keterampilan proses psikomotor yang akan digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa berupa tes dan non tes pada mata pelajaran IPS. Ketiga
aspek diatas akan di aplikasikan dengan menggunakan media audio visual yang akan dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran pada siklus sesuai dengan
bentuk Penelitian Tindakan Kelas.
C. Karakteristik Siswa Kelas V SD
Siswa kelas V SD berada pada masa kanak-kanak akhir. Hal ini sama seperti pernyataan Wiyani 2013: 70 peserta didik yang berada pada periode
Sekolah Dasar berada dalam periode late childhood atau akhir masa kanak- kanak, yaitu kurang lebih berada pada rentang usia antara enam tujuh tahun
hingga tiba saatnya peserta didik menjadi individu yang matang secara seksual sekitar usia tiga belas tahun. Pada usia 67 tahun – 910 tahun, biasanya
mereka masih duduk di kelas rendah, yaitu kelas I, II, dan III Sekolah Dasar. Sedangkan, usia 910 tahun- 1213 tahun, biasanya mereka sudah duduk di
kelas tinggi, yaitu kelas IV, V, dan VI. Pada usia-usia tersebut, anak sudah cukup matang untuk menempuh
pendidikan di SD. Tahun awal masa kanak-kanak akhir yaitu saat anak mulai duduk di kelas I Sekolah Dasar, anak mengalami masa transisi dari masa
kanak-kanak awalnya dengan segala karakteristik sebelumya. Pada masa ini siswa mengalami pengalaman baru yang mengakibatkan perubahan dalam
sikap, nilai, dan perilaku. Masa transisi akan kembali terjadi pada setahun atau dua tahun terakhir pada masa kanak-kanak akhir. Siswa akan kembali
mengalami perubahan sikap, nilai, dan perilaku menuju persiapan fisik dan
psikologis ke masa remaja Pertumbuhan fisik cenderung lebih stabil hingga sebelum anak memasuki masa remaja dimana pertumbuhan fisik sangat pesat
Izzaty dkk.,2008: 105. Masa ini dapat diisi dengan kegiatan belajar untuk mengasah keterampilan yang dimiliki oleh siswa. Izzaty dkk 2008: 105
mengatakan, kebutuhan untuk selalu bergerak perlu bagi anak karena energi yang tertumpuk pada anak perlu penyaluran. Pada masa ini, anak-anak
memiliki energi yang berlebih. Anak perlu diarahkan untuk menyalurkan kebutuhan bergerak aktifnya dengan melakukan kegiatan fisik yang dapat
mengembangkan kestabilan tubuh dan kestabilan gerak, misalnya melalui: permainan dan olahraga. Kegiatan tersebut dapat melatih koordinasi tubuh
yang bermanfaat bagi peningkatan berbagai keterampilan. Apabila dilihat dari kemampuan kognitif Jean Piaget, siswa kelas V SD
berada pada tahapan pemikiran operasional konkret. Menurut Piaget, operasi konkret adalah aktivitas mental yang dilakukan pada objek-objek dan
peristiwa-peristiwa nyata atau konkret yang dapat diukur. Siswa kelas V belum dapat berpikir abstrak, seperti bagaimana proses pertukaran udara
ataupun peristiwa fotosintesis. Siswa dapat sedikit berpikir sedikit abstrak dengan didahului pengalaman konkret, contoh: untuk mengetahui proses
pencernaan dilakukan melalui pengamatan terhadap media gambar sistem pencernaan. Kemampuan untuk melakukan penambahan, pengurangan,
pengurutan, serta klasifikasi telah berkembang dengan perkalian sederhana dan pembagian.
Berdasarkan pembahasan-pembahasan tersebut, disimpulkan bahwa siswa kelas V Sekolah Dasar yang berada pada kisaran usia 9-10 tahun telah
memasuki tahap operasional konkret. Siswa belum mampu berpikir abstrak, namun siswa sudah mampu sedikit berpikir abstrak bila didahului pengalaman
konkret atau nyata. Perkembangan kemampuan kognitif mendorong perkembangan kemampuan bahasa.
D. Penelitian yang Relevan