Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw I

7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw I

1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Sugiyanto 2009:37 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari sesama siswa. Sedangkan pengertian pembelajaran kooperatif menurut Slavin 2008:4 adalah metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Pendapat lain dikemukakan oleh Suprijono 2011:54 bahwa pembelajaran kooperatif merupakan konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Dari beberapa pendapat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara kelompok untuk membuat semua anggota kelompok menguasai bahan pelajaran atau masalah yang diberikan guru agar dapat menyelesaikannya. b. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif berbeda dengan pembelajaran lainnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajarannya, dimana pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada proses kerja sama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai yaitu tidak hanya kemampuan akademik tetapi juga adanya unsur kerja sama dalam penguasaan materi. Adanya kerja sama itulah yang menjadi ciri khas dari pembelajaran kooperatif. Dengan demikian, karakteristik pembelajaran kooperatif dijelaskan dibawah ini. 1 Pembelajaran Secara Tim Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim untuk mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu maka harus bisa membuat setiap siswa belajar. Semua anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itulah maka keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim. Setiap kelompok bersifat heterogen, artinya kelompok terdiri atas anggota yang memiliki kemampuan akademik, jenis kelamin, dan latar belakang sosial yang berbeda. Hal ini bertujuan agar setiap angota kelompok dapat memberikan pengalamannya, saling memberi dan menerima, sehinga diharapkan setiap angota bisa memberikan kontribusi terhadap keberhasilan kelompok. 2 Didasarkan pada Manajemen Kooperatif Seperti yang sudah diketahui pada umumnya manajemen mempunyai empat fungsi pokok, yaitu fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan, dan fungsi kontrol. Demikian juga pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses belajar berjalan secara efektif. 3 Kemauan untuk Bekerja Sama Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. Oleh karena itu prinsip kerja kelompok sangat ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok tidak hanya diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing, akan tetapi perlunya penanaman rasa saling membantu demi tercapainya tujuan bersama. 4 Keterampilan Bekerja Sama Kemauan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktikkan melalui aktivitas dan kegiatan yang mencerminkan keterampilan bekerja sama. Dalam keterampilan bekerja sama perlu mengatasi berbagai hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga siswa dapat menyampaikan ide, mengemukakan pendapat, sehingga dapat memberikan kontribusi kepada keberhasilan kelompok. c. Prosedur Pembelajaran Kooperatif Wina Sanjaya 2006:246-247 mengemukakan bahwa prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu : 1 Penjelasan Materi; 2 Belajar Dalam Kelompok; 3 Penilaian; dan 4 Pengakuan Tim. 1 Penjelasan Materi Pada tahap ini diartikan sebagai proses penyampaian pokok- pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. Guru memberikan gambaran umum tentang materi yang harus dikuasai dan selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam pembelajaran secara berkelompok. 2 Belajar dalam Kelompok Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok materi pelajaran, selanjutnya siswa belajar dalam kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya. Pengelompokan bersifat heterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan-perbedaan setiap angotanya, baik latar belakang agama, sosial ekonomi, perbedaan gender, etnik dan perbedaan kemampuan akademik. 3 Penilaian Penilaian dilakukan dengan tes atau kuis. Tes atau kuis dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Tes individu digunakan untuk memberikan informasi kemampuan setiap siswa dan tes kelompok akan memberikan informasi kemampuan tiap kelompok. Hasil akhir setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai kelompok setiap siswa sama, karena nilai kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerjasama setiap angota kelompok. 4 Pengakuan Tim Pengakuan tim adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah. Hal ini dimaksudkan agar dapat memotivasi kelompok agar terus berprestasi dan agar membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih meningkatkan prestasi mereka. d. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif Suprijono 2011:58 menyebutkan ada lima unsur model pembelajaran kooperatif, yaitu: 1 Saling Ketergantungan Positif Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua, menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut. Saling ketergantungan dapat dicapai melalui saling ketergantungan mencapai tujuan, saling ketergantungan menyelesaikan tugas, saling ketergantungan bahan atau sumber dan saling ketergantungan peran. 2 Tanggung Jawab Perseorangan Pertanggungjawaban ini muncul ketika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan kelompok. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah membentuk semua anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat. Tanggung jawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. 3 Interaksi Promotif Unsur ini penting karena dapat mengahsilkan saling ketergantungan positif. Ciri-ciri interaksi promotif adalah saling membantu secara efektif dan efisien, saling memberi informasi dan sarana yang diperlukan, memproses informasi bersama secara lebih efektif dan efisien, saling mengingatkan, saling membantu dalam merumuskan dan mengembangkan argumentasi serta meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi, saling percaya, serta saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama. 4 Komunikasi Antar Anggota Untuk mengkoordinasikan kegiatan peserta didik dalam pencapaian tujuan, peserta didik harus saling mengenal dan salin percaya, mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius, saling menerima dan saling mendukung, serta mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif. 5 Pemrosesan Kelompok Pemrosesan mengandung arti menilai. Tujuan pemrosesan kelompok adalah meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok. Ada dua tingkat pemrosesan yaitu kelompok kecil dan kelas secara keseluruhan. Model pembelajaran kooperatif, adalah model pembelajaran dimana guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi juga harus membangun pengetahuan dan pikirannya. Siswa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan ide-ide mereka, ini merupakan kesempatan bagi siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri. Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang diarahkan oleh guru yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan belajar. e. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif Dari uraian-uraian pembelajaran kooperatif yang telah dikemukakan para ahli peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif mempunyai keunggulan –keunggulan. Keungulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu model pembelajaran yaitu diantaranya : 1 Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu bergantung pada guru, tetapi dapat menambah rasa percaya diri siswa akan kemampuan berfikir sendiri, dapat menemukan informasi dari berbagai sumber, dan bisa belajar dari siswa yang lain. 2 Melalui pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan menyampaikan ide dan gagasan melalui kata-kata verbal dan dapat membandingkannya dengan ide-ide dari siswa lain. 3 Melalui pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa untuk respect pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta dapat menerima segala perbedaan. 4 Melalui pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa untuk memberdayakan tanggung jawab dalam belajar. 5 Melalui pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi akademik dan kemampuan sosial. 6 Melalui pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan suatu masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat merupakan tanggung jawab kelompoknya. 7 Melalui pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata. 8 Melalui pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan motovasi dam memberikan rangsangan untuk berfikir melalui interaksi selama pembelajaran. 2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw I Tipe pembelajaran jigsaw I ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawan dari Universitas Texas sebagai model pembelajaran kooperatif dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawan Sugiyanto,2009:45. Tipe pembelajaran ini bisa digunakan dalam pembelajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara serta dapat pula digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti IPA, IPS, matematika, agama, dan bahasa. Tipe pembelajaran ini juga cocok digunakan untuk semua kelas atau tingkatan. Slavin 2008:14 mengemukakan bahwa dalam pembelajaran jigsaw siswa bekerja dalam anggota kelompok yang sama, yaitu 4 orang dengan latar belakang yang berbeda. Pendapat lain di kemukakan oleh Isjoni 2009:77 yang menyatakan bahwa jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Suprijono 2011:89 juga mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif dengan tipe jigsaw diawali dengan pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru. Guru bisa menuliskan topik yang dipelajari pada papan tulis, white board, penayangan power point dan sebagainya. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terdapat dua kelompok yaitu, kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa terdiri atas anggota yang memiliki kemampuan akademik, jenis kelamin, dan latar belakang sosial yang berbeda. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli adalah kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu serta menyelesaikan tugas-tugas yang sesuai topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw anggota dari kelompok-kelompok yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi dalam kelompok ahli dan saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan kelompok ahli. Melihat dari uraian di atas, maka peneliti mengadopsi Langkah- langkah penerapan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw menurut Suprijono 2011:45 langkah-langkahnya sebagai berikut : a. Siswa suatu kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri 4 atau 5 siswa dengan karakteristik yang berbeda kelompok terdiri atas anggota yang memiliki kemampuan akademik, jenis kelamin dan latar belakang sosial yang berbeda. b. Materi pembelajaran dibagikan kepada siswa dalam kelompok asal dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian materi pembelajaran tersebut. c. Selanjutnya semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama, berkumpul dalam kelompok ahli. Dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi yang sama serta menyusun rencana bagaimana menyampaikan informasi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. d. Kemudian para siswa yang berada dalam kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk menyampaikan materi pembelajaran yang sudah di diskusikan dalam kelompok ahli. e. Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam kelompok asal, para siswa dievaluasi mengenai materi pembelajaran yang telah dipelajari. Dari uraian pendapat para ahli peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I merupakan strategi pembelajaran, dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang anggotanya heterogen dan saling bekerjasama dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota lain.

B. Minat

Dokumen yang terkait

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap tingkat pemahaman siswa tentang materi zakat pada mata pelajaran pendidikan agama islam (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Sulthan Bogor Tahun Ajaran 2015/2016)

1 10 154

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI.

0 5 31

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Klepu dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.

0 1 291

Peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar kelas VA SD Negeri Adisucipto 1 mata pelajaran IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.

0 0 258

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Kanisius Condongcatur Yogyakarta tahun pelajaran 2011/2012.

0 0 155

Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan model kooperatif teknik JIGSAW II dalam pembelajaran IPS siswa kelas V SD Kanisius Minggir tahun pelajaran 2012/2013.

0 19 273

Peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar kelas VA SD Negeri Adisucipto 1 mata pelajaran IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II

0 8 256

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Kanisius Condongcatur Yogyakarta tahun pelajaran 2011 2012

0 1 153

Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan model kooperatif teknik JIGSAW II dalam pembelajaran IPS siswa kelas V SD Kanisius Minggir tahun pelajaran 2012/2013 - USD Repository

0 2 271

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I terhadap minat dan prestasi belajar mata pelajaran IPS kelas V SD Kanisius Sengkan - USD Repository

0 0 163