commit to user 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjuan Pustaka
Tinjauan pustaka berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan yang ada di dalam penelitian. Dalam pembahasan masalah diperlukan
teori yang relevan dan mendukung masalah yang telah ditentukan, hal ini dilakukan sebagai awal dalam memecahkan masalah. Teori dipergunakan sebagai dasar atau
pedoman yang penting dalam penelitian. Dengan berdasarkan teori-teori yang relevan, maka akan dapat dirumuskan hipotesis penelitian yang merupakan jawaban
sementara atas permasalahan yang dikemukakan. Permasalahan yang diteliti dalam hal ini meliputi: 1 Tinjauan tentang metode belajar, 2 Tinjauan tentang metode
resitasi, 3 Tinjauan tentang LKS, 4 Tinjauan tentang metode resitasi dengan media
LKS, 5 Tinjauan tentang pembelajaran ekonomi.
1. Tinjauan Tentang Metode Belajar
a. Pengertian Metode Belajar
Metode secara harafiah berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara melakukan sesuatu kegiatan atau suatu cara melakukan
pekerjaan dengan menggunakan fakta atau konsep-konsep secara sistematik. Menurut Syah 2005 : 201 “Metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk
melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa.
” Metode dan alat belajar di pilih atas dasar bahan dan tujuan yang hendak dicapai.
Menurut Syaiful BD 2002: 53 “Metode mengajar adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.” Dalam proses
belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pelajaran berakhir.
commit to user 9
Menurut Slametto 2003:90 ”Strategi adalah suatu rencana tentang cara-cara pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pengajaran”. Dalam pengertian strategi terkandung metode belajar mengajar, yaitu cara atau jalan untuk mencapai tujuan pengajaran, dan juga
teknik mengajar yaitu pemakaian alat bantu mengajar dengan cara menggunakan metode mengajar yang relevan atau sesuai dengan tujuan agar dapat mendorong siswa
belajar secara optimal. Dari beberapa pendapat tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode
belajar adalah suatu cara yang dipilih dan digunakan dalam proses belajar mengajar agar dapat tercapai tujuan dari pembelajaran tersebut. Pemilihan dan penggunaan
metode yang tepat dapat memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana 2001: 116 mengemukakan bahwa ada bermacam-macam metode mengajar yang dapat dipilih oleh seorang
pengajar atau guru yaitu: 1. Metode Ceramah
Mulyani Sumantri dan Johar Permana 2001:116 berpendapat bahwa “Metode ceramah adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan
penjelasan- penjelasan secara lisan kepada peserta didik”. Berarti dalam
penggunaan metode ceramah sangat tergantung keadaan kemampuan guru karena gurulah yang berperan penuh dalam metode ini.
Mulyani Sumantri dan Johar Permana 2001:118-119 mengemukakan bahwa kelebihan dan kelemahan metode ceramah yaitu:
Kelebihan: a. Murah, dalam arti efisien dalam pemanfaatan waktu dan menghemat biaya
pendidikan dengan seorang guru yang menghadapi banyak peserta didik. b. Meningkatkan daya dengar peserta didik dan menumbuhkan minat belajar dari
sumber lain.
commit to user 10
Kelemahan a. Materi ceramah terbatas pada apa yang diingat guru.
b. Tidak merangsang perkembangan kreativitas peserta didik. Roestiyah N.K.2001:25 mengatakan bahwa agar ceramah dapat efektif
maka langkah-langkah yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: 1
Tujuan pembicaraan ceramah harus dirumuskan dengan jelas. 2
Setelah menetapkan tujuan, harus diteliti apakah metode ceramah merupakan metode yang sudah tepat digunakan untuk mencapai tujuan.
Menarik perhatian siswa dengan menunjukan penggunaannya. Siswa akan tertarik bila mereka melihat apa yang dipelajari berguna bagi kehidupan. Sebuah
teknik yang sering dapat menguasai perhatian siswa pada awal ceramah sampai selesai adalah menghadapkan siswa pada pertanyaan. Dengan pertanyaan itu
mereka diajak berpikir dan seterusnya mengikuti pembicaraan guru. 2. Metode Tanya Jawab
“Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dengan proses belajar mengajar melalui interaksi dua arah dari guru ke peserta didik atau dari peserta
didik kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian materi melalui jawaban lisan dari guru atau peserta didik. Dari metode tanya jawab ini dari guru dan peserta
didik sama-sama aktif sehingga dapat menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif.” Mulyani Sumantri dan Johar Permana,2001:120
Mulyani Sumantri dan Johar Permana 2001:122 berpendapat bahwa kelebihan dan kelemahan metode tanya jawab adalah sebagai berikut:
Kelebihan : a. Dapat menarik dan memusatkan perhatian peserta didik terhadap pelajaran.
b. Lebih merangsang peserta didik untuk daya pikir dan daya nalarnya. Kelemahan:
a. Pada kelas besar pertanyaan tidak dapat disebarkan keadaan seluruh peserta didik, sehingga peserta didik tidak dapat memiliki kesempatan yang sama
untuk menjawab pertanyaan.
commit to user 11
b. Menimbulkan rasa gugup pada peserta didik yang tidak memiliki keberanian untuk menjawab dan bertanya kemampuan lisan.
3. Metode Drill Menurut Roestiyah N.K 2001:44 berpendapat bahwa “Metode Drill
merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh ketrampilan tertentu”. Berarti
kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang. Ada keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan
ada yang menumbuhkan waktu yang cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu
didahului pengertian dasar. Winarno Surachman 2006:45 mengemukakan bahwa hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam metode drill sebagai berikut: a. Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka dapat
mengerjakan tepat sesuai dengan apa yang diharapkan. b. Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui
apa yang harus dikerjakan. c. Lama latihan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa.
d. Selingilah latihan agar tidak bosan. Menurut Roestiyah N.K 2001: 45 kelebihan dan kelemahan metode drill
adalah sebagai berikut: Kelebihan:
1. Pengertian siswa menjadi lebih luas melalui latihan berulang-ulang. 2. Siswa siap menggunakan ketrampilannya karena sudah dibiasakan.
Kelemahan : a. Dapat menyebabkan kebosanan.
b. Mematikan kreasi siswa.
commit to user 12
4. Metode Pemberian tugas atau resitasi “Metode pemberian tugas atau penugasan diartikan suatu cara interaksi
belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru setelah menjelaskan materi pelajaran untuk dikerjakan peserta didik baik di sekolah
maupun di rumah secara perorangan atau kelompok. Tujuan dari penggunaan metode pemberian tugas adalah untuk merangsang anak didik untuk aktif belajar
baik secara individu maupun kelompok.” Mulyani Sumantri dan Johar Permana,2001:130
Mulyani Sumantri dan Johar Permana 2001:131-132 mengatakan bahwa kelebihan dan kelemahan metode resitasi adalah sebagai berikut:
Kelebihan a. Mengembangkan kemandirian siswa.
b. Mengembangkan kreatifitas siswa. Kelemahan:
a. Sulit mengontrol peserta didik apakah belajar sendiri atau dikerjakan orang lain.
b. Tugas yang monoton dapat membosankan siswa. 5. Metode Diskusi
Menurut Syaiful B.D 2002 : 124 mengatakan bahwa “Metode Diskusi
diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan pengajaran yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu
topik bahasan yang bersifat problematis”. Mulyani Sumantri dan Johar Permana 2001: 125-126 juga berpendapat
bahwa adapun kelebihan dan kelemahan metode diskusi sebagai berikut: Kelebihan :
a. Menimbulkan kreativitas dalam ide, pendapat, gagasan ataupun terobosan- terobosan baru dalam pemecahan masalah.
b. Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis dan partisipasi demokratis.
commit to user 13
Kelemahan : a. Memerlukan waktu yang tidak terbatas.
b. Didominasi oleh orang tertentu yang biasanya aktif. 6. Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching and Learning CTL
Pembelajaran kontekstuak CTL adalah konsep belajar yang guru mengkaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Diknas,2002:4
Menurut Suprapto 2004:6 mengatakan bahwa kelebihan dan kelemahan kontekstual CTL adalah sebagai berikut :
Kelebihan : a. Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh lebih bermakna, karena diperoleh
melalui kontruktivisme dan penemuan sendiri inquiry. b. Siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran.
c. Siswa melakukan kerja bukan menghafal. d. Menjadikan siswa lebih kritis atau berani mengungkapkan pendapat.
Kelemahan : a. Membutuhkan waktu yang lama untuk melaksanakan seluruh komponen.
b. Memerlukan persiapan yang cukup banyak. c. Pembelajaran kontekstual berpusat pada siswa, sehingga memungkinkan
suasana kelas yang gaduh atau ramai. Dari bermacam-macam metode tersebut di atas setiap metode memiliki
kelebihan dan kekurangan. Semua metode yang digunakan guru dalam mengajar adalah baik sehingga guru dapat memilih dan menggunakan metode yang cocok
untuk mengajarkan materi pelajaran. Dengan pemilihan atau penggabungan metode yang tepat maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar dan
dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dan juga diharapkan tujuan dapat dicapai. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Moh. Uzer Usman 2001:55
mengatakan bahwa ”Penggabungan beberapa metode belajar yang sesuai dengan
commit to user 14
materi pelajaran sangat bagus diterapkan untuk menghindari kejenuhan siswa dalam mengikuti pembelajaran.”
Menurut Syaiful B.D dan Aswan Zain 2002:85 berpendapat bahwa, pemilihan metode mengajar dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh
bermacam-macam faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Anak didik
Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Perbedaan individu anak didik pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya diambil guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dalam
waktu yang relatif lama demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara operasional.
2. Tujuan berbagai jenis dan fungsinya Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar
mengajar. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran berbagai jenis dan fungsinya. Secara hierarki tujuan itu bergerak dari yang rendah sampai yang
tinggi, yaitu tujuan intruksional dan tujuan pembelajaran, tujuan kurikuler atau tujuan kurikulum, tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional.
3. Situasi berbagai keadaan Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya
sama dari hari ke hari. Pada sewaktu waktu boleh jadi guru ingin menciptakan situasi belajar mengajar di alam terbuka. Maka guru dalam hal ini tentu
memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu. Di lain waktu, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan untuk mencapai tujuan,
maka guru menciptakan lingkungan belajar anak didik secara berkelompok, situasi tersebut dapat mempengaruhi pemilihan metode mengajar.
4. Fasilitas berbagai kualitas dan kuantitas Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan
metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak
commit to user 15
didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar. Ketiadaan fasilitas misalnya kurang mendukung
penggunaan metode eksperimen atau metode demonstrasi. Maka dari itu, keampuhan suatu metode mengajar akan terlihat jika faktor lain
mendukungnya. 5. Guru
Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala
dalam memilih dan menentukan metode. Berlatar belakang guru maupun berlatar belakang bukan pendidikan guru dan sama-sama sedikit pengalaman
mengajar di kelas, cenderung sulit memilih metode yang tepat. Tetapi ada juga yang tepat memilihnya, namun dalam pelaksanaannya menemui kendala,
disebabkan labilnya kepribadian dan dangkalnya penguasaan atas metode yang digunakan. Dengan demikian, dapatlah dipahami bahwa kepribadian,
latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar adalah intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.
Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekurangan dari suatu metode dapat ditutup dari metode lainnya. Oleh karena itu, tidak ada metode
mengajar yang paling baik. Dengan demikian guru tidak hanya menggunakan satu metode saja dalam mengajar tetapi dapat menggunakan beberapa metode.
Metode mengajar untuk suatu pelajaran kemungkinan cocok atau bahkan tidak cocok sama sekali untuk pelajaran yang lain. Pemilihan metode harus
dilakukan sebaik mungkin, sehingga metode yang dipilih adalah metode yang benar-benar cocok.
Dalam pemilihan metode mengajar perlu memperhatikan beberapa hal yang dapat mempengaruhi cocok atau tidaknya suatu metode yang digunakan.
Slameto 2003:98, mengatakan bahwa pemilihan metode mengajar perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
commit to user 16
a. Tujuan pengajaran, yaitu tingkah laku yang diharapkan dapat dinampakkan
siswa setelah proses belajar mengajar. b.
Materi pengajaran, yaitu bahan yang disajikan dalam pengajaran c.
Besar kelas jumlah siswa, yaitu banyaknya siswa yang mengikuti pelajaran dalam kelas yang bersangkutan.
d. Kemampuan siswa, yaitu kemampuan siswa untuk menangkap dan
mengembangkan bahan pengajaran yang diajarkan. e.
Kemampuan gurudoseninstruktur,
yaitu kemampuan
dalam menggunakan berbagai jenis metode pengajaran.
f. Fasilatas yang tersedia.
g. Waktu yang tersedia.
Metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh siswa. Dengan perkataan lain, metode yang dipakai
oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar. Menurut Wasty Soemanto 2002:113 berpendapat bahwa, faktor-faktor
yang mempengaruhi metode belajar yaitu : 1.
Kegiatan berlatih atau praktek Kegiatan berlatih dapat diberikan dalam dosis besar ataupun dalam
dosis kecil. Berlatih dapat dilakukan non stop atau secara terdistribusi dengan waktu-waktu istirahat. Latihan yang dilakukan secara non stop
dapat melelahkan dan membosankan, sedangkan latihan yang terdistribusi menjamin stamina dan kegairahan dalam belajar.
2. Overlearning dan Drill
Untuk kegiatan yang bersifat abstrak misalnya menghafal atau mengingat, maka overlearning sangat diperlukan. Overlearning dilakukan
untuk mengurangi kelupaan dalam mengingat ketrampilan-ketrampilan yang pernah dipelajari tetapi dalam sementara waktu tidak dipraktekkan.
Overlearning yang terlalu lama menjadi tidak efektif bagi kegiatan praktek. Apabila overlearning berlaku bagi latihan ketrampilan motorik
commit to user 17
seperti main piano atau menjahit, maka drill berlaku pada kegiatan berlatih abstraksi misalnya berhitung. Mekanisme drill tidak berbeda dengan
overlearning. Baik
drill maupun
overlearning berguna
untuk memantapkan siswa dalam belajar.
3. Resitasi dalam belajar
Kombinasi kegiatan membaca dengan resitasi sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemamuan membaca itu sendiri maupun untuk
menghafalkan bahan pelajaran. Dalam praktek, setelah di adakan kegiatan membaca atau menyampaikan materi, kemudian siswa berusaha untuk
menghafalkan tanpa melihat bacaannya. Jika siswa telah menguasai suatu bagian dapat melanjutkan ke bagian selanjutnya dan seterusnya.
4. Pengenalan tentang hasil-hasil belajar
Dalam proses belajar individu sering mengabaikan tentang perkembangan tentang hasil belajar selama dalam belajarnya. Pengenalan
seseorang terhadap hasil atau kemajuan belajarnya adalah penting, karena dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai seseorang akan lebih
berusaha meningkatkan hasil belajar selanjutnya. 5.
Belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian Menurut beberapa penelitian, perbedaan efektivitas antara belajar
dengan keseluruhan, belajar dengan bagian-bagian adalah belum ditemukan. Belajar mulai dari keseluruhan ke bagian-bagian, hal ini dapat
dimaklumi karena dengan mulai dari keseluruhan, individu menemukan set yang tepat untuk belajar. Kelemahan dari metode keseluruhan adalah
membutuhkan banyak waktu dan pemikiran sebelum belajar yang sesungguhnya berlangsung.
6. Penggunaan modalitas indra
Modalitas indra yang dipakai oleh masing-masing individu dalam belajar tidak sama. Sehubungan dengan itu, ada tiga impresi yang penting
dalam belajar yaitu : oral, visual, dan kinestik. Ada orang yang lebih
commit to user 18
berhasil belajarnya dengan menekankan impresi oral. Dalam belajar siswa perlu membaca atau mengucapkan materi pelajaran dengan nyaring atau
mendengarkan bacaan atau ucapan orang lain. Ada yang belajar dengan menekankan impresi visual, dimana dalam belajarnya ia harus lebih
banyak menggunakan fungsi penglihatan. Begitu pula ada yang belajar dengan menekankan diri pada impresi kinestik dengan banyak
menggunakan fungsi motorik. Disamping itu, ada pula yang belajar dengan menggunakan kombinasi impresi indra.
7. Bimbingan dalam belajar
Bimbingan yang terlalu banyak diberikan oleh guru atau orang lain cenderung membuat siswa menjadi tergantung. Bimbingan dapat
diberikan dalam batas-batas yang diperlukan oleh individu. Hal yang penting yaitu perlunya pemberian modal kecakapan pada individu
sehingga yang bersangkutan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan dengan sedikit saja bantuan dari pihak lain.
8. Kondisi-kondisi insentif
Insentif berbeda dengan motivasi. Motivasi berhubungan dengan penumbuhan kondisi internal berupa motif-motif yang merupakan
dorongan internal yang menyebabkan individu berusaha mencapai tujuan tertentu. Insentif ialah objek atau situasi eksternal yang dapat memenuhi
motif individu. Insentif adalah bukan tujuan melainkan alat untuk mencapai tujuan. Insentif-insentif dapat diklasifikasikan menjadi dua
macam yaitu : a.
Insentif intrinsik, yaitu situasi yang mempunyai hubungan fungsional dengan tugas dan tujuan
b. Insentif Ekstrinsik, yaitu objek atau situasi yang tidak mempunyai
hubungan fungsional dengan tugas. Metode belajar merupakan suatu cara yang digunakan oleh guru dalam proses
belajar mengajar agar dapat tercapai tujuan yang telah ditetapkan. Guru harus dapat
commit to user 19
menentukan suatu metode yang tepat dalam pembelajaran agar tujuan dapat tercapai secara maksinal. Adapun macam-macam metode yang dapat digunakan oleh guru
yaitu: 1 metode ceramah, 2 metode tanya jawab, 3 metode drill, 4 metode resitasi, 5 metode diskusi dan, 6 pembelajaran CTL
2. Tinjauan Tentang Metode Resitasi