5. Kasus 5
Pasien merupakan pasien anak usia 12 Tahun 1 bulan berjenis kelamin perempuan dengan berat badan 30 kg. Pasien datang ke rumah sakit dengan
keluhan pucat dan terdiagnosis mengalami AIHA komplikasi SLE dengan Hb 4,6 gdL yang termasuk dalamkategori anemia beratWorld Health Organization,
2011. Pasien memiliki riwayat hipertensi stage II sehingga pasien mendapatan terapi lisinopril 2,5mg24j yang merupakan lini pertama untuk menjaga tekanan
darah pasien SLE sebab pasien AIHA dengan SLE cenderung memiliki resiko tinggi terhadap hipertensi bahkan stroke Skarma and Goldman, 2010. Pasien
mendapatkan terapi suportif transfusi PRC untuk meningkatkan Hb pasien dikombinasi dengan metilprednisolom 2-1-1 yang kemudian ditingkatkan
menjadi metilprednisolon 8mg 6-4-3, terlihat kenaikan Hb pasien menjadi 6,2 gdL.
Kondisi pasien
membaik, kemudian
dilakukan tappering
off metilprednisolon menjadi 50mg12j.Pasien mendapatkan terapi Ca hydrogen
phospat 500 mg dan cholecalciferol 133ui 500g24jam bertujuan untuk mengurangi
resiko efek samping kortikosteroid
berupa osteoporosis. Kortikosteroid merangsang aktivitas osteoklas yang kemudian diikuti penurunan
pembentukan tulang dengan cara menekan akivitas osteoblastik dalam sumsum tulang serta menstimulasi terjadinya apoptosis osteoblas dan osteosit sehingga data
meta-analisis menyebutkan bahwa penggunaan kortikosteroid menurunkan kepadatan mineral tulang secara signifikan Liu et al, 2013. Pemberian klorokuin
sebagai antimalaria pada pasien bertujuan untuk mengendalikan ekserbasi penyakit dan agen steroidspearing Dipiro et al, 2008.
Kasus 5 tidak ditemukan DRP terkait terapi, tetapi memonitoring terkait kemungkinan efek samping khususnya efek samping metilprednisolon perlu
dilakikan karena penggunaan jangka waku panjang.
6. Kasus 6
Pasien merupakan pasien dewasa usia 35 Tahun 27 bulan 23 hari berjenis kelamin perempuan dengan berat badan 44 kg. Pasien datang ke rumah
sakit dengan keluhan nyeri, lemas, demam dan terdiagnosis mengalami AIHA komplikasi SLE dengan Hb 5,7 gdL yang termasuk dalamkategori anemia
beratWorld Health Organization, 2011. Ana tes menunjukan strong positif dengan coombs tes direk +3 dan indirek+1.Pasien memiliki riwayat anemia berat
selama dua bulan terakhir.Pasien mendapatkan terapi metilprednisolon 16mg 2-1-0 selama 7hari, selain itu pasien mendapatkan terapi transfusi WRC dan PRC
untuk meperbaiki Hb pasien. Hasil laboratorium menunjukan Hb pasien mengalami peningkatan 12,3 gdL sampai pasien pulang. Gejala nyeri dan demam
pasien diatasi dengan pemberian analgesi-antipiretik yaitu kombinasi parasetamol 500 mg dan N-acetylcystein 200mg. Pasien juga mendapatkan terapi mycophenolat
mofetil sebagai imunosupresan yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi pasien. Kasus 6 tidak ditemukan DRP pada terapi pasien, tetapi sebaiknya tetap
direkomendasikan untuk melakukan monitoring kemungkinan efek khususnya efek samping metilprednisolon karena metilprednisolon harus digunakan dalam
jangka waku panjang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Rangkuman Hasil Evaluasi Drugs Related Problems DRPs