PENINGKATAN PEMAHAMAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TEMA KESEHATAN MENGGUNAKAN MEDIA WAYANG KREASI PADA SISWA KELAS II A SD N TEGAL PANGGUNG.

(1)

PENINGKATAN PEMAHAMAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TEMA KESEHATAN MENGGUNAKAN

MEDIA WAYANG KREASI PADA SISWA KELAS II A SD N TEGAL PANGGUNG

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Eswadi NIM 13108244032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARATA


(2)

(3)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Eswadi

NIM : 13108244032

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul TAS : Peningkatan Pemahaman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tema Kesehatan Menggunakan Media Wayang Kreasi pada Siswa Kelas II A SD N Tegal Panggung. Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagian acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang lazim.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam lembar pengesahan adalah asli, apabila terbukti tanda tangan dosen penguji palsu, maka saya bersedia untuk memperbaiki dan mengikuti yudisium satu tahun kemudian.

Yogyakarta, 13 April 2017 Yang menyatakan

Eswadi


(4)

(5)

MOTTO

Sesungguhnya Allah SWT itu baik, Dia menyukai kebaikan. Allah itu bersih, dia menyukai kebersihan. Allah itu mulia. Dia menyukai kemuliaan. Allah itu dermawan ia menyukai kedermawanan maka bersihkanlah olehmu

tempat-tempatmu. (H.R At- Tirmizi: 2723)

Para muridlah yang membuat seseorang bisa menjadi guru yang hebat. Jika murid tidak tertawa pada lelucon guru, tidak antusias terhadap gaya mengajar guru, dan

tidak mau membuka diri maka mengajar akan menjadi sulit.” (Sally Pounce-O Rounke)


(6)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah atas izin Allah SWT tugas akhir skripsi ini dapat saya selesaikan, dan sebagai rasa syukur karya ini saya persembahkan kepada :

1. Kedua orang tua saya, Wiji Imam S dan Ibu Siti Ngaisah, terima kasih atas doa, bimbingan, motivasi, dan kasih sayang yang diberikan selama ini. 2. Almamater Universitas Negeri Yogyakarta, sebagai tempat saya menuntut


(7)

PENINGKATAN PEMAHAMAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TEMA KESEHATAN MENGGUNAKAN

MEDIA WAYANG KREASI PADA SISWA KELAS II A SD N TEGAL PANGGUNG

Oleh Eswadi NIM 13108244032

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan pemahaman perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) tema kesehatan menggunakan media wayang kreasi pada siswa kelas II A SD N Tegal Panggung.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research), dengan subjek penelitian berjumlah 22 siswa. Metode Pengumpulan data yang digunakan tes dan observasi. Teknik analisis data deskriptif kuantitatif dengan rata-rata. Desain penelitin menggunakan model Kemmis dan MC Taggart. Penelitian dilaksanakan selama dua siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) materi tema kesahatan dapat ditingkatkan menggunakan media wayang kreasi. Peningkatan tersebut diperoleh melalui peragaan tokoh wayang kreasi pada cerita tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan bimbingan guru saat proses pembelajaran. Adapun langkah- langkah proses peragaan wayang kreasi yaitu: (1) menyiapkan media dan membagi siswa dalam kelompok kecil (2) membagi peran tokoh kepada anggota kelompok (3) membaca teks cerita dan memeragakan wayang kreasi (4) peragaan selesai ketika teks cerita sudah habis. Hasil pemahaman aspek kognitif siswa mengalami peningkatan dari nilai hasil rata-rata pra siklus 63,18, siklus I 74,77, dan siklus II 80,91. Hasil pengamatan saat proses pembelajaran pada aspek afektif memperoleh persentase rata-rata dengan mendapat kriteria baik atau sangat baik siklus I 68,18% dan siklus II 81,82%. Pada aspek psikomotor memperoleh persentase rata-rata yang mendapat kriteria baik atau sangat baik siklus I 72,73% dan siklus II 86,36%. Penelitian ini dihentikan sampai siklus II karena sudah memenuhi kriteria keberhasilan yaitu ≥75% jumlah siswa sudah mencapai nilai KKM ≥70 pada aspek kognitif dan pada pengamatan proses pembelajaran pada aspek afektif dan psikomotor ≥75% siswa mendapat kriteria baik atau sangat baik.


(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “PENINGKATAN PEMAHAMAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TEMA KESEHATAN MENGGUNAKAN MEDIA WAYANG KREASI PADA SISWA KELAS II A SD N TEGAL PANGGUNG” dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terwujud tanpa bantuan, dorongan dan bimbingan segenap pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada:

1. Banu Setyo Adi, M.Pd selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Unik Ambarwati, M.Pd selaku validator instrument penelitian TAS yang memberikan saran/masukkan perbaikan sehingga penelitian TAS dapat terlaksana sesuai dengan tujuan.

3. dr. Atien Nur Chamidah, M. Dis.St selaku Dosen penguji utama skripsi yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis untuk menyempurnakan skripsi ini.

4. Woro Sri Hastuti, M.Pd selaku sekertaris penguji yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis untuk menyempurnakan skripsi ini.

5. Suparlan, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar yang telah memberikan arahan dalam pengambilan tugas akhir skripsi ini.


(9)

6. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Dr. Haryanto, M.Pd yang telah memfasilitasi dan memberikan kesempatan penulis untuk menyelesaikan penelitian ini. 7. Kepala Sekolah SDN Tegal Panggung Purwanti Handayani, M.Pd, yang telah

membantu memberikan arahan dan informasi dalam pelaksanaan penelitian. 8. Wali Kelas IIA SDN Tegal Panggung Ibu Rusiyati, S.Pd dan seluruh

siswa-siswi kelas II A atas bantuan dan kerjasamanya selama pelaksanaan penelitian berlangsung.

9. Observer Rusiyati, S.Pd dan Yai Rohmad yang sudah berkenan membantu melakukan pengamatan selama pelaksanaan penelitian berlangsung

10. Kedua orang tua saya, Wiji Imam Subagio dan Ibu Siti Ngaisah, yang telah memberikan doa, bimbingan, motivasi, dan kasih sayang yang diberikan selama mengerjakan skripsi ini.

11. Teman-teman seperjuangan kelas D angkatan 2013 yang telah memotivasi, memberikan bantuan, dan semangat terhadap penulisan skripsi ini.

12. Semua pihak yang telah membantu, memberikan doa dan masukan, dukungan, serta memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan. Demikianlah skripsi ini saya buat semoga bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 13 April 2017 Penulis

Eswadi


(10)

DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 7

C.Rumusan Masalah ... 7

D.Tujuan Penelitian ... 7

E.Manfaat Penelitian ... 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian tentang Hakikat Perilaku Sehat pada Tema Kesehatan ... 9

1. Perilaku ... 9

2. Perilaku Kesehatan ... 10

3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ... 12

a. Pengertian PHBS di sekolah ... 12

b. Indikator PHBS di Sekolah... 13

c. Kegiatan PHBS di Sekolah ... 16

d. Pembelajaran PHBS pada Tema Kesehatan ... 20

e. Materi Pembelajaran PHBS pada Tema Kesehatan ... 26

B. Kajian tentang Media Pembelajaran Wayang Kreasi ... 23

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 23

2. Manfaat Media Pembelajran ... 24

3. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran ... 25

4. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 25

5. Media Wayang Kreasi ... 26

6. Implementasi Media Wayang Kreasi dalam Pembelajaran ... 32

C. Kajian tentang Karakteristik Siswa SD kelas II ... 34

D. Kajian tentang Hasil Belajar Siswa ... 34

E. Kajian Penelitian yang Relevan ... 39

F. Kerangka Pikir ... 41


(11)

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 43

B. Waktu, Tempat dan Setting Penelitian ... 44

C. Subjek dan Objek Penelitian... 45

D. Definisi Operasional ... 45

E. Desain Penelitian ... 46

F. Teknik Pengumpulan Data ... 50

1. Observasi ... 50

2. Tes ... 51

F. Instrumen Penelitian ... 51

G. Teknik Analisis Data ... 55

1. Analisis Data Hasil Belajar Siswa ... 56

2. Analisis Data Pengamatan Aktifitas Guru ... 59

H. Validasi Instrumen ... 59

I. Indikator Keberhasilan ... 60

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 61

1. Deskripsi Langkah Sebelum Pelaksanaan Tindakan ... 61

2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan ... 63

a. Siklus I ... 64

b. Siklus II ... 85

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 104

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 112

B. Saran ... 113

DAFTAR PUSTAKA ... 114


(12)

DAFTAR GAMBAR

hal Gambar 1. Media Wyang Kreasi ... 30 Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir ... 42 Gambar 3. Alur Penelitian Tindakan Kelas ... 47 Gambar 4. Diagram pemahaman aspek kognitif Pra Siklus, siklus I,

dan siklus II ... 97 Gambar 5. Diagram pemahaman aspek kognitif Pra Siklus, siklus I,

dan siklus II ... 107 Gambar 6. Diagram aspek afektif pada siklus I dan II ... 108 Gambar 7. Diagram aspek psikomotor pada siklus I dan II ... 109


(13)

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. Hasil observasi indikator PHBS siswa kelas II A ... …….. 3

Tabel 2. Hasil Rata-rata ulangan harian tema kesehatan ... …….. 4

Tabel 3. Silabus KTSP 2006 ... …….. 20

Tabel 4. Kisi-Kisi Aspek Kognitif ... 52

Tabel 5. Kisi-Kisi Penilaian Afektif ... 53

Tabel 6. Kisi-Kisi Penilaian Psikomotor ... 54

Tabel 7. Kriteria Hasil Belajar Kognitif ... 57

Tabel 8. Rentang Nilai Hasil Belajar Afektif ... 58

Tabel 9. Rentang Nilai Hasil Belajar Psikomotor ... 58

Tabel 10. Inisial Subjek Penelitian... 61

Tabel 11. Hasil Tes Pra Siklus ... 63

Tabel 12. Hasil Tes Aspek Kognitif Siklus I Pertemuan 1 ... 69

Tabel 13. Hasil Tes Aspek Kognitif Siklus I Pertemuan 2 ... 73

Tabel 14. Rata-rata Hasil Tes aspek kognitif siklus I ... 74

Tabel 15. Ringkasan Hasil Tes Aspek Kognitif Siklus 1 ... 74

Tabel 16. Hasil Observasi Aspek Afektif Siklus I ... 75

Tabel 17. Hasil Observasi Aspek Psikomotor Siklus I ... 77

Tabel 18. Hasil Observasi Aktifitas guru siklus I Pertemuan 1 ... 79

Tabel 19. Hasil Observasi Aktifitas guru siklus I Pertemuan 2 ... 80

Tabel 20. Hasil Tes Siklus Aspek Kognitif Siklus II Pertemuan 1 ... 91

Tabel 21. Hasil Tes Siklus Aspek Kognitif Siklus II Pertemuan 2 ... 94

Tabel 22. Rata-rata Hasil Tes aspek kognitif siklus I ... 95

Tabel 23. Rata-rata Hasil Tes aspek kognitif siklus II ... 96

Tabel 24. Hasil Observasi Siswa Aspek Afektif Siklus II ... 98

Tabel 25. Hasil Observsi Siswa Aspek Psikomotor Siklus II ... 99


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian ... 117

Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian ... 119

Lampiran 3. Surat Keterangan Validasi ... 120

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 122

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 142

Lampiran 6. Soal Evaluasi Hasil Aspek Kognitif ... 158

Lampiran 7. Lembar Observasi Aktifitas Guru ... 176

Lampiran 8. Lembar Observasi Aktifitas Siswa ... 181

Lampiran 9. Hasil Pengamatan Aktifitas Guru Siklus I dan II ... 184

Lampiran 10. Pemahaman Aspek Kognitif ... 190

Lampiran 11. Pemahaman Aspek Afektif ... 193

Lampiran 12. Pemahaman Aspek Psikomotor ... 203

Lampiran 13. Taksonomi Anderson... 209


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan merupakan aset yang berharga bagi semua orang. Menurut Undang– Undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan dalam pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental dan spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Soekidjo Notoadmojo (2007: 3) menjelaskan bahwa sehat adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dengan demikian kesehatan penting bagi masyarakat. Pada kenyataannya banyak masyarakat yang belum sadar pentingnya kesehatan. Contoh hal kecil yang sering diabaiakan oleh masyarakat tentang kesehatan adalah tidak mencuci tangan sebelum makan, makan makanan sembarangan, tidak menjaga lingkungan tetap bersih dan lain-lain. Hal-hal kecil tersebut sering dilakukan oleh semua kalangan masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Oleh karena itu pendidikan tentang kesehatan sangat penting dilakukan kepada masyarakat khususnya pendidikan kesehatan yang ditanamkan sejak dini kepada anak. Salah satu contoh pendidikan kesehatan adalah pendidikan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menurut Soekidjo Notoadmojo (2007: 136) adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makan dan minuman serta lingkungan. Atika Proverawati dan Eni Rahmawati (2011: 3)


(16)

dipraktikkan masyarakat atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit dan meningkatkan kesejahteraan serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Dari pengertian para ahli di atas dapat diketahui bahwa PHBS di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang diprakatikkan oleh peserta didik guru dan masyarakat lingkungan sekolah berdasarkan kesadaran sehingga mampu mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Dari peryataan di atas setiap sekolah harus memberikan praktik pendidikan perilaku hidup bersih dan sehat agar semua warga sekolah terhindar dari penyakit dan berperan aktif dalam menjaga kesehatan.

SD N Tegal Panggung merupakan sekolah yang berada di dekat bantaran Kali

Code. Siswa Kelas II A SD N Tegal Panggung tinggal di wilayah dekat Kali Code. Berdasarkan Observasi dan wawancara pada hari sabtu tanggal 17 Januari 2017 kepada masyarakat yang tinggal di dekat Kali Code bahwa masyarakat memiliki kebiasaan yang kurang memperhatikan perilaku hidup bersih dan sehat. Faktanya lingkungan tempat tinggal mereka kumuh dan kotor, akses air bersih kurang, membuang sampah sembarangan, letak rumah yang sangat berhimpitan, dan ketika hujan lebat Kali Code meluap dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Masalah ini diperkuat dengan berita dari Harian Jogja yang menyatakan bahwa Pada hari Senin, tanggal 14 Maret 2016 kali Code meluap ke pemukiman warga saat hujan deras sehingga banyak warga yang terjangkit penyakit seperti diare, flu dan demam di bantaran kali code, salah satu daerah yang mengalami musibah ini adalah daerah Tegal Panggung Yogyakarta (Harian Jogja, 14 Maret 2016).


(17)

Berdasarkan observasi dan wawancara pada tanggal 17 sampai 19 Januari 2017 ditemukan fakta bahwa siswa kelas II A SD N Tegal Panggung ada yang tidak mandi saat berangkat ke sekolah, memakai baju yang belum dicuci (baju masih kotor), baju yang tidak disetrika, sepatu dan kaos kaki yang jarang dicuci, jarang gosok gigi, jarang keramas rambut, jarang memotong kuku, tidak mencuci tangan sebelum makan dan dari kamar mandi serta jajan makanan sembarangan, tidak peduli dengan kebersihan lingkungan kelas dan sekolah. Kebiasaan-kebiasaan di atas tentunnya merupakan perilaku yang tidak memperhatikan perilaku hidup bersih dan sehat dan apabila dibiarkan maka akan berdampak buruk bagi siswa. Untuk itu perlu adanya pendidikan tentang perilku hidup bersih dan sehat kepada siswa agar taraf pemahaman mereka tentang kehatan meningkat.

Tabel 1. Hasil observasi indikator perilaku hidup bersih dan sehat (menurut Atikah Proverawati dan Eni (2012: 23) dan PromKes RI (2016) dari siswa

kelas II A SD Tegal Panggung tanggal 17 sampai 19 Januari 2017.

NO Hal yang diamati Hasil Pengamatan

1 Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun

Tidak ada siswa yang mencuci tangan sebelum makan.

2 Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.

Sebagian besar siswa jajan di kantin dan membeli makanan yang tidak sehat, serta ada yang membeli jajanan tidak sehat di luar kantin.

3 Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

Keadaan jamban di sekolah kurang bersih, bau dan siswa tidak menjaga kebersihannya. 4 Olahraga yang teratur dan terukur Olahraga siswa hanya pada saat

mapel olahraga saja.

5 Memberantas jentik nyamuk Siswa tidak pernah terlibat dalam memberantas jentik nyamuk 6 Tidak merokok di sekolah Ada beberapa siswa yang pernah

merokok 7 Menimbang berat badan dan

mengukur tinggi badan setiap 6 bulan

Sudah dilakukan, namun siswa masih harus di suruh


(18)

8 Membuang sampah pada tempatnya 80% siswa kelas II membuang sampah sembarangan

Guru merupakan pendidik profesional yang memiliki tugas mulia, yaitu sebagai agen perubahan. Oleh karena itu guru dituntut untuk selalu inovatif dalam mengemas kegiatan pembelajaran sehingga terbentuk suasana pembelajaran yang interaktif, inspiratif, dan menyenangkan. Berdasarkan hasil nilai ulangan harian pada materi tema kesehatan dan wawancara yang telah peneliti lakukan, diketahui bahwa hasil belajar untuk materi perilaku hidup bersih dan sehat pada tema kesehatan terdapat pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA masih rendah dibandingkan mata pelajaran yang lain, hal ini dapat dilihat dari daftar nilai sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Rata-rata ulangan harian tema kesehatan

Mata Pelajaran Nilai rata-rata Ulangan harian Tema Kesehatan

Matematika 67

IPA 66

IPS 70

PKn 71

Bahasa Indonesia 65

Sumber : Hasil Rata-rata Ulangan Harian Tema Kesehatan Semester SD N Tegal Panggung Tahun Ajaran 2016/2017

Berdasarkan observasi di lapangan pada tanggal 17 sampai 19 Januari 2017 ditemukan fakta bahwa kegiatan proses belajar mengajar di kelas II A SD N Tegal Panggung kurang menarik sehingga hasil belajar siswa masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 2 hasil rata- rata nilai ulangan harian siswa pada tema kesehatan yang masih rendah di bawah KKM. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam pembelajaran adalah guru harus memperkenalkan siswa dengan


(19)

media pembelajaran yang tepat sangat diperlukan untuk dapat memudahkan mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Hamalik dengan pemakaian media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan dalam kegiatan pembelajaran (Arsyad, 2013: 15). Dari pernyataan tersebut media pembelajaran sangat penting dalam proses belajar mengajar.

Media sangat penting dalam pembelajaran yaitu mengkomunikasikan pesan yang dapat menarik perhatian dan minat siswa sehingga siswa termotivasi untuk belajar serta membantu meningkatkan pemahaman siswa. Menurut Abu Ahmadi (2009: 73) menyatakan bahwa seorang guru dalam penyampaian materi ajar agar mengusahakan mengikutsertakan bermacam-macam indera dan harus dapat memberikan pengamatan mendekati kenyataan yang atau dengan kata lain harus diperagakan. Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran ini adalah media “Wayang Kreasi”. Media wayang kreasi dapat mengikutsertakan bermacam-macam indera, memberikan pengamatan mendekati kenyataan dan bisa diperagakan oleh siswa. Selain itu wayang merupakan kesenian tradisional Indonesia yang mengandung ajaran moral, religi, dan sosial. Oleh karena itu, wayang dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswa.

Media wayang adalah seperangkat alat yang digunakan untuk membantu dan memudahakan proses belajar mengajar menggunakan seni dekoratif yang dikembangkan dari bentuk dasar wayang dua dimensi dari kertas karton yang mengalami modernisasi dan dikembangkan sesuai dengan materi pembelajaran


(20)

yang akan diajarkan(Suwaji Bustomi, 1997: 45). Wayang Kreasi adalah kreasi dari wayang yang dibuat menggunakan kertas dan kain berupa tokoh-tokoh untuk menyampaiakn materi pembelajaran. Media ini disebut wayang kreasi karena merupakan kreasi dari wayang yang dibuat menggunakan gambar kartun berupa tokoh-tokoh dalam cerita yang digunting dan dilem menggunakan kain sebagai pakaiaan dan bambu sebagai pegangan dan tangan dalam pertunjukkan. Menurut Bachtiar Bahri (2005: 33) bahwa media wayang dapat mengkongkritkan isi materi pembelajaran kepada siswa sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Kelebihan media wayang juga di tegaskan oleh Ngadino (2009: 19) kelebihan media wayang sebagai media pembelajaran adalah mengarahkan siswa untuk berkomunikasi, menggugah emosi dan sikap siswa, memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi dan membantu memahami teks siswa yang lemah dalam membaca. Dari pendapat tersebut maka pengguanaan media wayang kreasi dalam pembelajaran memahamkan PHBS dapat membantu mengkongkritkan isi materi melalui gambar tokoh cerita yang digambarkan melalui bentuk wayang kreasi. Selain itu media wayang kreasi membuat pembelajaran menjadi komunikatif dan sangat di sukai siswa serta mengaktifkan siswa. Apabila siswa suka dengan media wayang tersebut maka siswa akan mengerti isi atau pesan yang disampaikan dalam pembelajaran.

Pembelajaran melalui media wayang ini bisa menjadi alternatif untuk diterapkan pada pembelajaran di kelas II sekolah dasar khususnya untuk meningkatkan pemahaman perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa. Dari penjelasan diatas, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian tindakan kelas


(21)

dengan judul “Peningkatan Pemahaman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tema Kesehatan menggunakan Media Wayang Kreasi Pada Siswa Kelas II A SD N Tegal Panggung”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang ada maka dapat didefinisikan beberapa masalah diantaranya:

1. Belum optimalnya pendidikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada materi tema kesehatan di sekolah.

2. Siswa kelas II A belum sadar akan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). 3. Nilai Ulangan Harian tema kesehatan kelas II A yang masih rendah

4. Belum adanya pembelajaran perilaku hidup bersih dan sehat yang menarik. 5. Belum diterapkannya pembelajaran dengan media wayang kreasi saat

pembelajaran.

C. Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini yaitu: Bagaimana meningkatkan pemahaman perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) tema kesehatan menggunakan media wayang kreasi pada siswa kelas II A SD N Tegal Panggung?

D. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) materi tema kesehatan menggunakan media wayang kreasi pada siswa kelas II A SD N Tegal Panggung.


(22)

E. Manfaat

Memperhatikan tujuan penelitian tersebut, temuan-temuan penelitian ini diharapkan memiliki manfaat untuk meningkatkan pemahaman perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) materi tema kesehatan melalui media wayang kreasi pada siswa kelas II di SD N Tegal Panggung, manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini berguna untuk memberikan informasi dan literatur bagi pembaca tentang bagaimana meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat melalui media wayang kreasi kepada siswa SD.

2. Maanfaat Praktis

a. Bagi peneliti, yaitu mengetahui penerapan media wayang kreasi untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat kelas II pada tema kesehatan. b. Bagi siswa kelas II SD N Tegal Panggung, yaitu 1) Memberikan pembelajaran

yang menyenagkan dan bermakna dengan menggunakan media wayang kreasi. 2) Menambah wawasan terkait perilaaku hidup bersih dan sehat dalam upaya mewujudkan sumber daya manusia yang sehat.

c. Bagi guru kelas II, yaitu mendapat feedback (umpan balik) mengenai praktek pembelajaran yang dilaksanakan dalam kaitannya untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di tingkat sekolah Dasar.

d. Bagi kepala sekolah, yaitu mendapatkan gambaran umum mengenai efektifitas pembelajaran dalam mendukung tujuan pembelajaran di kelas II pada tema kesehatan pada khususnya, dan tujuan pendidikan satuan pendidikan dasar pada umumnya.


(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian tentang Hakikat Perilaku Sehat pada Tema Kesehatan 1. Perilaku

Perilaku merupakan aktivitas yang dilakukan oleh setiap manusia. Setiap hari seseorang selalu melakukan sesuatu. Soekidjo Notoadmojo (2007: 13) yang di maksud perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas yang dapat diamati langsung maupun yang tidak langsung dari diri seseorang. Bimo Walgito (2003: 10) menjelaskan bahwa perilaku itu sebagai aktivitas –aktivitas yang merupakan manifestasi kehidupan psikis. Syamsur Manda (2006: 14) perilaku adalah seatu proses keadaan mental yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dari pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah semua kegiatan/aktifitas dalam kehidupan sesorang yang dapat diamati langsung maupun tidak langsung.

Seorang memiliki perilaku- perilaku yang berbeda- beda. Ada berbagai macam perilaku- perilaku sesorang diantarnya menurut Soekidjo Notoadmojo (2007: 120) perilaku dibedakan menjadi dua macam yaitu perilaku pasif dan perilaku aktif. Berikut adalah penjelasan dari macam perilaku tersebut.

a. Perilaku pasif

Perilaku pasif adalah respon internal, yaitu yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat dilihat oleh orang lain, misalnya: berfikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan. Perilaku ini sulit untuk diamati karena tidak bisa dilihat langsung oleh pancaindra. Pengamatan perilaku pasif bisa dilakukan dengan menggunakan tes.


(24)

b. Perilaku aktif

Perilaku aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diamati secara langsung. Misalnya: siswa membuang sampah di tempat sampah, siswa makan, siswa berolahraga, dan lain-lain.

Dalam kegiatan pembelajaran siswa harus selalu ditanamkan perilaku-perilaku yang baik. Selain ditanamkan siswa juga diharapkan dapat berperan aktif dalam berperilaku baik.

2. Perilaku Kesehatan a. Pengertian

Sehat adalah kedaan sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial. Kus Irianto dan Kusno Waluyo (2004: 84) sehat merupakan masa tumbuh kembang manusia mencakup manusia seutuhnya meliputi fisik emosi sosial dan spiritual, sehat badan bukan hanya bebas dari penyakit tetapi meliputi seluruh kehidupan manusia termasuk aspek sosial, psikologis, faktor-faktor lingkungan dan lain-lain. Soekidjo Notoadmojo (2007: 3) sehat adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Pendapat tersebut ditegaskan oleh Syamsur Manda (2006: 15) bahwa sehat adalah pribadi seseorang seutuhnya, meliputi sehat fisik, mental dan sosial yang ketiganya tidak dapat dipisahkan. Dari pendapat para ahli diatas dapat di pahami bahwa sehat adalah keadaan yang sempurna meliputi fisik, emosi, mental, spiritual, sosial dan terhindar dari penyakit.

Perilaku kesehatan merupakan bentuk perbuatan yang menunjukkan kaitan dengan sehat jasmani dan rohani seseorang. Perilaku kesehatan menurut Skinner


(25)

adalah suatu respon seserong (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan, minuman dan lingkungan (Soekidjo Notoadmojo, 2007: 32). Perilaku kesehatan menurut Wawan dan Dewi M (2010: 56), bahwa perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makan serta lingkungan. Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati (2011: 62), bahwa perilaku kesehatan individu cenderung di pengaruhi oleh sikap kepercayaan orang yang bersangkutan terhadap kondisi kesehatan yang diinginkan dan kurang pada pengetahuan biologisnya. Dari pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berhubungan dengan aspek kesehatan.

b. Klasifikasi Perilaku Kesehatan

Seseorang memiliki keadaan kesehatan berbeda-beda. Klasifikasi kesehatan menurut Soekidjo Notoadmojo (2007: 17) di bagi menjadi 3 kelompok yaitu: 1) Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance). Perilaku ini adalah

usaha-usaha seseorang untuk menjaga kesehatan agar tidak sakit.

2) Perilaku pencarian dan penggunaan system atau fasilitas pelayanan kesehatan. Perilaku ini menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit atau kecelakaan.

3) Perilaku kesehatan lingkungan bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik, social, budaya dan lain-lain. Perilaku ini adalah


(26)

bagaimana seseorang mengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga atau masyarakat.

3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) a. Pengertian

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI. No. 1193/MENKES/SK/X/2004 adalah salah satu kebijakan nasional yaitu promosi kesehatan untuk mendukung pencapaian visi Indonesia sehat. Depkes (2007: 27) mengemukakan bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk mewujudkan manusia yang sehat, cerdas dan produktif. Kesehatan perlu dijaga dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap orang. Menurut Soekidjo Notoadmojo (2007: 136) perilaku hidup bersih dan sehat suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makan dan minuman serta lingkungan. Menurut Atika Proverawati dan Eni Rahmawati (2012: 3) perilaku hidup bersih dan sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan. PHBS menurut Promkes RI (2006) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan –kegiatan kesehatan di masyarakat.

Dari pendapat para ahli diatas dapat di simpulkan bahwa Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan masyarakat atas


(27)

dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit dan meningkatkan kesejahteraan serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Syamsur Manda (2006: 53) program-program PHBS sasaranya dapat dikelompokkan menjadi 5 tatanan yaitu: Rumah tangga, tatanan intuisi pendidikan (sekolah madrasah, pondok pesantren), intuisi tempat kesehatan (puskesmas, rumah sakit, klinik), sasaran tempat kerja (kantor, pabrik, tempat usaha) dan tatatnan tempat umum. Sasaran adalah hal penting yang dituju dalam intuisi pendidikan yang diubah perilakunya atau murid dan giri yang bermasah. Untuk penelitian ini yang deteliti adalah PHBS di sekolah. Dari pengertian PHBS menurut para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan pengertian PHBS di sekolah yaitu sekumpulan perilaku yang dipraktikkan semua warga sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit dan meningkatkan kesejahteraan serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sekolah sehat.

b. Indikator PHBS di Sekolah

Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat menurut Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati (2012: 6) hal- hal mendasar yang perlu diupayakan dalam pembinaan hidup sehat, yaitu:

1) Mencuci tangan dan menggosik gigi dengan bersih 2) Mengkonsumsi makanan yang bergizi

3) Menjaga kebersihan lingkungan sekolah 4) Melakukan olahraga secara teratur 5) Mengatur waktu istirahat yang baik


(28)

6) Tidak merokok disekolah

7) Menimbang berat badan dan menukur tinggi badan setiap 6 bulan 8) Membuang sampah pada tempatnya.

Dengan menerapkan berperilaku hidup bersih dan sehat di sekolah oleh peserta didik guru dan masyarakat lingkungan sekolah maka membentuk mereka untuk memiliki kemampuan dan kemandirian dalam meningkatkan drajat kesehatan serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.

Menurut Soekidjo Notoadmojo (2007: 62) perilaku seseorang dalam memelihara atau meningkatkan kesehatan erat kaitannnya respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut:

1) Berperilaku terhhadap makanan dan minuman

Makanan dan minuman sangat penting bagi tubuh kita. Oleh karena itu manusia perlu makan dan minum guna mendapatkan keadaan jasmani dan rohani yang bagus. Dengan adanya pengetahuan sikap dan pengetahuan tentang zat-zat gizi seseorang mampu menyediakan dan menghidangakan makanan yang baik untuk tubuh.

2) Berperilaku terhadap kebersihan diri sendiri

Upaya yang paling penting adalah menjaga kebersihan diri sendiri. Menjaga kebersihan diri sendiri sebenarnya bukanlah hal yang mudah. Tujuan untuk menjaga kebersihan adalah agar siswa mengetahui manfaat kebersihan diri sendiri dan mampu menerapkan perawatan kebersihan kebersihan diri sendiri dalam upaya meningkatkan berperilaku hidup bersih dan sehat.


(29)

Perilaku terhadap lingkungan adalah respon seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan terhadap kesehatan lingkungan. Manuasia selalu hidup dan selalu berada di suatu lingkungan seperti lingkungan tempat tinggal, dan tempat untuk melakukan suatu aktivitas. Menurut Soekidjo Notoadmojo (2007: 137) perilaku terhadap kebersihan lingkungan merupakan respon seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia. Selanjutnya di jelaskan perilaku kesehatan lingkungan itu sendiri antara lain mencakup:

a) Perilaku yang berhubungan dengan air bersih

b) Perilaku yang berhubungan dengan pembuangan air kotor c) Perilaku yang berhubungan dengan limbah

d) Perilaku yang berhubungan dengan rumah sehat

e) Perilaku yang berhubungan dengan pembersihan sarang-sarang nyamuk 4) Perilaku terhadap sakit dan penyakit

Perilaku terhadap sakit dan penyakit adalah respon seseorang baik pasif yang ada pada dirinya maupunrespon aktif yang dilakukan dengan penyakit dan sakit tersebut (Soekidjo Notoadmojo (2007: 121). Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit meliputi:

a) Perilaku peningkatan dan pemeliharaan kesehatan b) Perilaku pencegahan penyakit

c) Perilaku pencarian pengobatan d) Perilaku pencegahan kesehata

Perilaku hidup bersih di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan mastyarakat limgkungan sekolah atas


(30)

dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.

Indikator yang dipakai sebagai ukuran PHBS di sekolah menurut Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati (2012: 23) dan Promkes RI (2016) yaitu:

1) Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun 2) Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat 4) Olahraga yang teratur dan terukur

5) Memberantas jentik nyamuk 6) Tidak merokok di sekolah

7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan 8) Membuang sampah pada tempatnya

c. Kegiatan PHBS di Sekolah

Beberapa kegiatan dalam menerapkan PHBS di sekolah menurut Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati (2012: 73):

1) Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun

Setiap kali seseorang makan dan minum menggunakan tangan. Jika tangan kotor maka tubuh sangat berisiko terhadap penyakit. Tangan adalah bagian tubuh yang sering berhubungan langsung dengan mulut dan hidung. Menurut Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati (2012: 73) cara yang tepat untuk cuci tangan: a) Cuci dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun


(31)

c) Bersihkan bagian pergelangan tangan sela-sela jari dan kuku d) Basuh tangan sampai bersih dengan air mengalir

e) Keringkan dengan handuk bersih atau alat pengering lain f) Gunakan tisu atau handuk untuk mematikan kran air. 2) Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

Makanan sehat adalah makanan yang memiliki gizi yang seimbang bagi tubuh. Menurut Eko Sriwijayanti (2006: 6) makanan bergizi seimbang yaitu makanan yang mengandung berbagai zat yang diperlukan tubuh dalam jumlah seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh artinya zat gizi tidak beleh lebih dan tidak boleh kurang. Makanan yang di sajikan di kantin sekolah harus memiliki gizi, sehat, bersih dan tidak mengandung zat yang berbahaya.

3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

Jamban adalah suatu rungan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Menurut Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati (2012: 75) syarat jamban yang seghat adalah:

a) Tidak mencemari sumber air minum b) Tidak berbau

c) Kotoran tidak dapat di jamah oleh serangga dan tikus d) Tidak mencemari tanah sekitarnya

e) Mudah dibersihkan dan aman digunakan f) Dilengkapai dinding atau ata pelindung g) Penerangan dan ventilasi yang cukup


(32)

h) Lantai kedap air dan ruangan memadai i) Tersedia air sabun dan alat pembersih 4) Olahraga yang teratur dan terukur

Olahraga penting bagai anak untuk merangsang pertumbuhan tubuh. Menurut Menurut Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati (2012: 94) olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak dan meningkatkan kemampuan gerak. Berolahraga haruslah teratur jangan berlebihan. Dengan berolah raga teratur maka meningkatkan kesehatan seseorang. Olahraga raga teratur dilakukan sebanyak 3 kali dalam seminggu.

5) Memberantas jentik nyamuk

Memberantas jentik-jentik nyamuk merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk membasmi atau memberantas telur, jentik, kepompok dan nyamuk dengan berbagai cara serta bertujuan untuk menghilangkan nyamiuk tentunya di lingkungan sekolah. Menurut Menurut Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati (2011: 82) cara membasmi jentik nyamuk adalah sebagai berikut:

a) Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi/ WC, drum, atau pot bunga.

b) Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air.

c) Mengubur atau menyingkirkan barang – barang bekas yang dapat menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, palstik-plastik yang dibuang sembarangan. 6) Tidak merokok di sekolah


(33)

Rokok mengandung zat yang berbahaya yaitu Nikotin, Tar dan karbon monoksida. Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung dan aliran darah. Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker sedangkan Karbon Monoksida menyebabkan kekurangan kemampuan darah membawa oksigen sehingga sel-sel tubuh mati. Oleh karena itu merokok harus dihandarkan sejak dini mugkin.

7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan

Mengukur berat badan dan tinggi badan merupakan salah satu upaya untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak. Manfaat menimbang berat badan menurut (Depkes RI, 2007) antara lain:

a) Untuk mengetahui apakah siswa tumbuh sehat

b) Untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan

c) Untuk mengetahui siswa yang di curigai kekurangan gizi dan kelebihan gizi. 8) Membuang sampah pada tempatnya

Sampah merupakan salah satu penyebab lingkungan menjadi kotor. Sampah terdiri dari sisa makanan, daun-daun, plastikkain, karet dan lain-lain. Kegiatan untuk mendukung PHBS di sekolah hendaknya tersedia tempat pembuangan sampah yang tertutup di setiap ruangan serta adanya bak penampungan akhir sampah disekolah.

Kesehatan tidak datang dengan sendirinya maka dari itu dibutuhkan kesadaran dan peran khusus dari dalam diri seseorang. Usaha dengan mengupayakan agar setiap individu maupun kelompok mendapatkan kesehatan yang optimal, sehingga perilaku hidup bersih dan sehat dapat tercapai.


(34)

d. Pembelajaran PHBS pada Tema Kesehatan

Silabus KTSP 2006 Tema Kesehatan menurut Permendikbud (2006) adalah sebagi berikut:

Tabel 3. Silabus KTSP 2006

SK KD Indikator

PKn:

3. Membiasakan Hidup gotog royong 3.1Melaksanakan pemeliharaan lingkungan bagi manusia 3.1.1Menyebutkan manfaat

lingkungan alam bagi manusia. IPS

3. Memahami peristiwa penting dalam keluarga secara kronologis.

3.2Menceritakan

peristiwa penting dalam keluarga secara kronologis

3.2.1Menjelaskan akibat dari tidak merawat

lingkungan. IPA

3. Mengenal lingkungan sekitar kita

3.1Mengidentifikasi lingkungan rumah dan sekolah

3.1.1Menyebutkan lingkungan sehat dan tidak sehat di sekolah

3.1.2Menjelaskan akibat dari tidak merawat

lingkungan sekolah Matematika

3. Melakukan

penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500.

3.3Menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku (cm, m) yang sering digunakan

3.3.2Mengukur

panjang benda menggunakan ukuran baku dan tidak baku.

Bahasa Indonesia:

3.Mendengarkan

Memahami teks pendek dan puisi anak yang dilisankan.

 Menyebutkan

kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek .

 Mendengarkan teks pendek yang dibacakan guru.

 Menjawab

pertanyaan tentang isi teks pendek yang dibacakan guru


(35)

3.Berbicara

Mengungkapkan pikiran, persaan, dan pengalaman secara lisan melalui kegiatan bertanya, bercerita dan deklamasi.

3.Membaca

Memahami teks pendek dengan membaca lancar dan membaca puisi anak.

3.Menulis

Menulis permulaan melalui kegiatan melengkapi cerita

 Mendeskripsikan isi puisi

 Mendeklamasikan puisi denga ekspresi yang tepat.

 Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

 Menjelaskan isi puisi anak yang dibaca.

 Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat.

 Menceritakan kembali isi teks bacaan dengan bahasa sendiri.  Menjawab pertanyaan tentang isi puisi  Mendeklamasikan puisi

 Menjelaskan isi puisi

 Mengajukan pertanyaan bacaan,

Dari silabus diatas pembelajaran perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada tema kesehatan terdapat dalam mata pelajaran PKn, dan Bahasa Indonesia dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan indicator sebagai berikut:

IPA

Standar Kompetensi:

3.Mengenal Lingkungan sekitar kita Kompetensi Dasar:

3.1Mengidentifikasi lingkungan rumah dan sekolah Indikator:

3.1.1Menyebutkan lingkungan sehat dan tidak sehat di sekolah berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).


(36)

Bahasa Indonesia

Standar Kompetensi:

3.Mendengarkan: Memahami teks pendek dan puisi anak yang dilisankan. Kompetensi Dasar:

3.1Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek. Indikator:

3.1.1 Mendengarkan teks pendek yang dibacakan guru tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

3.1.2 Menjawab pertanyaan tentang isi teks pendek yang dibacakan guru tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

e. Materi Perilaku hidup bersih dan sehat pada tema kesehatan

Dari 8 indikator perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) di sekolah menurut Atika Proferawati dan menurut Promkes RI serta menimbang silabus KTSP pada Tema Kesehatan SD N Tegal Panggung maka di tenntukan materi pembelajaran perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) di sekolah pada tema kesehatan yang akan di kaji adalah:

1) Akibat tidak mencuci tangan 2) Makanan sehat di kantin sekolah 3) Memberantas jentik-jentik nyamuk 4) Tidak merokok di sekolah

5) Kamar mandi yang sehat 6) Olahraga teratur


(37)

8) Membuang sampah pada tempatnya

B. Kajian tentang Media Pembelajaran Wayang Kreasi 1. Pengertian Media Pembelajaran

Dalam bahasa latin secara harafiah media berarti tengah, perantara, atau pengantar. Menurut Daryanto (2012: 4) media merupakan salah satu komponen komunikasi. Pendapat lain menyatakan bahwa media meruapakam materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, kemampuan, atau sikap (Arsyad, 2013: 3). Menurut Arif Sadiman, dkk (2009:6) media adalah segala sesuatu yang dapat diguanakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sehingga proses belajar dapat berjalan. Dari pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa media adalah alat komunikasi untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga mampu memperoleh pengetahuan, kemampuan atau sikap.

Setelah kita mengetahui penertian media, selanjutnya akan dikaji mengenai media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar (Arsyad, 2013: 10). Menurut Wina Sanjaya (2008: 136) media pembelajaran adalah semua alat dan bahan yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendapat lain menyatakan bahwa Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta kemauan peserta didik


(38)

sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif (Sukiman, 2012: 29). Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah semua alat bantu atau bahan yang dapat memudahkan menyampaikan pesan/informasi pembelajaran agar dapat di terima oleh siswa sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.

2. Manfaat Media Pembelajaran

Manfaat Media dalam Pembelajaran sangat bermanfaat dalam membantu siswa memahami pembelajaran. Berdasarkan pengertian di atas, maka maanfaat media pembelajaran adalah untuk menyampaikan pesan yang dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar. Menurut Sudjana & Rivai (2013: 2) manfaaat media pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Pengajaran lebih menarik perhatian siswa. b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknannya c. Metode mengajar akan bervariasi

d. Siswa lebih banyak belajar

Selain manfaat media pembelajaran di atas, ada pendapat lain ada delapan manfaat media pembelajaran menurut Asra et all (2008: 59) adalah sebagai berikut:

a. Dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa. b. Dapat melampaui batasan ruang kelas.

c. Memungkinkan adanya interaksi antara peserta didik dengan lingkungan. d. Dapat menghasilkan keragaman pengamatan siswa.


(39)

e. Dapat menanamkan konsep dasar yang konkrit, benar, dan berpijak pada realitas.

f. Dapat menumbuhkan minat siswa

g. Membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar.

h. Memberikan pembelajaran secara menyeluruh dari yang konkrit ke yang abstrak.

Berdasarkan manfaat-manfaat di atas dapat di Tarik kesimpulan bahwa media sangat penting dalam pembelajaran yaitu sebagai pengkomunikasian pesan yang dapat menarik perhatian dan minat siswa sehingga siswa termotivasi untuk belajar serta membantu meningkatkan pemahaman siswa. Untuk itu perlu adanya pemilihan media yang tepat supaya pembelajaran dapat ditingkatkan.

3. Kriteria Pemilihan Media dalam Pembelajaran

Dalam menggunakan media pembelajaran seorang guru harus tepat. Ada beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan sebelum memilih media yang akan digunakan dalam pembelajaran menurut Sudjana & Rivai (2013: 4-5) yaitu: a. Ketepatan dengan tujuan pengajaran

b. Dukungan terhadap isi bahan pengajaran c. Kemudahan memperoleh media

d. Kemampuan guru dalam menggunakannya e. Tersedia waktu untuk menggunakannya f. Sesuai dengan taraf berpikir anak.

4. Jenis jenis media pembelajaran


(40)

a. Media visual

Yaitu media yang dapat dilihat. Contohnya adalah foto, gambar poster, grafik, kartun, buklet, diorama dan moke up.

b. Media audio

Yaitu media yang dapat didengar saja. Contohnya adalah radio mp3 player iPod. c. Media audio visual

Yaitu media yang dapat dilihat sekaligus didengar. Contohnya adalah film, video, televisi

d. Multimedia

Yaitu media yang menyajikan unsur media secara lengkap seperti suara animasi, video, grafis dan film multimedia sering di identikkan dengan komputerinternet dan pembelajaran berbasis IT.

e. Media realita

Yaitu semua media yang nyata yang ada di lingkungan alam, baik digunakan dalam keadaan hidup maupunsudah di awetkan, seperti: tumbuhan, hewan, batuan, herbarium, sawah dan sebagainya.

Dari jenis-jenis media yang telah di uraikan diatas maka media wayang kreasi termasuk jenis media visual karena media wayang kreasi hanya dapat dilihat.

5. Media Wayang Kreasi

Media wayang kreasi merupakan media yang diadopsi dari pertunjukan wayang. Menurut Adrian Kresna (2012: 21) wayang sering diartikan sebagai bayangan bergerak sesuai lakon yang dihidupkan oleh seorang dalang. Sedangkan menurut Suharno dan retnoningsih (2011: 638) menyatakan bahwa wayang


(41)

merupakan gambar atau tiruan orang dan sebagainya dibuat dari kulit, kayu, dan sebagainya untuk mempertunjukkan sesuatu lakon. Sri Hartati (2011) wayang diartikan sebagai orang benda bernyawa dan benda lainnya yang terbuat dari pahatan kulit binatang, kayu, kertas dan rumput yang di gunakan untuk memerankan tokoh dalam pertunjukkan.

Media wayang adalah seperangkat alat yang digunakan untuk membantu dan memudahakan proses belajar mengajar menggunakan seni dekoratif yang dikembangkan dari bentuk dasar wayang dua dimensi dari kertas karton yang mengalami modernisasi dan dikembangkan sesuai dengan materi cerita yang merupakan gambaran atau deskripsi dari unsur-unsur cerita yang terkandung didalamnya seperti tokoh,lattar dan setting(Suwaji Bustomi, 1997: 45). Menurut Bachtiar Bahri (2005: 33) bahwa media wayang adalah media yang dibuat seperti tiruan orang atau gambar dan sebagainya yang dibuat dari kulit, kayu, kertas dan sebagainya untuk mempertunjukkan sesuatu lakon yang dapat mengkongkritkan isi materi pembelajaran kepada siswa sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Selain itu wayang sebagai media pembelajaran adalah mengarahkan siswa untuk berkomunikasi, menggugah emosi dan sikap siswa, memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi dan membantu memahami teks siswa yang lemah dalam membaca (Ngadino, 2009: 19).

Dari pendapat para ahli di atas dapat di ketahui bahwa wayang kreasi adalah kreasi dari wayang yang di buat menggunakan kertas dan kain berupa tokoh-tokoh untuk menyampaiakn materi pembelajaran. Media ini disebut wayang kreasi karena merupakan kreasi dari wayang yang dibuat menggunakan gambar kartun berupa


(42)

tokoh-tokoh dalam cerita yang digunting dan di lem menggunakan kain sebagai pakaiaan dan bambu sebagai pegangan dan tangan dalam pertunjukkan. Media Wayang kreasi adalah media alternatif yang dapat digunakan dalam mengomunikasikan cerita. Wayang kreasi berbentuk wayang pada umumnya, namun wujudnya berupa gambar kartun dari bahan karton dan kain yang diberi batang atau kayu sebagai pegangan tangan ketika memainkan. Wayang kreasi sebagai media memiliki fungsi yang tepat apabila digunakan dalam kegiatan bercerita, karena wayang ini dapat menghadirkan siswa kepada konsep abstrak seperti memahami sebuah cerita. Oleh karena itu wayang kreasi dapat memberikan pengalaman yang langsung pada siswa dan melibatkan panca indrasiswa dalam kegiatan bercerita. Pelibatan panca indera melatih siswa untuk lebih peka dan membuat pembelajaran lebih berkesan dibenak siswa. Sebagai media yang menunjang proses kegiatan belajar mengajar, wayang kreasi memiliki beberapa kelebihan, antara lain bisa menarik perhatian siswa, memudahkan siswa memahami alur cerita, penggambaran tokoh yang abstrak menjadi nyata, dapat digunakan secara berulang-ulang, dan dapat dipergunakan dalam kegiatan yang sifatnya berkelompok atau klasikal.

Bentuk wayang ini desesuaikan dengan tokoh yang terdapat pada cerita. Penggunaan wayang kreasi di kelas sangat mudah dan sederhana tidak seperti wayang kulit yang membutuhkan blencong, kelir dan lain-lain untuk pertunjukkan. Siswa hanya perlu duduk dibangkunya masing-masing sambil menyimak dan menyaksikan pertunjukan langsung. Untuk membuat sebuah wayang ini,


(43)

dibutuhkan alat dan bahan yang mudah di dapat serta biaya yang tidak mahal. Alat dan bahan pembuatan wayang kreasi adalah:

a. Alat

Alat yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Pensil 5)Penggaris

2) Lem kayu 6) Crayon

3) Gunting 7)Penghapus

4) Cutter 8) palu

b. Bahan

Bahan yang di pakai adalah sebagai berikut: 1) Kertas Karton

2) Bambu 3) Kain 4) Paku pines

c. Procedur pembuatan wayang kreasi

Adapun prosedur pembuatan wayang ini adalah sebagai berikut: a. Membuat desain gambar muka tokoh pada Correl draw b. Menempel gambar muka tokoh pada karton tebal

c. Membuat gambar badan dan kaki kemudian mengguntingnya d. Memaku potongan karton dengan bambu

e. Mengukur potongan kain untuk pakaian pada desain tokoh pada karton f. Mengelem kain dengan desain gambar tokoh tunggu sampai kering g. Memberi 2 bambu kecil untuk digunakan sebagai penggerak tangan.


(44)

h. Dihias agar menarik wayang siap diguanakan.

Gambar 1. Media Wayang Kreasi

Kelebihan dan kekurangan media wayang kreasi ini adalah a. Kelebihan Wayang Kreasi

Kelebihan media wayang sebagai media pembelajaran adalah mengarahkan siswa untuk berkomunikasi, menggugah emosi dan sikap siswa, memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi dan membantu memahami teks siswa yang lemah dalam membaca (Ngadino, 2009). Dalam jurnal internasional yang ditulis Ayesha Ashfaq (2009) menyatakan bahwa puppet is one of the best depiction of any issue which is hundred times more effectivethan the description in words. Artinya, wayang adalah salah satu penggambaran terbaik dari setiap masalah yang seratus kali lebih efektif dibandingkan dengan deskripsi dalam kata-kata. Wayang sebagai alat peraga mempunyai peran penting dalam pembelajaran, terutama untuk menjelaskan rangkaian isi, bahan dalam suatu cerita


(45)

ataupun materi mengandung makna. Kekuatan wayang kreasi untuk mempengaruhi pikiran siswa terletak pada perhatian sungguh-sungguh yang dapat dibangkitkan secara tajam melalui gambar-gambar tokoh cerita yang diperagakan seperti wayang. Wayang merupakan sumber informasi yang dapat dicerna melalui visual yang kuat. Peserta didik lebih berminat melihat wayang guna memperoleh informasi dari objek yang diinginkan, daripada harus membaca atau mendengarkan saja.

Wayang kreasi memberikan dampak emosional, sehingga siswa dapat memberikan respons terhadap materi yang disajikan. Penggunaan wayang kreasi dalam media pembelajaran menumbuhkan minat belajar dan motivasi siswa untuk mengerti tentang apa yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut menunjukkan bahwa wayang kreasi bisa menjadi sarana dalam pembelajaran guna memotivasi siswa agar dapat berpikir efektif dan efisien. Wayang kreasi sebagai suatu alat untuk menyampaikan pembelajaran sesuai dengan usia siswa kelas rendah. Selain itu kelebihan wayang kreasi menurut Bachtiar bahri(2005: 55) antara lain,

1) Wayang kreasi ini mampu sebagai alat penunjang pembelajaran.

2) Wayang kreasi ini merupakan suatu kesenian lokal yang dikreasikan sesuai dengan usia pemahaman siswa.

3) Wayang kreasi ini dapat juga digunakan sebagai hiburan bagi siswa sehingga siswa tidak jenuh ketika dalam proses pembelajaran.

4) Wayang kreasi disukai oleh siswa.


(46)

6) Alat dan bahan yang di gunakan untuk membuat wayang kreasi mudah dan tidak mahal.

b. Kelemahan Wayang Kreasi

Selain memiliki kelebihan, wayang kreasi ini juga memiliki kelemahan atau kekurangan. Kelemahan media wayang menurut bachtiar bahri(2005: 65) diantaranya adalah:

1) Membutuhkan waktu yang lama untuk persiapan penggunaan media ini. 2) Membutuhkan tempat yang memadai untuk memperagakannya.

3) Membutuhkan set tempat yang sesuai dengan jalan cerita. 4) Membutuhkan properti yang lain selain wayang itu sendiri.

Kelemahan dan kelebihan yang dimiliki oleh wayang kreasi ini dirasa sesuai untuk digunakan sebagai media atau alat penunjang pemahaman perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa kelas rendah. Melalui media pembelajaran ini diharapkan peningkatan pemahaman siswa secara signifikan.

6. Implementasi Media Wayang Kreasi dalam Pembelajaran

Implementasi Media wayang kreasi dalam pembelajaran pemahaman perilaku hidup bersih dan sehat dalam penelitian. Pengguanaan media wayang dalam pembelajaran dapat membantu mengkongkritkan isi materi melalui gambar tokoh cerita yang digambarkan melalui bentuk wayang (Bachtiar Bahri, 2005: 33). Selain itu pengguaan media wayang juga dapat menarik perhatian siswa sehingga siswa dapat lebih memahami isi materi. Cara mengguanakan media wayang dalam pembelajaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah dibuat. Petunjuk penggunaan media wayang kreasi dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:


(47)

a. Menyiapkan media yaitu wayang kreasi dan teks cerita.

b. Membagi anggota kelompok untuk memerankan setiap tokoh wayang.

c. Membaca teks cerita sesuai urutan cerita dan memeragakannya dengan wayang kreasi.

d. Memeragakan wayang harus sesuai isi teks cerita dengan menggerakkan tangan wayang saat bicara dan berpindah tempat ketika berjalan.

e. Si peraga harus memeragakan wayang dengan penuh ekspresi. f. Peragaan selesai ketika teks cerita sudah habis.

Langkah-langkah implementasi media wayang kreasi dalam pembelajaran perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) materi tema kesehatan adalah:

a. Menyiapkan media

b. Membuka pelajaran dengan salam c. Pemberian motivasi

d. Apersepsi

e. Menyampaikan tujuan pembelajaran: perilaku hidup bersih dan sehat

f. Siswa di berikan pembelajaran PHBS menggunakan media wayang. Wayang digerak-gerakkan untuk memainkan peran. Akan lebih baik jiga guru bisa mengeluarkan suara yang berbeda-beda sesuai tokoh.

g. Siswa berdiskusi memeragakan cerita yang terdapat materi PHBS dengan wayang kreasi.

h. Siswa bersama guru memberikan kesimpulan dari pembelajaran yang telah berlangsung.


(48)

j. Siswa bersama guru melakukan refleksi k. Menutup pembelajaran.

C. Kajian tentang Karakteristik Siswa Kelas II SD

Siswa merupakan subjek dalam sistem pendidikan yang selanjutnya di proses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan di sekolah dasar merupakan dasar penaman perilaku baik sehingga nantinya dapat berguna bagi nusa dan bangsa. Untuk itu anak sekolah dasar harus di berikan pendidikan yang sesuai dengan tahap perkebangannya. Jean Piaget (dalam Ahmad Susanto, 2013: 77) mengemukakan tahap perkembangan kognitif dimana anak kelas II SD (7-9 Tahun) berada pada tahap oprasional kongrit artinya dalam pembelajaran memahi suatu materi jika menggunakan media wayang siswa akan memahami isi materi. Menurut Syamsu Yusuf (2004:180) menyatakan bahwa pada uisa 6 sampai 13 tahun siswa sekolah dasar dapat menyesuiakn diri dengan teman sebaya maupun dengan lingkungan sekitarnya. Pada usia ini anak harus selalu diberilakn pendidikan tentang perilaku-perilaku baik. Untuk itu guru harus selalu memberikan pendidikan berperilaku-perilaku baik dengan sebaik –baiknya.

D. Hasil Belajar Siswa 1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan aktivitas mental dan emosional dalam upaya terbentuknya perubahan perilaku. Belajar menurut Sudjana (2008:28) adalah proses ditandai dengan adanya perbuahan-perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan


(49)

pengetahuan, pemahamannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek individu. Menurut Hamalik (2010:16) belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang berkat pengalaman dan pelatihan. Purwanto (2008:84) belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidakdapat dijelaskan dasar kecenderungan respons pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang. Kurnia Inggridwati (2008:3) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses kegiatan mental pada diri seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif individu dengan lingkungannya, sehingga menghasilkan perubahan yang relatif menetap/bertahan dalam kemampuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, yang diperoleh perubahan perilaku sebagai hasil belajar terjadi secara sadar, bersifat kontinu, relatif menetap, dan mempunyai tujuan terarah pada kemajuan yang progresif.

Dengan demikian, yang dimaksud belajar pada penelitian ini adalah kegiatan mental dan psikis maupun fisik, yang berlangsung dalam interaksi aktif yang menghasilkan perubahan. Sedangkan perubahan yang diharapkan adalah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, kecakapan, kebiasaan maupun sikap mental.

2. Tipe Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2008:49), tujuan pendidikan yang ingin dicapai dalam suatu pengajaran terdiri dari 3 macam yaitu: bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga aspek tersebut merupakan suatu kesatuan yang tidak


(50)

terpisahkan yang harus nampak sebagai hasil belajar. Sudjana (2008:50-54) juga mengemukakan unsur-unsur yang terdapat dalam ketiga aspek pengajaran adalah sebagai berikut.

a. Tipe hasil belajar bidang kognitif

Tipe ini terbagi menjadi 6 poin, yaitu tipe hasil belajar:

1) Pengetahuan hafalan (knowledge), yaitu pengetahuan yang sifatnya faktual. Merupakan jembatan untuk menguasai tipe hasil belajar lainnya.

2) Pemahaman (conprehention), kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep.

3) Penerapan (aplication), yaitu kesanggupan menerapkan dan mengabtraksikan suatu konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru, misalnya memecahkan persoalan dengan menggunakan rumus tertentu.

4) Analisis, yaitu kesanggupan memecahkan, menguasai suatu intergritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur atau bagian yang mempunyai arti.

5) Sintesis, yaitu kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi satu integritas.

6) Evaluasi, yaitu kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan pendapat yang dimilikinya dan kriteria yang dipakainya.

b. Tipe hasil belajar afektif

Beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar dari yang sederhana ke yang lebih kompleks yaitu:


(51)

1) Receiving atau attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk masalah situasi dan gejala.

2) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulus dari luar.

3) Valuing atau penilaian, yakni berhubungan dengan nilai dan kepercayaan terhadap stimulus.

4) Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam system organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai lainnya dan kemantapan prioritas yang dimilikinya.

5) Karakteristik nilai atau internalisasi, yakni keterpaduan dari semua nilai yang dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya

c. Tipe hasil belajar bidang psikomotor

Hasil belajar bidang psikomotorik tampak dalam bentuk ketrampilan, kemampuan bertindak individu. Ada 6 tingkatan ketrampilan yaitu:

1) Gerakan refleks yaitu ketrampilan pada gerakan tidak sadar. 2) Ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar.

3) Kemampuan perseptual termasuk di dalamnya membedakan visual, adaptif, motorik, dan lain-lain.

4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan keharmonisan dan ketetapan. 5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari dari ketrampilan sederhana sampai pada


(52)

6) Kemampuan yang berkenaan dan komunikasi non decorsive seperti gerakan

ekspresif, interpretatif, tetapi terpadu secara utuh yang dapat diukur melalui tes formatif.

Taksonomi Anderson

1. Ranah Kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). menurut Anderson (2010: 43), segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir yang hirarki mulai dari jenjang terendah sampai jenjang yang tertinggi.yang meliputi 6 tingkatan:

a. Mengingat (C1) b. Memahami(C2) c. Mengaplikasikan(C3) d. Menganalisis(C4) e. Mengevaluasi(C5) f. Mencipta(C6)

Adapun kata kerja operasional setiap tingkatan ranah kognitif terlampir pada lampiran 13 halaman 212.

2. Ranah Afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap dan nilai. menurut Anderson (2010: 49) Ada beberapa kategori dalam ranah afektif sebagai hasil belajar yaitu:


(53)

b. Merespon (A2) c. Menghargai (A3) d. Mengorganisasi(A4) e. Karekterisasi(A5)

Adapun kata kerja operasional setiap tingkatan ranah afektif terlampir pada lampiran 13 halaman 213.

3. Ranah Psikomotor

Ranah Psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skiil) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. menurut Anderson (2010: 57) Adapun kategori dalam ranah psikomotor yaitu:

a. Meniru (P1) b. Memanipulasi (P2) c. Presisi (P3)

d. Artikulasi (P4) e. Naturalisasi (P5)

Adapun kata kerja operasional setiap tingkatan ranah Psikomotor terlampir pada lampiran 13 halaman 213.

E. Kajian Penelitian yang Relevan

1. Adha Dyah Ikasari. 2014. Dengan judul efektifitas Pengguanaan Media Wayang Terhadap Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Jawa di Kelas V SDN Brongkol Godean Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan skor rata-rata tes sebelum menggunakan media wayang adalah 63,92 berbeda


(54)

jauh dengan skor rata-rata tes sesudah menggunakan media wayang kulit yaitu 87,74. Peningkatan skor ini diperoleh dari hasil tes siklus I dan siklus II, skor klasikal siswa meningkat sebesar 25% dari 53% (prasiklus) menjadi 78% (siklus I). Siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 10% dari 78% (Siklus I) menjadi 87,74% (siklus II). Kesimpulan Media wayang dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa Jawa.

2. Putri Mulyani Ralma Sari. 2016. Penigkatan Kemampuan Menyimak intensif dengan Menggunakan Media Wayang Kartun pada Siswa Kelas V B SDN Karangrejo 03 Jember. Hasil penelitian menunjukkan skor rata-rata tes sebelum menggunakan media wayang kulit adalah 63,92 berbeda jauh dengan skor rata-rata tes sesudah menggunakan media wayang kulit yaitu 80. Peningkatan skor ini diperoleh dari hasil tes siklus I dan siklus II, skor klasikal siswa meningkat sebesar 30% dari 43% (prasiklus) menjadi 73% (siklus I). Siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 7% dari 73% (Siklus I) menjadi 80% (siklus II). Kesimpulan Media wayang dapat meningkatkan kemampuan menyimak intensif siswa kelas V B.

Dari kedua penelitian diatas walaupun sama-sama menggunakan media wayang dan sama-sama berhasil digunakan untuk meningkatkan hasil belajar namun terdapat perbedaaan dengan penelitian ini. Perbedaanya yaitu peningkatan hasil belajar yang digunakan tidak hanya meliputi aspek kognitif saja melainkan juga aspek adektif dan psikomotor khususnya pada mata perilaku hidup bersih dan sehat materi tema kessehatan pada siswa kelas II SD Negeri Tegal Panggung.


(55)

F. Kerangka Berpikir

Kegiatan pembelajaran yang digunakan oleh guru yang dipakai di SD Tegal Panggung lebih banyak duduk di kursi, mendengarkan penjelasan guru, dan mengerjakan soal latihan secara mandiri, siswa kurang merespon guru saat memberikan pertanyaan, siswa takut untuk bertanya atau berpendapat, dan kurangnya interaksi siswa dengan siswa lain berkaitan dengan pembelajaran. Selain itu saat pembelajaran siswa acuh dengan perilaku hidup dan bersih di dalam kelas dan luar kelas. Contoh perilaku siswa diantaranya adalah menggigit pensil dan pulpen, bermain dengan meremuk-remuk kapur dikasihkan ke muka temannya, bermain sisa rautan pensil, bermain/berglimpangan dilantai, tidur dilantai, tidak memakai sepatu, makan dikelas tanpa cuci tangan, membuang sampah kertas dan plastic dikelas, kelas kotor, tidak ada yang membersihkan kelas/piket dll

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masih sangat kurang. Siswa perlu mendapatkan pembelajaran tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) agar pemahaman siswa tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi meningkat. Dengan demikian, guru perlu merancang pembelajaran yang bervariasi, menarik dan melibatkan siswa secara aktif tentang perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS). Salah satu caranya adalah melalui Media Wayang Kreasi. Media wayang kreasi adalah kreasi dari wayang yang di buat menggunakan kertas dan kain berupa tokoh-tokoh untuk menyampaiakn materi pembelajaran perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Aktivitas siswa dalam pembelajaran menjadi lebih bervariasi, karena media ini disukai oleh siswa dan dapat mengkongkritkan materi pembelajaran. Apabila


(56)

siswa suka dengan media wayang tersebut maka siswa akan mengerti isi atau pesan yang disampaikan dalam pembelajaran jadi siswa akan mampu melakaukan hal-hal atau perilaku baik yang ada pada isi pembelajaran tersebut. Penggunaan media wayang kreasi diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk lebih jelasnya, kerangka pikir yang dikemukakan diatas dapat dilihat dalam bagan berikut:

Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan media wayang kreasi dapat meningkatkan pemahaman perilaku hidup bersih dan sehat pada materi tema kesehatan siswa kelas II A di SDN Tegal Panggung tahun ajaran 2017.

Tindakan

Guru menerapkan media wayang kreasi dalam pembelajaran PHBS materi tema kesehatan. Tahapan yang dilakukan guru menerapkan pembelajaran; pembukaan, motivasi, apersepsi, pembelajaran dengan media wayang kreasi, kesimpulan, evaluasi dan penutup

Kondisi Akhir

Melalui media wayang kreasi dapat meningkatkan pemahaman siswa pada aspek kognitif, afektif, psikomotor pada materi perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) tema kesehatan.

Kondisi Awal

Pembelajaran kurang variatif dan siswa mengalami masalah PHBS. Guru belum menggunakan media yang membuat siswa aktif dalam pembelajaran PHBS tema Kesehatan

Pemahaman dan perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS) masih sangat kurang


(57)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran (Suharsimi Arikunto, 2010: 96). Penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara partisipasif dan kolaboratif. Dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi dan bekerjasama dengan guru kelas II A SD N Tegal Panggung. Secara partisipsif peneliti bersama guru melaksanakan penelitian tindakan kelas secara tahap demi tahap. Bersifat partisipasif artinya melibatkan guru dalam penelitiannya sendiri, dan bersifat kolaboratif artinya melibatkan orang-orang lain (rekan-rekan) sebagai bagian dari suatu penelitian yang hasilnya dapat dimanfaatkan bersama (Hanzah B.Uno, dkk 2011: 62). Peran guru dan peneliti adalah sejajar, artinya guru juga berperan sebagai peneliti selama penelitian berlangsung. Inti penelitian ini terletak pada tindakan yang dibuat kemudian diuji cobakan dan dievaluasi.

Tujuan diadakannya penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa meningkat. (Zaenal Aqib, 2009: 3). Penelitian tindakan kelas ini pada dasarnnya dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas atau proses pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi lokasi penelitian dilaksanakan yaitu meningkatkan Pemahaman perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada materi tema kesehatan di kelas II A SD N Tegal Panggung dengan menggunakan media wayang kreasi.


(58)

B. Waktu, Tempat dan Setting Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2016/2017, yakni pada bulan Maret 2017. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan.

2. Tempat Penelitian

Adapun tempat yang digunakan untuk penelitian ini adalah SD Negeri Tegal Panggung Kota Yogyakarta, DIY. Kelas II A yang terdiri dari 22 siswa.

3. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap. Adapun tahap pelaksanaan penelitian ialah sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan

Tahap perencanaan meliputi penyusunan dan pengajuan proposal, pengajuan izin penelitian, serta penyusunan instrumen dan perangkat penelitian. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017- Maret 2017.

b. Tahap pelaksanaan

Peneliti melaksanakan penelitian pada bulan Maret 2017. Pelaksanaan penelitian dimulai dari pelaksanaan test Prasiklusyang bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa sebelum pemberian tindakan. Selanjutnya, tahap pelaksanaan adalah tahap pemberian tindakan dengan menggunakan media wayang kreasi. Pada penelitian ini, pemberian tindakan dilaksanakan sebanyak dua siklus, setiap siklus dua pertemuan.


(59)

Tahap penyelesaian meliputi pengolahan data dan analisis data yang telah diperoleh selama penelitian, serta penyusunan laporan penelitian yang dimulai pada bulan Maret 2017.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II A SD N Tegal Panggung yang berjumlah 22 siswa, terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Objek dalam penelitian ini adalah peningkatan pemahaman perilaku hidup bersih dan sehat pada tema kesehatan menggunakan media wayang kreasi.

D. Deinisi Operasional

Untuk menghindari salah pengertian atau salah tafsir tentang makna istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan makna definisi operasional sebagai berikut:

1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tema Kesehatan dalam pembelajaran PHBS di sekolah yaitu sekumpulan perilaku yang dipraktikkan semua warga sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit dan meningkatkan kesejahteraan serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sekolah sehat.

Materi pembelajaran perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah pada tema kesehatan yang di kaji adalah:

1) Akibat tidak mencuci tangan 2) Makanan sehat di kantin sekolah 3) Memberantas jentik-jentik nyamuk 4) Tidak merokok di sekolah


(60)

5) Kamar mandi yang sehat 6) Olahraga teratur

7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan 8) Membuang sampah pada tempatnya

2. Media Wayang Kreasi

Media wayang kreasi adalah kreasi wayang yang di buat menggunakan kertas bambu dan kain yang berupa tokoh-tokoh untuk menyampaikan materi pembelajaran. Petunjuk penggunaan media wayang kreasi dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

g. Menyiapkan media yaitu wayang kreasi dan teks cerita.

h. Membagi anggota kelompok untuk memerankan setiap tokoh wayang.

i. Membaca teks cerita sesuai urutan cerita dan memeragakannya dengan wayang kreasi.

j. Memeragakan wayang harus sesuai isi teks cerita dengan menggerakkan tangan wayang saat bicara dan berpindah tempat ketika berjalan.

k. Si peraga harus memeragakan wayang dengan penuh ekspresi. l. Peragaan selesai ketika teks cerita sudah habis.

E. Desain Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari siklus-siklus, dimana siklus kedua merupakan perbaikan dari siklus pertama dan seterusnya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Rancangan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart dengan tahapan alur sebagai berikut:


(61)

Gambar 3. Alur Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto, 2013: 16)

Keterangan: Siklus I:

a. Perencanaan I

b. Tindakan I dan Observasi I c. Refleksi I

Siklus II:

a. Perencanaan II dari refleksi siklus I b. Tindakan II dan Observasi II c. Refleksi II

Dalam pelaksanaan PTK pada model Kemmis dan Mc Taggart terdapat 4 tahap penting, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation) dan refleksi (reflecting). Keempatnya harus terencana sebaik mungkin agar pelaksanaan penelitian dapat terlaksana dan mendapat hasil yang sesuai dengan keinginan peneliti. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan


(62)

pemahaman siswa kelas II SD N Tegal Panggung pada perilaku hidup bersih dan sehat menggunakan media wayang kreasi. Pada penelitian ini dilakukan beberapa tahapan pelaksanaan. Adapun tahapannya sebagai berikut :

a. Perencanaan (planning)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah menyusun rancangan yang akan dilakukan sesuai dengan pertemuan masalah dan gagasan awal. Penyusunan tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman siswa dengan cara peneliti dan kolabolator merencanakan apa saja yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah. Sebelum melakukan rencana tindakan, peneliti melakukan beberapa langkah untuk mengetahui kondisi awal siswa sebelum diberi tindakan agar dapat berjalan dengan lancar dan sesuai tujuan yang diinginkan. Langkah-langkah tersebut meliputi:

1) Peneliti melakukan observasi kepada siswa dan guru untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada siswa terkait dengan perilaku hidup bersih dan sehat.

2) wawancara kepada siswa dan guru untuk mengetahui masalah yang terjadi pada siswa tentang permasalahan tentang PHBS pada tema kesehatan, Pembelajaran tentang PHBS, dan media wayang Kreasi.

3) Mengkonfirmasikan masalah yang terjadi di kelas IIA SDN Tegal Panggung terkait dengan PHBS kepada guru dan dosen pembimbing.

Langkah selanjutnya, peneliti mempersiapkan instrumen dan teknik pelaksanaan tindakan yang akan diberikan kepada siswa untuk mendukung kelancaran tindakan penelitian. Peneliti berkoordinasi dengan guru dan dosen untuk


(63)

mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar observasi dan lembar tes yang akan digunakan dalam tindakan penelitian. Materi yang digunakan dalam penelitian ini menyesuaikan dengan materi yang disampaikan oleh guru. Materi yang akan disampaikan adalah PHBS pada materi tema kesehatan.

b. Pelaksanakan (action)

Pada tahap ini, peneliti melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan media wayang kreasi seperti yang telah direncanakan. Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Dalam pelaksanaannya pembelajaran akan bersifat fleksibel, artinya pembelajaran akan mengikuti perubahan-perubahan yang ada tanpa menghilangkan prosedur dalam pembelajaran mengunakan media wayang kreasi yang telah direncanakan sebelumnya. Adapun tahap-tahap pekasanaan yang terlampir pada Rencana Pelaksnaan Pembelajaran (RPP).

c. Pengamatan (observing)

Pengamatan dilakukan selama pelaksanaan tindakan sebagai upaya mengetahui jalannya pembelajaran. Dalam melaksanakan observasi peneliti dibantu oleh pengamat lain yaitu guru kelas dan rekan penelitian yang ikut mengamati jalannya proses pembelajaran berdasarkan pedoman observasi keterlaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan oleh peneliti.

d. Refleksi

Refleksi ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan yaitu dengan cara melakukan penilaian terhadap proses yang telah dilakukan. Refleksi dilakukan berdasarkan hasil pengamatan dan digunakan untuk


(1)

Analisis Hasil Perolehan Skor Pengamatan Aspek Afektif Siklus II

No

SIKLUS I

RATA-RATA

� � �� �4 KETERANGAN PEMB

I

PEMB II

1 13 14 13,5 2,70 BAIK

2 15 17 16 3,20 BAIK

3 16 16 16 3,20 BAIK

4 17 17 17 3,40 SANGAT BAIK

5 11 12 11,5 2,30 CUKUP

6 13 13 14,5 2,90 BAIK

7 15 17 16 3,20 BAIK

8 10 11 10,5 2,10 CUKUP

9 18 18 18 3,60 SANGAT BAIK

10 11 13 12 2,40 BAIK

11 14 14 14 2,80 BAIK

12 18 18 18 3,60 SANGAT BAIK

13 16 16 16 3,20 BAIK

14 14 17 15,5 3,10 BAIK

15 15 15 15 3,00 BAIK

16 16 18 17 3,40 SANGAT BAIK

17 16 16 16 3,20 BAIK

18 13 13 13 2,60 BAIK

19 10 11 10,5 2,10 CUKUP

20 11 14 12,5 2,50 BAIK

21 17 17 17 3,40 SANGAT BAIK

22 14 15 14,5 2,90 BAIK

Rentang Nilai Hasil Belajar Afektif

No Skor Predikat

1. Skor ≤ 1,33 Kurang (K)

2. 1,33 < Skor ≤ 2,33 Cukup (C)

3. 2,33 < Skor ≤ 3,33 Baik (B)


(2)

Lampiran 13. Taksonomi Anderson

Taksonomi Anderson Ranah Kognitif Menging

at

Memaha mi

Menerapkan Menganalis is

Menilai Menciptaka n Memilih Mengura ikan Mendefi nisikan Menunju kkan Memebri table Mendaft ar Menemp atkan Memada nkan Menging at Menama kan Menghil angkan Menguti p Mengena li Menentu kan menyata kan Menggolo ngkan Mempera hankan Membeda kan Menerang kan Memberi contoh Menggam barkan Mengaitk an Menjabar kan Merangku m Menerjem ahkan Membuat ungkapan Menerapkan Menentukan Menggenera lisasikan Memperkira kan Mengelola Mengatur Menyiapkan Menghasilk an Memproduk si Memilih Membuat sketsa Menganalis is Mengatego rikan Membandi ngkan Membedak an Mengungg ulkan Mendevere nsasikan Menyimpul kan Membagi Merinci mensurvei Menghargai Mempertim bangkan Mengkritik Mempertah ankan Membandin gkan Mengkontr uksi Mengkomb inasikan Menciptaka n Mendesain Merancang Mengemba ngkan Membuat Memprodu ksi


(3)

Taksonomi Anderson Ranah Afektif Menerim

a

Merespon Menghargai Mengorganisasika n Karakterisasi Mengiku ti Menganu t Mematuh i Meminat i Menyenagi Menyambut Mendudkun g Menyutujui Menampilka n Melaporkan Memilih Mengatakan menolak Mengasumsika n Meyakini Meyakinkan Memperjelas Memprakarsai Menyumbang menekankan Mengubah Menata Mengkombinasik an Mempertahankan Memadukan Mengelola Menegosiasi Merembuk Membiiasakan Mengubah perilaku Berakhlak mulia Mengkualifika si Melayani

Taksonomi Anderson Ranah Psikomotor

Imitasi Manipulasi Presisi Artikulasi Naturalisasi Meniru Mengiku ti Mereplik asi Mengula ngi Mencipkan kembali Membangun Menunjukkan Melaksanakan Mengimplementa sikan Mendemontras ikan Melengkapi Mempertunjuk kan Menyempurna kan Mengkalibrasi Mengontrol Mengkontruksi kan Memecahkan Mengkombinas ikan Mengkoordinas ikan Mengadaptasi mengembangka n Merancang Menspesifi kasi mengelola


(4)

Lampiran 14: Dokumentasi Penelitian

DOKUMENTASI PENELITIAN

Tahap Gambar Kegiatan

PRA Siklus

Gambar 1.Guru dan peneliti membagikan soal pra siklus

Gambar 2. Siswa mengerjakam soal prasiklus Siklus I

Pertemuan 1


(5)

Gambar 4.Siswa berdiskusi Siklus I

Pertemuan 2

Gambar 5. siswa berdiskusi


(6)

Siklus II Pertemuan 1

Gambar 7. Siswa berdiskusi dengan bimbingan guru

Gambar 8. Siswa mengerjakan Tes siklus Siklus II

Pertemuan 2


Dokumen yang terkait

Gaya Hidup Fitness ( Study Etnografi Tentang Gaya hidup Fitness Di Lubuk Pakam)

6 98 127

Hubungan Pengetahuan dan Sikap siswa Sekolah Dasar (SD) tentang Sanitasi Dasar dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Kota Medan Tahun 2011

13 117 114

Hubungan Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga Dengan Perilaku Hidup Bersih Sehat Pada Keluarga Di Desa Simalingkar Kecamatan Pancurbatu

3 49 85

Pelaksanaan Program UKS dan Kebiasaan Hidup Bersih Sehat Murid Kelas VI SD RA Kartini Kota Tebing Tinggi

4 88 58

Hubungan Pendidikan Kesehatan Dengan Perilaku Hidup Sehat Remaja Di Smu Darussalam Medan

3 77 8

Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

5 109 108

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada Siswa SMP Muhammadiyah 1 Kartasu

0 7 11

PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di Institusi Pendidikan MATERI PHBS

1 2 50

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA TATANAN SEKOLAH TERHADAP PENGETAHUAN PHBS SISWA KELAS IV DAN V DI SD NEGERI NGEMPLAK SURAKARTA.

0 0 11

PERAN PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT(PHBS) SISWA KELAS ATAS SD N 1 KESUGIHAN KECAMATAN KESUGIHAN KABUPATEN CILACAP.

0 5 122