1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Undang undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam pembelajaran guru harus memahami berbagai model
pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan peengajaran yang matang oleh guru.
Sesuai peraturan Mendiknas Nomor 24 tahun 2006 Pasal 1 ayat 1 dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 bahwa satuan pendidikan
dasar dan menengah mengembangkan dan menetapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai kebutuhan satuan
pendidikan. Hal tersebut didukung oleh peraturan Mendiknas Nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan
dasar dan menengah. Tujuan mata pelajaran IPS adalah agar peserta didik memiliki
kemampuan mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, memiliki kemampuan dasar untuk berpikir
logis dan kritis, memiliki rasa ingin tahu, memiliki keterampilan dalam kehidupan sosial, memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai
sosial dan kemanusiaan, serta memiliki kemampuan berkomunikasi,
bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional maupun global.
Dengan demikian pembelajaran IPS merupakan pembelajaran yang memberikan keterampilan sosial, komunikasi dan interaksi sebagai bekal
bagi peserta didik untuk dapat hidup bermasyarakat, dengan menerapkan nilai-nilai sosial kemanusiaan dalam menghadapi tantangan berat di
kehidupan global yang selalu mengalami perubahan. Kenyataan yang terjadi di SDN 1 Karangmulyo bahwa interaksi
dalam pembelajaran IPS masih belum optimal, karena guru kurang mengaktifkan siswa, kegiatan siswa duduk mendengarkan penjelasan guru,
siswa hanya menulis tanpa diberikan sarana untuk melakukan suatu kegiatan pembelajaran, tidak menggunakan model pembelajaran yang
bervariasi, kurangnya pemanfaatan media, sehingga selama berlangsungnya pembelajaran tidak terlihat adanya interaksi pembelajaran
multi arah baik anatara siswa dengan guru, siswa dengan siswa ataupun siswa dengan media. Hal ini berakibat pembelajaran kurang
menyenangkan dan menarik bagi siswa. Pembelajaran tersebut berpengaruh pada pencapaian hasil
evaluasi pada siswa kelas V semester II tahun pelajaran 20102011 masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal KKM dari sekolah yaitu 65. Data
hasil belajar dapat ditunjukkan dengan nilai terendah 50 dan tertinggi 77 dengan rerata kelas 62, persentase ketuntasan 27. Dengan melihat data
hasil belajar dan pelaksanaan mata pelajaran tersebut perlu sekali proses pembelajaran dengan peningkatan interaksi pembelajaran, agar siswa
sekolah dasar tersebut mampu meningkatkan kualitas pembelajaran IPS. Berdasarkan hasil peneliti yang sekaligus sebagai guru kelas V,
untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut, menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat
mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran sehingga tercipta interaksi serta meningkatkan kreatifitas guru, maka peneliti menggunakan
salah satu pendekatan kooperatif tipe jigsaw yang menekankan interaksi pembelajaran dengan bekerja kelompok disesuaikan jumlah konsep pada
topik yang dipelajari, yang diarahkan oleh guru sebagai fasilitator. Sesuai dengan karakteristik anak dan IPS SD, maka pendekatan
kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan interaksi pembelajaran yang menerapkan pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan, sehingga
memungkinkan siswa mengerjakan berbagai kegiatan yang beragam dengan mengembangkan keterampilan, sikap dan pemahaman belajar.
Dari ulasan latar belakang tersebut di atas maka peneliti akan mengkaji melalui penelitian ini dengan judul Peningkatan Interaksi
Pembelajaran Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw Mata Pelajaran IPS Kelas V di SDN I Karangmulyo Kecamatan Pegandon Kabupaten
Kendal.
B. Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1.