commit to user 83
3. Pengalaman yang Didapatkan dalam Pelaksanaan Metode Resitasi
Media LKS
Pelaksanaan metode resitasi dengan menggunakan media LKS dapat berjalan dengan baik. Siswa juga sangat antusias dalam pelaksanaan tugas
tersebut. mereka selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, dan mengumpulkan tugas tepat waktu. Prestasi siswa di SMA Negeri I Wuryantoro
khususnya pada mata pelajaran ekonomi juga meningkat dikarenakan siswa termotivasi untuk mengerjakan tugas dan mencari materi pada sumber lain.
Namun pada mata pelajaran ekonomi pelaksanaan merode resitasi dengan media LKS masih mengalami berbagai hambatan yaitu :
a. Sangat sulit mengontrol, apalagi jika tugas dikerjakan di rumah
Hambatan yang paling utama dari penggunaan metode resitasi dengan media LKS ini adalah sulitnya mengontrol siswa, apalagi jika tugas tersebut
dikerjakan di rumah. Seperti yang diungkapkan oleh Winarno Surakhman 2006: 95 menyebutkan bahwa
”Kendala dalam penggunaan metode resitasi yaitu sulitnya mengontrol siswa dalam mengerjakan tugas.
” Hasil penelitian yang peneliti dapatkan selama di SMA Negeri I
Wuryantoro yaitu guru sering memberikan tugas setelah selesai menjelaskan materi pelajaran. Namun, apabila waktu pelajaran telah berakhir dan siswa
belum selesai mengerjakan soal maka tugas tersebut dijadikan pekerjaan rumah. Berdasarkan keterangan dari guru pengampu mata pelajaran ekonomi
SMA Negeri I Wuryantoro tugas yang dikerjakan di rumah itu sangat sulit untuk mengontrol. Mengerjakan di sekolah dan guru memberi pengawasan saja
siswa sering bekerjasama dalam menyelesaikan soal. Apalagi jika tugas tersebut dijadikan tugas kelompok, sering kali tugas
tersebut oleh orang tertentu saja dalam kelompok tersebut. Guru sangat sulit dalam memberikan penilaian pada tugas seperti itu. Dengan demikian guru
harus mempunyai ide atau mempunyai solusi untuk menyikapi hambatan tersebut.
b. Siswa merasa bosan atau jenuh bila guru dalam memberikan tugasnya hanya
dengan menggunakan LKS saja karena soal dalam LKS terlalu banyak.
commit to user 84
LKS merupakan sarana pendukung dalam pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru untuk memberikan soal-soal atau latihan-latihan kepada
siswa. Namun dalam penggunaan LKS ternyata siswa juga merasa bosan jika tugas yang diberikan hanya dari LKS saja. Menurut Syaiful BD dan Aswan
Zain 2002: 98 mengemukakan bahwa ”Salah satu kekurangan dalam
pemberian tugas dengan menggunakan LKS yaitu siswa menjadi bosan bila pemberian tugas yang diberikan hanya dengan menggunakan LKS saja.
” Di SMA Negeri I Wuryantoro siswa sering mengeluh apabila guru hanya
memberikan tugas dengan LKS saja. Dalam memberikan tugas guru hanya monoton pada LKS saja sehingga mereka merasa bosan atau jenuh. Hal itu
merupakan salah satu hambatan dalam penggunaan resitasi sehingga hal tersebut harus diupayakan solusi pemecahan masalah tersebut agar tidak
menghambat proses pembelajaran karena akan berpengaruh juga terhadap prestasi belajar.
Jika tugas yang diberikan hanya dengan LKS saja siswa malas untuk mengerjakan karena soal pada LKS sangat banyak. Siswa malas karena dalam
mengerjakan tugas yang terlalu banyak juga memerlukan waktu yang banyak. Hal tersebut senada dengan pernyataan Mulyani Sumantri dan Johan Permana
2001: 132 mengatakan bahwa ”Salah satu kekurangan dari metode resitasi
adalah tugas yang banyak dan sering membuat beban dan keluhan bagi siswa sehingga siswa malas mengerjakan tugas tersebut.
” Peneliti setuju bahwa dengan pernyataan Mulyani Sumantri dan Johan
Permana karena saat meneliti di lapangan banyak siswa yang mengatakan bahwa mereka merasa terbebani dengan adanya tugas dari guru pengampu
mata pelajaran ekonomi. Tugas tersebut sangat menyita waktu mereka sehingga mereka kadang melalaikan mata pelajaran yang lain. Selain itu
mereka malas mengerjakan soal yang terlalu banyak karena memerlukan pikiran dan tenaga yang banyak pula.
c. Peyusunan LKS kurang memenuhi syarat sehingga bahasa dalam LKS kurang
dapat dipahami oleh siswa serta materi dalam LKS itu hanya sedikit.
commit to user 85
Dalam penyusunan LKS terdapat beberapa syarat penyusunan LKS sehingga LKS tersebut dapat digunakan sebagai media penunjang
pembelajaran yang baik. Sehingga dengan penggunaan media LKS dalam pemberian tugas dapat membuat pembelajaran lebih efektif. Syarat penyusunan
LKS yang baik diungkapkan oleh Boediono 2000: 25 yang menjelaskan bahwa, LKS hendaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut :
5. Sederhana dan mudah dipahami
6. Singkat dan jelas
7. Istilah baru hendaknya diperkenalkan terlebih dahulu
8. Informasi yang panjang hendaknya dituangkan dalam bentuk gambar
Namun dalam kenyataannya penyusunan LKS masih banyak yang kurang memenuhi syarat penyusunan LKS yang baik sehingga di dalam LKS
biasanya terdapat istilah-istilah asing yang kadang tidak dapat dipahami oleh siswa. Apalagi pada mata pelajaran ekonomi banyak istilah-istilah asing. Hal
tersebut dapat dikatakan sebagai hambatan karena jika siswa tidak dapat memahami bahasa dalam LKS tersebut mereka juga akan salah mengartikan
soal yang ada, sehingga mereka akan merasa kesulitan dalam menjawab soal. Senada dengan pernyataan Boediono 2000: 23 yang mengatakan bahwa
”Hambatan penggunaan LKS yaitu siswa sering tidak memahami bahasa dalam LKS.
” Hasil penelitian yang peneliti lakukan di SMA Negeri I Wuryantoro juga sama dengan pernyataan tersebut. Banyak siswa yang mengatakan bahwa
meraka kesulitan memahami bahasa soal apalagi pada kata-kata asing yang belum pernah mereka dengar atau yang belum pernah dijelaskan oleh guru.
Hambatan lainnya yaitu materi dalam LKS hanya sedikit, hal ini dapat menjadi kendala bagi siswa dalam mengerjakan tugas karena soal yang banyak
dan materi yang sedikit siswa sulit menemukan jawaban dari soal tersebut. Hambatan ini mengakibatkan siswa sulit untuk melaksanakan tugas, sehingga
harus ada upaya dari guru maupun siswa untuk dapat mengatasi hambatan tersebut.
commit to user 86
d. Guru kurang berinovasi dalam menerapkan metode untuk menyampaikan
materi pelajaran Banyak sekali metode belajar yang dapat dipilih oleh guru dalam kegiatan
belajar mengajar. Namun pada umumnya mereka kurang berinovasi untuk mengembangkan metode itu. Apabila guru menggunakan metode resitasi
secara terus menerus tanpa berinovasi siswa lama-lama akan merasa jenuh harus mengerjakan tugas terus. Hal tersebut seperti yang diungkapkan Moh.
Uzer Usman 2001: 34 bahwa ”Siswa cenderung merasa bosan jika guru tidak
m emberikan inovasi pada metode pembelajaran.”
Kurangnya inovasi yang guru lakukan dalam pembelajaran dapat menjadi kendala dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Apabila mereka sudah merasa
bosan maka semangat belajar mereka akhirnya menurun. Itu akan berdampak pada pencapaian hasil belajar. Hasil penelitian yang peneliti lakukan di SMA
Negeri I Wuryantoro juga demikian karena guru kurang berinovasi terhadap metode belajar yang digunakan membuat siswa bosan dan minat mereka untuk
belajar menjadi menurun. Jika minat belajar menurun mereka menjadi malas untuk mengikuti
pelajaran, bila disuruh guru mengerjakan tugas mereka malas-malasan dan mengerjakannya hanya mencontek dari temannya. Hanya siswa-siswa yang
mempunyai motivasi belajar yang tinggi saja yang mengerjakan soal selain itu mereka hanya menunggu jawaban dari teman saja. Dengan demikian, siswa
yang mempunyai motivasi belajar yang rendah tidak dapat mendalami materi dengan maksimal karena mereka tidak mengerjakan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki. Dengan adanya hambatan-hambatan tersebut, maka guru mengupayakan
berbagai solusi untuk mengatasi hambatan tersebut. upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah :
a. Guru menyuruh siswa mengerjakan di depan kelas atau memberikan
pertanyaan kepada siswa. Untuk mengatasi hambatan bagi guru yang sulit mengontrol tugas
yang diberikan apabila tugas tersebut dikerjakan di rumah yaitu guru
commit to user 87
memberikan pertanyaan secara lisan, soal-soal yang dipertanyakan di ambil pada LKS yang dikerjakan oleh siswa tersebut. Atau guru menyuruh siswa
untuk mengerjakan tugas di depan kelas. Hal ini diperkuat oleh pernyataan, Winarno Surakhman 2006: 98
yang mengatakan bahwa untuk mensiasati tugas yang diberikan di rumah oleh guru, maka dalam mengevaluasi tugas tersebut yaitu dengan menyuruh
siswa mengerjakan tugas tersebut di depan kelas tanpa membawa buku. Dengan demikian maka siswa mempunyai semangat untuk
mengerjakan tugas tersebut walaupun tugas tersebut di kerjakan di rumah. Dengan adanya semangat untuk mengerjakan tugas maka siswa akan dapat
menambah pengetahuannya dan dengan bertambahnya pengetahuan yang dimilikinya maka akan meningkat pula prestasi belajar siswa.
b. Memberikan penilaian atau evaluasi terhadap pekerjaan siswa
Dalam mengatasi hambatan siswa yang merasa bosan atau jenuh jika tugas yang diberikan hanya dengan LKS secara terus menerus maka guru
memberikan variasi dalam pemberian tugas. Di SMA Negeri I Wuryantoro guru ekonomi juga sering memberikan variasi metode mengajar jika siswa
sudah merasa bosan mengerjakan tugas dengan LKS. Misalnya pada materi pelajaran pasar persaiangan sempurna dan pasar persaiangan tidak sempurna
siswa diberi tugas untuk mengamati bagaimana keadaan pasar. Jadi siswa merasa lebih semangat dalam menjalankan tugas.
Menurut Slametto 2003: 54 berpendapat bahwa”Metode belajar
mengajar merupakan cara atau jalan untuk mencapai tujuan pembelajaran, serta penggunaan alat-alat bantu mengajar dan cara menggunakan metode
mengajar yang relevan dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan sehingga dapat mendorong siswa belajar secara optimal”. Oleh karena itu, dengan
guru memberikan variasi metode mengajar maupun dalam memberikan tugas memberikan tugas selain dengan LKS dapat membantu siswa dalam
belajar. Dengan
menggunakan sarana
pendukung seperti
alat-alat pembelajaran yang lengkap dan penerapan variasi metode pemberian tugas
commit to user 88
yang tepat yang dapat menumbuhkan semangat belajar siswa maka siswa termotivasi untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
Dengan demikian, motivasi belajar siswa dapat meningkat dan berpengaruh pula dalam peningkatan prestasi belajar siswa.
Upaya untuk mengatasi hambatan siswa yang malas mengerjakan tugas yaitu dengan memberikan penilaian atau evaluasi terhadap tugas yang
diberikan. Hal itu diperkuat dengan pernyataan Menurut Syaiful BD dan Aswan Zain 2002: 97 berpendapat bahwa
”Salah satu tahapan dalam penggunaan metode resitasi yaitu guru memberikan penilaian atau evaluasi
atas pekerjaan siswa. ”
Dengan memberikan penilaian maka siswa termotivasi untuk menyelesaikan tugas tersebut. Jika guru memberikan penilaian dan nilai
tersebut nantinya akan berpengaruh pada nilai raport maka siswa termotivasi untuk menyelesaikan tugas tersebut agar nilai tersebut dapat sebagai nilai
tambahan. c.
Guru harus lebih pandai dalam pemilihan LKS dan siswa dituntut untuk lebih aktif mencari tambahan materi baik diperpustakaan maupun di internet
agar siswa mempunyai banyak pengetahuan untuk memahami bahasa soal pada LKS.
Karena sangat banyak LKS yang biasanya ditawarkan ke sekolah, maka guru harus selektif dalam pemilihan LKS. Harus memilih LKS yang
benar-benar dapat digunakan secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk soal-soal pada LKS yang sangat banyak sedangkan materi
pelajaran yang ada pada LKS sangat terbatas. Hal ini membuat siswa sulit dalam menyelesaikan soal-soal yang ada. Guru harus memberikan arahan
kepada siswa untuk mencari materi dari sumber lain bisa dilakukan di perpustakaan maupun di internet. Sehingga pengetahuan mereka menjadi
bertambah dan dapat menyelesaikan soal-soal yang ada dalam LKS. Menurut Syaiful BD dan Aswan Zain 2002: 97 berpendapat bahwa
“Salah satu tahapan dalam penggunaan metode resitasi dengan
commit to user 89
menggunakan LKS yaitu adanya petunjuk atau sumber lain yang dapat membantu pekerjaan siswa.
” Karena terbatasnya materi pelajaran yang ada pada LKS sedangkan
cakupan materi sangat luas maka siswa dituntut untuk lebih aktif mencari materi dengan sumber lain. Pada tahap ini membantu dalam mengaktifkan
siswa untuk lebih sering ke perpustakaan atau mengakses di internet. Karena keaktifan siswa ini akan dapat menambah pengetahuan siswa sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. d.
Guru memberikan beragam inovasi dalam menyampaikan pelajaran agar siswa tidak merasa bosan.
Pada umumnya guru tidak mengembangkan metode mengajar dalam kegiatan belajar pembelajaran. Hal ini akan membuat siswa bosan dalam
mengikuti pelajaran. Karena metode belajar yang dapat dipilih oleh guru sangat banyak, maka guru tersebut harus mempunyai inovasi untuk
mengembangkannya dapat memilih metode yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan oleh guru.
Menurut Moh. Uzer Usman 2001:55 mengatakan bahwa ”Penggabungan beberapa metode belajar yang sesuai dengan materi
pelajaran sangat bagus diterapkan untuk menghindari kejenuhan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
” Oleh sebab itu dengan adanya guru yang dapat mengembangkan
metode pembelajaran dan dapat memberikan variasi metode pembelajaran maka dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa yang dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
commit to user
90
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan