Mengembangkan Kurikulum yang Terkait dengan Mata

personal, Ia berusaha agar mengajar di kelas yang berbeda akan merasa nyaman walaupun tidak menjadi dirinya sendiri. 80 Dari pendapat tersebut, peneliti setuju bahwa seorang guru harus memberikan perasaan nyaman kepada peserta didik dengan terus berusaha menyesuaikan diri, baik dengan peserta didik maupun dengan lingkungan, agar memiliki motivasi untuk memperbaiki diri dan dapat menginspirasi orang lain.

d. Menunjukkan Etos Kerja, Tanggung Jawab yang Tinggi, Rasa

Bangga, dan Rasa Percaya Diri. Menjadi seorang guru adalah anugrah yang baik, karena itu guru seharusnya bangga dan selalu percaya diri akan kemampuannya menjadi seorang guru. Guru yang tugas utamanya mengajar dan mendidik mempunyai kebanggaan tersendiri apabila kedua hal tersebut menjadi fokus seorang guru. Bukan hanya materi sebagai tujuan utama melainkan bisa memberikan kemajuan perilaku positif untuk anak bangsa. Berdasarkan hasil wawancara ada berbagai macam motif guru di SMK PUSTEK menjadi seorang guru. Mereka menjadi seorang guru karena karena Ia berasal dari lembaga pendidikan.Seharusnya menjadi seorang guru merupakan keinginan dari hati kecil yang paling dalam dari guru-guru yang ada di Indonesia ini agar mereka memiliki kepribadian yang mantap untuk menjadi guru.Tetapi kebanyakan guru di SMK PUSTEK saat wawancara, mengatakan bahwa keinginannya menjadi seorang guru adalah sebagai berikut: 1. Ajakan teman; 2. Bukan cita-cita melainkan takdir Alloh; 3. Awalnya terpaksa tetapi lama-kelamaan menikmati; 4. Awalnya menjadi asisten dosen dan akhirnya keterusan menjadi guru; 5. Tidak ingin jadi guru karena menjadi profesi lama-kelamaan menikmati; 6. Tidak ingin jadi guru karena masih proses mencari; 80 Guru Sistem Operasi, Wawancara Kompetensi Guru, Tangerang: SMK PUSTEK Serpong, 2014. 7. Awal mulanya dari pendidikan. 81 Dari jawaban di atas, terlihat bahwa guru kurang memiliki kerpibadian yang mantap. Seharusnya guru dipandang sebagai profesi yang mulia, bukan hanya sebatas pekerjaan untuk menghasilkan uang. Selain itu, terkait dengan rasa bangga menjadi guru, beberapa jawaban guru rata-rata hampir sama yaitu: 1. Bangga menjadi guru apalagi kalau peserta didik lulus dan bekerja; 2. Menjadi seorang guru tidak menjadi kebanggaan melainkan mengajar itulah yang menjadi kebanggaan; 3. Bangga menjadi guru, apalagi kalau peserta didik itu berhasil; 4. Menjadi guru adalah kebanggaan karena bisa memberikan ilmu; 5. Bangga karena tidak semua guru ditakdirkan menjadi seorang guru; 6. Bangga ketika ilmu yang diajarkan bisa bermanfaat untuk peserta didik; 7. Bangga menjadi guru karena menjadi banyak pengalaman. 8. Bangga menjadi guru apabila peserta didik bisa menyerap ilmu dari guru. 82 Dari rata-rata jawaban guru di atas, ada satu yang menurut penulis menarik seperti yang Ia katakan bahwa “apabila dari apa yang kita ajarkan, peserta didik mengerti kemudian sikapnya berubah pasti membanggakan”. 83 Dari pendapat tersebut, penulis menyimpulkan apa yang guru tersebut lakukan bukan hanya semata-mata memberikan ilmu tetapi ada tujuan untuk merubah perilaku peserta didik menjadi lebih baik. Menjadi seorang guru bukan hanya senang ketika melihat peserta didik itu berhasil melainkan sebuah kebanggaan apabila tingkat perilaku negatif yang sekarang ini muncul di kalangan masyarakat menjadi berkurang. Sebagai contoh, seperti tingkat radikalisme di kalangan siswa yang dulu pernah terjadi di SMA 70 yang membuat seorang pelajar SMA 6 Blok M tewas karena ditebas dengan menggunakan celurit, pelecehan seksual yang terjadi di SMPN 4 Jakarta dan kasus di Jakarta Internasional School, dan lain-lain. 81 Wawasncara Guru PUSTEK, 2014. 82 Wawancara Guru PUSTEK, 2014. 83 Guru Sistem Operasi, Wawancara Kompetensi Guru, Tangerang: SMK PUSTEK Serpong, 2014.

3. Kompetensi Sosial

a. Tidak Bersikap diskriminasi

Bersikap diskriminasi tentunya merupakan hal yang tidak diperbolehkan.Menurut guru SMK PUSTEK contoh bentuk diskriminasi dalam dunia pendidikan adalah sebagai berikut. 1. Diskriminasi dari segi pembelajaran; 2. Diskriminasi ekonomi; 3. Diskriminasi intelektual; 4. Diskriminasi penyebaran guru; dan 5. Diskriminasi penilaian ujian nasional. 84

b. Berkomunikasi Secara Efektif, Empatik, dan Santun dengan

Sesama Pendidik, Tenaga Kependidikan, Orang Tua, dan Masyarakat Komunikasi dalam penyampaian pesan harus jelas sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang salah. Komunikasi yang baik bermanfaat dalam menarik minat siswa untuk belajar, menghasilkan interaksi yang baik antara tenaga kependidikan, orang tua, guru bahkan masyarakat. Seorang guru harus memilik sikap antusiasme agar menimbulkan semangat peserta didik. Menurut para guru, berkomunikasi harus mengenali dengan baik siapa lawan bicaranya, bagaimana saat guru berkomunikasi dengan siswa, sesama teman, bahkan kepada masyarakat. Dalam pembelajaran, apabila ada peserta didik yang sulit untuk mengikuti pelajaran dan melanggar tata tertip kelas, maka guru memberikan peringatan, tetapi apabila peringatan dari guru tidak didengarkan, maka guru memberikan surat panggilan kepada orang tua siswa untuk mengkomunikasikan permasalahan tersebut sehingga dapat dicarikan solusi oleh guru dan orang tua. 84 Hasil Wawancara Guru Pustek, 2014.

c. Beradaptasi di Tempat Bertugas di Seluruh Wilayah Republik

Indonesia yang Memiliki Keragaman Sosial Budaya. Hasil wawancara mengenai keinginan mengajar di kota atau di pedesaan adalah sebagai berikut. Lima 5 orang dari 11 orang menjawab di kota, lima 5 orang menjawab menggajar di desa dan satu 1 orang menjawab enjoy mengajar dimana saja. Menurut guru, untuk mencari kesejahteraan maka mengajar di kota adalah tempatnya, tetapi apabila mencari kemuliaan maka mengajar di desa adalah lebih baik, ada juga yang mengatakan bahwa kota adalah tempat yang sangat komplek dengan berbagai permasalahan, maka dari itu, kota adalah tempat yang Ia pilih untuk mengajar. Selain itu, kota adalah tempat tinggal mereka, apabila harus memilih untuk mengajar antara kota atau desa maka guru lebih memilih mengajar di kota. Adapun guru yang merasa bahwa tidak ada masalah untuk mengajar dimana saja, desa dan kota adalah tempat yang enjoy untuk mengajar. Beralih dari tempat bertugas, adapun sistem pembelajaran school visit yang sekarang ini dalam dunia pendidikan sudah banyak sekali dilakukan di sekolah-sekolah unggulan misalnya untuk studi banding, dan sebagainya. Namun, di SMK PUSTEK tidak pernah menjadi hal yang dilakukan guru dalam pengajaran. Hal ini disebabkan karena sekolah yang tidak memiliki program untuk school visit dan tidak pernah menjadwalkannya untuk guru. Menurut penulis bahwa school visit merupakan salah satu bentuk adaptasi untuk guru dan peserta didik karena di berbagai sekolah terdapat berbagai keragaman budaya sehingga apabila dilakukan oleh para guru dan peserta didik akan memperoleh manfaat yang dapat digunakan di SMK PUSTEK.

4. Kompetensi Profesional

Salah satu program pemerintah untuk meningkatkan guru profesional yaitu melalui Uji Kompetensi AwalUji Kompetensi Guru, Pendidikan Latihan dan Profesi Guru, Musyawarah Guru Mata Pelajaram, Kelompok Kerja Guru dan lain-lain. Guru yang profesional adalah guru yang mempunyai kompetensi tinggi, guru yang mempunyai kemauan keras untuk meningkatkan mutu pendidikan. Bukan memandang pekerjaan hanya sebagai mata pencaharian tetapi profesinya sebagai guru memang digunakan untuk memberikan secara maksimal apa yang Ia miliki terhadap siswa dan selalu berusaha untuk menjadi guru yang profesional. Data hasil wawancara bahwa banyak guru yang belum mengikuti Uji Kompetensi Guru.7 dari 12 orang yang diwawancarai belum mengikuti uji kompetensi guru UKG, 3 sudah mengikuti tetapi tidak lulus dan 2 responden telah mengikuti dan lulus mendapatkan sertifikasi guru. Hal tersebut karena banyak guru yang belum memenuhi syarat untuk mengikuti Uji Kompetensi Guru UKG. Masalah lain, adalah banyak diantara guru yang belum pernah sama sekali mengikuti Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP dan Kelompok Kerja Guru KKG. 7 orang guru yang mengatakan belum mengikuti KKGMGMP, 5 Orang guru pernah menikuti tetapi dalam kategori jarang. Berikut ini merupakan indikator untuk kompetensi professional.

a. Menguasai Materi, Struktur, Konsep, dan Pola Pikir Keilmuan

yang Mendukung Mata Pelajaran yang Diampu Penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung materi yang diampu oleh guru di SMK PUSTEK dapat dilihat pada tabel 4.16.