Sumber dan Jenis Penelitian

perempuan melalui pendidikan. 22 Edi S Ekajati, dengan judul Sejarah Pendidikan Daerah Jawa Barat, yang berisi tentang sejarah pergerakan Raden Dewi Sartika dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dalam memperoleh pendidikan. 23 Kosoh S dkk dengan judul Sejarah Pendidikan Daerah Jawa Barat, yang berisi tentang sejarah berdirinya Sakola Kautamaan Istri yang didirikan Raden Dewi Sartika, 24 dan makalah tentang riwayat hidup dan perjuangan Ibu Raden Dewi Sartika, yang berisi perjuangan Raden Dewi Sartika dalam memajukan kaum perempuan melalui pendidikan dan usahanya dalam mendirikan Sakola Kautamaan Istri. 25 Dari sekian buku yang penulis temukan, hampir semuanya membahas tentang kehidupan dan gagasan Raden Dewi Sartika dalam memajukan perempuan melalui pendidikan. Namun dari sekian buku tersebut, berbeda dengan penulis dalam penulisan skripsi ini. Dalam skripsi ini penulis membahas tentang konsep pendidikan kaum perempuan menurut Raden Dewi Sartika dengan meneliti lebih dalam bagaimana sistem pendidikan di Sakola Kautamaan Istri yang didirikan oleh Raden Dewi Sartika. 22 Sukanti Suryochondro, Potret Pergerakan Wanita di Indonesia, Jakarta: CV. Rajawali, 1984. 23 Edi S. Ekajati dkk, Sejarah Pendidikan Daerah Jawa Barat, Jakarta: Pialamas, 1998. 24 Kosoh, dkk, Sejarah Daerah Jawa Barat, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Investarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, 1994. 25 Panitia Peringatan Hari Lahir Ibu Rd.Dewi Sartika, Riwayat Hidup dan Perjuangannya 1884-1947, Bandung,: Konsolidasi Partisipasi Masyarakat Meneruskan Perjuangan Rd. Dewi Sartika.

BAB II PENDIDIKAN PEREMPUAN

A. PENDIDIKAN

1. Pengertian Pendidikan

Menurut Arifin, secara teoretis pendidikan mengandung pengertian “memberi makan” opvoeding kepada jiwa peserta didik sehingga mendapatkan kepuasan rohaniah, juga sering diartikan dengan “menumbuhkan” kemampuan dasar manusia. 26 Sementara, menurut Ngalim Purwanto pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan. 27 Sejalan dengan itu, Ahmad D. Marimba mendefinisikan pendidikan sebagai bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. 28 Lebih jauh, tokoh pendidikan nasional Indonesia, Ki Hajar Dewantara, menyatakan pendidikan pada umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti kekuatan batin, pikiran intelek, dan jasmani anak-anak, selaras dengan alam dan masyarakatnya. 29 26 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006, cet ke-5, h. 22 27 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2007, cet ke-18, h. 11 28 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al- Ma’arif, 1989, h. 16 29 Ki Hajar Dewantara, Masalah Kebudayaan; Kenang-kenangan Promosi Doktor Honoris Causa, Yogyakarta, 1967, h. 42 dalam Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2002, cet ke-4 , h. 4 11