ada yang
melompat, ada juga yang membentuk lingkaran sambil marembas
17
.
Gambar 11 Manortor sambil marembas
Setelah puas
manortor, para orang tua dan naposo kembali ketempat masing- masing. Parhata meminta kepada pargonsi untuk memainkan Gondang Hasahatan
dengan kata-kata yang sama seperti pada bahasan sebelumnya. Usai Gondang Hasahatan dimainkan panitia kembali mengumpulkan ulos dan bersiap-siap untuk
menyambut peserta selanjutnya yang akan manortor.
17
Marembas adalah salah satu bentuk gerakan pada saat manortor.
Universitas Sumatera Utara
Rombongan selanjutnya yang akan manortor adalah dari rombongan muda- mudi Sei Balai. Para naposo segera membagikan ulos kepada seluruh peserta dari
rombongan muda-mudi Sei Balai. Pada dasarnya urutan gondang dan manortor pada setiap rombongan adalah sama, hanya saja ada terdapat perbedaan dalam hal
permintaan lagu-lagu atau gondang yang akan dimainkan. Seperti pada saat mangaliatberkeliling, rombongan ini meminta kepada pargonsi untuk memainkan
Gondang Liat-liat dengan lagu “Tolu Sahundulan” yang merupakan lagu yang berasal dari daerah Simalungun.
Kemudian pada saat rombongan muda-mudi Sei Balai ingin menyampaikan Silua mereka, parhata dari rombongan ini meminta kepada pargonsi untuk
memainkan Gondang Sappe-sappe dengan lagu yang berjudul “EGP” atau “Emang Gue Pikirin” yang berirama House Music. Setelah selesai Gondang Sappe-sappe dan
Silua pun telah disampaikan kepada panitia, parhata kembali meminta kepada pargonsi untuk memainkan lagu berirama House Music yang populer mereka sebut
dengan istilah “expose”. Pada saat lagu ini berlangsung hanya instrumen keyboard yang bermain mengiringi lagu tersebut.
Usai lagu tersebut dimainkan, parhata meminta kepada pargonsi untuk memainkan Gondang Hasahatan dan acara manortor oleh rombongan muda-mudi
Sei Balai pun selesai. Kemudian acara pun dilanjutkan kembali dan rombongan selanjutnya bersiap-siap untuk manortor. Rombongan selanjutnya yang datang untuk
manortor adalah muda-mudi Parulian I. Daftar undangan yang manortor pada hari pertama dapat dilihat pada lampiran 2.
Universitas Sumatera Utara
Demikianlah acara tersebut berlangsung hingga rombongan atau undangan yang terakhir selesai manortor. Acara gondang pada hari pertama tersebut
berlangsung hingga subuh pukul 04.15 Wib. Sebelum para naposo meninggalkan lokasi gondang, terlebih dahulu lokasi tersebut dibersihkan dan seluruh peralatan
berikut alat musik diamankan. Para pemain musik beristirahat di rumah salah satu warga yang tidak jauh dari lokasi gondang. Selanjutnya orang tua memberikan
pengumuman agar para naposopanitia dapat hadir dilokasi tepat waktu yaitu pada pukul 14.00 Wib untuk mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan.
Sekitar pukul 13.50 Wib beberapa dari panitia telah hadir dilokasi gondang dan mulai mempersiapkan segala keperluan yang dibutuhkan. Sama halnya dengan
para pemain musik juga mempersiapkan peralatan mereka. Setelah seluruh peralatan dan keperluan tersedia, maka acara gondang pun dilanjutkan kembali.
Pelaksanaan acara gondang pada hari pertama dan hari kedua pada dasarnya tidak ada perbedaan. Seluruh undangan yang telah mendaftar kepada panitia akan
manortor sesuai dengan urutan mereka pada saat mendaftar. Demikianlah seterusnya hingga seluruh undangan selesai manortor. Seluruh undangan baru selesai manortor
pada senin subuh pukul 03.30 Wib. Daftar undangan yang manortor pada hari kedua dapat dilihat pada lampiran 3.
3.3.4.3 Penutupan Gondang Naposo