a. Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku b. Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh pengalaman
c. Perubahan perilaku karena belajar bersifat permanen
2.1.2. Teori Belajar
a. Teori Behavioristik Pembelajaran menurut para ahli behavioristik adalah upaya membentuk
tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan agar terjadi hubungan lingkungan dengan tingkah laku belajar, karena itu juga disebut
pembelajaran perilaku. Dalam pembelajaran perilaku tidak lepas dari prinsip bahwa perilaku berubah menurut konsekuensi-konsekuensi langsung.
Konsekuensi itu bisa meneyenangkan dan bisa juga tidak menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan akan memperkuat perilaku, sebaliknya
pembelajaran yang kurang menyenangkan akan memperlemah perilaku. Sugandi, 2004:34.
Menurut Djiwandono 2002; 126-131 mengungkapkan beberapa teori belajar yang termasuk aliran teori behavioristik :
1. E.L. Thorndike : The law of Effect Teorinya dikenal sebagai connectionism pertautan, pertalian karena dia
berpendapat bahwa belajar adalah proses istamping in diingat, hubungan antara stimulus dan proses. Dari percobaan yang dilakukan oleh Thorndike,
diambil kesimpulan bahwa belajar adalah pembentukan hubungan atau koneksi antara stimulus dan respon serta penyelesaian masalah Problem
solving yang dapat dilakukan dengan cara trial and error coba-coba.
Teori yang dikemukakan Thorndike mengarah pada sejumlah praktik pendidikan. Saran bagi guru adalah tahu apa yang hendak diajarkan, repon
apa yang diharapkan, dan kapan harus memberikan hadiah atau penguat. 2. Ivan Pavlow
Menurut Toeti dan Udin 2000:18 mengatakan bahwa teori ini didasarkan atas reaksi sitem tak terkontrol didalam diri seseorang dan reaksi yang
dikontrol oleh sistem urat syaraf otonom serta gerak refleks setelah menerima stimulus dari luar. Menurut Pavlow respon dikontrol oleh pihak
luar, pihak inilah yang menentukan kapan dan apa yang akan diberikan sebagai stimulus. Menurut Pavlow pemberian stimulus yang tidak terkontrol
mempunyai hubungan dengan penguatan. Stimulusitu sendirilah yang menyebabkan adanya pengulangan tingkah laku dan berfungsi sebagai
penguat. 3. J.B. Watson : Conditioning Effect
John B. Watson 1878-1958 menggunakan penemuan Pavlow sebagai suatu dasar untuk teori belajarnya. Watson percaya bahwa belajar adalah proses
dari conditioning effect respon melalui pergantian dari stimulus kepada yang lain. Menurut Watson, manusia dilahirkan dengan beberapa refleks
dan reaksi emosi, ketakutan, cinta, dan marah. b. Teori Kognitif
Perilaku seseorang dadasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi. Dalam situasi belajar,
seseornag terlibat langsung dalam situasi aut dan memperoleh insight untuk pemecahan masalah. Tokoh-tokoh dalam aliran kognitif adalah, yaitu:
1. Jean Piaget Piaget mengembangkan tiga prinsip belajar yaitu 1 belajar aktif, proses
pembalajaran adalah proses aktif, karena penegtahuan etrbentuk dari dalam subyek belajar 2 belajar lewat interaksi sosial, dalam belajar perlu
diciptakan suasana yang memungkinkan terjadinya interaksi antara subyek belajar. 3 Belajar lewat pengalaman sendiri, perkembangan kognitif anak
akan lebih berarti apabila didasarkan pada pengalaman nyata daripada bahsa yang digunakan berkomunikasi.
2. JA. Bruner Bruner menyatakan bahwa dalam belajar ada empat hal pokok penting yang
perlu diperhatikan yaitu peranan pengalaman struktur pengetahuan, kesiapan mempelajarai sesuatu, intuisi dan cara membangkitkan motivasi
belajar. 3. David Ausable
David Ausable mengemukakan bahwa teori belajar bermakna yaitu suatu proses mengaitkan informasi baru dengan konsep-konsep yang relevan dan
terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan materi pelajaran secara potensial tergantung dari materi itu memiliki kebermaknaan logis dan
gagasan-gagasan yang relevan harus terdapat dalam struktur kogniitif siswa. c. Teori Humanistis
Menurut Dulyono 2005:43 mengemukakan bahwa teori humanistik tertuju pada bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh
maksud-maksud pribadi yang mererka hubungkan kepada pengalaman- pengalaman mereka. Sedangkan menurut Sugandi 2004:40 mengemukakan
bahwa aliran humanistik tidak mempunyai teori belajar khusus, tetapi hanya bersifat ekletik. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa
kepemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut. Siswa harus mampu berusaha untuk
memahami apa yang diberikan oleh guru, guna memparoleh pengetahuan yang lebih
2.1.3. Pengertian Prestasi Belajar