13
1. Penghargaan kelompok
Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diperoleh jika
kelompok mencapai skor di atas kriteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan individu sebagai anggota kelompok dalam
menciptakan hubungan antar personal yang saling mendukung, saling membantu dan saling peduli.
2. Pertanggungjawaban individu
Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan pada aktivitas
anggota kelompok
yang saling
membantu dalam
belajar. Adanya
pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secara mandiri tanpa bantuan teman
sekelompoknya. 3.
Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan Pembelajaran kooperatif menggunakan metode scoring yang mencakup
nilai perkembangan berdasarkan penigkatan prestasi yang diperoleh siswa dari yang terdahulu. Dengan menggunakan metode scoring ini setiap siswa baik yang
berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.
7
c. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif
Secara umum pembelajaran kooperatif terdiri dari lima karakteristik, yaitu:
8
1 Siswa belajar bersama pada tugas-tugas umum atau aktivitas untuk
menyelesaikan tugas atau aktivitas pembelajaran. 2
Siswa saling bergantung secara positif. Aktivitas diatur sehingga siswa membutuhkan siswa lain untuk mencapai hasil bersama.
3 Siswa belajar bersama dalam kelompok kecil yang terdiri dari 2 sampai 5
siswa.
7
Isjoni, Op. cit,hal. 21-28
8
Tonih Feronika, Op.cit. hal. 57
14
4 Siswa menggunakan perilaku kooperatif, prososial.
5 Setiap siswa secara mandiri bertanggung jawab untuk pekerjaan pembelajaran
mereka.
d. Pengelolaan Kelas Model Pembelajaran kooperatif
Pengelolaan kelas pembelajaran kooperatif bertujuan untuk membina pembelajar dalam mengembangkan niat dan kiat bekerja sama dan berinteraksi
dengan pembelajar yang lainnya. Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas.
9
Pertama adalah pengelompokan heterogenitas kemacamragaman. Pengelompokan heterogenitas merupakan ciri-ciri yang menonjol dalam metode
pembelajaran gotong royong atau pembelajaran kooperatif. Kelompok heterogenitas dapat dibentuk dengan memperhatikan keanekaragaman gender,
latar belakang sosio ekonomi dan etnik, serta kemampuan akademis. Dalam hal kemampuan
akademis, kelompok
biasanya terdiri
dari satu
orang berkemammpuan tinggi, dua orang berkemampuan sedang, dan yang lainnya
berkemampuan kurang. Kedua adalah semangat gotong royong. Agar kelompok bisa bekerja
secara efektif dalam proses pembelajaran kooperatif, masing-masing anggota kelompok perlu mempunyai semangat gotong royong. Semangat gotong royong
bisa dirasakan dengan membina niat dan kiat siswa dalam bekerja sama dengan siswa-siswa yang lainnya.
ketiga adalah penataan ruang kelas. Penataan ruang kelas harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi ruang kelas dan sekolah. Beberapa faktor
yang perlu dipertimbangkan yaitu ukuran ruang kelas, jumlah siswa, tingkat kedewasaan, toleransi guru di kelas sebelah terhadap kegaduhan dan lain-lain.
9
Anita lie, Cooperative Learning, Jakarta: PT Grasindo, 2002, hal. 37-51
15
e. Unsur-Unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif