Karakteristik Rumahtangga Tanaman Pangan dan Hortikultura

72 rumahtangga tersebut, komoditi tanaman bahan makanan yang mendominasi dan diminati secara berurutan dengan presentase terhadap jumlah rumahtangga yang mempunyai usaha pada jenis tanaman pangan dan hortikultura adalah tanaman panganpalawija sebesar 59,54 persen, buah-buahan sebanyak 21,35 persen dan tanaman sayur-sayuran sebanyak 19,09 persen terhadap jumlah rumahtangga usaha tanaman tersebut. Sedangkan untuk tanaman obat-obatan berjumlah hampir tidak ada rumahtangga tani yang meminati secara khusus dalam mengembangkan usaha taninya, tetapi banyak juga petani tanaman pangan dan horikultura mengembangkan tanaman ini secara tumpangsari dengan jenis tanaman lainnya. Hal ini menunjukan bahwa rumahtangga yang lebih condong memilih tanaman panganpalawija sebagai alternatif untuk bertahan dalam memenuhi kebutuhan hidup rumahtangganya dan kegiatan ini dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat di Kabupaten Halmahera Barat. Secara jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 8. Jumlah dan Presentase Rumahtangga Petani Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kabupaten Halmahera Barat Tanaman Jumlah Rumahtangga Petani Tanaman bahan Makanan Persentase Pangan palawija 396 59,54 Buah-Buahan 142 21,35 Sayur-Sayuran 127 19,09 Obat-obatan - - Jumlah 665 100 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Halmahera Barat 2008

4.5.3. Karakteristik Rumahtangga Tanaman Pangan dan Hortikultura

Bahan Makanan Kabupaten Halmahera Barat Tingkat pendidikan dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengetahuan mengadopsi inovasi tekhnologi yang pada khususnya dalam pemanfaatan tekhnologi khususnya dibidang pertanian. Sementara sebagian besar petani di Kabupaten Halmahera Barat memiliki tingkat pendidikan yang renda, diantaranya tidak pernah sekolah formal adalah 22 orang 24,44, dapat menyelesaikan pendidikan dasar SD sebanyak 27 73 orang 3, 31 orang 34,44 untuk tingkat pendidikan menengah pertama dan 10 orang 11,11 petani yang dapat menyelesaikan pendidikan menengah atas. Dengan latar belakan tingkat pendidikan seperti ini dapat mempengaruhi logika berpikir para petani, khususnya dalam pemanfaatan kemajuan tekhnologi. Bilamana para petani mempunyai tingkat pendidikan menengah keatas, maka mereka akan lebih responsif terhadap perkembangan tekhnologi khususnya dibidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura yang lebih terbuka dan lebih cepat mengerti terhadap penggunaan fasilitas pertanian tersebut. Oleh karena itu tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap pola pikir dan tingkah laku dari petani itu sendiri. Selain itu umur kepala rumahtangga dapat diidentifikasikan bahwa rata-rata petani tanaman pangan dan hortikultura memiliki kelompok umur 25-50 tahun adalah sebanyak 65 orang atau 72,22 persen dan untuk kelompok umur 50 tahun keatas hanya sebanyak 25 orang. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata petani masi memiliki usia produktif namun berdasarkan kondisi dilapangan, petani yang berumur diatas 55 tahun masih mempunyai semangat dan kemampuan untuk bekerja menggarap lahan yang mereka miliki. Begitu juga dengan variabel lain seperti lahan merupakan salah satu faktor penting yang dapat menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat, karena melalui kegiatan di lahan ini akan menghasilkan pendapatan bagi para petani tanaman pangan dan hortikultura. Status kepemilikan lahan juga dapatmenentukan tingkat kepastian dan keamanan khususnya dalam usaha tani serta dapat mempengaruhi tingkat intensitas penggunaan lahan. Sebagian besar responden memiliki luas lahan di atas 1 hektar, yaitu sebanyak 59 orang 65,55 kepala rumahtangga yang digunakan untuk usaha pertanian tanaman pangan dan hortikultura, yang memiliki luas lahan sebesar 0,6 – 1 hektar sebanyak 21 23,33 kepala keluarga dan 10 orang 11,11 kepala keluarga tani yang memiliki dan mengelola lahan lebih kecil 0,5 hektar. 74 Selanjutnya variabel-variabel lain yang turut mempengaruhi tingkat pendapatan petani tanaman pangan dan hortikultura atau yang disebut dengan tanaman bahan makanan adalah pengalaman bertani, jumlah anggota keluarga, pekerjaan sampingan, sistim tanam, cara pengelolaan hasil, akses kepasar serta biaya usaha tani. Selengkapnya dapat dirinci besaran dan persentasenya yang dapat dilihat secara jelas pada tabel 9 di bawah ini : 75 Tabel 9. Karakteristik Usaha Tani Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kabupaten Halmahera Barat No Kegiatan Usaha Tani Jumlah KK Persen 1 Umur tahun : 25 - 50 65 72,22 50 25 27,77 2 Tingkat Pendidikan : Tidak Sekolah 22 24,44 SD sederajat 27 3 SMP sederajat 31 34,44 SMA sederajat 10 11,11 3 Pengalaman Bertani : 1 – 10 39 43,33 10 51 56,66 4 Jumlah Anggota Keluarga : 3 27 3 4 63 7 5 Pekerjaan Sampingan : Ada 55 61,11 Tidak Ada 35 38,88 6 Luas Lahan Ha : 05 10 11,11 0,6 - 1 21 23,33 1 59 65,55 7 Sistim Tanam : Tumpang Sari 83 92,22 Monokultur 7 7,77 8 Cara Pengelolaan Hasil : Ya 3 3,33 Tidak 87 96,66 9 Akses ke Pasar : Baik 21 23,33 Tidak 79 87,77 10 By. Usaha Tani : Rp. 500.000,- 12 13,33 Rp. 501.000,- 78 86,66 Sumber : Data Primer Diolah, 2009 76

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kontribusi Sub-sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura dalam