Prosedur Pengumpulan Data Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Tabel 4.4 Data Jumlah Siswa No Kompetensi Keahlian Tingkat I Tingkat II Tingkat III Total Jenis Kelamin Jum lah Jenis Kelamin Jum lah Jenis Kelamin Jum lah L P L P L P 1 T.P 102 102 121 121 96 96 319 2 T.K.R 111 1 112 82 82 95 95 289 3 T.K.J 139 25 164 107 45 152 115 30 145 461 4 Multimedia 90 61 151 57 44 101 46 45 91 343 5 Akuntansi 7 56 63 6 52 58 2 42 44 165 6 A.P 90 90 79 79 112 112 281 449 233 682 373 220 593 354 229 583 1,858 Tabel di atas menunjukkan data siswa dari kelas XII, XI, dan X. tabel di atas menunjukkan peningkatan jumlah siswa yaitu kelas XII berjumlah 583, kelas XI berjumlah 593 dan kelas X berjumlah 682. Tabel 4.5 Keadaan Ketenagaan SMK PUSTEK No. Jabatan PNS GBS TKK Jumlah 1. Kepala Sekolah 1 2. Guru 20 85 105 3. Karyawan 35 35 JUMLAH 141 Tabel 4.5 menunjukkan jumlah ketenagaan SMK PUSTEK, dari 105 guru yang ada di sekolah ini terdapat 20 guru yang sudah menjadi PNS. Hal ini menunjukkan bahwa SMK PUSTEK memiliki SDM yang baik, sehingga Kepala Sekolah harus terus memberikan motivasi bagi guru-guru untuk selalu meningkatkan kompetensinya baik melalui pelatihan, pendidikan lanjutan, seminar dan lain-lain. Tabel 4.6 Keadaan Sarana dan Prasarana SMK PUSTEK Komponen Ukuran Luas m 2 Tanah Ruang Kelas 51Kelas 2 Shift Ruang Kepala Sekolah Ruang Gudang Ruang KMWC Ruang Serba Guna Ruang Lab Komputer Ruang Perpustakaan Ruang Tata Usaha TU 8 x 7 6 x 4 6 x 3 1,5 x 2 6 x 14 8x 7 8 x 7 6 x 7 4500 65 Tabel di atas menunjukkan keadaan sarana dan prasarana SMK PUSTEK seperti lab. komputer yang digunakan untuk praktek pelajaran yang berkaitan dengan komputer, ruang perpustakaan untuk siswa menambah wawasan, ruang serba guna dan lain-lain.

B. Deskripsi Dan Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kompetensi guru di SMK PUSTEK Serpong terkait dengan 4 empat kompetensi guru yang terdapat dalam undang-undang guru dan dosen yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik terdiri dari sembilan indikator yaitu: a. Menguasai karakteristik siswa dari aspek fisik, moral, spriritual, sosial, dan intelektual; b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik; c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu; d. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik; e. Memanfaatkan teknologi pembelajaran; 65 Dokumen SMK PUSTEK f. Memfasilitasi pengembangan potensi siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki; g. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar; h. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran; i. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Kompetensi kepribadian terdiri dari empat indikator yaitu: a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia; b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi siswa dan masyarakat; c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa; d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga, dan rasa percaya diri. Kompetensi sosial terdiri dari tiga indikator yaitu: a. Bersikap tidak diskriminasi b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat; c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya. Kompetensi profesional terdiri dari dua indikator yaitu: a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu; b. Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu wawancara, angket dan studi dokumenter. Wawancara dilakukan dengan perwakilan guru sebanyak 12 orang, 1 orang guru merupakan sampel dari uji instrumen yang dikategorikan gagal sebab dari 6 orang guru yang diwawancara hanya 1 orang yang bisa menjawab pertanyaan peneliti. Sehingga dibuat instrumen wawancara yang baru dan wawancara tersebut dilakukan dengan 11 orang guru. Kemudian, teknik pengumpulan data dengan angket digunakan sebagai pendukung data, adapun pengumpulan data menggunakan angket disebarkan kepada 101 siswa yang mewakili 583 siswa kelas XII dan kepala sekolah, pengawas, serta yayasan dari SMK PUSTEK. Angket berisi tentang: 1. Sikap dan motivasi guru; 2. Mengajar dan manajemen kelas; 3. Assesmen berkelanjutan. Hasil temuan di lapangan akan dijabarkan di bawah ini:

1. Kompetensi Pedagogik

a. Menguasai Karakteristik Siswa dari Aspek Fisik, Moral,

Spriritual, Sosial, dan Intelektual Dalam indikator menguasai karakteristik siswa, masih ada beberapa guru yang bertanya apa itu karakteristik sehingga ketika melakukan wawancara, peneliti harus menjelaskan terlebih dahulu maksud dari pertanyaan tersebut agar lebih mudah dipahami oleh guru ketika memberikan jawaban. Berdasarkan hasil wawancara, ada 5 lima orang guru menjawab aspek sikap yang paling mudah dikenali. Menurut para guru, aspek sikap mudah untuk dikenali dilihat dari bagaimana sikap peserta didik saat kegiatan belajar-mengajar, selain itu guru juga melakukan pendekatan untuk mengetahui bagaimana sikap dari peserta didik, cara peserta didik berbusana dan berpenampilan, dan guru juga melihat bagaimana peserta didik menyambut guru saat masuk kelas. Empat 4 dari sebelas 11 orang mengatakan bahwa untuk mengetahui karakteristik siswa yang mudah dikenali adalah intelektual. Dengan kemampuan intelektual siswa, guru mudah untuk mengetahui bagaimana karakteristik peserta didik tersebut. Cara yang dilakukan guru yaitu dengan melakukan tes atau melihat perkembangan peserta didik di kelas. Menurut para guru, mereka lebih mudah mengenal peserta didik yang paling pintar dan yang kurang pintar.” 66 Selain itu, guru juga mudah mengenali peserta didik yang rajin dan cepat memahami pelajaran.” 67 2 dua orang guru mengatakan dari aspek latar belakang, seperti keadaan ekonomi dan keadaan lingkungan keluarga, apakah peserta didik berasal dari keluarga yang broken home atau tidak. Diantara jumlah guru tersebut ada yang menjawab dari segi religius siswa tetapi mereka sudah termasuk orang yang memberikan jawaban di atas. Menurut para guru, aspek religius dan latar belakang peserta didik sulit untuk dikenali karena membutuhkan waktu yang lama. Menurut pedapat guru di atas, dapat disimpulkan bahwa cara guru mengenali karakteristik siswa yaitu sebagai berikut: 1. Melakukan pendekatan kepada peserta didik; 2. Melakukan tes baik sebelum dan sesudah pembelajaran; 3. Memantau perkembangan peserta didik; 4. Melihat potensi siswa. Pada kompetensi pedagogik, guru harus memahami karakteristik dari masing-masing peserta didik. Hal ini berkaitan dengan cara siswa yang memiliki perbedaan dalam belajar. Penulis berpendapat bahwa guru harus bisa melayani belajar siswa dengan sebaik-baiknya sesuai pada tingkat kecerdasan peserta didik. Untuk mewujudkan hal itu, perlu adanya instrumen seperti yang telah dituliskan di atas seperti melakukan semacam 66 Guru Teknik, Kompetensi Guru, Tangerang: 2014. 67 Guru Produktif TJK, Kompetensi Guru, Tangerang: 2014. tes, melakukan pendekatan, atau bisa juga dengan membaca wajah peserta didik dengan cara tatap muka sambil melakukan proses pembelajaran sehingga dapat ditentukan pola pembelajaran yang cocok untuk peserta didik tersebut dan dengan mengumpulkan informasi dari masing-masing peserta didik tersebut. Selain itu, menurut para guru dalam mengenali karakteristik siswa ditemukan kesulitan belajar. Cara guru mengelola kesulitan belajar siswa yaitu dengan cara mengidentifikasi. 4 empat orang guru mengidentifikasi di awal sebelum pembelajaran, 5 lima orang pada saat proses pembelajaran, dan 2 dua orang guru pada akhir pembelajaran. Menurut para guru, identifikasi dilakukan di awal pembelajaran untuk mengetahui bagaimana karakteristik dari masing-masing kelas, melihat sejauh mana mereka mengerti tentang mata pelajaran yang akan dipelajari sehingga kemampuan awal siswa dapat diketahui. Sedangkan pada saat proses dan akhir pembelajaran dilakukan identifikasi, untuk melihat sejauh mana mereka memahami pelajaran yang telah disampaikan, mengetahui hasil dari kegiatan belajar sehingga guru dapat memantau perkembangan belajar peserta didik, melihat pengalaman belajar siswa dan latar belakang budaya siswa di kelas. Pada saat kegiatan Praktek Profesi Keguruan Terpadu PPKT guru mempunyai kegiatan dalam membantu kesulitan belajar siswa, baik itu dilakukan secara kelompok, berpasangan, maupun personal. Kegiatan secara kelompok dilakukan dengan kerja sama. Setiap kelompok dibagi rata dengan siswa yang dianggap memiliki potensi yang baik. Masing- masing tim memiliki ketua kelompok yang bertanggung jawab terhadap tim nya. Bagi siswa yang kurang paham bisa sharing dengan siswa atau kelompok yang lain. Kegiatan yang lain dalam meminimalisir kesulitan belajar siswa dengan cara berpasangan. Misalnya dua orang siswa diminta saling berhadapan menjelaskan apa yang telah mereka dapatkan pada saat mendengarkan guru menjelaskan materi pelajaran, kemudian juga dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa yang lainnya secara berpasang- pasangan, bagi yang berhasil menjawab dengan baik diberikan penghargaan oleh guru. Untuk kegiatan personal, dilakukan dengan cara tes. Tes biasanya dilakukan setelah akhir pembelajaran untuk mengetahui kompetensi apa yang belum dipahami oleh peserta didik. Pada kegiatan ini, didukung dengan data angket pada tabel 4.7 dengan nilai dari responden yaitu 4 yang artinya sangat efektif. Tabel 4.7 Guru Membantu Siswa dalam Belajar Baik Secara Kelompok, Berpasangan ataupun Personal. No Responden Skor Total 1 Kepala sekolah 4 2 Pengawas 4 3 Yayasan 4 Total 12 Ringkasan skor Divide total by 3 = 4 4 Dalam pengelolaan kelas, guru juga melakukan kerja sama dengan wali kelas, guru bimbingan konseling, kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan orang tua ketika peserta didik menemukan kesulitan belajar atau mempunyai masalah di sekolah. Sehingga dalam hal ini, semua pihak ikut bertanggung jawab terhadap keberhasilan peserta didik.

b. Menguasai Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran

Dalam teori belajar, kebanyakan diantara guru-guru masih bingung ketika peneliti bertanya tentang, teori belajar manakah yang paling sering digunakan ketika pengajaran di kelas. Hal yang peneliti lakukan ialah menjelaskan terlebih dahulu apa itu teori behaviorisme, teori kognitivisme, dan teori humanisme. Setelah itu baru diperoleh jawaban dari masing- masing responden. Menurut hasil wawancara, lima 5 dari responden menggunakan teori kognitifisme, dua 2 responden menggunakan teori behaviorisme, dua 2 responden menggunakan ketiga-tiganya, satu 1 responden mengunakan teori humanisme dan satu 1 responden menjawab membutuhkan rancangan belajar. Menurut para guru, mereka lebih sering mentransfer ilmu kepada peserta didik, sehingga pengetahuan peserta didik menjadi bertambah. Para guru menganggap hal tersebut lebih mudah dilakukan dari pada mendidik siswa. Seharusnya, para guru menyeimbangkan antara kegiatan memberikan ilmu pengetahuan dengan mendidik siswa. Mendidik lebih diperlukan sebab siswa yang hanya memiliki kepandaian intelektual tetapi moralnya kurang bagus maka akan berdampak negatif terhadap lingkungan dan pergaulannya. Banyaknya tawuran pelajar bisa jadi tidak adanya keseimbangan antara intelektual dan moral manusia, sehingga manusia tidak mampu membentengi diri dengan baik. inilah salah satu tugas guru yang sulit dan wajib dilakukan yaitu mendidik peserta didik. Salah satu cara untuk mendidik siswa adalah dengan memulai pembelajaran di kelas secara tepat waktu. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.8 dengan skor responden yaitu 3,6 yang artinya efektif. Tabel 4.8 Kelas Dimulai Tepat Waktu No Responden Skor Total 1. Kepala sekolah 4 2. Pengawas 4 3. Yayasan 3 Total 11 Ringkasan skor Divide total by 3 = 3,6 3,6 Guru harus memberikan contoh yang baik dalam mendidik siswa, salah satunya yaitu dengan cara membiasakan siswa untuk berperilaku disiplin. Disiplin dalam memulai pembelajaran telah didukung dengan adanya cctv closed Circuit Television untuk mengontrol kegiatan belajar- mengajar di kelas.

c. Mengembangkan Kurikulum yang Terkait dengan Mata

Pelajaran yang Diampu Dari data wawancara, didapatkan jawaban bahwa sebelum mengajar, guru menata materi sesuai dengan kurikulum yang ada. Kemudian, guru mengembangkannya dengan silabus. Untuk materi pelajaran, guru menggunakan buku, modul, dan memanfaatkan teknologi untuk mencari bahan ajar. Selain itu, ada guru yang mengatakan bahwa materi yang diberikan harus disesuaikan dengan pengalaman belajar peserta didik, sehingga sesuai dengan jenjang pendidikannya. Materi pelajaran yang diberikan bertujuan untuk mencari tahu sejauh mana materi tersebut dialami oleh peserta didik sehingga setelah mendapatkan pembelajaran tersebut peserta didik dapat mengaplikasikannya. 68 Dalam mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu, peneliti mengkaitkannya dengan indikator guru memiliki akses yang mudah terhadap silabus dan sarana penunjang proses belajar-mengajar. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Guru Memiliki Akses yang Mudah terhadap Silabus dan Sarana Penunjang Proses Belajar-mengajar No Responden Skor Total 1. Kepala sekolah 4 2. Pengawas 4 3. Yayasan 2 Total 10 Ringkasan skor Divide total by 3 = 3,3 3,3 68 Guru Pustek, Kompetensi Guru, Tangerang: 2014.