25
a. Hasil Belajar Kognitif
Hasil belajar kognitif merupakan hasil belajar penguasaan materi. Ranah kognitif meruapakan ranah yang lebih banyak melibatkan kegiatan otak. Pada
ranah kognitif terdpat enam jenjang proses berpikir,mulai dari yang tingkatan rendah sampai tinggi, yakni: pengetahuaningatan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis, dan evaluasi. Untuk menilai aspek kognitif atau penguasaan materi digunakan bentuk tes, yang dapat mengukur keenam tingkatan tersebut.
Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif oleh Bloom dkk. Dikategorikan lebih rinci ke dalam enam jenjang kemampuan, yaitu:
1 Hafalan C1
Jenjang hafalan meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajarinya.
2 Pemahaman C2
Jenjang pemahaman meliputi kemampuan menangkap arti dari informasi yang diterima, misalnya dapat menafsirkan bagan, diagram, atau grafik.
3 Penerapan C3
Termasuk jenjang penerapan adalah kemampuan menggunakan prinsip, aturan, metode yang dipelajarinya pada situasi baru atau situasi konkrit.
4 Analisis C4
Jenjang analisis meliputi kemampuan menguraikan suatu informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponennya sehingga struktur informasi serta
hubungan antar komponen informasi tersebut menjadi jelas. 5
Sintesis C5 Termasuk jenjang sintesis ialah kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-
bagian yang terpisah-pisah menjadi suatu keseuruhan yang terpadu. Termasuk di dalamnya kemampuan merencanakan eksperimen, menyusun cara baru
untuk mengklasifikasikan obyek-obyek, peristiwa dan informasi lainnya.
26
6 Evaluasi C6
Kemampuan pada
jenjang evaluasi
ialah kemampuan
untuk mempertimbangkan nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjaan, berdasarkan
kriteria tertentu yang ditetapkan.
25
b. Hasil Belajar Afektif
Hasil belajar afektif adalah hasil belajar yang berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku
seperti perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan lain-lain.
26
Selain itu, hasil belajar afektif dapat diketahui dari ucapan verbal serta kelakuan nonverbal seperti
ekspresi pada wajah, gerak-gerik tubuh sebagai indikator apa yang terkandung dalam hati siswa.
27
Ranah afektif menurut Nana Sudijana mengutip pendapat Krathwohl 1974 dan kawan-kawan ditaksonomi menjadi lebih rinci lagi ke
dalam lima jenjang, yaitu receiving menerima, responding menanggapi, valuing menghargai, organization mengorganisasikan, dan characterization by
a value or value complex karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai.
28
Receiving atau attending menerima atau memperhatikan, adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan stimulus dari luar yang datang
kepada diri siswa baik dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang ini adalah kesadaran dan keinginan untuk menerima
stimulus, mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala atau rangsangan yang datang dari luar.
Responding menanggapi, mengandung arti adanya reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Dalam hal ini termasuk
ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada diri siswa. Jadi kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang
25
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, hal.15-17
26
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002, hal. 59
27
S. Nasution, Kurikulum Dan Pengajaran, Jakrta: Bumi Aksara, 1989, hal. 69
28
Nana sudijana, Op. cit., hal. 53-54
27
dimiliki oleh seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.
Jenjang ini setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang receiving. Valuing menilai atau menghargai, jenjang ini berkenaan dengan nilai dan
kepercayaan terhadap gejala atau stimulus. Termasuk didalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan
kesepakatan terhadap nilai tersebut. Organization mengorganisasikan, artinya mengembangkan nilai dalam
satu sistem organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai lain dan kemantapan serta proritas nilai yang telah dimilikinya.
Value characterization karakterisasi nilai atau internalisasi nilai yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi
pola kepribadian dan tingkah lakunya. Dalam jenjang ini termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya.
c. Asesmen Kinerja Performance Assessment