Sekolah Lanjutan Vervoigschool PENDIDIKAN PEREMPUAN

Wiranatakusumah IV yang pernah menjabat sebagai bupati Bandung 1846-1874 dan lebih dikenal dengan sebutan Dalem Bintang. 118 Saat di Bandung, Raden Dewi Sartika tinggal bersama orangtua dan saudara-saudaranya di sebuah rumah besar dan luas yang terletak di pinggir jalan raya, tepatnya di Kepatihan Straat. Di beranda atau tepas, terlihat pot-pot bunga berisi tanaman suflir dan kuping gajah yang tertata rapi. Sedangkan di halamannya yang cukup luas itu ditumbuhi berbagai tanaman keras serta bunga- bunga yang asri, termasuk diantaranya bunga hanjuang merah yang menjadi ciri khas orang Sunda. 119 Raden Dewi Sartika sangat rajin, dan suka kepada segala sesuatu yang baru, serta dari kecil telah tampak pula sifat-sifat kepemimpinannya. 120 Gerak-geriknya lincah, sigap, berani. Bicaranya pun lugas dengan tutur kata yang tegas dan terkadang bernada keras. Walaupun Raden Dewi Sartika agak tomboy, akan tetapi setiap harinya ia mengenakan kebaya dan kain panjang. Jika berangkat ke sekolah atau bepergian kemana saja, ia selalu diantar dengan delman yang dihias. Mengenakan busana yang terbuat dari bahan mahal serta perhiasan yang indah. Kehidupan sehari-haripun diurus dan dilayani oleh para abdi dalem yang setia, patuh dan hormat. 121 Setiap ada acara yang cukup penting, ayahnya sering mengajak Raden Dewi Sartika serta saudara-saudaranya. Misalnya menonton acara pacuan kuda di Tegalega, pagelaran hiburan rakyat dan lain sebagainya. 122 Namun kebahagiaan itu, berubah ketika tahun 1893, Raden Rangga Somanagara dituduh terlibat dalam percobaan pembunuhan terhadap Bupati Bandung R.A.A.Martanegara keturunan menak Sumedang dan para pejabat Belanda di Kota Bandung. 123 Dalam aksinya Raden Rangga Somanagara, ayah Raden Dewi Sartika, bertindak bersama ayahnya, yang juga kakek Raden Dewi Sartika yaitu Raden Demang Suriadipraja hoofd jaksa Bandung dan beberapa tokoh menak lainnya, diantaranya Raden 118 Yan Daryono, R. Dewi Sartika, Jakarta: Yayasan AwikaPT. Grafitri Budi Utami, 1996. h. 28 119 Yan Daryono, R. Dewi Sartika,..., h.29 120 Edi S. Ekajati dkk, Sejarah Pendidikan Daerah Jawa Barat, Jakarta: CV. Pialamas Permai, 1998, h. 84 121 Yan Daryono, R. Dewi Sartika,..., h. 29-30 122 Meidiana F, Dewi Sartika, Jakarta:Bee Media Indonesia, 2010, cet ke-1, h. 6 123 Nina H Lubis, 9 Pahlawan Nasional Asal Jawa Barat,..., h. 92 53 Rangga Kartadireja, Raden Danugara, Raden Natanagara, Raden Wira Sudibya, Haji Abdul Kahar, dan Raden Argawijaya. Atas tuduhannya itu, Raden Rangga Somanagara dibuang ke Ternate, yang terlebih dahulu pada tanggal 22 Juli 1893, dimutasi menjadi Patih Afdeling Mangunreja, menggantikan jabatan R.A.A.Martanegara. Sementara jabatan Patih Bandung digantikan oleh Raden Tisnakusumah yang semula menjabat sebagai Patih Sumedang. 124 Sementara itu, ayahnya, yang juga kakek Raden Dewi Sartika, Raden Demang Suriadipraja dibuang ke Pontianak. 125 Sejumlah tokoh lainnya yang terlibat, ada yang dikenakan hukuman buang di sekitar Pulau Jawa, atau menjalani hukuman kurungan selama 20 tahun dan dikenakan kerja rodi untuk kepentingan Gubernemen. Selain diasingkan, harta kekayaan mereka pun disita. 126 Setelah ditinggalkan oleh ayah dan ibunya ke pengasingan, kehidupan Raden Dewi Sartika berubah drastis. Ia tinggal di rumah kakak kandung ibunya di Cicalengka yang bernama Raden Demang Aria Surakarta Adiningrat. Semula Raden Dewi Sartika terbiasa hidup enak dan serba dilayani oleh abdi dalem, setelah ayahnya dibuang, ia harus hidup susah. Perlakuan tidak ramah dan kasar sering dialami oleh Dewi kecil. Raden Dewi Sartika dianggap sebagai anak pemberontak. Siapa pun yang membela atau memperlakukannya dengan baik, akan dianggap sebagai pro pemberontak. Karena alasan itulah, pamannya yang juga patih Cicalengka, memperlakukan dia sebagai abdi dalem atau pembantu di rumahnya. 127 Selain itu, Raden Dewi Sartika dikeluarkan dari sekolahnya, karena pihak sekolah tidak mau menerima anak pemberontak. Akhirnya, Dewi kecil mulai terbiasa dengan pekerjaan yang layaknya dilakukan oleh para pembantu, seperti mencuci, membereskan rumah, menyapu rumah, memasak dan menghidangkannya, serta semua pekerjaan rumah sehari-hari lainnya. Yang membedakan Raden Dewi Sartika dengan abdi dalem lainnya adalah dia dapat 124 Yan Daryono, R. Dewi Sartika,..., h. 35 125 Kosoh, dkk, Sejarah Daerah Jawa Barat, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Investarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, 1994, h. 162 126 Yan Daryono, R. Dewi Sartika,..., h. 36 127 Meidiana F, Dewi Sartika,..., h. 14 54