Latar Belakang Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik investigasi kelompok (group investigation) terhadap hasil belajar biologi siswa

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Percepatan arus informasi dalam era globalisasi saat ini menuntut semua bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan, dan strategi agar sesuai dengan kebutuhan, dan tidak ketinggalan zaman. Penyesuaian tersebut secara langsung mengubah tatanan dalam sistem makro, maupun mikro, demikian halnya dalam sistem pendidikan. Sistem pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik di tingkat lokal, nasional maupun global. Salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan adalah kurikulum. Kurikulum merupakan acuan setiap satuan pendidikan, baik pengelola maupun penyelenggara, khususnya acuan bagi guru dan kepala sekolah. 1 Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini adalah kurikulum 2004 berbasis kompetensi yang telah direvisi melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yang menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya pada jenis dan jenjang pendidikan formal persekolahan. 2 Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal sekolah dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap dan hasil belajar peserta didik. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya adalah strategi dan metode pembelajaran yang digunakan. Strategi pembelajaran yang digunakan masih bersifat konvensional dan masih bersifat teacher centered atau terpusat pada guru sehingga siswa menjadi pasif. 3 Hal inilah yang menjadi permasalahan umum di sekolah SMP Negeri 1 Menes Pandeglang termasuk pada pembelajaran Biologi. 1 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, hal. 4 2 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konsrukstivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, hal. 2 3 Tengku Zahara Djaafar, Kontribusi startegi pembelajaran, Padang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang, 2001, hal. 1 2 Padahal pembelajaran menurut teori psikologi kognitif holistik yaitu menempatkan siswa sebagai sumber aktivitas belajar. Teori belajar lain yaitu teori konstruktivisme memandang bahwa siswa adalah pembangun pengetahuan yang aktif. Dengan demikian pembelajaran harus dirancang dengan lebih banyak agar dapat memotivasi siswa untuk mengembangkan potensi aktivitasnya. Oleh karena itu dalam pandangan sekarang guru berfungsi sebagai penyampai atau menjadi fasilitator pembelajaran. 4 Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah tentang Standar Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2005, pasal 19 yang menyatakan bahwa: “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.” 5 Proses pembelajaran yang terjadi di sekolah pada dasarnya adalah interaksi antara guru dan siswa. Kualitas hubungan antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran sebagian besar ditentukan oleh pribadi guru dalam mengajar dan siswa dalam belajar. Sehingga kualitas hubungan antara guru dan siswa menentukan keberhasilan proses belajar yang efektif. 6 Proses pembelajaran yang efektif membutuhkan pendayagunaan berbagai usaha dan penyediaan prasarana yang optimal, berorientasi pada peserta didik, serta penggunaan strategi pembelajaran yang sesuai. Agar proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien, maka pembelajaran harus didesain dengan baik. Ihat Hatimah mengutip pendapat Seels dan Richey mengemukakan bahwa desain sistem pembelajaran adalah pengorganisasian prosedur atau tata cara pengembangan materi pembelajaran atau program yang meliputi langkah-langkah menganalisis, merancang, mengembangkan, mengimplementasikan dan mengevaluasi pembelajaran. Sedangkan, menurut pendapat Reigeluth yang 4 Dadang Sukirman, dan Nana Jumhana, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: UPI Press, 2006, hal. 6. 5 Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan. Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agam RI Tahun 2006, hal. 164 6 Udin Saefudin Saud, Ade Rukmana, dan Novi Resamini, Pembelajaran Terpadu, Bandung: UPI Press, 2006, hal. 1 3 dikutip oleh Ihat Hatimah menyatakan bahwa pembelajaran menyangkut pengertian, peningkatan dan penerapan metode-metode pembelajaran instruction untuk mengoptimalkan proses pembelajaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, wujud dari sistem pembelajaran yang baik meliputi kondisi pembelajaran, metode pembelajaran dan hasil pembelajaran yang baik pula. Kondisi pembelajaran menyangkut karakteristik materi pembelajaran, kendala-kendala dalam proses pembelajaran dan karakteristik siswa. Metode pembelajaran meliputi strategi pengorganisasian bahan ajar, strategi penyampaian, dan strategi pengelolaan kegiatan pembelajaran di kelas. Sedangkan hasil pembelajaran meliputi efektifitas, efisiensi dan menarik tidaknya proses pembelajaran. 7 Menurut Ihat Hatimah mengutip pendapat Newman dan Logan menyatakan bahwa strategi mencakup tujuan yang ingin dicapai, metode yang digunakan, teknik pelaksanannya serta tolak ukur yang sudah ditentukan dalam rangka pencapaian tujuan. Dalam kegiatan pembelajaran, strategi merupakan pola umum kegiatan guru dan siswa. Maksud dari pola umum ini adalah jenis dan urutan perbuatan yang nampak dipergunakan atau diperagakan oleh guru dan siswa dalam berbagai macam peristiwa pembelajaran. Dengan kata lain, strategi adalah cara penentuan seluruh aspek yang berkaitan dengan pencapaian tujuan belajar, yang meliputi penyusunan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan penilaian proses serta hasil pembelajaran. Ketepatan guru dalam memilih strategi pembelajaran akan memudahkan pencapaian tujuan. Sebaliknya jika ketidaktepatan dalam memilih strategi pembelajaran maka akan menimbulkan kesulitan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Permasalahan inilah yang dirasakan oleh warga belajar. 8 Selain itu, guru juga dituntut untuk menentukan metode pembelajaran yang sesuai dan dapat menciptakan situasi serta kondisi kelas yang kondusif. Hal tersebut ditimbulkan agar proses belajar mengajar dapat berlangsung sesuai 7 Tengku Zahara Djaafar, op. cit, hal. 2 8 Ihat Hatimah, Strategi dan Metode Pembelajaran, Bandung: Andira, 2000, hal. 5 4 dengan tujuan yang diharapkan. 9 Metode pembelajaran yang masih berkembang saat ini lebih menekankan pada pemberian informasi. Termasuk dalam hal ini metode pembelajaran pada mata pelajaran Biologi. 10 Biologi sebagai salah satu bidang Ilmu Pengetahuan Alam IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari. 11 Sistem ekskresi pada manusia merupakan salah satu konsep dalam Ilmu Biologi di SMP. Menurut kurikulum, konsep sistem ekskresi pada manusia dicantumkan dalam pelajaran Biologi SMP kelas IX semester 1. Konsep sistem ekskresi pada manusia meliputi pendeskripsian sistem pengeluaran dari tubuh manusia serta hubungannya dengan kesehatan. Sistem ekskresi merupakan konsep yang sangat penting dalam pembelajaran Biologi karena berhubungan dengan kehidupan manusia sehari-hari. Umumnya pembelajaran sistem ekskresi kurang menarik bagi siswa karena metode yang digunakan masih bersifat konvensional. Proses pembelajaran menunjukkan tidak adanya interaksi dalam kegiatan pembelajaran. Suasana pembelajaran di kelas bersifat monoton. Selain itu siswa hanya mendengarkan penjelasan guru tanpa ada keinginan untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga siswa merasa sulit memahami konsep. Hal ini dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Untuk itu, diperlukan model pembelajaran yang menarik dan membuat siswa aktif sehingga siswa dengan mudah dapat memahami konsep tersebut. 9 Trianto, op.cit, hal 3. 10 Ida Bagus Putu Arnyana, Pengaruh Penerapan Model Belajar Berdasarkan Masalah dan Model Pengajaran Langsung Dipandu Strategi Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja , No. 4, Oktober 2006, hal. 697 11 Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006, hal. 451 5 Model pembelajaran yang menarik dan membuat siswa aktif adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dan saling membantu dalam memahami suatu bahan pelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman, serta kegiatan lainnya dengan tujuan mencapai prestasi belajar tertinggi. 12 Melalui model tesebut siswa diharapkan termotivasi untuk belajar, mencari dan mengembangkan pemahamannya sendiri sehingga siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Muslimin Ibrahim dkk. mengutip pendapat Slavin mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman belajar individual atau kompetitif. Siswa lebih menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi selama dan setelah diskusi dalam kelompok kooperatif daripada siswa yang bekerja secara individual atau kompetitif. Jadi materi yang dipelajari siswa akan melekat untuk periode waktu yang lebih lama. 13 Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa variasi teknik, salah satu diantaranya adalah teknik investigasi kelompok. Teknik investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik pembelajaran maupun cara untuk mempelajari materi pembelajaran melalui investigasi. 14 Dengan demikian teknik investigasi kelompok melatih siswa secara langsung sehingga siswa berperan aktif dari tahap pemilihan topik, perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran sampai dengan evaluasi. Berdasarkan pemikiran di atas, mendorong penulis untuk meneliti “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Investigasi Kelompok Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Sistem Ekskresi 12 Tonih Feronika, Buku Ajar Strtegi Pembelajaran Kimia, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, hal. 56 13 Muslimin Ibrahim, dkk. Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: UNESA-University Press, 2000, hal. 14-15 14 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hal. 192-196 6 pada Manusia”, penelitian ini dilakukan di kelas IX SMP Negeri 1 Menes Pandeglang, Banten.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMA Negeri 1 Pematangsiantar

3 43 165

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VII Smp Islamiyah Ciputat : penelitian tindakan kelas di SMP Islamiyah Ciputat

0 8 0

pengaruh penggunaan lembar kerja siswa berbasis Group investigation terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis

2 37 235

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI di SMP N 3 Tangerang Selatan

1 7 202

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK (GROUP INVESTIGATION) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI.

0 1 55

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK (GROUP INVESTIGATION) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI - repository UPI S PEA 1001575 Title

0 0 5

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

0 0 8

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

0 0 6