50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi analisa data penelitian penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw
terhadap prestasi belajar dan minat belajar.
A. Hasil Penelitian
1. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw I Terhadap Prestasi Belajar.
Penelitian dilakukan dengan cara memberikan instrumen pretest dan postest terhadap dua kelas yang berbeda yaitu kelas kontrol dan
eksperimen. Kelompok yang dipilih sebagai kelompok kontrol adalah kelas VB dan kelompok yang dipilih sebagai kelompok eksperimen
adalah kelas VA dengan jumlah masing-masing kelas 32 dan 31 siswa. Instrumen pada pretest dan posttest yang dibuat digunakan untuk
mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
I terhadap prestasi belajar. Signifikansinya diukur dengan analisis statistik. Signifikansi dilihat
dari perubahan nilai pretest ke nilai posttest atau pada perbedaan skor posttest
antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Variabel independen pada penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw I sedangkan variabel dependen yaitu prestasi belajar. Hipotesis sementara yaitu H
: Penggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
I tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada materi mempersiapkan kemerdekaan siswa kelas V SD
Kanisius Sengkan. H
1
: Penggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
I berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada materi mempersiapkan kemerdekaan siswa kelas V SD
Kanisius Sengkan. Teknik pengumpulan data variabel prestasi belajar pada penelitian
ini menggunakan pretest dan posttest berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 soal yang diberikan pada kelompok kontrol dan eksperimen. Pada awal
dan akhir siswa kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen diberikan pretest dan posttest.
Tabel 4.1 Deskripsi data prestasi belajar
Kelas kontrol Kelas eksperimen
Skor Pretest Skor Posttest Skor Pretest Skor Posttest
Rata-rata 5.95
7.42 5.71
8.03 Skor Tertinggi
9 10
7.5 10
Skor Terendah 3
5 3
6 KKM
6.5 6.5
6.5 6.5
Tabel diatas merupakan paparan data variabel prestasi belajar secara umum yang memuat data rata-rata, skor tertinggi, skor terendah dan
KKM. Paparan data secara rinci dapat dilihat dalam lampiran 9, halaman 103. Hasil dari penelitian ini memaparkan bahwa setelah pemberian
posttest terdapat satu siswa di kelas eksperimen dan lima siswa di kelas
kontrol yang nilainya masih di bawah KKM. Data yang diperoleh diuji normalitasnya dengan uji Kolmogorov-
Smirnov dengan program komputer SPSS 20 for Windows untuk
menentukan jenis uji statistik yang akan digunakan dalam analisis data responden. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah
sebagai berikut. Jika harga sig. 2-tailed 0,05 data terdistribusi secara
normal, sehingga analisis statistik selanjutnya menggunakan statistik parametrik. Jika harga sig. 2-tailed 0,05 data terdistribusi secara tidak
normal, sehingga analisis statistik selanjutnya menggunakan statistik non parametrik.
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Variabel Prestasi Belajar
No Aspek
Nilai Signifikansi Keterangan
1 Pretest kelas kontrol
0.296 Normal
2 Posttest kelas kontrol
0.626 Normal
3 Pretest kelas eksperimen
0.180 Normal
4 Posttest kelas eksperimen
0.393 Normal
Menurut kriteria, semua aspek di atas memiliki distribusi data normal sehingga aspek-aspek tersebut akan dianalisis dengan statistik
parametrik dalam hal ini independent samples t-test atau paired t-test sesuai dengan keperluannya. Output hasil analisis dengan SPSS dapat
dilihat dalam lampiran 10, halaman 111. Analisis data dilakukan dengan cara uji homogenitas antara pretest
kelas kontrol dan kelas eksperimen pada variabel prestasi belajar selanjutnya menguji perbandingan pretest ke posttest pada masing-masing
kelas dan kemudian dilanjutkan dengan uji pengaruh perlakuan pada variabel prestasi belajar.
a Uji Homogenitas Langkah pertama untuk mengetahui apakah ada perbedaan
antara hasil pretest di kelompok kontrol dan di kelompok eksperimen. Cara ini digunakan agar dapat mengetahui apakah data-data yang
akan dianalisis memiliki titik pijak yang sama sehingga bisa dibuat perbandingan. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik
parametrik independent samples t-test. Analisis data dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95. Kedua data pretest tersebut
dikatakan tidak memiliki perbedaan yang signifikan jika harga sig. 2-tailed 0,05. Hipotesisnya adalah sebagai berikut. H
1
: Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen. H : Tidak ada perbedaan yang signifikan
antara skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah
sebagai berikut. Jika harga sig. 2-tailed 0,05, H ditolak dan H
1
diterima Yulius, 2010:85. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Dapat juga dikatakan kedua skor pretest berada dalam level yang tidak sama sehingga akan digunakan analisis
perbandingan antara selisih skor dari pretest ke posttest dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Jika harga sig. 2-tailed 0,05 H diterima dan H
i
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dapat juga dikatakan kedua skor pretest berada dalam level yang sama sehingga akan
digunakan analisis perbandingan skor posttest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Tabel 4.3 Perbandingan Skor Pretest Variabel Prestasi Belajar
Hasil Pretest Nilai
Signifikansi
Keterangan
Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
0.503 Tidak
berbeda
Dari tabel di atas harga sig. 2-tailed adalah 0.503 atau 0,05 maka H
diterima dan H
1
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen pada variabel prestasi belajar. Dapat juga dikatakan bahwa kedua skor pretest berada pada level yang sama
sehingga nantinya akan digunakan analisis perbandingan skor posttest
dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Output hasil analisis dengan SPSS dapat dilihat dalam lampiran 11, halaman
117. b Uji Perbedaan
Langkah kedua ini dilakukan untuk melihat apakah ada kenaikan skor yang signifikan antara skor pretest ke posttest
baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Dari langkah tersebut akan diperlihatkan persentase kenaikan masing-
masing kelompok. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik dalam hal ini paired t-test dengan tingkat kepercayaan
95. Data pretest ke posttest dikatakan memiliki perbedaan yang signifikan jika harga sig. 2-tailed 0,05. Hipotesisnya adalah
sebagai berikut; H
1
: Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest
dan posttest pada kelompok kontrol atau kelompok eksperimen. H
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest
dan posttest pada kelompok kontrol atau kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut. Jika harga sig. 2-tailed 0,05, maka H
ditolak
dan H
1
diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest
dan posttest pada kelompok kontrol atau kelompok eksperimen. Dapat juga dikatakan terjadi peningkatan skor yang
signifikan dari pretest ke posttest. Jika harga sig. 2-tailed 0,05, maka H
diterima dan H
1
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest
dan posttest pada kelompok kontrol atau kelompok eksperimen. Dapat juga dikatakan tidak terjadi peningkatan skor
yang signifikan dari pretest ke posttest. Hasil perhitungan uji perbedaan pretest ke posttest dapat
dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.4 Perbandingan Skor Pretest Ke Posttest Variabel Prestasi
Belajar
No Kelompok
Rerata test Peningkatan
Nilai Signifikansi
Ket Pretest posttest
1 Kontrol
0.60 0.74
23.33 0.000
Berbeda 2
Eksperimen 0.57
0.80 40.35
0.000 Berbeda
Dari tabel di atas harga sig. 2-tailed kelompok kontrol adalah 0,000 atau 0,05 maka H
1
diterima dan H ditolak. Artinya
ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol. Dapat juga dikatakan terjadi peningkatan
skor yang signifikan dari pretest ke posttest pada variabel prestasi di kelompok kontrol. Sedangkan harga sig. 2-tailed untuk
kelompok eksperimen adalah 0,000 atau 0,05 maka H
1
diterima dan H
ditolak. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest
dan posttest pada kelompok eksperimen. Bisa juga dikatakan terjadi peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke
posttest pada variabel prestasi belajar di kelompok eksperimen.
Output hasil analisis dengan SPSS dapat dilihat dalam lampiran 11,
halaman 117. c
Uji Pengaruh Perlakuan Langkah ketiga dilakukan untuk melihat apakah ada
perbedaan yang signifikan antara skor posttest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis statistik yang digunakan
adalah analisis statistik parametrik independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95. Kedua skor posttest tersebut
dikatakan memiliki perbedaan yang signifikan jika harga sig. 2- tailed 0,05. Analisis perbedaan ini dilakukan untuk mengetahui
apakah penggunaan model kooperatif tipe jigsaw I berpengaruh secara signifikan terhadap variabel prestasi belajar. Hasil analisis
yang dilakukan akan digunakan sebagai titik pijak untuk menarik kesimpulan apakah hasil penelitian ini menerima atau menolak
hipotesis penelitian. Hipotesisnya adalah sebagai berikut; H
1
: Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen, H : Tidak ada perbedaan yang
signifikan antara skor posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut. Jika harga sig. 2-tailed 0,05, maka H
ditolak dan H
1
diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dapat
juga dikatakan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
I berpengaruh terhadap prestasi belajar. Jika harga sig. 2-tailed 0,05, maka H
diterima dan H
1
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dapat juga dikatakan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw I tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar.
Hasil perhitungan uji perbandingan skor posttest kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.5 Perbandingan skor posttest kelompok kontrol dan eksperimen variabel prestasi belajar
Hasil Posttest Nilai
Signifikansi Keterangan
Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
0.03 Berbeda
Dari tabel di atas harga sig. 2-tailed adalah 0.03 atau 0,05 maka H
1
diterima dan H ditolak. Artinya ada perbedaan yang
signifikan antara skor posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw I berpengaruh terhadap variabel prestasi belajar. Output hasil analisis dengan SPSS dapat dilihat dalam
lampiran 11, halaman 118. Hasil analisis yang dilakukan akan digunakan sebagai titik
pijak untuk menarik kesimpulan apakah hasil penelitian ini menerima atau menolak hipotesis penelitian. Artinya penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I berpengaruh terhadap prestasi belajar.
Diagram berikut akan memperlihatkan skor pretest dan posttest
baik di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
Gambar 4.1 Perbandingan antara skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
2. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw I Terhadap Minat Belajar
Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan instrumen angket awal dan angket akhir yang diberikan sebelum dan sesudah
penyampaian materi. Angket diberikan terhadap dua kelas yang berbeda yaitu kelas kontrol dan eksperimen. Kelompok yang dipilih sebagai
kelompok kontrol adalah kelas VB dan kelompok yang dipilih sebagai kelompok eksperimen adalah kelas VA dengan jumlah masing-masing
kelas 32 dan 31 siswa. Instrumen pada angkat awal dan angket akhir yang dibuat digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I terhadap minat belajar.
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7 0.8
0.9
Pretest posttest
Kontrol Eksperimen
Signifikansinya diukur dengan analisis statistik. Signifikansi dilihat dari perubahan nilai angkat awal ke nilai angket akhir atau pada
perbedaan skor angket akhir antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Variabel independen pada penelitian ini adalah penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I sedangkan variabel dependen yaitu minat belajar. Hipotesis sementara yaitu H
: Penggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap minat belajar siswa pada materi mempersiapkan kemerdekaan siswa kelas V SD Kanisius Sengkan. H
1
: Penggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I berpengaruh secara signifikan
terhadap minat belajar siswa pada materi mempersiapkan kemerdekaan siswa kelas V SD Kanisius Sengkan.
Teknik pengumpulan data variabel minat belajar pada penelitian ini menggunakan angket awal dan angket akhir berupa pernyataan minat
sebanyak 20 pernyataan yang diberikan pada kelompok kontrol dan eksperimen.
Tabel 4.6 Deskripsi Data Minat Belajar
Kelas kontrol Kelas eksperimen
Angket awal Angke akhir Angket awal Angke akhir
Rata-rata 7.8
7.9 7.80
8.01 Skor Tertinggi
9.875 10
10 9.625
Skor Terendah 5.125
4.625 3.25
6
Tabel di atas merupakan paparan data secara umum yang memuat data rata-rata, skor tertinggi dan sekor terendah variabel minat belajar
siswa setelah pemberian angket awal dan angket akhir. Minat belajar siswa mengalami peningkatan hal tersebut bisa dilihat dalam tabel diatas.
Paparan data secara rinci dapat dilihat dalam lampiran 9, halaman 107.
Data yang diperoleh diuji normalitasnya dengan uji Kolmogorov- Smirnov
dengan program komputer SPSS 20 for Windows untuk menentukan jenis uji statistik yang akan digunakan dalam analisis data
responden, seperti yang sudah dituliskan pada bab sebelumnya. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut. Jika
harga sig. 2-tailed 0,05 data terdistribusi secara normal, sehingga analisis statistik selanjutnya menggunakan statistik parametrik. Jika harga
sig. 2-tailed 0,05 data terdistribusi secara tidak normal, sehingga analisis statistik selanjutnya menggunakan statistik non parametrik.
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Variabel Minat Belajar
No Aspek
Nilai Signifikansi Keterangan
1 Angket awal kontrol
0.759 Normal
2 Angket akhir kelas kontrol
0.281 Normal
3 Angket awal eksperimen
0.872 Normal
4 Angket akhir eksperimen
0.567 Normal
Menurut kriteria, semua aspek di atas memiliki distribusi data normal sehingga aspek-aspek tersebut akan dianalisis dengan statistik
parametrik dalam hal ini independent samples t-test atau paired t-test sesuai dengan keperluannya. Output hasil analisis dengan SPSS dapat
dilihat dalam lampiran 10, halaman 111 .
Analisis data dilakukan dengan cara menguji perbandingan skor angket awal antara kelas kontrol dan
kelas eksperimen pada variabel minat belajar selanjutnya menguji perbedaan angket awal ke angket akhir pada masing-masing kelas dan
kemudian dilanjutkan dengan uji pengaruh perlakuan pada variabel minat belajar.
a Perbandingan Skor Angket Awal Langkah pertama dilakukan untuk mengetahui apakah ada
perbedaan antara hasil angket awal di kelompok kontrol dan di kelompok eksperimen. Cara ini digunakan agar dapat mengetahui
apakah data-data yang akan dianalisis memiliki titik pijak yang sama sehingga bisa dibuat perbandingan. Analisis statistik yang digunakan
adalah statistik parametrik independent samples t-test. Analisis data dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95. Kedua data angket awal
tersebut dikatakan tidak memiliki perbedaan yang signifikan jika harga sig. 2-tailed 0,05. Hipotesisnya adalah sebagai berikut; H
1
: Ada perbedaan yang signifikan antara skor angket awal pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. H : Tidak ada
perbedaan yang signifikan antara skor angket awal pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut. Jika harga sig. 2-tailed 0,05, H
ditolak dan H
1
diterima Yulius, 2010:85. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor angket awal pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Dapat juga dikatakan kedua skor angket awal berada dalam level yang tidak sama sehingga akan digunakan analisis
perbandingan antara selisih skor dari angket awal ke angket akhir dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Jika harga sig. 2-tailed 0,05, H diterima dan H
1
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor angket awal
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dapat juga
dikatakan kedua skor angket awal berada dalam level yang sama sehingga akan digunakan analisis perbandingan skor angket akhir
dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Tabel 4.8 Perbandingan Skor Angket Awal Variabel Minat Belajar
Hasil angket Nilai
Signifikansi
Keterangan
Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
0.931 Tidak
berbeda
Dari tabel di atas harga sig. 2-tailed adalah 0.931 atau 0,05 maka H
diterima dan H
1
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor angket awal pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen pada variabel minat belajar. Dapat juga dikatakan bahwa kedua skor angket awal berada pada level yang
sama sehingga nantinya akan digunakan analisis perbandingan skor angket akhir dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Output hasil analisis dengan SPSS dapat dilihat dalam lampiran 11,
halaman 115. b Perbandingan Skor Angket Awal Ke Angket Akhir
Langkah kedua ini dilakukan untuk melihat apakah ada kenaikan skor yang signifikan antara skor angket awal ke angket
akhir baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Dari langkah tersebut akan diperlihatkan persentase kenaikan
masing-masing kelompok. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik dalam hal ini paired t-test dengan tingkat
kepercayaan 95. Data angket awal ke angket akhir dikatakan memiliki perbedaan yang signifikan jika harga sig. 2-tailed 0,05.
Hipotesisnya adalah sebagai berikut; H
1
: Ada perbedaan yang signifikan antara skor angket awal dan angket akhir pada kelompok
kontrol atau kelompok eksperimen. H : Tidak ada perbedaan yang
signifikan antara skor angket awal dan angket akhir pada kelompok kontrol atau kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut. Jika harga sig. 2-tailed 0,05, maka H
ditolak dan H
1
diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor angket awal dan angket akhir pada kelompok kontrol atau kelompok
eksperimen. Dapat juga dikatakan terjadi peningkatan skor yang signifikan dari angket awal ke angket akhir.
Jika harga sig. 2-tailed 0,05, maka H diterima dan H
1
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor angket awal dan angket akhir pada kelompok kontrol atau kelompok
eksperimen. Dapat juga dikatakan tidak terjadi peningkatan skor yang signifikan dari angket awal ke angket akhir.
Hasil perhitungan uji perbedaan angket awal ke angket akhir dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.9 Perbandingan Skor Angket Awal Ke Angket Akhir Variabel Minat Belajar
No Kelompok
Rerata test Peningkatan
Nilai Signifikansi
Ket.
angket awal
angket akhir
1 Kontrol
3.13 3.17
1.28 0.765
Tidak berbeda
2 Eksperimen
3.12 3.20
2.56 0.381
Tidak berbeda
Dari tabel di atas harga sig. 2-tailed kelompok kontrol adalah 0,765 atau 0,05 maka H
diterima dan H
1
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor angket awal dan
angket akhir pada kelompok kontrol. Dapat juga dikatakan tidak terjadi peningkatan skor yang signifikan dari angket awal ke angket
akhir pada variabel minat belajar di kelompok kontrol. Sedangkan harga sig. 2-tailed untuk kelompok eksperimen adalah 0.381 atau
0,05 maka H diterima dan H
1
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor angket awal dan angket akhir pada
kelompok eksperimen. Bisa juga dikatakan tidak terjadi peningkatan skor yang signifikan dari angket awal ke angket akhir pada variabel
minat belajar di kelompok eksperimen. Output hasil analisis dengan SPSS dapat dilihat dalam lampiran 11, halaman 115.
c Perbandingan Angket Akhir
Langkah ketiga dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan yang signifikan antara skor angket akhir dari kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis statistik parametrik independent samples t-test
dengan tingkat kepercayaan 95. Kedua skor angket akhir tersebut dikatakan memiliki perbedaan yang signifikan jika harga sig. 2-
tailed 0,05. Analisis perbedaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw I berpengaruh
terhadap variabel minat belajar. Hasil analisis yang dilakukan akan digunakan sebagai titik pijak untuk menarik kesimpulan apakah
hasil penelitian ini menerima atau menolak hipotesis penelitian.
Hipotesisnya adalah sebagai berikut, H
1
: Ada perbedaan yang signifikan antara skor angket akhir pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. H : Tidak ada perbedaan yang signifikan
antara skor angket akhir pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut. Jika harga sig. 2-tailed 0,05 maka H
ditolak dan H
1
diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor angket akhir pada kelompok kontrol dan skor angket akhir pada
kelompok eksperimen. Dapat juga dikatakan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I berpengaruh secara signifikan
terhadap minat belajar. Jika harga sig. 2-tailed 0,05, maka H
diterima dan H
1
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor angket akhir pada kelompok kontrol dan skor angket akhir pada
kelompok eksperimen. Dapat juga dikatakan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap minat belajar. Hasil perhitungan uji perbandingan skor angket akhir dapat
dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.10 Perbandingan Skor Angket Akhir
Hasil Angket Akhir Nilai
Signifikansi Keterangan
Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
0.810 Tidak
berbeda
Dari tabel di atas, harga sig. 2-tailed adalah 0.810 atau 0,05 maka H
diterima dan H
1
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor angket akhir pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel minat belajar. Output hasil analisis dengan SPSS dapat dilihat dalam lampiran 11, halaman 116.
Hasil analisis yang dilakukan akan digunakan sebagai titik pijak untuk menarik kesimpulan apakah hasil penelitian ini menerima
atau menolak hipotesis penelitian. Artinya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap minat belajar. Diagram berikut akan memperlihatkan skor angket awal dan
angket akhir baik di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
Gambar 4.2 Perbandingan antara skor angket awal dan angket akhir pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
3.08 3.1
3.12 3.14
3.16 3.18
3.2 3.22
angket awal angket akhir
Kontrol Eksperimen
3. Rangkuman Hasil Penelitian Berikut ini rangkuman dari hasil analisis data dengan SPSS 20.
Hasil perhitungan secara lebih rinci terdapat pada lampiran 11, halaman 115.
Tabel 4.11 Rangkuman pretest dan angket awal
Tabel 4.12 Rangkuman Pretest Ke Posttest Dan Angket Awal Ke Angket Akhir
No Variabel Kelompok
Rerata test Peningkatan
Nilai signifikansi
Ket.
1 Prestasi
belajar Kontrol
Pretest 0.60
23,33 0.000
Berbeda Posttest
0.74 Eksperimen
Pretest 0.57
40,35 0.000
Berbeda Posttest
0.80
2 Minat
belajar Kontrol
Angket awal
3.13 1,28
0.765 Tidak
berbeda Angket
akhir 3.17
Eksperimen Angket
awal 3.12
2.56 0.381
Tidak berbeda
Angket akhir
3.20
Tabel 4.13 Rangkuman Perbandingan Skor Posttest Dan Skor Angket Akhir
No Variabel
Hasil Nilai
signifikansi Keterangan
1 Prestasi
belajar Perbandingan skor
posttest kelompok kontrol dan
eksperimen 0.03
Berbeda 2
Minat belajar
Perbandingan skor angket akhir
kelompok kontrol dan eksperimen
0.810 Tidak
berbeda
No Vareabel
Nilai Signifikansi Keterangan
1 Prestasi belajar
0.503 Tidak berbeda
2 Minat belajar
0.931 Tidak berbeda
B. Pembahasan