Pola Dasar Pembinaan KOHATI

beserta tafsir penjelasannya 15 . Arah juga dimaksudkan sebagai patokan untuk melakukan usaha sistematis dalam pencapaian tujuan. Sebagai badan khusus HMI sesuai dengan fungsinya, maka KOHATI secara spesifik mempunyai tgas pembinaan terhadap pembinaan terhadap anggota HMI-Wati. Sebagai bagian integral dari HMI, maka jelas pembinaan KOHATI juga diarahkan pada pencapaian tujuan HMI. Dalam penjelasan tujuan HMI diuraikan mengenai kualifikasi kader yang diharapkan HMI, maka pembinaan KOHATI juga diarahkan pada akselerasinya kondisi sosio-kultural yang masih memperlakukan perempuan sebagai objek pembangunan, maka pembinanaan KOHATI diarahkan pada peningkatan kesadaran dan kepeloporan HMI-Wati dalam mengantisipasi persoalan- persoalan kemasyarakatan.

2.6.1. Pola Dasar Pembinaan KOHATI

KOHATI dalam menjalankan fungsinya harus senantiasa selaras dan serasi dengan perkaderan HMI. Pola dasar perkaderan HMI secara khusus telah membahas mengenai pola rekrutmen kader, pembentukan kader, dan pengabdian kader. Dalam pola dasar tersebut KOHATI ditempatkan sebagai salah satu wadah pembentukan kader. Namun demikian untuk lebih memberikan arah yang jelas bagi KOHATI sebagai badan khusus dalam totalitas perkaderan HMI, diperlukan pula kesamaan pembinaan KOHATI secara Nasional. Pola pembinaan ini memuat spesifikasi yang harus dimiliki HMI-Wati, dasar-dasar pembentukan serta pengabdian KOHATI. 15 Pasal 4 Anggaran Dasar HMI, terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab tas terwujudnya masyarakat adil dan makmur Universitas Sumatera Utara a. Kualitas Kader HMI-Wati Sebagai kader HMI, anggota KOHATI haru memiliki kualitas Insan Cita HMI dengan seluruh turunannya. Namun secara khusus, anggota KOHATI harus memiliki kualifikasi sebagai berikut: 1. Watak dan kepribadian seorang perempuan sadar dan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam yang tercermin dalam sikap, pola pikir, dan perilaku kehidupannya sehari-hari baik, baik itu di dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat yang sadar akan kodrat kemanusiaanya yang tecermin dalam pandangan jauh kedepan terhadap pentingnya kelanjutan lahirnya generasi penerus yang berkualitas. Secara alamiah hal ini akan mampu diatasi oleh setiap manusia, namun sebagai insan akademis, tinjauan ilmiah terhadap persolan-persoalan keperempuanan sangat dibutuhkan terutama jika dikaitkan dengan aspek fisiologis dan psikis perempuan. 2. Kemampuan Intelektual, sebagai HMI-Wati harus memiliki ilmu pengetahuan, kecerdasan dan kebijaksanaan. 3. Kemampuan Professional yaitu kemampuan untuk menterjemahkan ide-ide dan pemikirannya dalam praktik kehidupan sehari-hari dalam rangka aktualisasi diri. Hal ini ditunjukkan lebih jauh dalam kemampuan keterampilan, baik teknis maupun non-teknis, terutama kemampuan kepemimpinannya. yang diridhoi Allah SWT PB HMI, Hasil-hasil kongres XXV 2006, Makassar: tanpa penerbit, 2006, hlm. 61 Universitas Sumatera Utara 4. Kemandirian, salah satu penyebab tersosialisasiskannya kondisi sosial budaya. Perempuan seringkali tidak percaya akan kemampuannnya dalam melakukan sesuatu. Untuk satu pekerjaan yang sama, seringkali jika dikerjakanm bersamaandengan laki-laki, perempuan sudah mengalah terlebih dahulu, daya bersaingnya lemah. Oleh karena itu HMI-Wati harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi tentunya dengan diimbangi kemampuan intelektualnya serta ketahanan mental. Rasa percaya diri bukan berarti meniadakan sama sekali kerjasama dengan yang lain. b. Dasar-Dasar Pembentukan Dasar-dasar pembentukan merupakan sekumpulan aktivitas pembinaan yang terintegrasi dalam mencapai tujuan HMI umumnya dan tujuan KOHATI khususnya. Sebagai kader HMI, HMI-Wati harus mengikuti seluruh rangkaian perkaderan, baik yang bersifat formal yaitu LK I, LK II, dan LK III, maupun yang bersifat pengembangan. Salah satu aktifitas pengembangan HMI yaitu pembinaan melalui wadah KOHATI. Melalui wadah ini HMI-Wati khususnya melaksanakan pengembangan individual maupun pengembangan kelompok. Pengembang individual dilakukan denga berpartirisipasi pada berbagai aktivitas eksternal, tentunya dengan senantiasa membawa misi HMI. Disamping itu pengembangan individual dapat dikembangkan pada aneka macam aktivitas internal organisasi. Adapun pengembangan secara kelompok dilaksanakan dengan satu upaya yang terencana, teratur sistematis dan berkesinambungan. Pengembangan ini Universitas Sumatera Utara menekankan terbentunya kemampuan kepemimpinan kader HMI-Wati. Dalam pengembangan kelompok ini KOHATI mengadakan Training Formal, yaitu Latihan Khusus KOHATI LKK latihan ini berfungsi memberikan kemampuan tertentu bagi kader HMI-Wati dalam bidang keperempuanan yang luas, baik dalam pembentukan watak kepribadian, pengembangan wawasan keperempuanan maupun dalam peningkatan kemampuan teknis. Disamping itu, pengembangan kelompok diwujudkan pula dengan keterlibatan HMI-Wati dalam struktur kepengurusan. Hal ini memberikan kelebihan kepada HMI-Wati dalam masalah manajemen. Keterlibatan HMI- Wtai dalam struktur kepengurusan akan memperkokoh sikap mental, menumbuhkan rasa percaya diri serta kemampuan memperluas jaringan informasi. c. Pengabdian KOHATI Pengabdian KOHATI merupakan penjabaran dari peran KOHATI sebagai pencetak muslimah sejati dalam menegakkan dan mengembangkan nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan, sebagi mana terurai dalam Tafsir Peran KOHATI dalam Pedoman DasarKOHATI. Adapun jalur pengabdian KOHATI harus searah dengan pengabdian HMI. Namun secara individual dapat disalurkan melaui jalur-jalur pengabdian diseluruh aspek kehidupan, terutama keluarga. Universitas Sumatera Utara

BAB III Sejarah Berdirinya HMI di Medan

3.1. Gambaran Umum Kota Medan

Kota Medan terletak di propinsi Sumatera Utara yang berperan sebagai pusat kegiatan ekonomi. Kota Medan juga merupakan sebuah kota metropolitan yang luas wilayahnya berbatasan dengan Selat Malaka di sebelah utara dan dikelilingi oleh kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan aspek pertumbuhan ekonomi utama bagi wilayah Sumatera bagian Utara, kota Medan yang mempunyai fungsi sebagai pusat perdagangan, pusat administrasi pemerintah, pusat pendidikan, pusat kebudayaan, pusat akomodasi pariwisata dan sebagai kota industri, terlihat memiliki potensi yang cukup besar. Hal ini tercermin dari jumlah dan kualitas penduduk serta luas areal dan letak geografisnya yang ditinjau dari hubungan antar daerah dan hubungan antar-Negara. Di samping itu juga didukung lengkapnya sarana dan prasarana sosial ekonomi. Sebagai sebuah kota yang berperan sebagai pusat administrasi, ekonomi dan pendidikan maka orang banyak melakukan urbanisasi ke kota ini. Layaknya sebuah kota berkembang Medan terus melakukan pembenahan yang memberikan suatu manfaat bagi penduduknya yaitu dalam pembenahan fasillitas-fasilitas seperti air bersih seiring berkembangnya pembangunan. Kota Medan merupakan Daerah Tingkat II Sumatera Utara yang terbanyak penduduknya. Posisi kota Medan berada diantara 98,5 sampai 99 Bujur Timur dan Universitas Sumatera Utara