7. Peningkatan moral dan efisiensi sekolah”.
58
Dengan demikian, peneliti mengambil kesimpulan bahwa penilaian digunakan sebagai pedoman untuk guru supaya mampu melihat sejauh
mana kemampuannya. Penilaian dimaksudkan agar guru memahami apakah implikasi dari penilaian supaya guru menerima apa saja
kekurangannya sehingga perlu diperhatikan dan perlu melakukan perbaikan, sedangkan kelebihan yang sudah ada perlu dikembangkan terus
menerus supaya mampu menghasilkan pembelajaran yang efektif, siswa belajar dengan tenang karena guru telah menguasai kompetensi-
kompetensi yang wajib guru miliki.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rita Mariyana, yang berjudul ”Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Berbasis
Bimbingan di Taman Kanak-Kanak Studi Deskriptif Terhadap Guru TK di Kota Bandung
”.
Dari penelitian tersebut diperoleh hasil kompetensi guru secara keseluruhan yaitu “kompetensi pedagogik sebesar 23.31, kompetensi
profesional sebesar 29.80, kompetensi kepribadian sebesar 24.61, dan kompet
ensi sosial sebesar 22.29”.
59
Selain itu, penelitian dari Syamsul Bahri dengan judul penelitian Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru SD di Dataran Tinggi Moncong
Kabupaten Gowa Propinsi Sulawesi Selatan disimpulkan bahwa “kinerja
guru SD di Dataran Tinggi Moncong Kabupaten Gowa Propinsi Sulawesi Selatan termasuk dalam kategori baik rerata = 100,93 dari skor
maksimum 124. Kemampuan mengajar guru dalam kategori kurang rerata = 86,11 dari skor maksimum 144; persepsi tentang lingkungan
kerja dalam kategori baik rerata = 71,18 dari skor maksimum 108; dan
58
Barnawi Muhammad, Op. cid. h. 41.
59
Rita Mariyana, Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Berbasis Bimbingan di Taman Kanak-Kanak Studi Deskriptif Terhadap Guru TK di Kota Bandung, h. 13.
motivasi kerja dalam kategori sangat baik rerata 78,05 dari skor maksimum 96.
60
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Peneliti berasumsi bahwa guru harus mempunyai tingkat kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi untuk mewujudkan makna pendidikan di
atas, apabila guru tidak memiliki kesadaran dan tanggung jawab sebagai guru sebagaimana mestinya, bagaimana tujuan pendidikan akan tercapai.
Sedangkan peserta didik membutuhkan guru yang profesional yang mampu mencetak output atau lulusan yang berkualitas.
Guru juga merupakan seseorang yang harusnya mempunyai panggilan jiwa, tidak semata-mata memandang profesi sebuah tempat
untuk mencari penghasilan tetapi bagaimana guru mampu menyayangi peserta didiknya agar semua peserta didik mendapatkan perlakuan yang
sama, dibimbing, dididik, agar mereka memiliki karakter baik sebagai generasi penerus yang dicetak dari sekolah sehingga kebaikan guru akan
menjadikan mereka Guru sebagai suri tauladan dan mampu memperbaiki nilai pendidikan menjadi berkualitas.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
60
Syamsul Bahri, Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru SD di Dataran Tinggi Moncong Kabupaten Gowa Propinsi Sulawesi Selatan, Jurnal Meditek Vol. 3, 2011, h. 9.