Struktur Kepengurusan HMI Latar Belakang Berdirinya HMI di Indonesia

yang besar untuk meningkatkan mutu dan kader- kader HMI sehingga mampu berperan aktif pada masa yang akan datang.

2.4. Struktur Kepengurusan HMI

Membicarakan struktur organisasi berarti membicarakan tentang susunan hubungan-hubungan yang terdapat di dalamnya. Demikian juga halnya dengan struktur HMI. Dalam memandang HMI secara struktural dapat dilihat dari dua bentuk yaitu secara horizontal dan secara vertikal. Struktur organisasi secara horizontal menyatakan bagaimana hubungan HMI dengan seluruh mahasiswa muslim yang ada di universitas dan yang ada di masyarakat. HMI merupakan mekanisme sentral dan wadah berhimpun mahasiswa Islam, di dalam HMI semua kedudukan mahasiswa Islam yang masuk kedalam wadah HMI adalah sama. Program yang disusun merupakan program kerja yang disusun oleh tiap-tiap kepengurusan, dengan kata lain HMI mesti melibatkan seluruh potensi mahasiswa Islam yang terdaftar di dalam HMI. Sebagai organisasi memberikan satu pandangan orientasi pemikiran yang sama tanpa ada perbedaan orientasi pandangan. Kalaupun terjadi suatu perbedaan orintasi pandangan HMI mesti mempersatukan pemkiran dan pandangan yang dimiliki . Dari uraian di atas jelas bagi HMI merupakan suatu wadah tempat menempah mahasiswa Islam yang ingin mengembangkan potensi diri, dan sebagai wadah yang menjembatani mahasiswa agar menjadi kesatuan yang baik, harmonis dan bersatu. HMI harus mampu menjadi salah satu upaya bagi pengembangan unsur keIslaman. Universitas Sumatera Utara Adapun struktur organisasi HMI secara vertikal berarti susunan intern HMI. Untuk memahaminya berarti harus mengerti mengenai susunan yang terdapat di dalam tubuh HMI sendiri. Secara vertikal HMI terdiri atas: A. Pengurus Besar HMI PB HMI di tingkat pusat. B. Pengurus Badan Koordinasi BADKO badan pembantu Pengurus Besar, yang berada di tiap ibukota propinsi. C. Pengurus Cabang. Yang terdiri disetiap daerah kota besar, ibukota propinsi, kabupaten dan kota D. Pengurus Komisariat. Susunan organisasi yang berada di bawah cabang yang dibentuk di satu perguruan tinggi atau beberapa fakultas dalam satu perguruan tinggi. PB HMI yang berpusat di Jakarta yang akan mengkordinir seluruh kegiatan organisasi secara nasional. Sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Sementara untuk di tingkat provinsi terdapat pembantu dari PB HMI yaitu BADKO HMI yang membantu PB di dalam melaksanakan tugas PB di Provinsi, serta membawahi dan mengkoordinir beberapa cabang-cabang yang ada di tiap-tiap kota yang memiliki cabang HMI. BADKO membawahi cabang yang ada di tiap kota dan ibukota yang terdapat perguruan tinggi. Program kerja yang dilakukan oleh cabang yaitu program kerja yang diamanatkan oleh PB HMI. Tugas dan wewenang dari cabang HMI adalah melaksanakan Hasil-hasil Ketetapan KonferensiMusyawarah Cabang, serta ketentuankebijakan organisasi lainnya yang diberikan oleh Pengurus Besar atau BADKO, membentuk Koordinator Komisariat bila diperlukan dan mengesahkan kepengurusannya, mengesahkan pengurus Komisariat dan Badan Khusus di tingkat Cabang, dan Universitas Sumatera Utara membentuk serta mengembangkan Badan-Badan Khusus. Dalam pendirian dan pemekaran Cabang, terdapat beberapa kriteria yang menjadi syarat dalam pendirian Cabang, yaitu di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan pendirian Cabang Persiapan dapat diusulkan oleh sekurang-kurangnya seratus Anggota Biasa kepada Pengurus BADKO yang seterusnya akan diteruskan kepada Pengurus Besar, usulan disampaikan secara tertulis disertai alasan dan dokumen pendukung, yang kemudiana Cabang Persiapan disahkan dengan meneliti keaslian dokumen pendukung, mempertimbangkan potensi anggota di daerah setempat dan potensi-potensi lainnya di daerah setempat yang dapat mendukung cabang tersebut bila dibentuk. Di dalam pembentukan cabang penuh, Pengurus Besar harus mempertimbangkan tingkat dinamika cabang penuh hasil pemekaran, potensi keanggotaan, potensi pembiayaan untuk menunjang aktivitas cabang hasil pemekaran dan potensi-potensi lainnya yang menunjang kesinambungan cabang. Dan setelah satu tahun disahkan menjadi Cabang Persiapan, Cabang Persiapan tersebut harus memiliki anggota sebanyak 150 orang Anggota Biasa dan mampu melaksanakan minimal 2 kali Latihan Kader I dan minimal 1 kali Latihan Kader II di bawah bimbingan dan pengawasan Pengurus BADKO setempat, memiliki Badan Pengelola Latihan dan minimal 1 Lembaga Pengembangan Profesi aktif serta direkomendasikan Pengurus BADKO setempat. Kepengurusan yang terdapat dibawah kepengurusan Cabang yaitu Komisariat, Komisariat merupakan satu kesatuan organisasi di bawah cabang yang dibentuk di satu perguruan tinggi atau satubeberapa fakultas dalam satu perguruan tinggi. Tugas dan wewenang dari Pengurus Komisariat yaitu melaksanakan hasil ketetapan Rapat Angota Komisariat dan ketentuan dan kebijakan organisasi lainnya yang diberikan oleh Pengurus Cabang, membentuk dan Universitas Sumatera Utara mengembangkan badan-badan khusus, menyampaikan laporan pertangungjawaban kepada Anggota Biasa melalui Rapat Anggota Komisariat. Di dalam pendirian Komisariat, pendirian Komisariat persiapan dapat diusulkan oleh sekurang-kurangnya 25 orang angota biasa dari satu perguruan tinggi atau satubeberapa fakultas dari satu perguruan tinggi langsung kepada Pengurus Cabang atau melalui penggurus Koordinator Komisariat yang selanjutnya dibicarakan dalam siding pleno Pengurus Cabang, usulan disampaikan secara tertulis disertai alasan dan dokumen pendukungnya, dan dalam pengesahan Komisariat persiapan harus meneliti keaslian dokumen pendukung, mempertimbangakan potensi anggota di perguruan tinggifakultas setempat dan potensi- potensi lainnya yang dapat mendukung kesinambungan Komisariat tersebut bila dibentuk. Dan setelah satu tahun disahkan menjadi Komisariat persiapan, Komisariat persiapan tersebut harus memiliki anggota minimal sebanyak 50 orang Anggota Biasa dan mampu melasanakan minimal 1 kali Latihan Kader I dan 2 kali MAPERCA di bawah bimbingan dan pengawasan Pengurus CabangKORKOM setempat, serta direkomendasikan Pengurus KORKOM setempat dapat disahkan menjadi Komisariat penuh disidang pleno Pengurus Cabang. Dan dalam mengesahkan pemekaran Komisariat Penuh, Pengurus Cabang harus mempertimbangkan potensi dinamika Komisariat penuh hasil pemekaran, daya dukung fakultasperguruan tinggi tempat kedudukan Komisariat- Komisaraiat hasil pemekaran, potensi keanggotaan, potensi pembiayaan untuk menunjang aktivitas Komisariat hasil pemekaran, dan potensi-potensi lainnya yang menunjang kesinambungan Komisariat. Seperti lazimnya sebuah organisasi, Cabang Medan juga memiliki susunan kepengurusan yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Ketua-Ketua Bidang. Universitas Sumatera Utara Jabatan-jabatan inilah yang merupakan Pengurus Harian yang mengkoordinir setiap kegiatan HMI di tingkat Cabang Medan. Mahasiswa Islam yang terdaftar di HMI dapat duduk menjadi pengurus di HMI. Dengan melihat tingkatan, pelatihan kader yang diikuti oleh seseorang di dalam setiap latihan kader yang diadakan oleh HMI. Program kerja HMI Cabang Medan yang dijalankan sesuai dengan landasan Anggaran Dasar dan Angggaran Rumah Tangga serta Ketentuan Organisasi lainnya, merupakan penjabaran program umum atau nasional HMI. Programnya memuat rencana kerja yang akan dijalankan setiap periode. Namun prioritas programnya akan berbeda satu sama lain karena harus diselaraskan dengan kondisi dan kebutuhan setiap daerah. Program kerja inilah yang akan menjadi tolok ukur atau pedoman bagi HMI, untuk menilai dan mengevaluasi bagaimana kinerja HMI secara umum. Program kerja ini juga menjadi sarana interaksi bagi mahasiswa Islam atau potensi generasi muda di tiap-tiap universitas dan fakultas. Yang terpenting di dalam pelaksanaan program kerja, program kerja tersebut harus memiliki sifat, kedalam untuk memantapkan keberadaan HMI dan meningkatkan kualitas peran sebagai wujud dari fungsi komunikasi dan mekanisme pemersatu mahasiswa Islam yang ada di tiap Universitas dan Fakultas, melalui upaya konsolidasi, kaderisasi, komunikasi dan partisipasi. Keluar untuk mewujudkan peran kehadiran HMI ditengah masyarakat Indonesia dengan lebih meningkatkan partisipasinya di bidang sosial politik, sosial ekonomi, dan pemantapan Ideologi Islam.

2.5. KOHATI Korps HMI-Wati