30
Pembelajaran Materi Klasifikasi Makhluk Hidup, menunjukkan bahwa hasil aktivitas siswa dalam pengamatan mencapai 81,9 sehingga indikator yang
diharapkan tercapai. Sedangkan siswa pada kelas pembanding, lebih rendah daripada kelas perlakuan. Aktivitas siswa di kelas pembanding dalam proses
pembelajaran berkisar antara 62,5-90 dengan rerata 72,9 termasuk kategori sedang. Hal ini karena dalam metode ceramah tidak semua siswa
dapat menangkap dengan jelas apa yang diterangkan oleh guru. Hal ini menunjukan bahwa siswa merasa senang belajar biologi dengan metode
investigasi kelompok dengan memanfaatkan kartu gambar.
35
5. Berdasarkan hasil penelitian Sri Ngabekti dengan judul Persepsi Siswa
Terhadap Penerapan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok, ringkasan hasil kuesioner persepsi siswa terhadap penerapan model investigasi
kelompok menunjukan bahwa 76,3 siswa merasa lebih paham dan 24,7 sedikit paham tentang materi yg sedang dipelajari. Penerapan model
investigasi kelompok sangat disenangi oleh sebagian besar siswa 76,3, dan disenangi oleh 24,7. Jumlah siswa dalam satu kelompok yang disenangi
adalah 4 siswa 76,3, sisanya 3 dan 5 siswa. Siswa senang kegiatan kelompok karena lebih paham pelajaran dengan bertanya kepada teman dalam
kelompok 68,4, tugas lebih ringan 18,4 lebih berani 15,6 dan hubungan sosial dengan teman lebih baik 15,6.
36
C. Kerangka Pikir
Beranjak dari masalah-masalah pada pembelajaran biologi diantaranya teknik pembelajaran yang masih bersifat teacher center dan model pembelajaran
langsung yang lebih menekankan pada pemberian informasi kepada siswa
35
Sri Nurwati, Penerapan Model Investigasi kelompok Dengan memanfaatkan Kartu Gambar Sebagai Media Pembelejaran Materi Klasifikasi Mahluk Hidup, proceeding seminar
nasional biologi “meningkatkan peran biologi dan pendidikan biologi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi”, Universitas Negeri Semarang, 2006, hal.287-294
36
Sri Ngabekti, Persepsi Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok
, proceeding seminar nasional biologi “meningkatkan peran biologi dan pendidikan biologi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi”, Universitas Negeri Semarang,
2006, hal. 279-286
31
sehingga akan membuat siswa akan merasa kesulitan dalam memahami suatu konsep materi dan hal ini tentu berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa.
Salah satu teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa adalah teknik investigasi kelompok. Teknik ini akan lebih memberi
kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri dengan cara memecahkan masalah secara berkelompok dan melakukan penyelidikan secara
mendalam dengan kelompoknya sehingga siswa memahami permasalahan autentik yang terjadi di sekitarnya, dan dalam pembelajaran ini guru hanya
sebagai fasilitator. Pembelajaran kooperatif teknik investigasi kelompok bukanlah penerapan
pembelajaran konvensional pembelajaran biasa, akan tetapi model pembelajaran yang efektif dalam usaha meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Diharapkan
terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif teknik investigasi kelompok terhadap hasil belajar siswa kelas IX SMP Negeri 1 Menes Pandeglang, Banten.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut ini. Metode pembelelajaran yang
masih bersifat teacher center
Hasil belajar biologi yang rendah Siswa mengalami
kesulitan memahami suatu konsep materi
Model pembelajaran langsung yang menekankan pada pemberian informasi
Penerapan pembelajaran kooperatif teknik investigasi kelompok
Hasil belajar biologi siswa meningkat
Gambar. 2.1. Bagan Kerangka Berpikir
32
D. Pengajuan Hipotesis