39
2 Kompetensi kepribadian, terdiri dari lima subkompetensi, yaitu kepribadian yang
mantap dan stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan berakhlak mulia. 3
Kompetensi sosial memiliki tiga subranah. Pertama, mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa. Kedua, mampu berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan. Ketiga, mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua atau wali siswa dan
masyarakat sekitar. 4
Kompetensi profesional terdiri dari dua ranah subkompetensi. Pertama, sub kompetensi menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi;
memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang koheren dengan materi ajar; memahami
hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, subkompetensi menguasai
struktur dan metode keilmuan, menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan atau materi bidang studi.
2.2 Kajian empiris
Penelitian tentang model pembelajaran kooperatif tipe TGT bukanlah penelitian pertama yang dilakukan oleh peneliti, melainkan sudah dilaksanakan oleh
banyak peneliti sebelumnya. Hasil penelitian Luh Juwita Purwanti 2010 yang berjudul Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Teams Games Tournament TGT Berbantuan Lembar Kerja Siswa Lks Di
Sekolah
Dasar pada siswa kelas V Semester II di Sekolah Dasar No.3 Anturan
Kecamatan Buleleng Tahun Ajaran 20092010 dapat diketahui bahwa hasil penelitian
40
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPA setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament TGT berbantuan LKS
dengan nilai ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus I 76,66 berada pada kategori tinggi 23 orang siswa yang dapat mencapai KKM dan pada siklus II
93,3 berada pada kategori sangat tinggi 28 orang siswa yang dapat mencapai KKM. Ini berarti bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus
II setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games
tournament TGT berbantuan LKS sebesar 16,64. Berdasarkan analisis data dan
pembahasan disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament
TGT berbantuan LKS sangat efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD No.3 Anturan tahun ajaran 20092010.
Hasil penelitian lainnya yaitu karya Dian Indira Wahyunita 2011 dengan judul Penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament TGT untuk
meningkatkan keaktifan belajar geografi siswa kelas XI SMA Alternatif Lab. PLS Universitas Negeri Malang. Dari hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa
keaktifan belajar siswa meningkat dari siklus I ke siklus II. Keaktifan klasikal pada siklus I mencapai 50 sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 93,75,
sedangkan hasil belajar pada siklus I mencapai 70 pada siklus II meningkat menjadi 85,30
Berdasarkan hasil dari kedua penelitian di atas, dapat diketahui bahwa model pembelajaran teams games tournament efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran
dan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Mengacu pada penelitian di atas, maka peneliti akan mengadakan penelitian untuk membuktikan bahwa model
pembelajaran teams games tournament juga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
41
belajar IPA materi sumber daya alam pada siswa kelas V SD Negeri 04 Belik Kabupaten Pemalang.
2.3 Kerangka berfikir