Murid Sistem Pendidikan di Sakola Kautamaan Istri

10 Merenda Pendidikan Keterampilan Wanita 11 Menambal Pendidikan Keterampilan Wanita 12 Menyulam Pendidikan Keterampilan Wanita 13 Menisi Pendidikan Keterampilan Wanita 14 Menyongket Pendidikan Keterampilan Wanita 15 Memasak Pendidikan Keterampilan Wanita 16 Menyajikan Makanan Pendidikan Keterampilan Wanita 17 Memelihara Bayi Pendidikan Keterampilan Wanita 18 Mencuci Pendidikan Keterampilan Wanita 19 Menyetrika Pendidikan Keterampilan Wanita 20 Mengatur Rumah Pendidikan Keterampilan Wanita 21 Merawat Orang Sakit Pendidikan Keterampilan Wanita 22 Kesehatan PPPK Pendidikan Umum 23 Olah raga Pendidikan Umum Dibawah ini merupakan mata pelajaran yang diajarkan pada tiap tingkatannya 160 : 1. Kelas 1 : Membaca, menulis, berhitung, menyanyi, dikte, dan berbaris. 2. Kelas II : Membaca, menulis, berhitung, menyanyi, dikte, berbaris, dan menggambar. 3. Kelas III : Membaca, menulis, berhitung, menyanyi, dikte, berbaris, menggambar, dan merajut. 4. Kelas IV : Ilmu Sejarah, Ilmu bumi, Bahasa Belanda dan menjahit membuat taplak meja, baju bayi, membordel, memasak membuat sayur 160 Lihat Yan Daryono, R. Dewi Sartika, h. 128, 130, 133-134 70 lodeh, sayur sop, tumis-tumisan, dan macam-macam sambal, bahasa melayu, mengaji al- Quran, belajar shalat, do’a-do’a, membuat bunga dari kertas kreep. 5. Kelas V : Menjahit membuat taplak meja dari kain strimin, ilmu tumbuh-tumbuhan, ilmu alam, ilmu bumi, ilmu sejarah, bahasa Belanda, memasak, mengaji al-Quran dan sembahyang dan sebulan sekali mengisi siaran Radio NIROM Nederland Indische Radio Omroep Maatchaapy berubah menjadi RRI dari pukul 17.00-18.00, anak-anak menyanyikan lagu-lagu Belanda dan Sunda. 6. Kelas VI : Menjahit membuat taplak meja dari kain strimin, ilmu tumbuh-tumbuhan, ilmu alam, ilmu bumi, ilmu sejarah, bahasa Belanda, memasak, mengaji al-Quran dan sembahyang dan membuat baju bayi, gurita bayi, membuat tali popok. Raden Dewi Sartika tentunya memiliki alasan tersendiri untuk menentukan materi yang akan diajarkan kepada para anak didiknya. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa pada saat itu gerak langkah kaum perempuan sangatlah terbatas, khususnya dalam memperoleh kesempatan mendapatkan pendidikan. Dengan demikian, diberikannya kesempatan kepada kaum perempuan untuk mengenyam pendidikan, memiliki nilai tersendiri pada masyarakat Indonesia saat itu. Sehubungan dengan itulah, maka Raden Dewi Sartika mengeluarkan kebijakan untuk memperbanyak porsi pendidikan keterampilan wanita hingga 61 . Kemudian, pada tataran yang lebih praktis, dalam perkembangannya banyak diantara para alumni Sakola Kautamaan Istri yang memanfaatkan keterampilan mereka dengan membuka lapangan pekerjaan pada bidang keterampilan wanita, seperti: berdagang saputangan, renda, rok dll, membantu orangtua mereka menghitung uang hasil dagangan, membuka jasa menjahit pakaian, dll. 161 161 Yan Daryono, R. Dewi Sartika, ...., h. 88 71