Fase Pengokohan dan Pertumbuhan HMI 1952 – 1963

Sekretaris : Amir Husein Nasution Seksi-Seksi Bidang Keuangan : Agus Herman Bidang Penerangan : Malidin Ma’arif Bidang Olahraga : Aryaf P. Saudin : Abdul Halim Nasution Bidang Pendidikan : Amiruddin Nasution Bidang Kemasyarakatan : Mawardi Nasution Bidang Keputrian : Yusra Oloan Nasution

3.4.2. Fase-Fase Perkembangan HMI Cabang Medan

Untuk lebih mengetahui secara lebih mendetail mengenai sejarah perkembangan HMI Cabang Medan, penulis akan menguraikan fase – fase perkembangan HMI Cabang Medan ke dalam beberapa fase. Di mana dalam setiap fase akan coba dijelaskan langkah – langkah para kader HMI yang telah dilakukan untuk mengembangkan HMI Cabang Medan.

3.4.2.1. Fase Pengokohan dan Pertumbuhan HMI 1952 – 1963

Fase ini merupakan fase di mana pengurus HMI Cabang Medan mulai dari kepengurusan tahun 1952 sampai dengan kepengurusan tahun 1963 melakukan pengokohan dan pertumbuhan HMI di Medan. Dalam Fase Pengokohan dan Pertumbuhan terdapat 10 periodesasi kepengurusan HMI Cabang Medan, yaitu : Universitas Sumatera Utara kepengurusan periode Dr. H. O.K. Rahmat Bachri, SH Alm tahun 1952 – 1955, Drs. H, Syaifullah Mahyudin, MA tahun 1955 – 1956, Dr. H. Gading Hakim tahun 1956 – 1957, Prof. Dr. H.M. Yusuf Hanafiah tahun 1957 – 1958, M. Yuzar Siregar tahun 1958 – 1959, Said Hasan Dr. H. Habibah Hanum tahun 1959 – 1960, Dr. T. Suhaini Harun tahun 1960 – 1961, H. Umaruddin tahun 1961 – 1962, Drs. M. Thaib Tahir tahun 1962 – 1963. Sebagai suatu organisasi yang baru saja berdiri tentu saja yang lazim dilakukan ialah melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang dalam hal ini diwakilkan oleh mahasiswa karena pada dasarnya HMI ini merupakan organisasi kemahasiswaan yang berbasiskan Islam. Bentuk sosialisasi yang pertama sekali dilakukan oleh kepengurusan yang dipimpin oleh O.K. Rahmad Bakri tersebut yaitu dengan memperkenalkan HMI kepada para mahasiswa yang berada di Universitas Islam Sumatera Utara. Karena memang sebagian besar deklarator dari HMI di Medan ini berasal dari universitas tersebut. Usaha – usaha yang dilakukan untuk memperkenalkan HMI kepada mahasiswa yang berkuliah di UISU tersebut dengan jalan melakukan diskusi – diskusi yang rutin dilakukan dengan melibatkan orang – orang yang tertarik dengan kehadiran HMI. 20 Sebagai suatu organisasi yang baru saja terbentuk, tentu saja sangatlah berat beban yang dipikul oleh kepengurusan yang dipimpin oleh O.K. Rahmad Bakri ini untuk memperkenalkan HMI dan kemudian mengajak mahasiswa – mahasiswa Islam terutama yang ada di UISU untuk masuk dan bergabung menjadi anggota HMI. Oleh sebab itu, beliau menyusun strategi dan taktik agar para mahasiswa tersebut mau datang dan kemudian tertarik untuk bergabung dengan HMI. Langkah – langkah persuasif seperti dengan pendekatan secara person ke person kerap dilakukan untuk mengajak para 20 Wawancara dengan M. Jusuf Hanafiah, Medan, 30 Juni 2008. Universitas Sumatera Utara mahasiswa tersebut bergabung di samping melalui cara – cara sosialisasi melalui diskusi – diskusi. Sama halnya dengan yang dilakukan oleh para pendiri HMI di pusat, pendekatan melalui orang – orang yang dekat dengan mereka untuk mengajak bergabung dengan HMI juga dilakukan. Di samping itu, kepengurusan periode I ini juga terus melakukan koordinasi dengan PB HMI di Jakarta guna mendapatkan informasi – informasi tentang HMI secara lebih mendalam. Informasi – informasi tersebut berupa aturan – aturan organisasi HMI maupun kebijakan – kebijakan yang telah dibuat oleh PB HMI, yang nantinya akan dimanfaatkan untuk mengembangkan HMI di Medan. Dikarenakan keterbatasan media komunikasi pada masa itu sehingga informasi yang diperlukan tersebut agak terlambat sampai kepada HMI Cabang Medan. Hal ini tentu saja berimplikasi secara tidak langsung kepada gerak dan langkah HMI Cabang Medan di dalam melakukan sosialisasi dan pengembangan HMI di Kota Medan. 21 Sebagai suatu organisasi yang masih baru, maka pengurus HMI Cabang Medan melakukan silaturahmi dengan organisasi – organisasi yang telah lama terbentuk yang ada di Kota Medan maupun dengan pemerintah kota Medan. Hal ini dilakukan di samping untuk memperkenalkan diri juga sebagai salah satu cara untuk memperkuat jaringan kerja sama guna memperlancar program – program kerja yang telah dibuat oleh pengurus HMI Cabang Medan untuk mengembangkan HMI di Kota Medan. Karena awal pembentukan HMI ini di mulai dari UISU, maka untuk lebih mengembangkan HMI tidak hanya di UISU saja maka pengurus HMI Cabang Medan melakukan sosialisasi kepada universitas – universitas lain yang ada di kota Medan 21 Wawancara dengan M. Jusuf Hanafiah, Medan, 30 Juni 2008 Universitas Sumatera Utara seperti Universitas Sumatera Utara, Universitas Nomensen dan lain sebagainya. 22 Adapun maksud dari sosialisasi ini juga agar nantinya di universitas – universitas tersebut dapat juga terbentuk HMI sebagai suatu organisasi mahasiswa Islam. Usaha ini akhirnya tidak sia – sia, hal ini dibuktikan dengan berdirinya beberapa komisariat baru di Universitas Sumatera Utara dan Nomensen. Selanjutnya setelah langkah – langkah pengokohan baik di internal maupun eksternal berhasil dilakukan dalam arti masyarakat khususnya para mahasiswa Islam yang ada di Kota Medan telah mengenal HMI maka langkah selanjutnya yang dilakukan kepengurusan HMI Cabang Medan ialah melakukan pertumbuhan HMI. Pertumbuhan HMI di sini ialah dengan memperkuat peran HMI di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terutama di Kota Medan. Hal ini dilakukan dengan tidak lupa berkoordinasi dengan PB HMI. Karena sebagai organisasi yang memiliki jenjang terstruktural tentu saja HMI Cabang Medan harus mendukung kebijakan – kebijakan yang telah di buat oleh PB HMI. Di tambah lagi dengan kondisi negara Indonesia yang baru selesai Perang Kemerdekaan dan keadaan Negara yang belum stabil. Beberapa peristiwa yang disikapi oleh HMI pada masa itu, antara lain : Pemilu tahun 1955, dan perkembangan ajaran komunisme di Indonesia. Adapun beberapa kebijakan PB HMI yang secara otomatis juga harus dilakukan atau didukung oleh setiap kader HMI yang ada di daerah khususnya di HMI Cabang Medan ialah : - Dalam menghadapi Pemilihan Umum, menyerukan kepada segenap anggota HMI, supaya memilih salah satu Partai Islam. - Menyatakan Komunisme, bertentang dengan Islam. 22 Wawancara dengan Agusli Matondang, Medan, 14 November 2008 Universitas Sumatera Utara - Mendesak Pemerintah agar pelajaran agama diajarkan di Sekolah Negeri maupun Swasta sejak SD sampai Perguruan Tinggi. - Mendesak Pemerintah supaya mengeluarkan Undang – Undang Perguruan Tinggi. - Penegasan Independensi HMI. 23 Kebijakan – kebijakan PB HMI di atas, oleh HMI Cabang Medan kemudian disosialisasikan kepada seluruh kader HMI yang ada di Kota Medan agar dilakukan tindak lanjut. Tindak lanjut yang dilakukan oleh kepengurusan HMI Cabang Medan tersebut antara lain : dengan melakukan konsolidasi di kalangan kader HMI Cabang Medan yang terdapat di beberapa universitas dan tergabung dalam beberapa komisariat untuk melaksanakan kebijakan PB HMI tersebut. Konsolidasi yang dilakukan lebih ditekankan kepada pemberian muatan intelektual tentang bahayanya ideologi komunisme jika dibiarkan berkembang di negara yang beragama. Hal ini dilakukan setelah Partai Komunis Indonesia menjadi salah satu Partai yang memperoleh suara terbanyak pada Pemilihan Umum tahun 1955. Di samping pemberian muatan intelektual mengenai bahayanya ideologi komunis, tindakan lain yang dilakukan adalah dengan membuat selebaran – selebaran ataupun brosur yang isinya mengajak masyarakat untuk tidak mengikuti ajaran komunis, melakukan pertemuan dengan para tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk menyatukan visi guna menghadapi bahaya komunis yang nantinya diharapkan para tokoh – tokoh ini dapat menyampaikan kepada masyarakat umum lainnya mengenai bahayanya ajaran komunis ini. Universitas Sumatera Utara

3.4.2.2. Fase Tantangan 1964 – 1965