23 3 kemiskinan struktural kemiskinan ini terjadi saat orang atau kelompok
masyarakat enggan untuk memperbaiki kondisi kehidupannya sampai ada bantuan untuk mendorong mereka keluar dari kondisi tersebut.
Secara umum, SEMERU 2000 dalam Wiraswara mendefinisikan kemiskinan mencakup berbagai dimensi, antara lain :
1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar pangan, sandang dan papan.
2. Tidak ada akses dalam memenuhi kebutuhan hidup dasar lainnya kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi.
3. Tidak ada jaminan masa depan karena tidak adanya investasi untuk pendidikan dan keluarga.
4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun masal. 5. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan keterbatasan sumberdaya alam.
6. Tidak dilibatkannya dalam kegiatan sosial masyarakat. 7. Tidak ada akses terhadap lapangan kerja dan matapencahrian yang
berkesinambungan. 8. Ketidakmampuan dalam berusaha karena cacat fisik maupun mental.
9. Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial anak terlantar, wanita korban tindak kekerasan rumahtangga, janda miskin, kelompok marjinal dan
terpencil. Sementara garis kemiskinan yang ditetapkan Badan Pusat Statistik BPS,
2004 adalah besarnya nilai pengeluaran Rupiah untuk memenuhi kebutuhan dasar minimum makanan dan non makanan. Nilai garis kemiskinan yang
digunakan mengacu pada kebutuhan minimum 2.100 kkal per kapita per hari ditambah dengan kebutuhan minimum non makanan. Kebutuhan minimum non
pangan merupakan kebutuhan dasar seseorang yang meliputi kebutuhan untuk papan, sandang, sekolah, transportasi serta kebutuhan rumahtangga dan individu
mendasar lainnya.
2.7.1. Karakteristik Rumahtangga Miskin
Karakteristik utama kemiskinan berkaitan dengan kondisi dan potensi wilayah miskin, yang banyak dalam hal berkaitan erat dengan penyebab utama
kemskinan. Penyebab utama kemiskinan berkaitan dengan faktor-faktor yang
24 yang menjadi penyebab kemiskinan, baik yang berkaitan dengan sumberdaya
alam, rendahnya kualitas sumberdaya manusia maupun hal-hal yang berhubungan dengan kegagalan kelembagaan dalam upaya meningkatkan tingkat kesejahteraan
masyarakat. Menurut Qubriah 1991 dalam Dabukke 1995 menggambarkan
karakteristik rumahtangga miskin ke dalam lima klasifikasi, antara lain : 1. Karakteristik geografis
Secara geografis, peluang terjadinya kemiskinan lebih besar di pedesaan daripada di perkotaan terlepas dari kriteria atau metode pengukuran
kemiskinan. Kemiskinan tersebut ditandai dengan variabel-variabel rendahnya pendapatan dan konsumsi, kekurangan pangan, buta huruf, kematian bayi
yang cukup tinggi, kondisi tempat tinggal kurang memenuhi persyaratan kesehatan.
2. Karakteristik demografi Diantara berbagai variabel demografi, kemiskinan berkorelasi positif langsung
dengan jumlah anggota rumahtangga dan berkorelasi negatif dengan jumlah anggota rumahtangga yang menghasilkan pendapatan. Rumahtangga miskin
cenderung memiliki anggota keluarga yang sangat besar dengan beberapa orang anak dan anggota rumahtangga lain yang tergantung secara ekonomi.
Tetapi sebaliknya, rumahtangga miskin hanya terdiri dari sedikit orang yang bekerja dan diupah. Kemiskinan lebih tinggi peluangnya terjadi pada
rumahtangga yang dikepalai oleh wanita daripada pria. 3. Karakteristik penguasaan aset
Pendapatan individu tergantung pada penguasaan aset individu termasuk sumberdaya manusia dan keuntungan daripada penguasaan aset. Penduduk
miskin adalah mereka yang penguasaan asetnya rendah. Di negara agraris, aset yang paling penting adalah lahan dan kemiskinan berkorelasi positif dengan
rendahmya penguasaan lahan. Rumahtangga miskin seringkali dirugikan karena rendahnya kualitas sumberdaya manusia. Mereka umumnya memiliki
tingkat pendidikan yang rendah. Penguasaan aset mempengaruhi langsung sumber potensial pendapatan. Tanpa lahan yang memadai, rumahtangga
miskin hanya menyewakan tenaga dan waktu kerja. Tanpa sumberdaya tenaga
25 kerja yang berkualitas, akan dipaksa bekerja pada pekerjaan kasar yang
dihargai dengan upah yang rendah. Tanpa penguasaan aset yang cukup, rumahtangga miskin terbatas aksesnya kepada modal lain dan kekurangan
kesempatan kerja mandiri. 4. Karakteristik sumber pendapatan
Sektor pertanian dan kegiatan lain yang berhubungan langsung dengan pertanian merupakan sumber pendapatan utama bagi rumahtangga miskin.
Kegiatan di sektor pertanian ditandai oleh produktifitas yang rendah, ketrampilankeahlian rendah, modal rendah dan upah rendah.
5. Karakteristik lain Faktor spesifik masing-masing negara menyebabkan adanya karakteristik
tambahan. Faktor-faktor spesifik itu misalnya keragaan etnik, struktur kelas soaial, dinamika kemiskinan dan fenomena kemiskinan.
Berdasarkan karakteristik-karakteristik di atas, rumahtangga miskin dicirikan sebagai berikut : tinggal di pedesaan, total pendapatan yang rendah, total
konsumsi yang rendah, tingkat konsumsi pangan yang rendah, tingkat pendidikan yang rendah dan buta huruf, tingkat kematian bayi yang tinggi, kondisi tempat
tinggal yang kurang sehat, jumlah anggota rumahtangga yang besar, jumlah anggota rumahtanga yang berpenghasilan sedikit, pemilikan dan penguasaan
lahan pertanian yang sempit, dan bermata pencahrian utama sebagai petani.
2.7.2. Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan