Sejarah dan Perkembangan Tempe

13 Tempe Tahu Indonesia Kopti, mulai menggantikan laru bubuk ragi tradisional, dan kedelai impor mulai menggantikan kedelai lokal. Produksi tempe meningkat dan industrinya mulai dimodernisasi pada tahun 1980-an, sebagian berkat peran serta Kopti yang berdiri pada 11 Maret 1979 di Jakarta dan pada tahun 1983 telah beranggotakan lebih dari 28.000 produsen tempe dan tahu Astuti, 1999:2-13. Tempe dikenal oleh masyarakat Eropa melalui orang-orang Belanda. Pada tahun 1895, Prinsen Geerlings ahli kimia dan mikrobiologi dari Belanda melakukan usaha yang pertama kali untuk mengidentifikasi kapang tempe. Perusahaan-perusahaan tempe yang pertama di Eropa dimulai di Belanda oleh para imigran dari Indonesia. Melalui Belanda, tempe telah populer di Eropa sejak tahun 1946. Sementara itu, tempe populer di Amerika Serikat setelah pertama kali dibuat di sana pada tahun 1958 oleh Yap Bwee Hwa, orang Indonesia yang pertama kali melakukan penelitian ilmiah mengenai tempe. Di Jepang, tempe diteliti sejak tahun 1926 tetapi baru mulai diproduksi secara komersial sekitar tahun 1983. Pada tahun 1984 sudah tercatat 18 perusahaan tempe di Eropa, 53 di Amerika, dan 8 di Jepang. Di beberapa negara lain, seperti Republik Rakyat Cina, India, Taiwan, Sri Lanka, Kanada, Australia, Amerika Latin, dan Afrika, tempe sudah mulai dikenal di kalangan terbatas Karyadi, 1999:21-25. 14

2.1.1.3. Khasiat Tempe

Berdasarkan beberapa hasil pengujian dan penelitian terhadap tempe, para ahli menyimpulkan bahwa tempe memiliki khasiat terhadap kelangsungan kesehatan tubuh sebagai berikut Sarwono, 2002:56: 1. Tempe memiliki karakteristik sebagai makanan bayi yang baik. Selain pertumbuhan fisik, tempe juga berkhasiat menghindari diare akibat bakteri enteropatogenik. 2. Tempe mengandung antibiotic alami yang dapat melindungi usus dan memperbaiki sistem pencernaan yang disebabkan diare pada anak balita. 3. Tempe dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan dapat membuat awet muda karena mengandung senyawa zat isoflavin yang mempunyai daya proteksi terhadap sel hati dan mencegah penyakit jantung. 4. Tempe dapat melangsingkan tubuh karena dapat menghindari terjadinya timbunan lemak dalam rongga perut, ginjal dan di bawah kulit perut. 5. Tempe merupakan hasil fermentasi kapang dan mikroorganisme lain yang tidak bersifat patogen terhadap kesehatan manusia. Penggunaan tempe sebagai bahan makanan dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. Bagi mereka yang memerlukan makanan rendah kalori, bebas kolesterol, tetapi bergizi tinggi, tempe merupakan salah satu bahan makanan yang tepat untuk dimanfaatkan. 15

2.1.2. Teori Permintaan

Lukman 2007:18 menyatakan bahwa permintaan demand terhadap suatu barang dan jasa dapat didefinisikan sebagai suatu hubungan antara sejumlah barang atau jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk dibeli di pasar pada tingkat harga dan waktu tertentu. Dalam menganalisis mengenai permintaan perlu disadari perbedaan antara permintaan dengan jumlah barang yang diminta. Ahli ekonomi mengatakan bahwa permintaan menggambarkan keadaan keseluruhan dari hubungan antara harga dan jumlah permintaan. Sedangkan jumlah barang yang diminta dimaksudkan sebagai banyaknya permintaan pada suatu tingkat harga tertentu. Jadi permintaan merupakan keinginan konsumen untuk membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu Firdaus, 2009:69. Ritonga 2003:108 menyatakan permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang dibeli dalam berbagai situasi dan tingkat harga. Semakin tinggi mahal harga, semakin sedikit permintaan. Sebaliknya semakin rendah murah harga, semakin banyak permintaan. Hukum permintaan tidak berlaku mutlak, tetapi bersifat tidak mutlak dan dalam keadaan caretis paribus faktor-faktor lain dianggap tetap. Hukum permintaan berbunyi: “apabila harga mengalami penurunan, maka jumlah permintaan akan naikbertambah, dan sebaliknya apabila harga mengalami kenaikan, maka jumlah permintaan akan turunberkurang”. Hukum permintaan berbanding terbalik dengan harga Suprayitno, 2008:55.