13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan hakikat pendidikan karakter, hakikat kepemimpinan, hakikat bimbingan klasikal dan hakikat experiential learning.
A. Hakikat Pendidikan Karakter
1. Pengertian Pendidikan Karakter
Menurut Berkowitz dan Bier dalam Yaumi, 2014 : 9-10 pendidikan karakter adalah gerakan nasional dalam menciptakan
sekolah untuk mengembangkan peserta didik dalam memiliki etika, tanggung jawab, dan kepedulian dengan menerapkan dan mengajarkan
karakter-karakter yang baik melalui penekanan pada nilai-nilai universal. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pendidikan
karakter merupakan gerakan suatu bangsa untuk mewujudkan penerus bangsa yang memiliki etika, tanggung jawab dan kepedulian dalam
mewujudkan nilai-nilai karakter bagi dirinya maupun orang lain. Lickona 2013 menjelaskan pendidikan karakter sebagai upaya
yang dirancang secara sengaja untuk memperbaiki karakter siswa. Pendidikan karakter menekankan tiga unsur penting, yakni paham akan
moral, perasaan moral, dan tidakan moral. Dengan kata lain pendidikan karakter harus berjalan secara holistik, artinya mencakup aspek kognitif,
afektif, maupun psikomotrik dalam mencirikan budaya dan karakter bangsa. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan
kegiatan pendidikan yang dilakukan secara sengaja dalam
mengembangkan pribadi peserta didik untuk menerapkan dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
mewujudkan moral bangsa, sehingga pada akhirnya dapat bertindak mengikuti aspek kognitif pengertian moral, aspek afektif perasaan
moral, dan aspek psikomotorik tindakan moral.
2. Tujuan Pendidikan Karakter
Dalam UUSPN No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal 3 mengenai fungsi dan tujuan Pendidikan nasional mengatakan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Konteks pendidikan karakter berkaitan tentang kemampuan yang harus dikembangkan pada peserta didik, yaitu kemampuan yang akan
menjadikan manusia sebagai makhluk yang berketuhanan dan mengemban amanah sebagai pemimpin dunia. Dapat diringkaskan
bahwasannya tujuan
pendidikan nasional
mengarah pada
pengembangan berbagai karakter manusia Indonesia. Menurut Koesoma, dkk 2012: 9 tujuan pendidikan karakter dalam
setting sekolah adalah sebagai berikut: a. Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang
dianggap penting
dan perlu
sehingga menjadi
kepribadiankepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai- nilai yang dikembangkan.
15
b. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah.
c. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab.
Suyanto Barus, 2015:12 menjelaskan pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan
di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai
standar kompetensi lulusan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter memiliki tujuan untuk mengoreksi, meningkatkan, dan
mengembangkan mutu pendidikan, dimana pendidikan tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter atau kepribadian peserta didik agar sesuai
dengan nilai-nilai yang ada di sekoah, keluarga, maupun masyarakat. Maka,diperlukan rancangan yang utuh, terpadu, dan seimbang sesuai tujuan
kompetensi lulusan yang ada, sehingga peserta didik mampu membangun koneksi hubungan yang harmonis bersama keluarga dan masyarakat dalam
menjalankan tanggung jawabnya.
3. Prinsip Pendidikan Karakter