ANALISIS PENGGUNAAN METODE RESITASI MEDIA LKS PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SMA NEGERIIWURYANTORO TAHUN AJARAN 2010 2011

(1)

commit to user i

ANALISIS PENGGUNAAN METODE RESITASI MEDIA LKS PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SMA NEGERIIWURYANTORO

TAHUN AJARAN 2010-2011

SKRIPSI

Disusun Oleh

Yulia Sri Astuti X7406094

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

commit to user ii

ANALISIS PENGGUNAAN METODE RESITASI METODE LKS PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SMA NEGERI

WURYANTORO TAHUN AJARAN 2010-2011

Oleh:

Yulia Sri Astuti X 7406094

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan, Program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Administrasi

Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(3)

commit to user iii


(4)

commit to user iv


(5)

commit to user v ABSTRAK

Yulia Sri Astuti. ANALISIS PENGGUNAAN METODE RESITASI DENGAN MEDIA LKS DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SMA NEGERI 1 WURYANTORO TAHUN AJARARAN 2010-2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Januari 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Bagaimana pelaksanaan metode resitasi dengan media LKS pada mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Wuryantoro, 2) Apa saja keuntungan penggunaan metode resitasi media LKS di SMA Negeri 1 Wuryantoro dalam meningkatkan prestasi belajar Ekonomi, 3) Pengalaman apa yang didapatkan dalam penggunaan metode resitasi dengan media LKS di SMA Negeri 1 Wuryantoro.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dan strategi tunggal terpancang. Sumber data yang digunakan terdiri dari: 1) Informan, 2) Tempat dan prestasi, 3) Arsip dan dokumen. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Validitas data menggunakan triangulasi data atau sumber dan triangulasi metode, untuk teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif dimana pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi saling berkaitan. Sedangkan prosedur penelitian dimulai dari tahap persiapan, tahap analisis data dan tahap penyusunan laporan penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dilaksanakannya metode resitasi dengan menggunakan LKS di SMA Negeri 1 Wuryantoro diharapkan keaktifan siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas semakin meningkat, meskipun belum seluruh siswa dapat meningkat keaktifannya. Namun dalam pelaksanaan metode resitasi dengan media LKS siswa dapat meningkatkan kemampuannya dengan mengerjakan latihan-latihan soal. 1) Pelaksanaan metode resitasi dengan media LKS pada mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Wuryantoro sudah dapat berjalan dengan baik, pelaksanaannya meliputi sebagai berikut: a) Pemberian tugas dengan menggunakan LKS dimana dalam pemberian tugas dilakukan oleh guru setelah guru selesai menyampaikan rnateri pelajaran, b) Pelaksanaan tugas dengan menggunakan LKS, dalam pelaksanaan tugas guru memberikan waktu sekitar 20-30 menit kepada siswa untuk mengerjakan tugas dan guru memberikan bimbingan serta pengawasan c) Pertanggungjawaban tugas, siswa mempertanggungjawabkan tugas yang diberikan oleh guru dengan mengumpulkan tugas tersebut tepat waktu. 2) Keuntungan yang didapatkan dalam penggunaan metode resitasi media LKS yaitu: a) Pengetahuan yang diperoleh anak didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama, b) Mengembangkan keberanian berinisiatif, c) Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih banyak, d) Memupuk rasa tanggung jawab siswa dengan siswa mengumpulkan tugas maka akan dapat membuat siswa menjadi lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang


(6)

commit to user vi

diberikan oleh guru. 3) Pengalaman yang didapatkan dengan penggunaan metode resitasi media LKS pada mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Wuryantoro yaitu: a) Sulit dikontrol apabila tugas dikerjakan di rumah, b) Siswa malas mengerjakan tugas dalam LKS karena soal terlalu banyak, c) Bahasa dalam LKS sulit dipahami siswa dan penyusunan LKS yang kurang memenuhi syarat. Namun di SMA Negeri 1 Wuryantoro telah ada upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut yaitu: a) Memberikan pertanyaan secara lisan, b) Memberikan nilai pada setiap tugas agar siswa tidak malas mengerjakan tugas, c) Memberikan penjelasan terlebih dahulu atau siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami agar siswa mengerti atau menyarankan siswa berkunjung ke perpustakaan atau internet serta guru harus dapat memilih LKS yang tepat sesuai dengan tingkat pemahaman siswa.


(7)

commit to user vii ABSTRACT

Yulia Sri Astuti. THE ANALYSIS OF IMPLEMENTATION HESITATION METHOD BY USING STUDENT'S WORKSHEET IN IMPROVING STUDENTS' ACHIEVEMENT ON ECONOMICS SUBJECT IN PUBLIC SENIOR HIGH SCHOOL 1 WURYANTORO ACADEMIC YEAR 2010-2011. Thesis, Surakarta: Faculty of Teaching Training and Education. Sebelas Maret University, January 2011.

The purpose of the research is to know: 1) How the implementation of recitation method by using student's worksheet on Economic subjects to improve students' achievement in Public Senior High School 1 Wuryantoro, 2) The advantages of using recitation method of student's worksheet in Public Senior High School 1 Wuryantoro to improve the learning achievements of Economics, 3) Any experiences gained by using the recitation of student's worksheet in Public Senior High School 1 Wuryantoro.

The research used a qualitative approach with descriptive methods and an embedded single strategy. Source data were: 1) The informant, 2) Place and achievement, 3) Records and documents. Data collection techniques used interview techniques, observation and document analysis. The validity of data used triangulation of data or sources and methods triangulation. Data analysis technique used was an interactive analysis that data collection, data reduction, data presentation and conclusion / verification were inter-related. While the research procedure started from the preparation stage, the stage of data analysis and preparation phase of the research report.

Based on the results of this research, it can be concluded that the implementation of the recitation method by using student's worksheet is expected to be rising in student's activism in both inside and outside the class. On the other hand, the students can improve their ability by doing exercises: 1) The implementation of the recitation method by using student's worksheet on Economics subjects in Public Senior High School 1 Wuryantoro has been running well, the implementation includes: a) Distribution of the assignments by using the worksheets performed by the teacher after finishing deliver the material, b) Implementation of assignments by using the worksheets, the teacher provides the students 20-30 minutes to do their assignment while the teacher provides guidance and control c) Accountability of the assignments, the students are responsible for collecting the assignment in time 2) The advantages obtained by using student's worksheet of recitation method: a) The knowledge gained from the students will be remembered longer by self-learning, b) Develop the courage to take the initiative, c) Provide opportunities to the students to learn more, d) Foster a sense of responsibility since by collecting their assgnment make the students more responsible. 3) The experiences gained by using student's worksheet of recitation method in Public Senior High School 1 Wuryantoro: a) hard to control if the assignment is done at home, b) the students were lazy to do their


(8)

commit to user viii

worksheets since it is too much, c) Language in student's worksheet is difficult to be understood and its arrangement does not fullfill the requirement. The efforts are made to overcome these obstacles are: a) Providing a verbal question, b) Scoring to each assignment consequently the students are not lazy to do their assignment, c) Provide an explanation in advance or the students are given the opportunity to ask questions about things that are not well understood or recommend them to visit the library or the Internet and the teacher has to choose the appropriate student' worksheet to the level of student's comprehension.


(9)

commit to user ix MOTTO

Tuntutlah ilmu itu mulai dari buaian (masa anak-anak) sampai ke dalam lahad kubur.

(Hadist Nabi Muhammad SAW)

Perubahan adalah basil akhir dari semua proses belajar yang sesungguhnya (all true learning)

__Leo Buscagila__

Mengais ilmu demi kebahagiaan adalah lebih mulia daripada mengais kebahagiaan tanpa ilmu hanyalah derita.

_AP Aras, S.H.I_

Tiada doa paling indah kecuali doa agar skripsi ini cepat selasai. Penulis


(10)

commit to user x

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan kepada: Ibu dan Bapak tercinta Eyang Tersayang Arif, Adikku Tersayang Mas Tono,Penyemangat hidupku Dias, Asih, Vera, Vina Sahabatku Teman-teman PAP '06 Almamater


(11)

commit to user xi

KATAPENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Dalam penulisan skripsi ini , penulis tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuannya kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulloh, M. Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, yang telah memberikan surat keputusan penyusunan skripsi dan ijin penelitian.

2. Drs. Syaiful Bahri, M.Pd selaku ketua Jurusan P.IPS yang telah menyetujui permohonan penyusunan skripsi.

3. Dra. Cicilia Diah.SI, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK PAP yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi.

4. Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar memberikan pengarahan dan bimbingan hingga terselesaikannya skripsi ini. 5. Anton Subarno, S.Pd. M.Pd selaku dosen pembimbing II yang dengan sabar

memberikan pengarahan dan bimbingan hingga terselesaikannya skripsi ini. 6. Drs. H. Suparno, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri I Wuryantoro yang telah

memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

7. Djoko Sujito S, S.Pd selaku guru mata pelajaran ekonomi yang telah memberikan waktu dan pengarahan dalam pengambilan data untuk penelitian.

8. Siswa-siswi kelas XI IPS SMA Negeri I Wuryantoro yang telah bersedia berpartisipasi dalam mengikuti penelitian ini.

9. Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih atas kasih sayang, kesabaran, semangat doa restu serta pengorbanan moril maupun materiil yang tak terhitung banyaknya. 10.Adikku semata wayang "Arif Kunto" yang selalu memberi semangat dan


(12)

commit to user xii

11.Mas Tono, terima kasih atas dukungan dan semangat serta kesabaran yang selalu diberikan.

12.My best friend: Asih, Dias, De2k Ana, Vera, Vina, Cik2, Shiro, Tribut, Iwid, Meylinda, Sebloh, Vina "cilik", Ambar, Nonik, Ratih, Rini, Diana, Leni Ratih, Stefi, De' Fahim, Siti, Mbak Anis, Joko, Praja, Rini Trias.

13.Teman-teman PAP '06 : Pipin, Dian Trisna, Mbak Ratna, Sari, Naning, Purnama, Kemi, Ute', Prengky, Numlik, Maya, Maria, Mala, lyut, Nico, Mbotul, Somad, Anum, Budi, Ninik, Mbak Rika, Teguh, Doni, Tiwi' dan teman-teman PAP lainnya terima kasih atas persahabatan yang kalia berikan.

14.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu telah membantu penyelesaian skripsi ini.

Semua bantuan dan dorongan yang penulis terima dari berbagai pihak merupakan kebaikan yang tidak pernah terlupakan dan semoga Allah SWT membalas semua budi baiknya. Penulis menyadari karya ini masih jauh dari sempurna untuk itu semua kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya ini dapat bermanfaat dan dapat sebagai sumbangan pemikiran bagi yang berkepentingan.

Surakarta, Januari 2011


(13)

commit to user xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN……….. iv

HALAMAN ABSTRAK ... v

HALAMAN MOTTO ... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 8

B. Kerangka Pemikiran ... 37

BAB III METODOLOGI A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ... 41

C. Sumber Data ... 42

D. Teknik Sampling ... 43


(14)

commit to user xiv

F. Validitas Data ... 45

G. Analisis Data ... 46

H. Prosedur Penelitian... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah SMA Negeri I Wuryantoro ... 51

2. Infrasturuktur SMA Negeri I Wuryantoro ... 52

3. Organisasi yang ada di SMA Negeri I Wuryantoro ... 53

4. Uraian Jabatan di SMA Negeri I Wuryantoro ... 53

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian 1. Pelaksanaan Metode Resitasi Dengan Menggunakan LKS ... 58

2. Keuntungan Penggunaan Metode Resitasi Media LKS ... 63

3. Pengalaman yang Didapatkan Dalam Penggunaan Metode Resitasi Media LKS ... 66

C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori 1. Pelaksanaan Metode Resitasi Dengan Menggunakan LKS ... 77

2. Keuntungan Penggunaan Metode Resitasi Media LKS ... 80

3. Pengalaman yang Didapatkan Dalam Penggunaan Metode Resitasi Media LKS ... 83

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ... 91

B. Implikasi ... 94

C. Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 97


(15)

commit to user xv

DAFTAR TABEL


(16)

commit to user xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berpikir ... 39 Gambar 2. Komponen Analisis Data Model Interaktif ... 49 Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian ... 50


(17)

commit to user xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Pertanyaan ... 100

Field Note ... 102

Field Note ( Observasi) ... 112

RPP ... 116

LKS ... 121

Surat Keterangan Penelitian ... 135

Foto Penelitian ... 136


(18)

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membentuk manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu untuk menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya maka pembangunan di bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat baik dalam pembinaan sumber daya manusia Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, maka pembangunan di bidang pendidikan sangat diperlukan sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. Untuk menghadapi masalah tersebut, maka perlu dilakukan perbaikan terhadap sistem pendidikan secara menyeluruh terutama berkaitan dengan kualitas pendidikan dan relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. Hal ini perlu adanya perubahan sosial yang memberi arah bahwa pendidikan merupakan pendekatan dasar dalam proses perubahan. Oleh karena itu, kegiatan belajar harus dapat membekali peserta didik dengan bekal hidup yang sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan peserta didik.

Sekolah merupakan instansi pendidikan yang mampu berperan dalam proses pembelajaran yang menekankan pada proses mendidik dan mengajar, proses bermasyarakat khususnya bagi anak didik dan proses transformasi tingkah laku ke arah yang lebih baik. Menurut pandangan umum sekolah merupakan lembaga pendidikan yang dapat mengubah tingkah laku peserta didik atau siswa menjadi lebih baik dan terarah. Dalam pendidikan tidak dapat terlepas dari pembelajaran. Sementara itu proses pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis, yang setiap komponennya sangat mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik. Sebagai suatu sistem, proses belajar itu saling berkaitan dan bekerjasama untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya (Hamzah B. Uno, 2007:22).


(19)

commit to user

2

Dalam rangka mempersiapkan lulusan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, maka lembaga pendidikan dituntut senantiasa meningkatkan dan menyempurnakan mutu dan kualitas lembaga pendidikan. Mutu pendidikan memiliki dampak terhadap kehidupan siswa yang akan datang. Oleh karena itu, perlu diselengggarakan kegiatan pengembangan motode pembelajaran dengan perencanaan yang mantap, efektif dan efisien. Orang pertama yang berperan penting dalam pengembangan motode pembelajaran adalah guru. Guru hendaknya memilih motode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan. Sehingga siswa mampu memahami dan mengerti materi pelajaran yang telah disampaikan.

Dalam kegiatan mengajar metode mempunyai peranan yang sangat penting karena dengan pemilihan metode yang kurang tepat maka seluruh proses dan pemahaman belajar kurang dapat tercapai. Oleh sebab itu perlu diterapkan suatu metode pembelajaran yang harus melibatkan peran serta siswa secara keseluruhan sehingga kegiatan belajar mengajar tidak hanya didominasi oleh siswa-siswa yang memiliki wawasan serta pengetahuan yang luas dan aktif dalam belajar. Pemilihan metode pembelajaran tersebut diharapkan sebagai sumber informasi yang dapat diterima siswa tidak hanya dari guru tetapi juga dapat meningkatkan peran serta dalam menambah motivasi dan minat siswa dalam mempelajari materi pelajaran. Sehingga dalam mengajar guru juga dituntut untuk mampu menyampaikan materi pelajaran dan informasi kepada siswa dan mengembangkan mental siswa sehingga diharapkan siswa yang belajar dapat berfikir kritis dan berfikir positif serta berjiwa kreatif.

Pemilihan metode belajar yang tepat merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, karena metode belajar merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar mengajar dan tercapainya prestasi siswa yang memuaskan. Metode mengajar merupakan salah satu unsur yang penting terhadap kualitas pembelajaran. Setiap metode mengajar


(20)

commit to user

mempunyai karakteristik tertentu dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing. Tidak ada satu metode yang dianggap paling baik diantara metode-metode yang lainnya. Sehingga seorang guru harus mampu memilih metode yang tepat sesuai dengan kemampuannya.

Model pembelajaran ekonomi yang dipakai oleh guru akan berpengaruh pula terhadap cara belajar siswa. Sikap siswa dalam belajar akan berbeda antara siswa yang satu dengan yang lain. Untuk itu model pembelajaran yang dipilih guru sebaiknya model yang dapat menarik perhatian siswa agar lebih aktif dalam belajar. Oleh sebab itu pelajaran ekonomi hendaknya diusahakan menjadi pelajaran yang menarik dan menyenangkan. Pada umumnya guru menggunakan metode ceramah, metode tersebut kurang maksimal karena proses belajar mengajar hanya terfokus pada guru menyebabkan kurangnya peran serta siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa cenderung tidak banyak bertanya dan menggali informasi dari guru atau sumber belajar yang lain. Siswa hanya menerima pengetahuan yang datang padanya sehingga prestasi belajar rendah. Untuk menarik perhatian siswa dalam model pembelajaran melalui metode resitasi, yaitu suatu metode pembelajaran dengan pemberian tugas yang merupakan suatu cara interaksi belajar mengajar yang ditandai adanya tugas dari guru untuk dikerjakan oleh peserta didik di sekolah atau dirumah secara perorangan atau kelompok.

Metode resitasi atau yang lebih dikenal dengan metode pemberian tugas merupakan metode mengajar yang dapat mengaktifkan siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung, karena metode resitasi menuntut siswa untuk selalu belajar dan mengevaluasi tugas-tugas, mungkin ada siswa yang mengalami kesulitan, hambatan, atau salah arah dalam mengerjakan. Sehingga tugas guru di sini adalah memberikan bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan tersebut yaitu dengan memberikan petunjuk arah penyelesaian soal yang akan diberikan kepada siswa. Dengan demikian diharapkan dengan menggunakan metode resitasi maka siswa dapat benar-benar memahami materi pelajaran sehingga dapat mencapai efektivitas belajar.


(21)

commit to user

4

Di dalam kegiatan belajar mengajar adanya media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan guru dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru sampaikan melalui kata-kata atau kalimat tertentu, bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan melalui media. Dengan demikian siswa dapat mencerna bahan dengan adanya bantuan media. Dan salah satu media yang dapat digunakan yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS)

Metode resitasi dengan menggunakan LKS merupakan kegiatan belajar mengajar yang disajikan melalui pemberian tugas dengan LKS kepada siswa, dengan menggunakan metode ini siswa akan menjadi lebih aktif sebab tugas-tugas yang diberikan oleh guru harus mereka kerjakan. Untuk menunjang kegiatan pemberian tugas dapat menggunakan LKS yang berfungsi mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam LKS siswa dilatih untuk mandiri dan mengembangkan logika, dengan demikian LKS dapat menjadikan proses belajar mengajar yang aktif dan kondusif. Penggunaan metode resitasi media pembelajaran dengan menggunakan LKS sebagai salah satu bentuk pemberian tugas kepada siswa diharapkan mampu meningkatkan efektifitas belajar siswa. Melihat kenyataan itu, maka proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran apabila guru dapat menyampaikan materi dengan menggunakan media LKS dengan tepat. Dengan metode pemberian tugas akan dapat mengaktifkan siswa dalam belajar dan mengerjakan tugas, sehingga dengan menerapkan metode ini diharapkan mampu mengefektifkan pembelajaran karena siswa akan dapat lebih memahami materi pelajaran dari mengerjakan tugas yang diberikan.

Namun dalam penggunaannya metode resitasi dengan menggunakan LKS di SMA Negeri I Wuryantoro masih mengalami berbagai hambatan diantaranya yaitu : sulit dikontrol jika tugas dikerjakan oleh siswa di rumah, siswa malas mengerjakan tugas dari LKS secara terus-menerus, bahasa dalam LKS yang sulit dipahami oleh


(22)

commit to user

siswa, penyusunan LKS yang kurang memenuhi syarat dan kurangnya inovasi guru dalam menggunakan metode pemberian tugas kepada siswa.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “ANALISIS PENGGUNAAN METODE RESITASI MEDIA

LKS PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SMA NEGERI 1

WURYANTORO TAHUN AJARAN 2010-2011”.

B. Perumusan Masalah

Masalah adalah kesulitan yang dihadapi manusia serta yang menggerakan manusia untuk memecahkannya. Sehingga setiap masalah yang timbul perlu mengidentifikasikan agar jelas kedudukannya masing-masing untuk memudahkan setiap upaya dalam mengatasi masalah yang ada. Perumusan masalah merupakan penjabaran manusia mengenai ruang lingkup permasalah yang akan diteliti. Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan permasalahan yang diteliti sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan metode resitasi dengan menggunakan media LKS pada mata pelajaran ekonomi SMA Negeri I Wuryantoro?

2. Apakah keuntungan dalam pelaksanaan metode resitasi dengan menggunakan media LKS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri I Wuryantoro?

3. Apa pengalaman yang didapatkan dengan menggunakan metode resitasi media LKS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri I Wuryantoro?

C. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan hendaknya mempunyai tujuan yang ingin dicapai, karena tujuan merupakan sasaran yang ingin dicapai sekaligus sebagai pengruh aktivitas dan usaha yang dilakukan.


(23)

commit to user

6

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan :

1. Pelaksanaan metode resitasi media LKS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri I Wuryantoro.

2. Keuntungan apa saja yang diperoleh dalam pelaksanaan metode resitasi dengan menggunakan media LKS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri I Wuryantoro.

3. Pengalaman yang didapatkan dalam menggunakan metode resitasi media LKS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri I Wuryantoro.

D. Manfaat Penelitian

Kegiatan penelitian dapat dibagi menjadi 2 yaitu kegiatan penelitian yang bersifat teoritis dan bersifat praktis. Kegiatan yang bersifat teoritis adalah kegiatan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan secara teori, sedangkan kegitan praktis adalah untuk memecahkan masalah aktual yang dihadapi.

1. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah :

a. Mengembangkan wawasan ilmu-ilmu pendidikan dan mendukung teori-teori yang sudah ada yang berhubungan dengan metode resitasi dan prestasi belajar siswa.

b. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian-penelitian lebih lanjut. 2. Manfaat praktis

Manfaat praktis dari penelitian adalah sebagai berikut :

a. Bagi sekolah yaitu sebagai upaya untuk mencapai mutu pendidikan dengan penggunaan metode resitasi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

b. Bagi guru yaitu untuk lebih memhami dalam pemilihan metode pembelajaran yang efektif dan praktis sehingga dapat meningkatkan pestasi belajar siswa yang lebih baik.


(24)

commit to user

c. Bagi siswa yaitu dapat memahami materi dengan lebih mendalam dengan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan sehingga membuat siswa yang lebih aktif dalam proses belajar agar memperoleh hasil belajar yang maksimal.


(25)

commit to user 8 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjuan Pustaka

Tinjauan pustaka berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan yang ada di dalam penelitian. Dalam pembahasan masalah diperlukan teori yang relevan dan mendukung masalah yang telah ditentukan, hal ini dilakukan sebagai awal dalam memecahkan masalah. Teori dipergunakan sebagai dasar atau pedoman yang penting dalam penelitian. Dengan berdasarkan teori-teori yang relevan, maka akan dapat dirumuskan hipotesis penelitian yang merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang dikemukakan. Permasalahan yang diteliti dalam hal ini meliputi: 1) Tinjauan tentang metode belajar, 2) Tinjauan tentang metode resitasi, 3) Tinjauan tentang LKS, 4) Tinjauan tentang metode resitasi dengan media LKS, 5) Tinjauan tentang pembelajaran ekonomi.

1. Tinjauan Tentang Metode Belajar

a. Pengertian Metode Belajar

Metode secara harafiah berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum, metode

diartikan sebagai suatu cara melakukan sesuatu kegiatan atau suatu cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta atau konsep-konsep secara sistematik. Menurut

Syah ( 2005 : 201 ) “Metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk

melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa.” Metode dan alat belajar di pilih atas dasar bahan dan tujuan yang hendak dicapai. Menurut Syaiful BD (2002: 53) “Metode mengajar adalah suatu cara

yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.” Dalam proses

belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pelajaran berakhir.


(26)

commit to user

Menurut Slametto (2003:90) ”Strategi adalah suatu rencana tentang cara-cara

pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan

efektivitas dan efisiensi pengajaran”. Dalam pengertian strategi terkandung metode

belajar mengajar, yaitu cara atau jalan untuk mencapai tujuan pengajaran, dan juga teknik mengajar yaitu pemakaian alat bantu mengajar dengan cara menggunakan metode mengajar yang relevan atau sesuai dengan tujuan agar dapat mendorong siswa belajar secara optimal.

Dari beberapa pendapat tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode belajar adalah suatu cara yang dipilih dan digunakan dalam proses belajar mengajar agar dapat tercapai tujuan dari pembelajaran tersebut. Pemilihan dan penggunaan metode yang tepat dapat memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 116) mengemukakan bahwa ada bermacam-macam metode mengajar yang dapat dipilih oleh seorang pengajar atau guru yaitu:

1. Metode Ceramah

Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:116) berpendapat bahwa

“Metode ceramah adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan

penjelasan-penjelasan secara lisan kepada peserta didik”. Berarti dalam penggunaan metode ceramah sangat tergantung keadaan kemampuan guru karena gurulah yang berperan penuh dalam metode ini.

Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:118-119) mengemukakan bahwa kelebihan dan kelemahan metode ceramah yaitu:

Kelebihan:

a). Murah, dalam arti efisien dalam pemanfaatan waktu dan menghemat biaya pendidikan dengan seorang guru yang menghadapi banyak peserta didik. b). Meningkatkan daya dengar peserta didik dan menumbuhkan minat belajar dari


(27)

commit to user

10

Kelemahan

a). Materi ceramah terbatas pada apa yang diingat guru. b). Tidak merangsang perkembangan kreativitas peserta didik.

Roestiyah N.K.(2001:25) mengatakan bahwa agar ceramah dapat efektif maka langkah-langkah yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

1) Tujuan pembicaraan (ceramah) harus dirumuskan dengan jelas.

2) Setelah menetapkan tujuan, harus diteliti apakah metode ceramah merupakan metode yang sudah tepat digunakan untuk mencapai tujuan.

Menarik perhatian siswa dengan menunjukan penggunaannya. Siswa akan tertarik bila mereka melihat apa yang dipelajari berguna bagi kehidupan. Sebuah teknik yang sering dapat menguasai perhatian siswa pada awal ceramah sampai selesai adalah menghadapkan siswa pada pertanyaan. Dengan pertanyaan itu mereka diajak berpikir dan seterusnya mengikuti pembicaraan guru.

2. Metode Tanya Jawab

“Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dengan proses belajar

mengajar melalui interaksi dua arah dari guru ke peserta didik atau dari peserta didik kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian materi melalui jawaban lisan dari guru atau peserta didik. Dari metode tanya jawab ini dari guru dan peserta didik sama-sama aktif sehingga dapat menciptakan proses belajar mengajar yang

kondusif.” (Mulyani Sumantri dan Johar Permana,2001:120)

Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:122) berpendapat bahwa kelebihan dan kelemahan metode tanya jawab adalah sebagai berikut:

Kelebihan :

a). Dapat menarik dan memusatkan perhatian peserta didik terhadap pelajaran. b). Lebih merangsang peserta didik untuk daya pikir dan daya nalarnya. Kelemahan:

a). Pada kelas besar pertanyaan tidak dapat disebarkan keadaan seluruh peserta didik, sehingga peserta didik tidak dapat memiliki kesempatan yang sama untuk menjawab pertanyaan.


(28)

commit to user

b). Menimbulkan rasa gugup pada peserta didik yang tidak memiliki keberanian untuk menjawab dan bertanya (kemampuan lisan).

3. Metode Drill

Menurut Roestiyah N.K (2001:44) berpendapat bahwa “Metode Drill

merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa

yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh ketrampilan tertentu”. Berarti

kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang. Ada keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada yang menumbuhkan waktu yang cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului pengertian dasar.

Winarno Surachman (2006:45) mengemukakan bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode drill sebagai berikut:

a). Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka dapat mengerjakan tepat sesuai dengan apa yang diharapkan.

b). Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan.

c). Lama latihan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa. d). Selingilah latihan agar tidak bosan.

Menurut Roestiyah N.K (2001: 45) kelebihan dan kelemahan metode drill adalah sebagai berikut:

Kelebihan:

1). Pengertian siswa menjadi lebih luas melalui latihan berulang-ulang. 2). Siswa siap menggunakan ketrampilannya karena sudah dibiasakan.

Kelemahan :

a. Dapat menyebabkan kebosanan. b. Mematikan kreasi siswa.


(29)

commit to user

12

4. Metode Pemberian tugas atau resitasi

“Metode pemberian tugas atau penugasan diartikan suatu cara interaksi

belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru setelah menjelaskan materi pelajaran untuk dikerjakan peserta didik baik di sekolah maupun di rumah secara perorangan atau kelompok. Tujuan dari penggunaan metode pemberian tugas adalah untuk merangsang anak didik untuk aktif belajar

baik secara individu maupun kelompok.” (Mulyani Sumantri dan Johar

Permana,2001:130)

Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:131-132) mengatakan bahwa kelebihan dan kelemahan metode resitasi adalah sebagai berikut:

Kelebihan

a). Mengembangkan kemandirian siswa. b). Mengembangkan kreatifitas siswa.

Kelemahan:

a). Sulit mengontrol peserta didik apakah belajar sendiri atau dikerjakan orang lain.

b). Tugas yang monoton dapat membosankan siswa. 5. Metode Diskusi

Menurut Syaiful B.D (2002: 124) mengatakan bahwa “Metode Diskusi

diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan pengajaran yang melibatkan

peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu

topik bahasan yang bersifat problematis”.

Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 125-126) juga berpendapat bahwa adapun kelebihan dan kelemahan metode diskusi sebagai berikut:

Kelebihan :

a). Menimbulkan kreativitas dalam ide, pendapat, gagasan ataupun terobosan-terobosan baru dalam pemecahan masalah.


(30)

commit to user Kelemahan :

a). Memerlukan waktu yang tidak terbatas.

b). Didominasi oleh orang tertentu yang biasanya aktif.

6. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning ( CTL ) )

Pembelajaran kontekstuak ( CTL ) adalah konsep belajar yang guru mengkaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. (Diknas,2002:4)

Menurut Suprapto (2004:6) mengatakan bahwa kelebihan dan kelemahan kontekstual (CTL) adalah sebagai berikut :

Kelebihan :

a). Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh lebih bermakna, karena diperoleh melalui kontruktivisme dan penemuan sendiri (inquiry).

b). Siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. c). Siswa melakukan kerja bukan menghafal.

d). Menjadikan siswa lebih kritis atau berani mengungkapkan pendapat. Kelemahan :

a). Membutuhkan waktu yang lama untuk melaksanakan seluruh komponen. b). Memerlukan persiapan yang cukup banyak.

c). Pembelajaran kontekstual berpusat pada siswa, sehingga memungkinkan suasana kelas yang gaduh atau ramai.

Dari bermacam-macam metode tersebut di atas setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Semua metode yang digunakan guru dalam mengajar adalah baik sehingga guru dapat memilih dan menggunakan metode yang cocok untuk mengajarkan materi pelajaran. Dengan pemilihan atau penggabungan metode yang tepat maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar dan dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dan juga diharapkan tujuan dapat dicapai. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Moh. Uzer Usman (2001:55) mengatakan bahwa ”Penggabungan beberapa metode belajar yang sesuai dengan


(31)

commit to user

14

materi pelajaran sangat bagus diterapkan untuk menghindari kejenuhan siswa

dalam mengikuti pembelajaran.”

Menurut Syaiful B.D dan Aswan Zain (2002:85) berpendapat bahwa, pemilihan metode mengajar dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain:

1). Anak didik

Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Perbedaan individu anak didik pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya diambil guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dalam waktu yang relatif lama demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara operasional.

2). Tujuan (berbagai jenis dan fungsinya)

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran berbagai jenis dan fungsinya. Secara hierarki tujuan itu bergerak dari yang rendah sampai yang tinggi, yaitu tujuan intruksional dan tujuan pembelajaran, tujuan kurikuler atau tujuan kurikulum, tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional. 3). Situasi (berbagai keadaan)

Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari. Pada sewaktu waktu boleh jadi guru ingin menciptakan situasi belajar mengajar di alam terbuka. Maka guru dalam hal ini tentu memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu. Di lain waktu, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan untuk mencapai tujuan, maka guru menciptakan lingkungan belajar anak didik secara berkelompok, situasi tersebut dapat mempengaruhi pemilihan metode mengajar.

4). Fasilitas (berbagai kualitas dan kuantitas)

Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak


(32)

commit to user

didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar. Ketiadaan fasilitas misalnya kurang mendukung penggunaan metode eksperimen atau metode demonstrasi. Maka dari itu, keampuhan suatu metode mengajar akan terlihat jika faktor lain mendukungnya.

5). Guru

Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode. Berlatar belakang guru maupun berlatar belakang bukan pendidikan guru dan sama-sama sedikit pengalaman mengajar di kelas, cenderung sulit memilih metode yang tepat. Tetapi ada juga yang tepat memilihnya, namun dalam pelaksanaannya menemui kendala, disebabkan labilnya kepribadian dan dangkalnya penguasaan atas metode yang digunakan. Dengan demikian, dapatlah dipahami bahwa kepribadian, latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar adalah intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.

Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekurangan dari suatu metode dapat ditutup dari metode lainnya. Oleh karena itu, tidak ada metode mengajar yang paling baik. Dengan demikian guru tidak hanya menggunakan satu metode saja dalam mengajar tetapi dapat menggunakan beberapa metode. Metode mengajar untuk suatu pelajaran kemungkinan cocok atau bahkan tidak cocok sama sekali untuk pelajaran yang lain. Pemilihan metode harus dilakukan sebaik mungkin, sehingga metode yang dipilih adalah metode yang benar-benar cocok.

Dalam pemilihan metode mengajar perlu memperhatikan beberapa hal yang dapat mempengaruhi cocok atau tidaknya suatu metode yang digunakan. Slameto (2003:98), mengatakan bahwa pemilihan metode mengajar perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:


(33)

commit to user

16

a. Tujuan pengajaran, yaitu tingkah laku yang diharapkan dapat dinampakkan siswa setelah proses belajar mengajar.

b. Materi pengajaran, yaitu bahan yang disajikan dalam pengajaran

c. Besar kelas (jumlah siswa), yaitu banyaknya siswa yang mengikuti pelajaran dalam kelas yang bersangkutan.

d. Kemampuan siswa, yaitu kemampuan siswa untuk menangkap dan mengembangkan bahan pengajaran yang diajarkan.

e. Kemampuan guru/dosen/instruktur, yaitu kemampuan dalam menggunakan berbagai jenis metode pengajaran.

f. Fasilatas yang tersedia. g. Waktu yang tersedia.

Metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh siswa. Dengan perkataan lain, metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar.

Menurut Wasty Soemanto (2002:113) berpendapat bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi metode belajar yaitu :

1. Kegiatan berlatih atau praktek

Kegiatan berlatih dapat diberikan dalam dosis besar ataupun dalam dosis kecil. Berlatih dapat dilakukan non stop atau secara terdistribusi dengan waktu-waktu istirahat. Latihan yang dilakukan secara non stop dapat melelahkan dan membosankan, sedangkan latihan yang terdistribusi menjamin stamina dan kegairahan dalam belajar.

2. Overlearning dan Drill

Untuk kegiatan yang bersifat abstrak misalnya menghafal atau mengingat, maka overlearning sangat diperlukan. Overlearning dilakukan untuk mengurangi kelupaan dalam mengingat ketrampilan-ketrampilan yang pernah dipelajari tetapi dalam sementara waktu tidak dipraktekkan.

Overlearning yang terlalu lama menjadi tidak efektif bagi kegiatan


(34)

commit to user

seperti main piano atau menjahit, maka drill berlaku pada kegiatan berlatih abstraksi misalnya berhitung. Mekanisme drill tidak berbeda dengan

overlearning. Baik drill maupun overlearning berguna untuk

memantapkan siswa dalam belajar. 3. Resitasi dalam belajar

Kombinasi kegiatan membaca dengan resitasi sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemamuan membaca itu sendiri maupun untuk menghafalkan bahan pelajaran. Dalam praktek, setelah di adakan kegiatan membaca atau menyampaikan materi, kemudian siswa berusaha untuk menghafalkan tanpa melihat bacaannya. Jika siswa telah menguasai suatu bagian dapat melanjutkan ke bagian selanjutnya dan seterusnya.

4. Pengenalan tentang hasil-hasil belajar

Dalam proses belajar individu sering mengabaikan tentang perkembangan tentang hasil belajar selama dalam belajarnya. Pengenalan seseorang terhadap hasil atau kemajuan belajarnya adalah penting, karena dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai seseorang akan lebih berusaha meningkatkan hasil belajar selanjutnya.

5. Belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian

Menurut beberapa penelitian, perbedaan efektivitas antara belajar dengan keseluruhan, belajar dengan bagian-bagian adalah belum ditemukan. Belajar mulai dari keseluruhan ke bagian-bagian, hal ini dapat dimaklumi karena dengan mulai dari keseluruhan, individu menemukan set yang tepat untuk belajar. Kelemahan dari metode keseluruhan adalah membutuhkan banyak waktu dan pemikiran sebelum belajar yang sesungguhnya berlangsung.

6. Penggunaan modalitas indra

Modalitas indra yang dipakai oleh masing-masing individu dalam belajar tidak sama. Sehubungan dengan itu, ada tiga impresi yang penting dalam belajar yaitu : oral, visual, dan kinestik. Ada orang yang lebih


(35)

commit to user

18

berhasil belajarnya dengan menekankan impresi oral. Dalam belajar siswa perlu membaca atau mengucapkan materi pelajaran dengan nyaring atau mendengarkan bacaan atau ucapan orang lain. Ada yang belajar dengan menekankan impresi visual, dimana dalam belajarnya ia harus lebih banyak menggunakan fungsi penglihatan. Begitu pula ada yang belajar dengan menekankan diri pada impresi kinestik dengan banyak menggunakan fungsi motorik. Disamping itu, ada pula yang belajar dengan menggunakan kombinasi impresi indra.

7. Bimbingan dalam belajar

Bimbingan yang terlalu banyak diberikan oleh guru atau orang lain cenderung membuat siswa menjadi tergantung. Bimbingan dapat diberikan dalam batas-batas yang diperlukan oleh individu. Hal yang penting yaitu perlunya pemberian modal kecakapan pada individu sehingga yang bersangkutan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan dengan sedikit saja bantuan dari pihak lain.

8. Kondisi-kondisi insentif

Insentif berbeda dengan motivasi. Motivasi berhubungan dengan penumbuhan kondisi internal berupa motif-motif yang merupakan dorongan internal yang menyebabkan individu berusaha mencapai tujuan tertentu. Insentif ialah objek atau situasi eksternal yang dapat memenuhi motif individu. Insentif adalah bukan tujuan melainkan alat untuk mencapai tujuan. Insentif-insentif dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu :

a. Insentif intrinsik, yaitu situasi yang mempunyai hubungan fungsional dengan tugas dan tujuan

b. Insentif Ekstrinsik, yaitu objek atau situasi yang tidak mempunyai hubungan fungsional dengan tugas.

Metode belajar merupakan suatu cara yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar agar dapat tercapai tujuan yang telah ditetapkan. Guru harus dapat


(36)

commit to user

menentukan suatu metode yang tepat dalam pembelajaran agar tujuan dapat tercapai secara maksinal. Adapun macam-macam metode yang dapat digunakan oleh guru yaitu: 1) metode ceramah, 2) metode tanya jawab, 3) metode drill, 4) metode resitasi, 5) metode diskusi dan, 6) pembelajaran CTL

2. Tinjauan Tentang Metode Resitasi

a. Pengertian Metode Resitasi

Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 130) menyatakan

“Metode resitasi atau pemberian tugas suatu cara interaksi belajar mengajar yang

ditandai adanya tugas dari guru untuk dikerjakan oleh peserta didik di sekolah

atau dirumah secara perorangan atau kelompok”. Sedangkan menurut Roestiyah N.K (2001: 133) menyatakan bahwa “Pemberian tugas digunakan dengan tujuan

agar siswa dapat memiliki hasil belajar yang lebih mantap karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas sehingga pengalaman

siswa dapat terintegrasi “.

Pengertian metode resitasi menurut Ulih Bukit Karo-karo (2005: 39) adalah

“Penyajian kembali atau penimbulan kembali apa-apa yang dimiliki, diketahui

atau dipelajari.” Lebih lanjut Ulih Bukit Karo-karo (2005: 39) menyatakan

bahwa, “Metode resitasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan

menugaskan pelajar-pelajar mempelajari sesuatu kemudian harus dipertanggung

jawabkan.” Winarno Surakhmad (2006: 91) mengartikan bahwa “Metode resitasi

mempunyai tiga fase: pertama guru memberi tugas, kedua siswa melaksanakan tugas (belajar), dan fase ketiga siswa mempertanggungjawabkan kepada guru apa

yang telah mereka pelajari.”

Lebih lanjut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002: 96) menyebutkan: Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Masalah tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di


(37)

commit to user

20

halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, di rumah siswa, atau di mana saja asal tugas itu dapat dikerjakan.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode resitasi adalah suatu metode yang digunakan guru untuk mengaktifkan siswa dalam mengerjakan tugas baik yang berhubungan dengan materi yang telah diberikan atau materi yang akan dibahas dan dipertanggungjawabkan hasilnya dengan tujuan agar hasil belajar siswa menjadi lebih mantap. Metode banyak sekali jenisnya disebabkan oleh karena metode ini dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya: a) Tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya; b) Anak didik yang beragam tingkat kematangannya; c) Situasi yang beragam keadaannya; d) Fasilitas yang beragam kualitas dan kuantitasnya; e) Kemampuan profesionalnya guru.

Macam-macam metode yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode pemberian tugas, metode resitasi, metode eksperimen, metode problem solving dan lain sebagainya. Pemilihan metode ini menurut Rostiyah NK (2001: 68) berdasarkan: “a). Sifat dari pelajaran, b). Alat-alat yang tersedia, c). Besar kecilnya kelas, d). Tempat dan lingkungan, e). kesanggupan guru, f). Banyak sedikitnya bahan, dan g). Tujuan mata pelajaran.”

Dengan adanya pemberian tugas ini maka akan mengaktifkan siswa dalam mengerjakan tugas yang berhubungan dengan materi. Sehingga siswa dapat lebih memahami materi pelajaran dengan lebih baik.

b. Penggunaan Metode Resitasi

Metode resitasi dapat digunakan apabila :

a. Ruang lingkup bahan pengajaran yang sangat luas, sedangkan waktu yang disediakan tidak memadai.

b. Suatu pekerjaan yang tidak mungkin dapat diselesaikan selama jam pelajaran.


(38)

commit to user

c. Dalam keadaan darurat guru tidak dapat melaksanakan tugasnya untuk mengajar, di mana tidak ada guru lain yang dapat menggantikannya. d. Suatu pokok bahasan perlu adanya suatu pendalaman melalui latihan soal-

soal yang mana dapat dikerjakan secara kelompok maupun individu. Adapun kelebihan dari penggunaan metode resitasi menurut Mulyani Sumantri dan Johan Permana (2001:131-132 ) yaitu:

1. Membuat peserta didik aktif belajar.

2. Merangsang peserta didik aktif belajar lebih banyak, baik dekat dengan guru maupun pada saat jauh dari guru di dalam sekolah maupun di luar sekolah.

3. Mengembangkan kemandirian peserta didik.

4. Lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih memperdalam dan memperkaya atau memperluas tentang apa yang dipelajari.

5. Membina kebiasaan peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi

6. Membuat peserta didik bergairah belajar karena dapat dilakukan dengan bervariasi.

7. Membina tanggung jawab dan disiplin peserta didik. 8. Mengembangkan kreativitas peserta didik.

9. Membiasakan peserta didik giat belajar.

Namun ada juga kelemahan dengan menggunakan metode ini : 1. Sangat sulit mengontrol, apalagi jika tugas dikerjakan di rumah.

Hal ini seperti pendapt yang diungkapkan oleh Winarno Surakkman (2006

:95) yang mengatakan bahwa “Kendala dalam penggunaan metode resitasi

yaitu sulitnya mengontrol siswa dalam mengerjakan tugas.” 2. Menjadikan siswa jenuh karena terlalu monoton

Menurut Syaiful BD dan Aswan Zain (2002: 98) mengemukakan bahwa


(39)

commit to user

22

LKS yaitu siswa menjadi bosan bila pemberian tugas yang diberikan hanya dengan menggunakan LKS saja.”

Sehingga guru harus memberi inovasi dalam pemberian tugas, apabila guru tidak mengembangkan variasi metode pemberian tugas maka siswa akan merasa bosan seperti yang diungkapkan oleh Moh. Uzer Usman (2001: 34) yang mengatakan bahwa “Siswa cenderung merasa bosan jika

guru tidak memberikan inovasi pada metode pembelajaran.”

3. Jika tugas terlalu banyak akan menjadikan beban bagi siswa

Mulyani Sumantri dan Johan Permana (2001: 132) mengatakan bahwa

”Salah satu kekurangan dari metode resitasi adalah tugas yang banyak dan

sering membuat beban dan keluhan bagi siswa sehingga siswa malas mengerjakan tugas tersebut.”

4. Bagi tugas kelompok sering kali hanya dikerjakan oleh orang tertentu saja dalam kelompok itu

Menurut Roestiyah N.K (2001: 30) mengatakan bahwa “Siswa sering menyepelekan tugas yang diberikan oleh guru apalagi tugas tersebut dikerjakan secara kelompok. Kemungkinan besar yang mengerjakan hanya orang-orang tertentu saja dalam kelompok tersebut.”

Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan metode resitasi dengan media LKS menurut Roestiyah N.K (2001: 35) mengatakan bahwa :

Metode resitasi sangat efektif digunakan karena dengan metode ini siswa tidak hanya mendengarkan guru namun juga mengerjakan latihan-latihan soal tentang materi yang telah disampaikan sehingga tingkat pemahaman siswa dapat maksimal serta pengetahuan yang didapatkan oleh siswa akan lebih lama untuk diingat.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode resitasi siswa dapat lebih mengingat materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Sedangkan keuntunggan penggunaan metode resitasi dengan media LKS menurut Syaiful B.D dan Aswan Zain (2002 :98) ”Setelah pelaksanaan tugas guru mengadakan pembahasan soal yang belum ditemukan


(40)

commit to user

jawabannya. Pada waktu itu siswa dapat mengembangkan inisiatifnya untuk menjawab soal tersebut.”

Tujuan metode resitasi agar hasil belajar siswa memuaskan, guru perlu merumuskan tujuan yang jelas yang hendak dicapai oleh siswa. Metode tugas biasanya digunakan dengan tujuan sebagai berikut:

1) Agar siswa berusaha lebih baik, memupuk inisiatif, bertanggungjawab, dan berdiri sendiri.

2) Membawa kegiatan-kegiatan sekolah yang berharga kepada minat siswa yang masih terluang, agar dapat dipergunakan lebih konstruktif.

3) Memperkaya pengalaman-pengalaman sekolah dengan memulai kegiatan-kegiatan di luar kelas.

4) Memperkuat hasil belajar di sekolah dengan menyelenggarakan latihan-latihan yang perlu integrasi dan penggunaannya. (Winarno Surakhmad, 2006: 92).

Metode resitasi akan efektif dan berhasil dengan baik apabila ada upaya untuk mengatasi kekurangan dari metode ini, antara lain :

a. Untuk menghindari penipuan yang dilakukan siswa, guru data menyuruh siswa mengerjakan tugas di depan kelas, sehingga guru data menilai tingkat pemahaman siswa.

Senada dengan pendapat Winarno Surakhman (2006: 98) yang mengatakan bahwa untuk mensiasati tugas yang diberikan di rumah oleh guru, maka dalam mengevaluasi tugas tersebut yaitu dengan menyuruh siswa mengerjakan tugas tersebut di depan kelas tanpa membawa buku.

b. Untuk menghindari tugas siswa dikerjakan orang lain, guru dapat memperbanyak tugas di sekolah daripada tugas yang dikerjakan dirumah. Tugas yang dikerjakan di rumah biasanya membuat siswa kurang bersemangat untuk mengerjakannya. Mereka lebih sering mencontek dari temannya yang sudah mengerjakan. Dengan demikian guru perlu memberikan tugas yang banyak agar siswa tidak mempunyai kesempatan untuk hanya mencontek dari pekerjaan teman yang lain.

c. Tugas-tugas yang diberikan terbatas dan jelas, apa yang menjadi masalah yang perlu dipecahkan.


(41)

commit to user

24

Sebelum memberikan tugas seharusnya guru memberikan penjelasan terlebih dahulu atas tugas yang harus dikerjakan oleh siswa tersebut. Sehingga mereka paham mana tugas yang harus dikerjakan dan mereka mengerti bagaimana cara memecahkan masalah yang ada pada soal tersebut.

d. Memberikan tugas dengan memperhitungkan taraf kesukaran soal dengan kemampuan siswa

Guru harus mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas. Jika guru memberikan tugas tidak sesuai dengan kemampuan siswa maka siswa kesulitan dalam menyelesaikan tugas. Akhirnya mereka kurang bersemangat dalam mengerjakan tugas.

Tujuan dari pemberian tugas ini adalah agar pemahaman siswa terhadap materi lebih mantap. Dengan kegiatan melaksanakan tugas, siswa aktif belajar dan merangsang untuk meningkatkan efektivitas belajarnya. Banyak tugas yang harus dikerjakan siswa, diharapkan mampu menyadarkan siswa memanfaatkan waktu senggang untuk hal-hal yang menunjang belajarnya.

Dalam penelitian ini proses belajar mengajar menggunakan metode resitasi ini, guru mengontrol pelaksanaan tugas siswa apakah dikerjakan dengan baik. Sehingga dengan penggunaan metode resitasi melalui LKS dapat optimal guna pencapaian efektivitas belajar siswa. Setelah siswa melaksanakan tugas-tugas yang ada di LKS, guru harus memeriksa apakah sudah dikerjakan atau belum. Kemudian memberikan evaluasi, karena hal ini akan memberi motivasi belajar siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar.

3. Tinjauan Tentang LKS

a. Pengertian LKS

Pengertian LKS, Lembar kerja siswa (LKS) ialah lembar kerja yang berisi informasi dan perintah/instruksi dari guru kepada siswa untuk mengerjakan


(42)

commit to user

suatu kegiatan belajar dalam bentuk kerja, praktek, atau dalam bentuk penerapan hasil belajar untuk mencapai suatu tujuan.

Pandangan pertama tentang LKS, Saat ini di sekolah-sekolah banyak ditemui penggunaan buku jenis LKS (Lembar Kerja Siswa) yang sebenarnya merupakan buku rangkuman materi pelajaran yang disertai dengan kumpulan soal, terutama soal-soal pilihan ganda. LKS yang semestinya dikerjakan di sekolah dalam kegiatan pembelajaran, seringkali juga harus dikerjakan di rumah sebagai PR. Dalam LKS jenis ini, materi pelajaran biasanya tidak disampaikan dalam bentuk uraian/bacaan, melainkan sudah dalam bentuk rangkuman atau poin-poin penting saja. Akibatnya, ketika menggunakan LKS ini, siswa-siswa cenderung langsung mengerjakan soal-soal, yang pada umumnya berupa soal-soal pilihan ganda. Jika siswa tidak dapat mengerjakan sebuah soal, maka siswa akan mencari jawabannya dalam rangkuman materi pelajaran di LKS tersebut. Jika kondisi ini dibiarkan terus-menerus, bukan tidak mungkin bahwa kemampuan siswa untuk memahami bacaan, berpikir kritis, dan berpikir kreatif tidak akan berkembang. Masalah ini menarik juga karena ini terjadi pada anak-anak di SD bukan di jenjang pendidikan tinggi seperti SMA dan Perguruan Tinggi yang semestinya banyak dilatih untuk memiliki kemampuan membaca yang baik, berpikir kritis, dan berpikir kreatif. Lembar kerja siswa (LKS) dapat dianggap sebagai suatu media atau alat pembelajaran, karena dipergunakan guru sebagai perantara dalam melaksanakan kegiatan pengajaran untuk mencapai tujuan instruksional khusus atau tujuan pembelajaran khusus.

Pandangan kedua tentang LKS. LKS dikatakan sebagai sarana belajar, karena dengan LKS siswa dapat melaksanakan kegiatan belajar untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Selain itu LKS juga mendorong siswa untuk mengolah sendiri bahan yang dipelajari atau bersama dengan temannya dalam suatu bentuk diskusi kelompok. Suatu kegiatan belajar yang menggunakan LKS memberikan kesempatan penuh kepada siswa untuk


(43)

commit to user

26

mengungkapkan kemampuan dan keterampilan, didorong dan dibimbing berbuat sendiri untuk mengembangkan proses berpikirnya.

Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian LKS adalah kertas yang berisi tugas-tugas atau rencana kerja atau langkah-langkah kegiatan yang mengarahkan siswa untuk mempelajari bab yang ada dibuku ajar dan mengerjakannya.

Menurut Piduk Rentayati, Sri Dwastuti, dkk (2000:36), mengatakan

bahwa “Dengan menggunakan LKS dapat membantu siswa dalam

memperoleh materi yang dipelajarinya serta dapat menambah siswa

memperoleh catatan materi yang dipelajarinya”.

Dalam proses belajar mengajar LKS digunakan untuk :

1. Memberikan pedoman kepada guru dan siswa melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

2. Mengaktifkan siswa.

3. Membantu siswa mengembangkan konsep dan memperoleh atau menemukan konsep berdasarkan data yang diperoleh dalam kegiatan eksperimen atau observasi.

4. Membantu guru dalam menyusun rencana pengajaran.

5. Memberikan pedoman bagi guru dan siswa dalam meaksanakan kegiatan lapangan atau laboratorium.

6. Melatih siswa untuk mengembangkan ketrampilan proses sesuai dengan tuntutan kurikulum.

7. Membantu siswa menambah informasi tentang konsep yang dipelajari lewat kegiatan.

8. Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan.


(44)

commit to user

Lembar kerja siswa dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. Lembar Kerja Berstruktur

Lembar kerja ini dirancang untuk membimbing siswa dalam satu program kerja atau pelajaran dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan guru untuk mencapai sasaran yang dituju dalam pelajaran ini. Lembar Kerja ini telah disusun petunjuk atau pengarahannya. Lembar kerja ini tidak dapat menggatikan peranan guru dalam kelas. Guru tetap mengawasi kelas, memberi semangat/dorongan belajar, dan memberi bimbingan pada perorangan tertentu.

2. Lembar Kerja Tak Berstruktur

Lembar kerja tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana untuk menunjang materi pelajaran., sebagai alat bantu kegiatan siswa yang dipakai guru untuk menyampaikan pelajaran. Contohnya : kumpulan soal- soal, daftar bilangan rondam untuk pelajaran probabilitas statistik, kertas berpetak, kumpulan data statistik, dan diagram atau tabel. Lembar kerja ini merupakan alat bantu mengajar, dapat dipakai untuk mempercepat pengajaran, memberi dorongan belajar pada tiap individu atau melengkapi materi buku paket. Lembar kerja ini penting sebagai alat bantu, dapat berisi sedikit petunjuk tertulis atau lisan untuk mengarahkan siswa.

b. Tujuan dan Manfaat LKS

Kohler dalam Slametto (2000: 9) menjelaskan bahwa “Dengan menggunakan LKS pada dasarnya yang terpenting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu siswa memperoleh respon yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi, dalam belajar pengulangan dan pemahaman merupakan hal yang penting.”

Pendapat tersebut senada dengan tujuan dan Manfaat dari penggunaan LKS yang diungkapkan oleh Boediono (2000:25) adalah sebagai berikut : 1. Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar.


(45)

commit to user

28

3. Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan ketrampilan siswa. 4. Membantu guru dalam menyusun rencana pengajaran.

5. Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.

6. Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan yang sistematis.

Berdasarkan pada tujuan dan manfaat LKS tersebut, maka penggunaan LKS sangat membantu dalam pembelajaran termasuk dapat mengecek tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan dan memudahkan siswa dalam menyelesaikan tugas. Selain itu LKS merupakan salah satu buku penunjang yang diharapkan dapat membantu mendorong kreativitas siswa dalam mengembangkan minat, bakat, dan kemampuan serta menumbuhkan pola pikir yang positif dan kreatif dalam rangka meningkatkan efektivitas belajar siswa.

Karena LKS merupakan sarana penunjang pada kegiatan pembelajaran maka guru harus memadukan dengan sumber belajar yang lain agar materi yang didapatkan oleh siswa tidak hanya terpaku pada LKS saja. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Boediono (2000: 27) yang mengatakan bahwa ”Karena materi di LKS terbatas maka guru perlu menyarankan siswa untuk mencari materi dengan sumber lain. Misalnya perpustakaan, internet,koran, majalah yang relevan dengan materi pelajaran.” Pernyataan tersebut diperkuat oleh Syaiful BD dan Aswan Zain

(2002: 97) berpendapat bahwa “Salah satu tahapan dalam penggunaan metode

resitasi dengan menggunakan LKS yaitu adanya petunjuk atau sumber lain yang dapat membantu pekerjaan siswa.”

c. Fungsi LKS

Dalam proses belajar mengajar ada dua, yaitu: (1) dari segi siswa: fungsi LKS adalah sebagai sarana belajar baik di kelas, di ruang praktek maupun di luar kelas sehingga siswa berpeluang besar untuk mengembangkan kemampuan, menerapkan pengetahuan, melatih keterampilan, memproses sendiri untuk


(46)

commit to user

mendapatkan perolehannya, (2) dari segi guru: melalui LKS, guru dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sudah menerapkan metode

“membelajarkan siswa” dengan kadar SAL (Student active learning) yang tinggi.

Intervensi yang diberikan guru bukan dalam bentuk jawaban atas pertanyaan siswa, tetapi berupa panduan bagi siswa untuk memecahkan masalah. Lembar kerja siswa (LKS) merupakan salah satu dari sekian banyak media yang digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dalam pengajaran mata pelajaran, media LKS banyak digunakan untuk memancing aktivitas belajar siswa. Karena dengan LKS siswa akan merasa diberikan tanggung jawab moril untuk menyelesaikan sesuatu tugas dan merasa harus mengerjakannya, terlebih lagi apabila guru memberikan perhatian penuh terhadap hasil pekerjaan siswa dalam LKS tersebut.

Ditinjau dari isinya, lembar kerja berstruktur mempunyai beberapa fungsi antara lain :

a. Untuk tujuan latihan

Diberikan serangkaian tugas latihan, siswa diminta mengkorelasikan jawabannya dengan huruf sehingga merupakan suatu pertanyaan,. Siswa sendiri dapat mengetahui salah benarnya latihan itu. Lembar kerja seperti ini sering digunakan untuk memotivasi siswa ketika mengerjakan tugas latihan. b. Untuk menerangkan penerapan (aplikasi)

Siswa dibimbing menuju suatu metode penyelesaian soal, dengan kerangka penyelesaian dari serangkaian soal-soal tertentu. Hal ini bermanfaat jika kita akan menerangkan penyelesaian soal aplikasi yang memerlukan banyak langkah, atau menerangkan diagram atau gambar yang berlatar belakang pengetahuan yang berbeda-beda. Kecuali penggunaan lembar kerja dapat memeriksa sendiri jawaban dari pertanyaan itu.


(47)

commit to user

30

c. Untuk kegiatan penelitian (survey)

Siswa ditugaskan untuk mengumpulkan data tertentu kemudian menganalisa data tersebut. Lembar kerja untuk kegiatan penelitian memerlukan waktu yang lama.

d. Untuk tujuan penemuan (discovery)

Dalam lembar kerja ini, siswa dibimbing untuk menyelidiki suatu situasi tertentu agar menemukan pola situasi itu, kemudian menggunakan bentuk umum atau pola tersebut untuk membuat suatu perkiraan atau dugaan atau hipotesa. Kebenaran hasilnya dapat diperiksa dengan pengamatan dari contoh yang sederhana. Latihan semacam ini dapat diperiksa sendiri oleh siswa, tetapi kadang-kadang ada beberapa siswa yang masih memerlukan bantuan individual untuk menemukan pola umumnya

e. Untuk penelitian yang bersifat terbuka

Penggunaan lembar kerja ini mengikutsertakan sejumlah siswa dalam penelitian bidang tertentu. Kegiatan tersebut bertujuan untuk pendalaman dan pengajaran tentang suatu hal. Sering pula digunakan jika guru bermaksud untuk mengumpulkan informasi penemuan siswa secara perorangan dalam suatu rangkaian. Tugas terbuka semacam ini biasanya dinilai laporan siswa baik lisan maupun tulisan.

Sehingga dapat disimpulkan bawasannya fungsi LKS yaitu mendidik siswa untuk aktif, sebagai umpan balik dari siswa tersebut terhadap materi yang disampaikan oleh guru, agar siswa dapat mengetahuai hal-hal penting dan masalah-masalah yang dipecahkan oleh siswa, untuk memberikan evaluasi terhadap kemampuan siswa sehingga siswa tidak perlu mencatat ulang namun hanya belajar dari informasi yang berada dalam LKS. Selain itu LKS juga berfungsi dalam memupuk rasa tanggung jawab siswa seperti yang diungkapkan oleh Slametto (2003: 36) yang mengatakan bahwa ”Dengan adanya metode resitasi siswa dituntut untuk menyelesaikan tugas dan mengumpulkan tugas tersebut, sehingga dapat memupuk rasa tanggung jawab pada diri siswa.


(48)

commit to user d. Syarat Penyusunan LKS

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka banyak pula bentuk dan macam LKS, namun demikian dalam penyusunannya harus selalu berpegang dan mengacu pada materi buku atau buku pokok yang telah digariskan oleh pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional.

Dalam penyusunan LKS seringkali terdapat istilah-istilah asing yang sulit dipahami. Seperti yang diungkapkan oleh Boediono (2000: 23) yang mengatakan

bahwa “Hambatan penggunaan LKS yaitu siswa sering tidak memahami bahasa

dalam LKS”. Oleh sebab itu hendaknya penyusunan LKS memenuhi beberapa

persyaratan seperti yang disampaikan oleh Boediono (2000: 25) yang menjelaskan bahwa, LKS hendaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Sederhana dan mudah dipahami 2. Singkat dan jelas

3. Istilah baru hendaknya diperkenalkan terlebih dahulu

4. Informasi yang panjang hendaknya dituangkan dalam bentuk gambar

Sudharto (2000: 1) mengemukakan bahwa agar penyusunan LKS mampu mengarah kepada pencapaian tujuan pembelajaran, maka pembuatannya perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Memuat ringkasan materi pelajaran dalam bentuk buku atau lembaran b. Berbentuk ringkasan dari buku pelajaran pokok

c. Berbentuk soal-soal atau tanya jawab

Dari pendapat tersebut di atas, ternyata saling melengkapi sehingga semua perlu untuk dijadikan acuan dalam pembuatan LKS agar sasaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Menyadari kenyataan tersebut, maka pembuatan LKS harus memperhatikan batasan-batasan dalam menyusun LKS, karena diharapkan dari LKS tersebut siswa dapat memahami materi pelajaran dan mampu menyelesaikan soal-soal latihan serta membantu berkreasi dalam menyiapkan masa depannya. Bila dalam pembelajaran menggunakan LKS yang disusun sesuai


(49)

commit to user

32

dengan ketentuan maka diharapkan akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Menyusun LKS berarti menyusun informasi dari guru kepada siswa sehingga siswa dapat mengerjakan sendiri suatu aktivitas belajar untuk mencapai tujuan instruksional tertentu. Konstruksi LKS yang baik yaitu LKS harus memuat konsep suatu materi secara jelas sehingga mampu mempelajarinya.

4. Tinjauan Tentang Metode Resitasi Dengan Media LKS

a. Pengertian Metode Resitasi dengan Media LKS

Pengertian metode resitasi dengan menggunakan LKS pada hakekatnya sama dengan metode resitasi, hanya tugas yang diberikan kepada siswa

berbentuk LKS. Menurut Syaiful BD & Aswan Zain (2002: 96) “Metode

resitasi adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu

agar siswa melakukan kegiatan belajar”. Masalah yang diberikan kepada siswa

dapat dikerjakan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, di rumah, atau dimana saja asal tugas itu dapat diselesaikan. Kemudian setelah tugas diselesaikan guru mempunyai tanggungjawab untuk mengevaluasi hasil pekerjaan siswa. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Syaiful BD dan Aswan Zain (2002: 97) berpendapat bahwa

”Salah satu tahapan dalam penggunaan metode resitasi yaitu guru memberikan

penilaian atau evaluasi atas pekerjaan siswa.”

Pengertian metode resitasi dengan menggunakan LKS dapat disimpulkan yaitu metode pengajaran dengan memberikan tugas kepada siswa berupa langkah-langkah kegiatan yang harus diselesaikan yang termuat dalam lembar kerja yang sudah disusun secara sistematis. Penggunaan LKS sebagai tugas- tugas yang harus diselesaikan oleh siswa merupakan bentuk variasi dari penggunaan media dan bahan pengajaran yang bertujuan untuk menumbuhkan


(50)

commit to user

gairah dan aktivitas belajar siswa serta memungkinkan siswa dapat belajar sendiri menurut kemampuannya.

Metode resitasi dengan media LKS merupakan cara mengajar agar siswa aktif terutama secara mental dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yaitu dengan memberikan lembar kerja kepada siswa yang berisi soal-soal serta langkah-langah penyelesaiannya serta konsep yang diperlukan setelah guru menyampaikan materi pelajaran.

b. Penggunaan Metode Resitasi Dengan Media LKS Ada tiga tahapan dalam penggunaan metode resitasi yaitu : 1. Tahap pemberian tugas

Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan : a. Tujuan yang akan dicapai

b. Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga siswa dapat mengerti apa yang ditugaskan tersebut

c. Sesuai dengan kemampuan siswa

d. Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa e. Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut 2. Tahap pelaksanaan tugas

a. Diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru b. Diberikan dorongan sehingga anak/siswa mau bekerja

c. Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain d. Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan

baik dan sistematis

Syaiful BD & Aswan Zain (2002: 97) berpendapat bahwa “Dalam pelaksanaan tugas seorang guru harus memberikan bimbingan atau

pengawasan serta dorongan sehingga anak mau bekerja”

Dari pendapt tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode resitasi dalam tahap pelaksanaan tugas memerlukan peran serta guru


(51)

commit to user

34

dalam memberikan bimbingan serta pengarahan sehingga dapat memperolah hasil belajar yang maksimal.

3. Tahap mempertanggungjawabkan tugas

Moh. Uzer dan Lilis Setiawati (2001: 128) mengatakan bahwa “ Dalam

pemberian tugas dengan menggunakan LKS yang diberikan pada siswa dalam waktu yang telah ditentukan dan siswa harus

mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya.”

Hal yang harus dikerjakan pada fase ini yaitu :

a. Laporan baik lisan/ tertulis dari apa yang telah dikerjakannya b. Ada tanya jawab/diskusi kelas

c. Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau dengan cara yang lainnya.

Adanya pertanggungjawaban siswa atau tugas yang harus diselesaikan menjadi ciri khas dari metode resitasi. Maka setelah siswa selesai mengerjakan LKS, siswa mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya kepada guru, yang kemudian dibahas bersama antara guru dan siswa atas kesulitan-kesulitan yang ditemukan. Pemberian skor dan catatan khusus terhadap hasil pekerjaan siswa pada LKS oleh guru, diharapkan akan lebih meningkatkan motivasi dalam diri siswa dalam belajar.

5. Tinjauan Tentang Mata Pelajaran Ekonomi

a. Materi Pelajaran Ekonomi Kelas XI SMA NegeriI Wuryantoro

Materi pembelajaran ekonomi kelas XI SMA N I Wuryatoro terdiri dari 4 Kompetensi Dasar ( KD) yang meliputi:

KD 1 ketenagakerjaan. Standar kompetensinya memahami kondisi ketenagakerjaan dan dampaknya terhadap pembangunan ekonomi. Kompetensi dasarnya :1.Mengklasifikasikan ketenagakerjaan, 2.Mendeskripsikn


(1)

commit to user

Dengan begitu dapat membantu siswa lebih bergairah sehingga siswa dapat belajar secara lebih efektif.

c. Pertanggungjawaban tugas dengan menggunakan LKS

Pertanggungjawaban tugas dengan menggunakan LKS di SMA Negeri I Wuryantoro dapat dilihat dari siswa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Selain itu,

siswa mempunyai alasan atas jawaban yang dipilihnya dan

pertanggungjawaban siswa dapat dilihat pada waktu ulangan berlangsung.

2. Kuntungan penggunaan metode resitasi media LKS

a. Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.

Penugasan yang diberikan guru setelah menyampaikan materi pelajaran bertujuan agar materi pelajaran yang disampaikan akan dapat diingat lebih lama oleh siswa. Materi pelajaran yang disampaikan langsung diterapkan untuk mengaerjakan soal-soal pada LKS.

b. Mengembangkan keberanian berinisiatif

Resitasi merupkan metode yang digunakan untuk menyajikan kembali tugas-tugas yang diberikan oleh guru melalui LKS setelah guru menyampaikan materi pelajaran ekonomi. Bentuk penyajian tugas biasanya berupa diskusi dan pembahasan soal. Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi pelajaran yang belum dikuasainya. Biasanya sebelum guru menjawab, guru mempersilakan siswa yang lain untuk membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar. Tugas guru dalam hal ini sebagai jembatan untuk memberikan penguatan terhadap pendapat masing-masing siswa.

c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih banyak

Pada umunya rangkuman materi yang ada pada LKS sangat terbatas sedangkan soal-soal yang harus dikerjakan siswa cenderung lebih luas sehingga menuntut siswa untuk mncari literatur-literatur lain guna menunjang keberhasilan siswa dalam mengerjakan soal. Guru menyarankan siswa untuk mengembangkan pengetahuannya melalui buku-buku yang ada


(2)

commit to user

diperpustakaan, artikl-atikel pada internet, majalah maupun surat kabar yang terkait dengan materi pelajaran.

d. Memupuk rasa tanggung jawab

Pada pelaksanaan tugas guru selalu memberikan batasan waktu biasanya diberi waktu 1 jam untuk mengerjakan terlebih dahulu sehingga siswa dituntut dapat menyelesaikan tugas tepat waktu. Setelah itu, guru bersama siswa melakukan analisis butir soal dengan cara berdiskusi dan beberapa siswa disuruh mengerjakan di depan kelas tanpa mengunakan buku. Melalui peristiwa ini guru dapat mengetahui siswa yang kemauan belajarnya tinggi dan siswa yang berkemauan belajarnya rendah.

3. Pengalaman yang Didapatkan dengan Penggunaan Metode Resitasi Media

LKS.

Di SMA Ngeri I Wuryantoro pengunaan metode resitasi dengan media LKS sudah dapat berjalan dengan lancar. Namun dalam kenyataannya masih terdapat beberapa hambatan. Hambatan dalam pelaksanaan metode resitasi dengan media LKS dalam upaya meningkatkan prestasi belajar di SMA Negeri I Wuryantoro ternyata mempunyai hambatan-hambatan yaitu:

a. Sangat sulit mengontrol apabila tugas dikerjakan di rumah

Jika tugas dikerjakan di dalam kelas guru dapat melakukan namun jika tugas dikerjakan di rumah maka guru tidak dapat melakukan pengawasan sehingga mereka kurang sungguh-sungguh dalam mengerjakan. Bahkan cenderung untuk mencontek dari pekerjaan teman karena guru juga tidak akan tahu mana yang dikerjakan sendiri dan mana yang hanya mencontek. b. Siswa malas mengerjakan tugas apabila dengan menggunakan LKS secara

terus menerus karena soal dalam LKS terlalu banyak apabila siswa diberikan tugas yang banyak dapat membuat siswa malas untuk mengerjakannya karena tugas yang diberikan itu terlalu banyak dan siswa dalam mengerjakan tugas tersebut membutuhkan waktu yang banyak pula.

c. Bahasa soal dalam LKS sulit dipahami oleh siswa sehingga mengakibatkan

siswa malas dalam mengerjakan tugas yang disebabkan karena pemberian tugas hanya dengan LKS saja dan materi dalam LKS itu sedikit


(3)

commit to user

Dalam LKS terdapat soal-soal dengan bahasa asing yang tidak dipahami oleh siswa. Dengan adanya banyak istilah-istilah asing yang ada maka siswa kesulitan dalam memahami maksud soal sehingga terjadi salah pengertian antara soal jadi siswa kesulitan dalam menjawab soal.

d. Guru kurang berinovasi dalam menerapkan metode untuk menyampaikan materi pelajaran

Kurangnya inovasi yang guru lakukan dalam pembelajaran dapat menjadi kendala dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Apabila mereka sudah merasa bosan maka semangat belajar mereka akhirnya menurun. Itu akan berdampak pada pencapaian hasil belajar. Hasil penelitian yang peneliti lakukan di SMA Negeri I Wuryantoro juga demikian karena guru kurang berinovasi terhadap metode belajar yang digunakan membuat siswa bosan dan minat mereka untuk belajar menjadi menurun.

Sedangkan upaya dalam mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi adalah:

a. Guru SMA Negeri I Wuryantoro sering memberikan pertanyaan lisan dan soalnya diambil dari LKS atau menyuruh siswa mengerjakan di depan kelas tanpa membawa buku.

b. Untuk mengatasi hambatan siswa yang malas dalam mengerjakan tugas maka

yang dilakukan guru SMA Negeri I Wuryantoro adalah dengan memberikan penilaian atau evaluasi atas pekerjaan siswa.

c. Untuk mengatasi hambatan bahasa soal LKS sulit dipahami oleh siswa, sebaiknya siswa bertanya pada guru atau dibahas secara bersama-sama (didiskusikan), sedangkan untuk mengatasi hambatan materi dalam LKS sedikit yaitu siswa dituntun untuk lebih aktif mencari tambahan materi baik diperpustakaan maupun di internet.

d. Guru memberikan beragam inovasi dalam menyampaikan materi pelajaran agar

siswa tidak meras bosan.

Siswa sering malas mengikuti pelajaran apabila metode yang digunakan oleh guru tidak dikembangkan. Dengan demikian guru perlu mengembangkan metode dengan inovasi-inovasi metode pembelajaran guna membangkitkan


(4)

commit to user

semangat belajar siswa. Selain itu adanya variasi metode belajar sesuai dengan materi pelajaran juga tepat digunakan agar siswa dapat belajar secara maksimal.

B.Implikasi

Berdasarkan pada kesimpulan penelitian di atas, maka dapat dikaji implikasinya baik implikasi teoritis maupun praktis :

1. Implikasi Teoritis

Pembelajaran ekonomi melalui metode resitasi media LKS di SMA Negeri I Wuryantoro merupakan kegiatan belajar mengajar yang disajikan melalui pemberian tugas kepada siswa. Dengan menggunakan metode ini maka siswa akan menjadi lebih akatif, sebab tugas-tugas yang diberikan oleh guru harus mereka kerjakan. Di samping itu, dengan metode resitasi akan membuat siswa lebih bisa bersikap mandiri dan bisa lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran ekonomi. Dengan demikian LKS dapat menjadikan kegiatan belajar mengajar mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri I Wuryantoro dapat kondusif.

2. Implikasi Praktis

Pembelajaran ekonomi di SMA Negeri I Wuryantoro telah menerapkan penggunaan metode resitasi. Namun demikian, ada beberapa tindakan yang belum dilakukan sebagai mana mestinya sehingga hasil belajar siswa belum tercapai secara optimal. Hal ini dikarenakan beberapa kendala dalam proses pembelajaran antara lain : fasilitas yang kurang mendukung terhadap kelancaran kegiatan belajar mengajar, guru kurang berinovasi dalam menerapkan metode untuk menyampaikan materi pelajaran, guru dalam memberikan tugas kurang memperhatikan kemampuan dan tingkat kecerdasan siswa, kurangnya komunikasi dua arah antara guru dengan siswa.


(5)

commit to user

C.Saran

Agar pelaksanaan metode resitasi dengan media LKS dapat terlaksana dengan baik, maka peneliti mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi Kepala Sekolah

a. Karena dalam melaksanakan pembelajaran guru kurang dapat

menyampaikan materi secara baik, sebaiknya pada saat rapat Kepala Sekolah perlu memberikan pengarahan kepada guru agar kegiatan belajar mengajar dapat dilaksanakan dengan baik sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat.

b. Hendaknya Kepala Sekolah menggalakan penggunaan metode belajar

yang bervariasi dengan media yang ada di sekolah agar siswa tidak bosan dalam mengikuti pelajaran.

c. Apabila guru memberikan tugas biasanya guru hanya membahas secara bersama-sama tanpa memberikan nilai, maka Kepala Sekolah perlu megintruksikan kepada guru untuk memberikan penilaian pada tiap pekerjaan siswa agar siswa lebih termotivasi dalam mengerjakan tugas. 2. Bagi Guru

a. Agar siswa tidak bosan dalam mengerjakan tugas, sebaiknya guru

menyuruh siswa mengerjakan tugas tersebut di rumah secara kelompok. Sehingga siswa dapat mendiskusikan soal dengan kelompoknya agar dapat benar-benar memahami materi yang diajarkan serta siswa dapat lebih aktif mencari jawaban di perpustakaan atau internet.

b. Agar siswa tidak kesulitan dalam memahami bahasa LKS, guru hendaknya

menyampaikan materi terlebih dahulu secara jelas agar siswa dapat memahami bahasa dalam LKS atau guru dalam pemilihan LKS yang akan digunakan harus sesuai dengan pemahaman siswa

c. Dalam mengerjakan tugas kadang guru tidak memberikan penilaian,

sebaiknya guru selalu memberikan penilaian terhadap tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa agar siswa lebih termotivasi dalam mengerjakan tugas.


(6)

commit to user 3. Bagi Siswa

a. Sebaiknya siswa setiap mengerjakan tugas harus sesuai dengan perintah dari guru agar siswa mengetahui berapa besar kemampuan yang ia miliki dalam latihan soal tersebut.

b. Untuk menambah materi pelajaran sebaiknya siswa mencari sumber lain di perpustakaan ataupun internet.


Dokumen yang terkait

Penggunaan Internet Sebagai Penunjang Kegiatan Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Sosiologi Di Kelas X ICT SMA Negeri 4 Semarang Tahun Ajaran 2010 2011

0 18 114

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN LCD PROJECTOR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XII SMA NEGERI I KLEGO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 17 82

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE RESITASI (RECITATION METHOD) PADA MATA PELAJARAN SAINS KELAS IV SD N 106164 SAMBIREJO TIMUR TAHUN AJARAN 2011/2012.

0 2 21

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESITASI DI KELAS V SD NEGERI 101767 TEMBUNG TAHUN AJARAN 2011/2012.

0 0 19

PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI DITINJAU DARI MINAT BACA SISWA DAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS XI SMA N 1 BATURETNO TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 1 10

PENDAHULUAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 WEDI TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 2 9

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA ANTARA PENGGUNAAN METODE GROUP INVESTIGATION DAN METODE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SMP NEGERI 1 BOYOLALI (RSBI) TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 1 9

PENGARUH PENGGUNAAN METODE RESITASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 1 14

PENDAHULUAN Pengaruh Tipe Belajar Dan Persepsi Siswa Tentang Mata Pelajaran Ekonomi Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri Karangpandan Tahun Ajaran 2010/2011.

0 0 9

Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Mata Pelajaran Penjasorkes di SMA Sederajat Kota Salatiga Tahun Ajaran 2010/2011.

0 0 60