Faktor lain yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga antara lain faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal keluarga yang mempengaruhi
tingkat kesejahteraan meliputi : pendapatan, pendidikan, pekerjaan, jumlah anggota keluarga, umur, kepemilikan asset dan tabungan; sedangkan faktor eskternal yang
mempengaruhi kesejahteraan adalah kemudahan akses finansial pada lembaga keuangan, akses bantuan pemerintah, kemudahan akses dalam kredit
barangperalatan dan lokasi tempat tinggal. Sementara itu, unsur manajemen sumber daya keluarga yang mempengaruhi kesejahteraan adalah perencanaan, pembagian
tugas, dan pengontrolan kegiatan. Menurut Badan Pusat Statistik 2005, indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan ada delapan 8, yaitu
pendapatan, konsumsi atau pengeluaran keluarga, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapatkan pelayanan
kesehatan, kemudahan memasukkan anak ke jenjang pendidikan, dan kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi.
2.2.4 Kinerja
Kinerja ialah hasil kerja dan kemajuan yang telah dicapai seseorang dalam bidang tugasnya. Kinerja artinya sama dengan prestasi kerja. Kinerja merupakan
tanda keberhasilan suatu organisasi dan orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut Hikman, dalam Usman 2010.Stoner Freeman dalam Usman, 2010
mengemukakan bahwa kinerja adalah kunci yang harus berfungsi secara efektif agar organisasi secara keseluruhan dapat berhasil. Kinerja digunakan apabila seseorang
menjalankan tugas atau proses dengan terampil sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ada. Kinerja juga merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatanprogramkebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujaun, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi.
Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok individu.Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau
kelompok individu tersebut mempunyai criteria keberhasilan yang telah ditetapkan.kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau target-target tertentu
yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau target, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena tidak ada tolak ukurnya. Kinerja mengacu
pada kadar pencapaian tugas-tugas yang membentuk sebuah pekerjaan pegawai. Kinerja merefleksikan seberapa baik pegawai memenuhi persyaratan sebuah
pekerjaan pegawai. Darma dalam Suruni, 2002 mengatakan bahwa faktor internal yang dapat
mempengaruhi kinerja terdiri dari : 1 kemampuan, 2 sikap, 3 minat, 4 persepsi. Sedangkan faktor eksternal meliputi : 1 struktur tugas, 2 iklim organisasi, 3 sistem
imbalan. Menurut Arikunto 1990 ada dua faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi : sikap,
minat, inteligensi, motivasi dan kepribadian, sedangkan faktor eksternal meliputi sarana dan prasarana, insentif atau gaji, suasana kerja dan lingkungan kerja Aswir,
2013.Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi
atas : efisiensi pengunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa; hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan
efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan Robertson, dalam Mahsun: 2006. Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri, melainkan selalu
berhubungan dengan kepuasan kerja karyawan dan tingkat besaran imbalan yang
diberikan, serta dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, dan sifat-sifat individu. Kinerja individu pada dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor : 1 harapan
mengenai imbalan, 2 dorongan, 3 kemampuuan, 4 kebutuhan dan sifat, 5 persepsi terhadap tugas, 6 imbalan internal dan eksternal, 7 persepsi terhadap
tingkat imbalan dan kepuasan kerja. Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan di atas, maka pengertian atau definisi kinerja dapat disimpulkan sebagai berikut :
hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sesuai dnegan kewenangan dan
tugas tanggung jawab masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun
etika. Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan beberapa aspek yang
mendasar dan paling pokok dari pengukuran kinerja, yaitu sebagai berikut : 1.
Menetapkan tujuan, sasaran dan strategis organisasi, dengan menetapkan secara umum apa yang diinginkan oleh organisasi sesuai dengan tujuan, visi, dan
misinya. 2.
Merumuskan indikator kinerja dan ukuran kinerja, yang mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung, sedangkan indicator kinerja mengacu pada
engukuran kinerja secara langsung yang berbentuk keberhasilan utama dan indicator kinerja kunci.
3. Mengukur tingkat capaian tujuan dan sasaran organisasi, menganalisis hasil
pengukuran kinerja yang dapat diimplementasikan dengan membandingkan tingkat capaian tujuan dan sasaran organisasi.
4. Mengevaluasi kinerja dengan menilai kemajuan organisasi dan pengambilan
keputusan yang berkualitas, memberikan gambaran atau hasil kepada organisasi
seberapa besar tingkat keberhasilan tersebut dan mengevaluasi langkah apa yang diambil organisasi selanjutnya.
Unsur-Unsur yang terdapat dalam kinerja terdiri dari : 1.
Hasil-hasil fungsi pekerjaan. 2.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi karyawanpegawai seperti : motivasi, kecakapan, persepsi peranan, dan sebagainya.
3. Pencapaian tujuan organisasi.
4. Periode waktu tertentu.
Berdasarkan hal-hal di atas, kinerja didefinisikan sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaankegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.
2.2.5 Kinerja Guru