skor. Guru memberikan petunjuk kegiatan belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran model jigsaw, memberikan
pengarahan, serta menyampaikan pertanyaan namun menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dengan tingkah laku verbal, hal ini
dikarenakan materi pembelajaran yang terkait dengan peninggalan sejarah.
Dalam interaksi kelompok pada siklus I skor yang diperoleh adalah 2 dengan kriteri cukup sedangkan pada siklus II mendapat
kriteria baik dengan nilai 3. Dalam hal ini perolehan skor yang kurang maksimal dikarenakan dalam memahami temperamen orang lain saat
berpendapat terlihat masih mempertahankan pendapatnya masing- masing. Guru diharapkan mampu menjadi mediator dalam proses
belajar untuk mencapai tahap perkembangan peserta didik dengan baik. Trianto, 2007:212 mengemukakan bahwa peran pendidik
dalam pendekatan humanistik adalah memiliki tugas membimbing, memecahkan masalah, memprakarsai proses belajar, dan sebagai
teman bagi peserta didik.
c. Prestasi belajar siswa
Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar siswa dengan pendekatan koopertif tipe jigsaw dalam
pembelajaran IPS dari siklus I sampai siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus I siswa yang mengalami ketuntasan belajar pada pertemuan
pertama sebanyak 41,67 atau 10 siswa, sedangkan 58,33 atau 14
siswa belum tuntas dalam belajar. Nilai tertinggi yang diperoleh pada pertemuan pertama adalah 75 sebanyak 3 siswa dan nilai terendah 50
sebanyak 2 siswa dan hasil pertemuan kedua yang mengalami ketuntasan belajar sebanyak 62.50 atau 15 siswa, sedangkan 37.50
atau 9 siswa belum tuntas dalam belajar. Nilai tertinggi yang diperoleh pada pertemuan kedua adalah 79 sebanyak 1 siswa dan nilai terendah
55 sebanyak 3 siswa. Dengan demikian pada siklus I pertemuan kedua mengalami peningkatan walaupun belum sesuai dengan indikator yang
diharapkan. Pada siklus II mengalami peningkatan pada pertemuan pertama sebanyak 66.67 atau 16 siswa, sedangkan 33.33 atau 8
siswa belum tuntas dalam belajar. Nilai tertinggi yang diperoleh pada pertemuan pertama adalah 87 sebanyak 1 siswa dan nilai terendah 55
berjumlah 3 siswa. Dan hasil pertemuan kedua yang mengalami peningkatan dengan ketuntasan belajar sebanyak 83.33 atau 20
siswa, sedangkan 16.67 atau 4 siswa belum tuntas dalam belajar. Nilai tertinggi yang diperoleh pada pertemuan kedua adalah 96
berjumlah 1 siswa dan nilai terendah 55 sebanyak 1. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari siklus sebelumnya. Dengan
demikian pada siklus II hasil belajar siswa sudah mencapai indikator yang diharapkan. Penelitian ini telah sesuai dengan kriteria minimum
ketuntasan belajar adalah 75. Dalam penelitian yang dilakukan terlihat adanya peningkatan
hasil belajar siswa kelas V dalam pembelajaran IPS. Hal tersebut
m jig
se membuktikan
gsaw pembe ehingga hasil
Grafik Bat
Grafik Ba
25 50
75 100
25 50
75 100
1
n bahwa den elajaran IPS
l pembelajar
tang Ketram
atang Interak
1 2
3
1 2
3 4
5
A
ngan mengg S dapat men
ran IPS juga
Gambar mpilan Guru S
Gamba ksi Siswa Si
3 4
5
Aspek keteramp
Siklus I
Sik
6 7
8 9
Aspek Interaksi
Siklus I
S
unakan pen ningkatkan i
meningkat.
r 8 Siklus I dan
ar 9 iklus I dan S
6 7
8
pilan guru
klus II
10 11 12 13 1
i Siswa
iklus II
ndekatan koo interaksi pem
Siklus II
iklus II
8 9
10
14 15 16 17
opertif tipe mbelajaran
2. Impl