34 j.
Siswa bersama guru melakukan refleksi k.
Menutup pembelajaran.
C. Kajian tentang Karakteristik Siswa Kelas II SD
Siswa merupakan subjek dalam sistem pendidikan yang selanjutnya di proses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas yang sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan di sekolah dasar merupakan dasar penaman perilaku baik sehingga nantinya dapat berguna bagi nusa dan bangsa.
Untuk itu anak sekolah dasar harus di berikan pendidikan yang sesuai dengan tahap perkebangannya. Jean Piaget dalam Ahmad Susanto, 2013: 77 mengemukakan
tahap perkembangan kognitif dimana anak kelas II SD 7-9 Tahun berada pada tahap oprasional kongrit artinya dalam pembelajaran memahi suatu materi jika
menggunakan media wayang siswa akan memahami isi materi. Menurut Syamsu Yusuf 2004:180 menyatakan bahwa pada uisa 6 sampai 13 tahun siswa sekolah
dasar dapat menyesuiakn diri dengan teman sebaya maupun dengan lingkungan sekitarnya. Pada usia ini anak harus selalu diberilakn pendidikan tentang perilaku-
perilaku baik. Untuk itu guru harus selalu memberikan pendidikan berperilaku baik dengan sebaik
–baiknya.
D. Hasil Belajar Siswa
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan aktivitas mental dan emosional dalam upaya terbentuknya perubahan perilaku. Belajar menurut Sudjana 2008:28 adalah proses ditandai
dengan adanya perbuahan-perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan
35 pengetahuan, pemahamannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain
aspek individu. Menurut Hamalik 2010:16 belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang berkat pengalaman dan pelatihan. Purwanto
2008:84 belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang
dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidakdapat dijelaskan dasar kecenderungan respons pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat
seseorang. Kurnia Inggridwati 2008:3 mendefinisikan belajar sebagai suatu proses kegiatan mental pada diri seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif
individu dengan lingkungannya, sehingga menghasilkan perubahan yang relatif menetapbertahan dalam kemampuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik,
yang diperoleh perubahan perilaku sebagai hasil belajar terjadi secara sadar, bersifat kontinu, relatif menetap, dan mempunyai tujuan terarah pada kemajuan yang
progresif. Dengan demikian, yang dimaksud belajar pada penelitian ini adalah kegiatan
mental dan psikis maupun fisik, yang berlangsung dalam interaksi aktif yang menghasilkan perubahan. Sedangkan perubahan yang diharapkan adalah perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, kecakapan, kebiasaan maupun sikap mental.
2. Tipe Hasil Belajar
Menurut Sudjana 2008:49, tujuan pendidikan yang ingin dicapai dalam suatu pengajaran terdiri dari 3 macam yaitu: bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Ketiga aspek tersebut merupakan suatu kesatuan yang tidak
36 terpisahkan yang harus nampak sebagai hasil belajar. Sudjana 2008:50-54 juga
mengemukakan unsur-unsur yang terdapat dalam ketiga aspek pengajaran adalah sebagai berikut.
a. Tipe hasil belajar bidang kognitif
Tipe ini terbagi menjadi 6 poin, yaitu tipe hasil belajar: 1
Pengetahuan hafalan knowledge, yaitu pengetahuan yang sifatnya faktual. Merupakan jembatan untuk menguasai tipe hasil belajar lainnya.
2 Pemahaman conprehention, kemampuan menangkap makna atau arti dari
suatu konsep. 3
Penerapan aplication, yaitu kesanggupan menerapkan dan mengabtraksikan suatu konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru, misalnya
memecahkan persoalan dengan menggunakan rumus tertentu. 4
Analisis, yaitu kesanggupan memecahkan, menguasai suatu intergritas kesatuan yang utuh menjadi unsur atau bagian yang mempunyai arti.
5 Sintesis, yaitu kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi satu
integritas. 6
Evaluasi, yaitu kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan pendapat yang dimilikinya dan kriteria yang dipakainya.
b. Tipe hasil belajar afektif
Beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar dari yang sederhana ke yang lebih kompleks yaitu:
37 1
Receiving atau attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk masalah situasi
dan gejala. 2
Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulus dari luar.
3 Valuing atau penilaian, yakni berhubungan dengan nilai dan kepercayaan
terhadap stimulus. 4
Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam system organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai lainnya dan kemantapan prioritas
yang dimilikinya. 5
Karakteristik nilai atau internalisasi, yakni keterpaduan dari semua nilai yang dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya
c. Tipe hasil belajar bidang psikomotor
Hasil belajar bidang psikomotorik tampak dalam bentuk ketrampilan, kemampuan bertindak individu. Ada 6 tingkatan ketrampilan yaitu:
1 Gerakan refleks yaitu ketrampilan pada gerakan tidak sadar.
2 Ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar.
3 Kemampuan perseptual termasuk di dalamnya membedakan visual, adaptif,
motorik, dan lain-lain. 4
Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan keharmonisan dan ketetapan. 5
Gerakan-gerakan skill, mulai dari dari ketrampilan sederhana sampai pada ketrampilan yang kompleks.
38 6
Kemampuan yang berkenaan dan komunikasi non decorsive seperti gerakan ekspresif, interpretatif, tetapi terpadu secara utuh yang dapat diukur melalui tes
formatif.
Taksonomi Anderson
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental otak. menurut Anderson 2010: 43, segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah termasuk
dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir yang hirarki mulai dari jenjang terendah sampai jenjang yang tertinggi.yang
meliputi 6 tingkatan: a.
Mengingat C1 b.
MemahamiC2 c.
MengaplikasikanC3 d.
MenganalisisC4 e.
MengevaluasiC5 f.
MenciptaC6 Adapun kata kerja operasional setiap tingkatan ranah kognitif terlampir pada
lampiran 13 halaman 212. 2.
Ranah Afektif Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap dan nilai.
menurut Anderson 2010: 49 Ada beberapa kategori dalam ranah afektif sebagai hasil belajar yaitu:
a. Menerima A1
39 b.
Merespon A2 c.
Menghargai A3 d.
MengorganisasiA4 e.
KarekterisasiA5 Adapun kata kerja operasional setiap tingkatan ranah afektif terlampir pada
lampiran 13 halaman 213. 3.
Ranah Psikomotor Ranah Psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan skiil
atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. menurut Anderson 2010: 57 Adapun kategori dalam ranah psikomotor
yaitu: a.
Meniru P1 b.
Memanipulasi P2 c.
Presisi P3 d.
Artikulasi P4 e.
Naturalisasi P5 Adapun kata kerja operasional setiap tingkatan ranah Psikomotor terlampir pada
lampiran 13 halaman 213.
E. Kajian Penelitian yang Relevan
1. Adha Dyah Ikasari. 2014. Dengan judul efektifitas Pengguanaan Media
Wayang Terhadap Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Jawa di Kelas V SDN Brongkol Godean Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan
skor rata-rata tes sebelum menggunakan media wayang adalah 63,92 berbeda
40 jauh dengan skor rata-rata tes sesudah menggunakan media wayang kulit yaitu
87,74. Peningkatan skor ini diperoleh dari hasil tes siklus I dan siklus II, skor klasikal siswa meningkat sebesar 25 dari 53 prasiklus menjadi 78
siklus I. Siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 10 dari 78 Siklus I menjadi 87,74 siklus II. Kesimpulan Media wayang dapat meningkatkan
pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa Jawa. 2.
Putri Mulyani Ralma Sari. 2016. Penigkatan Kemampuan Menyimak intensif dengan Menggunakan Media Wayang Kartun pada Siswa Kelas V B SDN
Karangrejo 03 Jember. Hasil penelitian menunjukkan skor rata-rata tes sebelum menggunakan media wayang kulit adalah 63,92 berbeda jauh dengan skor rata-
rata tes sesudah menggunakan media wayang kulit yaitu 80. Peningkatan skor ini diperoleh dari hasil tes siklus I dan siklus II, skor klasikal siswa meningkat
sebesar 30 dari 43 prasiklus menjadi 73 siklus I. Siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 7 dari 73 Siklus I menjadi 80 siklus
II. Kesimpulan Media wayang dapat meningkatkan kemampuan menyimak intensif siswa kelas V B.
Dari kedua penelitian diatas walaupun sama-sama menggunakan media wayang dan sama-sama berhasil digunakan untuk meningkatkan hasil belajar
namun terdapat perbedaaan dengan penelitian ini. Perbedaanya yaitu peningkatan hasil belajar yang digunakan tidak hanya meliputi aspek kognitif saja melainkan
juga aspek adektif dan psikomotor khususnya pada mata perilaku hidup bersih dan sehat materi tema kessehatan pada siswa kelas II SD Negeri Tegal Panggung.
41
F. Kerangka Berpikir