Berdasarkan hasil perhitungan skor untuk masing-masing item soal dari kedua aspek di atas, secara umum siswa mempunyai
motivasi yang tinggi, Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta memiliki motivasi
belajar fisika yang tinggi di sekolahnya.
3. Hubungan antara Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran Fisika
dengan Motivasi Belajar Fisika
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ditemukan adanya hubungan yang positif antara persepsi siswa terhadap pembelajaran
fisika dengan motivasi belajar fisika. Hal ini ditunjukkan melalui hasil perhitungan koefisien korelasi r
xy
r
crit
yaitu 0,729 0,273. Hubungan antara kedua variabel bersifat sangat kuat. Hasil perhitungan di atas
menyatakan bahwa siswa yang berpersepsi positif terhadap pembelajaran fisika memiliki motivasi dalam belajar fisika.
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis terhadap aspek pada persepsi siswa terhadap pembelajaran fisika. Sebagian besar
siswa memiliki persepsi yang positif yaitu sebesar 74,3 adalah positif. Hal yang sama terjadi pada motivasi belajar fisika, sebagian
besar siswa memiliki motivasi belajar fisika yang tinggi yaitu sebesar 65,8.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang positif antara persepsi siswa terhadap pembelajaran
fisika dengan motivasi belajar fisika di kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.
4. Hasil Observasi
Observasi dilakukan pada tanggal 18 – 20 April 2016.
Observasi pada kelas XC dilakukan pada tanggal 18 April 2016. Observasi dilakukan hanya sekali, hal ini dikarenakan siswai sedang
mempresentasikan tugas kelompok dan untuk pertemuan selanjutnya siswa mengikuti kegiatan sekolah berkemah. Sedangkan, observasi
pada kelas XA dilakukan pada tanggal 19 dan 20 April 2016. Observasi ini dilakukan ketika pembelajaran fisika sedang berlangsung
di kelas. Hasil observasi yang diperoleh, hampir seluruh siswa
memiliki motivasi dalam belajar fisika. Dikatakan demikian, karena
berdasarkan lembar pengamatan yang digunakan lampiran 4 yang
diamati langsung oleh dua observer peneliti dan satu observer lebih dari 75 siswa memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh,
mendengarkan penjelasan guru dengan baik. Hampir semua siswa 75 masuk ke kelas tepat pada waktunya dan tak ada siswa yang
keluar masuk kelas ketika pelajaran berlangsung. Adapun hal lain ketika siswa mempresentasekan tugas
kelompok, siswa diperbolehkan untuk menggunakan handphone hanya siswa yang sedang mempresentasikan tugas 25 dengan
tujuan agar siswa bisa menggunakan internet untuk mencari jawaban PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang ditanyakan oleh teman-temannya. Ketika pembelajaran berlangsung hanya ada beberapa siswa yang membicarakan hal lain
dengan temannya saat guru memberikan penjelasan 25 hampir seluruh siswa mendengarkan penjelasan guru ketika menerangkan
bahan pelajaran 75. Ketika diberikan soal-soal latihan di kelas, hampir seluruh siswa mengerjakan 75, walaupun hanya kurang
dari 25 siswa yang berani untuk menyelesaikan soal tersebut di depan kelas. Kendati demikian, ketika soal yang dikerjakan sudah di
bahas bersama, siswa dengan antusias menyalin hasil pembahasan tersebut 75 .
Situasi dikelas begitu nyaman dan santai, sebab hubungan guru dengan siswa begitu akrab. Siswa tidak merasa tertekan ketika
mengikuti kegiatan pembelajaran, walaupun masih ada beberapa siswa yang kelihatan masih loyo dan mengantuk 25. Tetapi situasi
seperti ini tidak mengganggu proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Saat guru mengajukan pertanyaan, siswa mendiskusi
pertanyaan tersebut bersama temannya 50-75. Seluruh siswa mencatat hal-hal penting dari materi yang disampaikan oleh guru
75, meskipun hanya beberapa siswa saja yang aktif bertanya kepada guru.
Berdasarkan beberapa pernyataan diatas dimana sesuai dengan keadaan di kelas ketika pembelajaran fisika berlangsung,
sebagian besar siswa menikmati pelajarannya. Hal ini tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menimbulkan pandangan bahwa pembelajaran fisika itu menakutkan bagi siswa. Pembelajaran fisika itu menyenangkan ketika semua
elemen-elemen dalam pembelajaran yaitu siswa itu sendiri dan guru yang mengajar menjalin suatu hubungan yang baik, selain itu fasilitas
pembelajaran yang terpenuhi, serta pelajaran fisika itu sendiri diajarkan sesuai dengan keadaan tempat siswa belajar. Sehingga
membuat siswa termotivasi untuk belajar fisika. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X
SMA BOPKRI 2 Yogyakarta memiliki motivasi dalam belajar fisika. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis pada bab IV dapat diambil kesimpulan antara lain sebagai berikut:
1. Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran Fisika
a. Siswa kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta memiliki persepsi
yang positif terhadap pembelajaran fisika. Dikatakan demikian, karena dari hasil penskoran data penelitian pada empat aspek
persepsi siswa terhadap pembelajaran fisika bersifat positif. Untuk persepsi siswa terhadap pengetahuan akan pembelajaran fisika
diperoleh 73,43 positif, persepsi siswa terhadap bahan pelajaran fisika diperoleh 69,71 positif, persepsi siswa terhadap guru
fisika diperoleh 75,96 positif, dan persepsi siswa terhadap hubungan guru dengan siswa diperoleh 74,48 positif atau
dengan kata lain persentase persepsi siswa terhadap pembelajaran
fisika sebesar 74,3 adalah positif.
b. Persepsi siswa terhadap aspek bahan pelajaran fisika
persentasenya lebih rendah yaitu 69,71 dibandingkan dengan ketiga aspek lainnya dalam pembelajaran fisika, hal ini
menunjukan bahwa beberapa siswa di kelas X SMA BOPKRI 2 berpandangan bahwa bahan pelajaran fisika masih cukup sulit
untuk dipelajari, oleh karena itu kurikulum materi pelajaran fisika PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI